Quantcast
Channel: hayalan tak bertepi
Viewing all 76 articles
Browse latest View live

Akhirnya tresome Pun Jadi Kenyataan

$
0
0


Setelah menulis thread yang berjudul "*Apakah threesome ini akan jadi kenyataan ?* " pada tanggal 30 November 2007 yang lalu di forum ini, akhirnya tadi malam 3some yang aku inginkan pun jadi kenyataan. Wouuww…wonderfull Tonight. Berhubung tadi malam adalah First Experience kami, maka mohon maaf kalau tidak ada foto yang bisa aku suguhkan dihadapan rekan2 semua. Tapi aku coba menceritakannya melalui tulisan saja. Biar bisa sharing gitu.

Diawali oleh salah seorang rekan forum ini yang PM ke aku. Sejak itu kami saling PM. Mendekati tanggal yang ditentukan, kami pun mulai menjalin komunikasi via HP dan chat via YM. 2 hari sebelum hari H, aku minta rekan ini ber phone seks ria dengan isteri ku pada malam hari. Tapi kayaknya isteri ku tidak begitu tertarik mendengar suara rekan ini. " Terlalu berwibawa " Kata isteri ku

Tapi aku terus minta isteri untuk melakukannya. Isteri pun mengangguk dengan satu syarat yakni, jika nanti orangnya tidak sesuai dengan keinginan isteri, maka 3some dinyatakan batal. ( Emangnya di Pengadilan ). Perlahan namun pasti isteri mulai welcome. Cuma sayang, lagi horny2 nya, ternyata pulsa rekan ini habis ditengah jalan. Katanya sih rekan ini langsung bersolo karir saja. Maklum ia lagi diluar kota. Sedangkan aku dan isteri " keep going " aja.
Tibalah waktu yang ditentukan. Tepat pukul 19.00 tadi malam aku dan isteri sudah sampai di hotel tempat rekan ini menginap. Jujur aja, aku agak deg…deg..an juga. Apalagi isteri ku. Tapi untunglah kami berhasil menguasai keadaan.

"George ? " Sapa rekan ini ketika kami sampai di loby hotel. Rupanya rekan ini telah lebih dulu menunggu kami.

"…… ? ( maaf, nama rekan ini aku sembunyikan ) " Tanya ku membalas
Kami bersalaman. Obrolan pun kami lanjutkan sambil BBQ di halaman belakang hotel. Tentu saja aku mencari tempat duduk diposisi tengah, supaya rekan ini dan isteri saling berhadapan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikiran rekan ini pada saat BBQ. Ternyata pandai juga dia menyimpan fikirannya dari aku. Padahal aku jagonya membaca fikiran orang. He..he..he. Pandangan ku kemudian beralihkan ke isteri ku. Sepertinya isteri welcome sekali setelah melihat rekan ini. Berarti Klop lah sudah dan berarti tidak ada kata " Batal "

Selesai BBQ hujan pun turun. Ternyata hujan bersahabat banget dengan kami. Ditunggunya kami selesai BBQ baru turun. Kami bertiga masuk ke kamar. Ngobrol sebentar. Sejak masuk kamar, rekan ini sudah tidak bisa lagi menyembunyikan fikirannya dari aku. Kayaknya ia ingin langsung menerkam isteri ku. Tatapannya begitu tajam kepada isteri ku . Segera ku minta isteri untuk mengganti pakaian yang lebih seksi warna hitam kesukaanku. Untuk tindakan preventif, aku pun mematikan semua lampu. Bahkan sebelumnya aku berusaha mensterilkan ruangan dari kamera yang tersembunyi. Sorry bro, gua berterus terang !! Ternyata aman. ( mudah2an begitu )

Selesai mengganti pakaian yang lebih seksi, isteri ku pun duduk di pinggir tempat tidur. Ternyata rekan ini langsung mengambil posisi duduk disamping kiri isteri ku. Wah..wah..sudah tidak sabar lagi dia rupanya. He..he..he. Ia pun merangkul isteri ku. Isteri kemudian menyandar di pundaknya. Aku yang sejak tadi duduk di depan isteri, tentu saja segera pindah duduk ke samping kanan isteri.

Show time . . . .!! Aku mulai dengan mengelus pundak isteri dan kemudian melumat bibirnya dengan hangat. Sementara rekan ini hanya mengelus-elus tubuh isteri ku saja. Puas melumat bibir isteri ku, kemudian isteri ku segera mendekatkan bibirnya ke bibir rekan ini. Woww..mereka telah saling melumat. Sejak menikah, inilah pertama kalinya aku melihat isteri berciuman dengan lelaki lain. Ada kenikmatan tersendiri bagi ku. Lama sekali mereka berciuman. "Ohhh…oohhh…" Isteri ku mulai mengeluarkan erangan kenikmatannya. Kemudian isteri ku berpindah menciumi bibirku dan bibir rekan ini bergantian. Sementara kedua tangan isteri ku merangkul leher kami berdua.

Aku dan rekan ini kemudian berpindah menjilati putting isteri ku. "Ooooohhhhh….." Erangan isteri ku semakin kencang. Pertanda ia sedang merasakan nikmat yang luar biasa. Payudara isteri ku terasa keras sekali, beda dari biasa-biasanya. Sambil menjilat, kami meremas payudara isteri ku. Ditengah kegelapan kamar, ternyata aku melihat tangan kiri isteri ku sudah duluan meremas k****l rekan ini meski dari luar celana jeans nya. Aku tersenyum dalam hati. Sementara tangan rekan ini mulai meraba miss V isteri ku. Sesekali jarinya dimasukannya ke celah-celah CD isteri ku. Ku biarkan saja ia melakukannya, sementara aku masih bermain di payudara isteri ku.

Rekan ini merebahkan tubuh isteri ku ke ranjang, ia sendiri naik ke atas tubuh isteri ku setelah menanggalkan seluruh pakaiannya. Bibir mereka kini saling melumat, sementara isteri ku tak henti-hentinya mengeluarkan erangan kenikmatannya. "Ooooh…Ohhh…. " Isteri ku mulai membuka paha nya lebar-lebar memberi kesempatan kepada rekan ini untuk lebih dekat dengan tubuhnya. Puas melumat bibir isteri ku , kemudian lumatannya turun ke payudara. Ia tampak lahap menjilati payudara isteri ku. Sesekali dipelintirnya putting nya, digigitnya.
Isteri ku sampai terengah-engah dibuatnya. Isteri ku jadi tambah menggelepar-gelepar ketika jilatan rekan ini turun ke selangkangan isteri ku. Tanpa merasa bersalah, ( He..he..he ) ia pun melorot kan CD isteri ku. Dengan penuh kenikmatan dan tanpa bersuara, ia mulai menjilati miss V isteri ku cukup lama. Tubuh isteri ku berguncang-guncang hebat. Sementara erangan kenikmatanya tidak pernah berhenti hingga bibirnya sampai membentuk huruf O. Aku sengaja membiarkan mereka berdua, karena aku merasakan sensasi tersendiri melihat pemandangan ini. Aku mengambil posisi duduk di kursi sambil mengelus-elus k****l ku.
Puas memandang mereka, aku segera mengambil posisi di bagian kepala isteri ku. Dengan lahapnya isteri ku menangkap kemaluanku dan mulai menjilati seluruh batang k****l ku. Disedotnya seluruh batang kemaluanku dalam keadaan tubuhnya berguncang. Sementara rekan ini terus saja menjilati miss V isteri ku yang memang plontos, bersih dari rambut. Aku dan isteri memang tidak suka bagian vital ditumbuhi rambut. Karena kami sangat peduli dengan kebersihan.

Kayaknya rekan ini sudah tidak sabar lagi ingin mengeksekusi isteri ku. Ia berdiri bersiap hendak menancapkan k****l nya ke kemaluan isteri ku yang memang sudah basah dan siap untuk diterobos. Tentu saja aku segera memberinya kondom pengaman yang memang sudah ku siap kan dari rumah. Beli lho..bukan buatan sendiri, he..he..he Dengan sigap ia pun menyarungkan kondom ke kemaluannya. Blessss….. k****l nya ini kini sudah masuk ke miss V isteri ku. Benar-benar pemandangan yang indah. Bila selama ini aku hanya melihat orang lain ML melalui film2 porno, kini aku menyaksikan langsung. Rekan ini mulai menggenjoti tubuh isteri ku. K****l nya keluar-masuk didalam liang senggama isteri ku. Tubuh Isteri ku semakin berguncang hebat. Dalam keadaan berguncang, isteri ku tetap melayani tubuhku. Sedotannya di k****l ku semakin menjadi-jadi.

" Aahh…oohh….aahh….oohhh… " isteri ku tak henti-hentinya mengerang kenikmatan " Ooohhh….. " Aku pun ikut mengeluarkan erangan.

Tanganku mulai meremas-remas payudara isteri ku, sementara rekan ini terus menggenjoti tubuh isteri ku tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Kayaknya ia lagi fokus. Isteri ku benar-benar hebat malam ini. Ia sanggup melayani 2 orang laki-laki sekaligus.
Setelah cukup lama menggenjoti tubuh isteri ku, tiba-tiba "Aaaaahhhhhhhhhh…..!!!! " rekan ini mengeluarkan suara erangan yang cukup keras dan panjang. Ada apa gerangan ? Ternyata rekan ini telah orgasme terlebih dahulu. Ia telah menyemprotkan cairan kenikmatannya didalam lubang kenikmatan isteri ku meski k****l nya dibaluti kondom. Tubuhnya mulai lemas, sementara aku dan isteri masih dalam posisi ON.

Kini tinggal aku dan isteri. Aku pun mengambil peran untuk mengeksekusi isteri ku. Ku angkat tubuh isteri ku hingga ke pinggir tempat tidur. Kubiarkan kepalanya terjuntai diluar tempat tidur, mulai dari pundak hingga kaki saja yang berada di atas tempat tidur. Wooww…isteri ku bagaikan sebongkah daging yang siap untuk dinikmati. Blesssssss….. k****l ku kini sudah menerobos masuk kedalam lubang kenikmatan isteri ku. Bener-bener basah didalam nya. Tapi nikmatnya luar biasa. Aku mulai menggenjot tubuh isteri ku. Tubuhnya berguncang-guncang diatas matras yang lembut. Ku nikmati seluruh tubuh isteri ku. Genjotan ku semakin ku percepat.

" Ooohh…sayang…nikmat….kamu benar-benar hebat…" Erangan isteri ku menambah birahi ku.

Sementara aku menggenjot tubuh isteri ku dari atas tempat tidur, tak berapa lama kemudian rekan ini berinisiatif untuk duduk di karpet sambil menopang kepala isteri ku yang dalam keadaan terjuntai. Kira-kira apakah ia hanya akan menopang saja ? Olala…!! ternyata ia tidak hanya menopang kepala isteri ku saja, tetapi ia malah melumat kembali bibir isteri ku sedalam-dalamnya. Terdengar suara kecipak-kecipung suara air dari dalam mulut mereka berdua. Isteri ku semakin menggelepar-gelepar saja. Seperti kesetanan aku terus mempercepat genjotan ku pada lubang kenikmatan tubuh isteri. Nafsu ku semakin bertambah saja melihat mereka saling melumat.

"Ohhh…ooohh….. " Aku terus mengerang. Rasanya sebentar lagi aku akan segera menumpahkan cairan kenikmatan ku. Segera ku percepat eksekusi ini dan Croottt…ccrroott.. Sperma ku tumpah diatas tubuh isteri ku.

" Aaahh… nikmaatttttt… " Aku mengerang sementara tubuh ku kejang-kejang menahan rasa nikmat yang luar biasa.

Aku memang tidak mau menumpahkan sperma ku ke dalam liang kenikmatan isteri ku setiap kali kami ML, karena kami sedang ber KB meski isteri ku menggunakan alat kontrasepsi.
Lemas sudah badan ku rasanya, meski nafsu ku masih terus membara. Aku pun segera bersih-bersih di kamar mandi. Kubiarkan saja mereka ngobrol diatas tempat tidur. Aku hanya ingin tahu apakah aku cemburu apa tidak. Ternyata jawabannya adalah aku tidak cemburu karena 3some ini adalah keinginanku sendiri.

Kami pun istirahat sejenak sambil ngobrol2. Jam telah menunjukan pukul 20.40 WIB. " Masih sempet satu ronde lagi nih " Gumam ku dalam hati. Karena aku dan isteri sepakat hanya sampai pukul 21.30 WIB saja.

Malam semakin dingin, ronde kedua pun segera kami mulai dengan teknik yang berbeda Jam telah menunjukan pukul 20.40 WIB. Diluar hujan masih juga turun. Namun dinginnya udara malam ini tidak terasa dari dalam kamar hotel. Karena memang sengaja AC kamar dimatikan.
" Masih sempat satu ronde lagi " Pikir ku. Memang aku dan isteri sepakat bahwa 3some malam ini dengan rekan dari DS ini hanya sampai pukul 21.30. WIB. Sebab setelah ini kami harus menjemput kedua orang anak kami yang kami titipkan sama eyang nya.

Didalam keremangan kamar, aku melihat isteri ku sedang berbaring seorang diri di atas tempat tidur. Meski ia sedang berselimut, aku tahu bahwa ia hanya mengenakan handuk. Sebab sehabis bersih-bersih setelah ronde pertama tadi ia tidak lantas mengenakan baju hitam seksinya. Aku dan rekan ini duduk di kursi sambil memandang keluar jendela. Kutatap dalam-dalam isteri ku. Malam ini ia kelihatan begitu cantik dan seksi. Rasa cinta ku kepada isteri ku semakin bertambah saja. Aku sangat yakin bahwa isteri ku pasti sedang tidak memakai CD atau Bra dibalik handuk mini yang sedang membaluti tubuhnya. Bisa kubayangkan betapa indah nya pemandangan didalam sana. Entah apa yang dipikirkannya. Mungkinkah ia sedang menikmati pengalaman pertama 3some ini ? atau mungkin ia sedang menunggu sentuhan-sentuhan hangat berikutnya dari 2 orang laki-laki yang ada di depannya ?

Aku tidak sanggup lagi menahan gejolak nafsuku. Ku hampiri isteri ku dari sisi sebelah kanannya dan ku raba kedua kakinya yang indah, putih dan mulus. Wow..dingin sekali kedua kakinya. Namun terasa begitu lembut. Segera saja ku tarik selimut untuk menutupi kedua kakinya agar terasa hangat. Ku biarkan beberapa saat agar ia bisa menghangatkan kedua kakinya sebelum melanjutkan aksi berikutnya.

" Masih sanggup untuk aksi berikutnya sayang ? " Tanya ku dengan lembut " Waktu kita masih ada sekitar 50 menit lagi " Ujar ku lagi " Mmhh…boleh juga " Jawab isteri ku sambil tersenyum
Tentu saja waktu yang singkat ini tidak aku biar begitu saja karena setiap detiknya begitu berharga. Pelan-pelan aku berbaring disamping kanan isteri ku. Aku pun mulai membelai rambutnya sambil sesekali menciumi keningnya. Ciuman ku perlahan turun ke pipi. Ketika aku sedang mencium kedua pipi isteri ku, ku lihat rekan ini bangkit dari duduknya dan berjalan kearah tempat tidur. Ternyata ia mengambil posisi berbaring disisi kiri isteri ku. Kini istri ku sudah dalam keadaan berbaring dengan diapit oleh 2 orang laki-laki yang sebentar lagi siap menjamah tubuhnya.

Ternyata nafsu telah menguasai kami bertiga. Isteri ku melumat bibirku dalam-dalam. Nafasnya mulai naik turun. Payudaranya kembali mengeras. Sementara rekan ini mulai membuka handuk yang sejak tadi membaluti tubuh isteri ku. Dengan mudah dan leluasa tangannya meraba-raba selangkangan isteri ku karena memang tidak memakai CD. Isteri ku mulai mengeluarkan lenguhannya. " Ooooohhh….."

Ciuman isteri ku kemudian berpindah ke bibir rekan ini, sementara selangkangannya sampai turun naik mengikuti sentuhan rekan ini. Semakin lama goyangannya semakin cepat seiring dengan desahannya yang semakin keras. Isteri ku tampak begitu bernafsu. Aku sangat yakin bahwa isteri ku sangat menikmati ciuman dari rekan ini. Karena setiap kali berciuman mereka membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan aku. Tapi aku sangat menyukai cara mereka melumat. Benar-benar hangat. Sementara erangan isteri ku semakin bertambah keras. Puas berciuman dengan rekan ini, ciuman isteri ku kembali berpindah ke bibir aku. Isteri ku benar-benar pemuas nafsu kami malam ini.

Namun baru sebentar kami saling melumat, ciuman isteri ku sudah berpindah lagi ke bibir rekan ini. " Oooooh….ooohhh….." Isteri ku terus mengerang penuh kenikmatan. Isteri ku yang sejak awal tadi dalam keadaan terlentang, ternyata selanjutnya malah memilih memiringkan dirinya ke arah rekan ini. Artinya ia dalam posisi membelakangi aku. Bisa ditebak bahwa selanjutnya isteri ku melingkarkan tangannya ke punggung rekan ini sambil terus saling melumat bibir. Sementara kaki kanannya naik ke atas kaki rekan ini. Lumatan mereka seakan tidak pernah lepas. Beberapa kali terlihat isteri ku melepaskan ciumannya lantas menarik nafas, lalu membuka mulutnya lebar-lebar dan kembali melumat bibir rekan ini dengan gerakan yang cepat. Sementara matanya terus menatap bibir rekan ini. Suara kecipak kecipung air terdengar dari dalam mulut mereka berdua. Lumatan isteri ku selanjutnya turun ke pentil susu rekan ini. Isteri ku tampak bernafsu sekali menjilati pentil susu rekan ini.

Dari gerakan isteri ku selanjutnya aku mengetahui bahwa isteri ku ingin sekali naik ke atas tubuh rekan ini. Namun tampak nya isteri ku ragu-ragu. Mungkin ia tidak ingin menyakiti hati ku. Tapi terus terang aku malah semakin bernafsu saja dengan gerakannya ini. Sebab pada permainan pertama tadi isteri ku berada di posisi bawah. Ku dorong tubuh isteri ku ke atas tubuh rekan ini. Dalam sekejap saja isteri ku sudah berada diatasnya. Kembali mereka saling melumat, menjilat dan meraba. Kedua tangan rekan ini tampak meremas-remas pantat isteri ku, sesekali berpindah ke payudara isteri ku. Melihat kenyataan ini tentu saja aku segera menyodorkan kondom yang telah aku siapkan. Permainan mereka terhenti sejenak. Kembali ia berbaring dan isteri ku kembali duduk diatas rekan ini. Tangannya berusaha mencari k****l rekan ini yang sudah berdiri tegak untuk segera dibimbingnya masuk kedalam lubang kenikmatannya yang sudah basah. Padahal seharusnya hanya aku yang bisa menikmatinya. Tapi itulah namanya manusia, penuh dengan misteri yang tidak terjangkau dengan lokiga berfikir.

Blesssss….!!! K*****l rekan ini kini telah berada didalam lubang kenikmatan isteri ku. Isteri ku tampak tersenyum sesaat ke arah rekan ini. Kembali isteri ku merebahkan dirinya ke tubuh lelaki ini. Untuk kesekian kalinya bibir mereka kembali saling melumat, kecipak-kecipung kembali terdengar suara air dari dalam mulut mereka berdua. Sementara tubuh isteri ku berguncang-guncang akibat gerakan k*****l rekan ini didalam lubang kenikmatan isteri ku.
" Ooogghhh…!!!, terus sayang…terus…ayo terus…nikmaaat…" Suara isteri ku tampak memacu libido lelaki ini. Padahal tubuh mulus dan lembut isteri ku selalu terguncang dibuatnya. Aku yang sejak tadi memperhatikan permainan mereka berdua hanya bisa mengelus-elus kemaluanku yang sudah mengacung dengan keras. Sesekali ku kocok penis ku. Bahkan tidak jarang pula aku sibakkan rambut isteri ku karena mengganggu pemandanganku ketika melihat mereka saling melumat. Kini isteri ku memindahkan lumatan bibirnya ke bibir ku, sementara pantatnya naik turun akibat goyangan k****l lelaki ini didalam pepeknya. Oh…kini isteri ku sedang melayani dua lelaki sekaligus. Begitu nikmatnya. Puas melumat bibirku, istri ku kembali menjilat-jilat pentil susu lelaki ini. Nafsu isteri ku begitu membara. Suara erangan nikmat tidak henti-hentinya keluar dari mulut isteriku.

Aku segera bangkit dari tempat tidur dan menuju kamar mandi. Aku hendak buang air kecil. Sementara ku biarkan lelaki ini menikmati tubuh isteri ku diruangan yang berbeda. Didalam kamar mandi, dengan jelas aku mendengar suara erangan dan desahan isteri ku. Mereka seakan-akan berpacu dengan nafsu mereka sendiri. Aku jadi tambah merangsang dibuatnya. Ku kocok k****l ku didalam kamar mandi sekitar 5 menit lamanya. Tapi karena tidak puas, akhirnya aku kembali ke kamar. Ketika keluar dari kamar mandi aku berdiri sejenak. Aku lihat pantat isteri ku berguncang dengan keras di atas tubuh lelaki ini. "Oh…oh…oh…woww…wouww.." Isteri ku terus mengeluarkan erangan kenikmatannya

Tentu saja aku jadi tambah birahi dibuatnya. Aku segera naik ketempat tidur dan ku lepaskan k****l lelaki ini dari lubang kenikmatan isteri ku. Kini isteri ku dalam posisi nungging dan siap untuk menerima k****l ku masuk kedalam vaginanya.

Blessss….!!!! Kali ini giliran k****l ku yang bermain didalam lubang kenikmatannya. Tentu saja tanpa menggunakan kondom. Kini k*****l ku bergerak keluar masuk dari dalam lubang vagina isteri ku yang sangat basah dan becek. Mungkin isteri ku sudah orgasme berkali-kali. Berbeda dari lelaki ini, aku menggerakkan k****l ku dengan tempo lambat namun dengan hentakan yang kuat. Sehingga setiap kali aku menghentakkan k***l selalu keluar kata " Woow..! " dari mulut isteri ku. Cukup lama aku memainkan teknik seperti ini. Melihat lelaki ini "menganggur" isteri ku berinisiatif untuk mengocok k***l lelaki ini dengan tempo yang cepat. Sementara bibir isteri ku terus menjilati putting susu dan bibir lelaki ini. Sesekali mereka saling melumat.
Selanjutnya ku biarkan lelaki ini menikmati lubang kenikmatan isteri ku. Tubuhnya kembali berguncang seperti semula. Ku remas sepasang payudara isteri ku dengan kedua tanganku. Aku berdiri diatas tempat tidur dan sejurus kemudian aku naik kan dagu isteri ku hingga ia lebih mendengak ke atas. Lehernya terlihat tegang. Dalam posisi seperti ini ku lumat bibir isteri ku dalam-dalam. Tak lupa aku keluarkan air liurku cukup banyak dan ku pindahkan kedalam mulut isteri ku. Isteri ku pun selanjutnya menelan seluruh air liurku. Kami selalu melakukan ini ketika kami sedang bercumbu.

"Ooggghhhh….!!! " Kini giliran aku yang mengerang kenikmatan. Puas melakukan ini aku pun berbaring ditempat tidur sambil memperhatikan permainan mereka berdua.
Tubuh isteri ku terus bergoyang dengan suara desahan, erangan dan jeritan yang bertubi-tubi keluar dari mulutnya. Sepertinya kini giliran isteri ku yang berperan menaik turunkan pantatnya. Sementara lelaki ini hanya menikmati goyangan hebat isteri ku saja. Sesekali isteri ku memaju mundurkan pantatnya dan sesekali berputar-putar. Sesekali ia tertawa sambil mencoba menggoda lelaki ini. Kiranya lelaki ini tampak letih. Ha..ha..ha

"Oooooooogghhhh…..!!!!! Suara erangan yang keras dan panjang pun keluar dari mulut rekan ini. Aku yakin bahwa lelaki ini pasti sudah memuncratkan air mani nya ke dalam kondom yang menyarungi k****l nya meski sedang berada didalam lubang kenikmatan isteri ku. Tapi kayaknya ia berpura-pura sedang tidak orgasme. Ia malah membiarkan saja isteri ku memompa tubuhnya . Isteri ku kayaknya tidak menyadari hal ini. Terbukti isteri ku terus saja memompa. " Anda sudah keluar ? " Tanyaku kepada lelaki ini " Iya, aku sudah keluar " Jawabnya

Mendengar jawaban ini, isteri ku pun berhenti memompakan rasa nikmatnya. Segera isteri ku mencabut k****l lelaki ini yang sejak tadi bersarang didalamnya.

Isteri ku kini berbaring terlentang disampingku dan siap untuk melayani nafsuku sepenuhnya. Dibukanya pahanya lebar-lebar dan mempersilahkan k****l ku untuk menerobos masuk ke lubang kenikmatannya. Blesss…dalam sekejap k****l kembali berada didalamnya. Tak lupa pula isteri ku melingkarkan kedua kakinya di punggung ku. Kini tubuh isteri ku berguncang seirama dengan hentakanku dan mental kembali keatas akibat tertahan per matras yang terasa lembut dan selanjutnya disambut kembali oleh enjotan ku. Isteri ku benar-benar hebat malam ini. Ia benar-benar menjadi wanita yang pantas untuk dinikmati lelaki seperti aku.
Sejenak ku hentikan goyangan ku. Kedua tangan isteri ku yang sejak tadi melingkar di leher ku, segera saja ku pindahkan di atas kepalanya. Sehingga kelihatanlah bagian belakang lengan tangan serta ketiak nya yang putih dan bersih tanpa ditumbuhi rambut. Dengan posisi seperti ini sepasang payudara milik isteri ku terlihat lebih nyembul keluar. Sangat pas untuk ku remas, pelintir, kujilat dan ku gigit putingnya. Sesekali ia menjerit kecil akibat gigitan ku. Ia benar-benar pasrah malam ini. Tiba-tiba isteri ku menarik kepala ku ke bawah. Ada apa gerangan ? Olala ternyata ia ingin menjilati telingaku sampai kedalam-dalamnya. Terdengar dengan jelas suara air liur isteri ku. Aku merasakan geli dan nikmat yang luar biasa karenanya. Isteri ku memang pandai membangkitkan birahi ku.

Aku memang paling suka ganti-ganti style ketika sedang mencumbui isteri ku. Dalam keadaan selangkangannya terbuka lebar, aku coba menekan paha putih dan mulus milik isteri ku lebih ke bawah. Sehingga kemaluannya tampak lebih menyembul ke atas. Ku cubit-cubit bibir kemaluan isteri ku. Woouww…Aku bagaikan anak kecil yang memiliki mainan baru. Puas mencubit bibir kemaluannya kembali aku menggenjot tubuh mulus isteri ku untuk beberapa waktu lamanya.
Kulihat rekan ini hanya memperhatikan kami berdua yang sedang mereguk kenikmatan dari tubuh kami masing-masing. Aku tidak tahu apakah rekan ini dalam keadaan letih karena telah menikmati tubuh isteri ku sebanyak dua kali atau ia masih punya tenaga untuk ronde berikutnya. Yang jelas aku meminta lelaki ini untuk kembali melumat bibir isteri ku.
" Ayo bro, kamu lumat donk bibir isteri ku " Ajak ku kepada rekan ini
Dengan cepat ia pun bangkit dari duduknya dan dengan sigapnya bibirnya menerkam bibir isteri ku. Kini bibir mereka kembali bertemu dan saling melumat entah untuk yang keberapa kalinya. Sementara itu kedua tangan isteri ku memegang kepala lelaki ini. Dengan piawainya tangan lelaki ini meremas-remas payudara isteri ku. Karena sedang dilayani oleh dua orang lelaki dalam waktu yang bersamaan, tentu saja erangan isteri ku semakin lebih keras lagi. Akibatnya aku semakin lebih terangsang. Rasanya tidak lama lagi aku akan segera memuntahkan cairan hangat dari kemaluanku. Benar saja. Crroottt…ccrroott…ccrroott….!!! Air mani ku pun tumpah cukup banyak dan kental di atas perut isteri ku. Sebagiannya malah muncrat tepat mengenai bagian wajah isteri ku dan sebagiannya mengenai payudarara isteri ku.
Ohh… tubuhku benar-benar lemes dibuatnya. Aku pun terkapar disamping isteri ku. Tak lama kemudian aku pun pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Didalam kamar mandi aku mendengar isteriku dan lelaki ini saling berbincang-bincang. Entah apa yang dibicarakan mereka. Yang jelas aku mendengar isteri ku terkadang tertawa kecil dibuatnya. Aku pun tersenyum sendiri di kamar mandi.

Jam telah menunjukan pukul 21.30 WIB Usai sudah permainan 3some kami malam ini. Aku dan isteri benar-benar puas. Kami pun pamit pulang. Hujan pun reda

= TAMAT =


Akibat Fantasi Gila Suamiku

$
0
0


Namaku Yulia dan biasa dipanggil dengan Lia, aku sudah menikah kira-kira 3 tahun. Saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga, meskipun sempat kuliah di sebuah perguruan tinggi. Sedikit gambaran fisik tentang diriku, umur saat ini 25 tahun, berkulit putih, berambut lurus sepundak, dengan payudara yang sekal, tinggi 155 cm, berat 45 kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun sintal. Pinggulnya serasi dengan bentuk badan dan kedua bongkahan pantatku yang indah. Secara umum, cukup seksi..

Telah lama suamiku mempunyai fantasi untuk melakukan aktifitas seks threesome atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain. Biasanya, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan fantasinya. Fantasi yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku. Sekedar informasi, aku memang mempunyai gairah seks yang sangat tinggi, sementara di sisi lain, suamiku biasanya cuma sanggup ejakulasi satu kali, belum lagi ukuran penisnya yang pas-pasan. Setelah ejakulasi, meskipun sekitar satu jam kemudian penisnya bisa ereksi lagi, umumnya dia merasa lelah dan tidak bergairah, mungkin akibat beban pekerjaan yang cukup berat. Karenanya, biasanya ketika aku minta agar bisa mencapai orgasme berikutnya, paling banter dia melakukannya dengan tangan, atau membantu bermasturbasi dengan dildo.

Walaupun demikian selama ini aku berusaha untuk bisa merasa puas dengan cara tersebut.Setelah sekian lama dia mempunyai fantasi tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah aku mau merealisasikan fantasi tersebut. Pada awalnya aku kira dia cuma bercanda. Namun dia selalu mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya apakah dia serius. Dia jawab, “Ya aku serius!” Terus aku tanya lagi bahwa apakah nanti dia masih akan tetap sayang sama aku, dia jawab “Ya! aku akan tetap menyayangimu sepenuh hati, sama seperti sekarang.” Kemudian dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuatku bahagia dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya. Karena dengan melihat wajahku ketika mencapai orgasme, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya.

Di lain keadaan hal ini membawa dampak juga terhadap diriku. Secara terus terang aku pun terkadang merasa kurang mendapat kepuasan dalam hubungan suami istri. Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, terutama di pagi hari apabila malamnya kami melakukan hubungan intim dan suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna. Oleh karena itu suamiku membeli sebuah alat vibrator. Suamiku mengatakan alat itu mungkin secara tidak langsung dapat membantu kami untuk mendapatkan kepuasan dalam hubungan suami istri. Pada mulanya aku memakai alat itu sebagai simulator sebelum kami berhubungan badan. Akan tetapi lama kelamaan secara diam-diam aku sering pergunakan alat tersebut sendirian di pagi hari untuk menyalurkan hasrat kewanitaanku yang aku rasakan semakin meluap-luap.

Rupanya fantasi seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan sekadar fantasi saja akan tetapi dia sangat bersikeras untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu kenyataan. Selama ini suamiku terus membujukku agar aku mau membantunya dalam melaksanakan fantasinya. Apabila aku menolaknya atau tidak mau membicarakan hal tersebut. Gairah seks-nya pun semakin bertambah turun. Aku berpikir bahwa aku harus membantu suamiku walaupun merasa tidak enak. Oleh karena itu aku mengalah dan berjanji akan membantunya sepanjang aku dapat melakukannya dan kutegaskan kepada suamiku bahwa aku mau melakukan hal itu hanya untuk sekali ini saja.

“Aku telah mengundang Iyan untuk makan malam di sini malam ini,” kata suamiku di suatu hari Sabtu. Aku agak terkesiap mendengar kata-kata suamiku itu. Aku berfirasat bahwa suamiku akan memintaku untuk mewujudkan niatnya bersama dia, karena Iyan adalah salah seorang yang sering disebut-sebut oleh suamiku sebagai salah satu orang yang katanya cocok untuk diriku dalam melaksanakan fantasi seksual-nya. Memang selama ini sudah ada beberapa nama kawan-kawan suamiku maupun kenalanku sendiri yang disodorkan kepadaku yang dianggap cocok untuk melakukan hubungan seks denganku, salah seorangnya adalah Iyan. Akan tetapi sejauh ini aku masih belum menanggapi secara serius tawaran dari suamiku tersebut dan juga kebetulan kami tidak mempunyai kesempatan yang baik untuk itu.

Iyan adalah salah seorang mantanku semasa SMA dan suamiku pun kenal baik dengan dia. Secara terus terang memang kuakui juga penampilan Iyan tidak mengecewakan. Bentuk tubuhnya pun lebih kekar dan atletis dari tubuh suamiku. Walaupun Iyan adalah mantanku tetapi selama kami berpacaran dulu Iyan sama sekali tidak pernah menyentuhku, memang dulu kami tidak memiliki waktu luang untuk pacaran karena kami pacaran ketika menjelang EBTANAS, dan setelah itu sibuk masing masing untuk persiapan masuk universitas, kemudian putus.

Ketika Iyan datang, aku sedang merapikan wajahku dan memilih gaun yang agak seksi sebagaimana anjuran suamiku agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di kamar tidurku, kudapati gaun yang kukenakan terlihat agak ketat melekat di tubuhku sehingga bentuk lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Buah dadaku kelihatan menonjol membentuk dua buah bukit daging yang indah. Sambil mematut-matutkan diri di muka cermin akhirnya aku jadi agak tertarik juga memperhatikan penampilan keseluruhan bentuk tubuhku. Kudapati bentuk keseluruhan tubuhku masih tetap ramping dan seimbang. Buah dadaku yang subur juga kelihatan masih sangat kenyal dan berisi. Demikian pula bentuk pantatku kelihatan agak menonjol penuh dengan daging yang lembut namun terasa kenyal. Ditambah lagi kulitku yang memang putih bersih tanpa adanya cacat keriput di sana-sini membuat bentuk keseluruhan tubuhnya menjadi sangat sempurna.

Melihat penampilan keseluruhan bentuk tubuhku itu secara terus terang timbul naluri kewanitaanku bahwa aku bangga akan bentuk tubuhku. Oleh sebab itu aku berpikir pantas saja suamiku mempunyai imajinasi yang sedemikian terhadap laki-laki yang memandang tubuhku karena bentuk tubuhku ini memang menggiurkan selera kaum pria.Setelah makan malam suamiku dan Iyan duduk mengobrol di taman belakang rumahku dengan santai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir.

Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu benar-benar hanya tinggal kami bertiga saja di rumah. Kedua pembantuku yang biasa menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumah masing-masing. Ketika hari telah menjelang larut malam dan udara mulai terasa dingin tiba-tiba suamiku berbisik kepadaku. “Aku telah bicara dengan Iyan mengenai rencana kita. Dia setuju dan malam ini dia akan menginap di sini. Tapi walaupun demikian kau tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan hubungan seks dengannya apabila memang suasana hatimu memang belum berkenan, kuserahkan keputusan itu sepenuhnya kepadamu!” bisik suamiku selanjutnya.

Mendengar bisikan suamiku itu aku diam saja. Aku tidak menunjukkan sikap yang menolak atau menerima. Aku merasa sudah berputus asa bahkan aku merasa benar-benar nekat menantang kemauan suamiku itu. Aku mau lihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersetubuh dengan laki-laki lain. Apakah dia nanti tidak akan menyesal bahwa istrinya telah dinikmati orang lain? Atau setidak-tidaknya seluruh bagian tubuh istrinya yang sangat rahasia telah dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain.

Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan siap untuk pergi tidur. Secara demonstratif aku memakai baju tidur nylon yang tipis tanpa BH sehingga buah dadaku terlihat membayang di balik baju tidur itu. Ketika aku keluar kamar, baik suamiku maupun Iyan agak terhenyak untuk beberapa saat. Akan tetapi mereka segera dapat menguasai dirinya kembali dan suamiku langsung berkata kepadaku, “Ayo..!” kata suamiku dengan wajah yang berseri-seri dan semangat yang tinggi suamiku mengajak kami segera masuk ke kamar tidur.

Setelah lama terdiam akhirnya suamiku mengambil inisiatif dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh payudaraku dari luar daster. Mendapat tindakan demikian Iyan mulai mengelus-elus pahaku yang telah terbuka, karena dasterku telah terangkat ke atas.Dengan berpura-pura tenang aku segera merebahkan diri bertelungkup di atas tempat tidur. Sebenarnya aku tetap masih merasa risih tubuhku dijamah oleh seorang laki-laki lain apalagi aku dalam keadaan hanya memakai sehelai baju tidur nylon yang tipis dan tanpa BH. Akan tetapi kupikir aku harus berusaha tetap tenang agar keinginan suamiku dapat terwujud dengan baik.

Kemudian Iyan menarik tanganku dan meletakkannya di atas pangkuannya. Sementara itu bibirnya mulai menyusur leher dan belakang telingaku (bagian yang paling sensitif bagiku). Setelah itu suamiku berbisik di telingaku, inilah saat untuk merealisasikan fantasi kita. Sekarang Iyan mulai mengambil alih permainan selanjutnya. Aku langsung ditariknya, pelukannya dan tangannya yang satu langsung mendekap payudaraku yang sebelah kanan, sedangkan tangannya yang satu mengelus-elus punggungku sambil mulutnya melumat bibirku dengan gemas. Tangan Iyan yang berada di payudaraku disisipkan pada belahan daster yang terbuka dan mulai memelintir dengan halus ujung putingku yang telah mengeras.

Iyan mendorongku perlahan-lahan sehingga berbaring di ranjang. Jemarinya mulai meremas-remas payudaraku dan memilin-milin putingnya. Saat itu separuh tubuhku masih belum total terhanyut tetapi ternyata Iyan jagoan juga dan dalam waktu mungkin kurang dari 10 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum. Dan menghentikan aktivitasnya. Kini Iyan berusaha membuka baju tidurku belum selesai berpikir beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku dan merasakan hawa dingin AC di kulit pahaku yang berarti celana dalamku telah dilepas. Iyan menelanjangi diriku dengan seenaknya sampai aku benar-benar dalam keadaan bertelanjang bulat tanpa ada lagi sehelai benang pun yang menutupi tubuhku.

Aku hanya dapat memejamkan mata dan pasrah saja menahan perasaan malu bercampur gejolak dalam diriku ketika tubuhku ditelanjangi di hadapan suamiku sendiri. Kemudian dia menelentangi tubuhku dan menatap dengan penuh selera tubuhku yang telah berpolos bugil sepuas-puasnya. Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Seumur hidupku, aku belum pernah bertelanjang bulat di hadapan laki-laki lain apalagi dalam situasi seperti sekarang ini. Aku merasa sudah tidak ada lagi rahasia tubuhku yang tidak diketahui Iyan.

Secara reflek, dalam keadaan terangsang, aku mengusap-usap kemaluan Iyan yang telah tegang dari luar celananya. Bagian bawah celana Iyan terlihat menggembung besar. Aku mengira-ngira betapa besar kemaluan Iyan ini. Kemudian Iyan menarik tanganku ke arah resluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan tanganku memegang kemaluan Iyan yang telah tegang itu. Aku langsung tersentak ketika terpegang senjata Iyan yang tampaknya besar itu.

Suamiku kelihatan benar-benar menikmati adegan tersebut. Tanpa berkedip dia menyaksikan bagaimana tubuh istrinya digarap dan dinikmati habis-habisan oleh laki-laki lain. Sebagai seorang wanita normal keadaan ini mau tidak mau akhirnya membuatku terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan-jilatan Iyan di bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyat menahan arus birahi yang belum pernah kurasakan selama ini. Setelah beberapa saat mengelusnya, kemudian Iyan berdiri di hadapanku dan membuka celananya sehingga kemaluannya tiba-tiba melonjak keluar, seakan-akan baru bebas dari kungkungan dan sekarang dengan jelas terlihat.

Kini Iyan berada dalam keadaan bertelanjang bulat. Sehingga aku dapat menyaksikan ukuran alat kejantanan Iyan yang telah menjadi tegang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran alat kejantanan suamiku yang mungkin cuma setengahnya. Bentuknya pun agak berlainan.

Aku sangat terkejut melihat kemaluan Iyan yang sangat besar dan panjang itu. Kemaluan yang sebesar itu yang sepertinya hanya ada di film-film BF saja. Batang penisnya kurang lebih berdiameter 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut keriting yang lebat. Kulitnya agak tebal, terus ada urat besar di sisi kiri dan kanan yang terlihat seperti ada cacing di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kompak (ini istilahku!), penuh dan agak berkerut-kerut. Garis lubangnya tampak seperti luka irisan di kepala kemaluannya. Kemudian dia menyodorkan alat kejantanannya tersebut ke hadapan wajahku.

Sesaat aku menoleh ke arah suamiku, aku tidak menduga akan menghadapi penis yang sebesar itu. Aku mulanya juga agak ragu-ragu, tapi untuk menghentikan ini, kelihatannya sudah kepalang, karena tidak enak hati pada Iyan yang telah bersedia memenuhi keinginan kami itu.Secara reflek aku segera menggenggam alat kejantanannya dan terasa hangat dalam telapak tanganku. Aku memegangnya perlahan, terasa ada sedikit kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran genggamanku tampak tak tersisa memenuhi lingkaran batangnya. Aku tidak pernah membayangkan selama ini bahwa aku akan pernah memegang alat kejantanan seorang laki-laki lain di hadapan suamiku.

Dengan penuh keragu-raguan aku melirik kepada suamiku. Kulihat dia semakin bertambah asyik menikmati bagian dari adegan itu tanpa memikirkan perasaanku sebagai istrinya yang sedang digarap habis-habisan oleh seorang laki-laki lain, yang juga merupakan bekas pacarku. Dalam hatiku tiba-tiba muncul perasaan geram terhadap suamiku, sehingga dengan demonstratif kuraih alat kejantanan Iyan itu ke dalam mulutku menjilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan hisap sehebat-hebatnya.Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan nikmati alat kejantanan itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku. Kuluman dan hisapanku itu membuat alat kejantanan Iyan yang memang telah berukuran besar menjadi bertambah besar lagi.

Di lain keadaan dari alat kejantanan Iyan yang sedang mengembang keras dalam mulutku kurasakan ada semacam aroma yang khas yang belum pernah kurasakan selama ini. Aroma itu menimbulkan suatu rasa sensasional dalam diriku dan liang kewanitaanku mulai terasa menjadi liar hingga secara tidak sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap alat kejantanan itu lebih hebat lagi secara bertubi-tubi. Kuluman dan hisapanku yang bertubi-tubi itu rupanya membuat Iyan tidak tahan lagi. Dengan keras dia menghentakkan tubuhku dalam posisi telentang di atas tempat tidur. Aku pun kini semakin nekat dan pasrah untuk melayaninya.

Aku segera membuka kedua belah pahaku lebar-lebar. “Yan…” aku bahkan tidak tahu memanggilnya untuk apa. Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku, Iyan berbisik, “Ssttt… kamu diam saja, nikmati saja!” katanya sambil dengan kedua tangannya membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak tepat menghadap pinggulnya karena ranjangnya tidak terlalu tinggi. Itu juga berarti bahwa sekian saat lagi akan ada sesuatu yang akan menempel di permukaan kemaluanku. Benar saja, aku merasakan sebuah benda tumpul menempel tepat di permukaan kemaluanku. Tidak langsung diselipkan di ujung lubangnya, tetapi hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan bibirnya, membuat bibir-bibir kemaluanku terasa monyong-monyong kesana kemari mengikuti arah gerakan kepala kemaluannya. Tetapi pengaruh yang lebih besar ialah aku merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik gesekan itu.

Beberapa saat Iyan melakukan itu, cukup untuk membuat tanganku meraih tangannya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menanti puncak permainannya. Iyan menghentikan aktivitasnya itu dan menempelkan kepala kemaluannya tepat di antara bibir kemaluanku dan terasa bagiku tepat di ambang lubang kemaluanku. Aku benar-benar menanti tusukannya. Oh.. God… please! Tidak ada siksaan yang lebih membuat wanita menderita selain dalam kondisiku itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami, yang aku lihat cuma Iyan dan barangnya yang besar panjang. Ada rasa takut, ada pula rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos barang yang lebih besar, lebih panjang, “Ooouugghhh,” tak sabar aku menunggunya.

Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka ke kiri dan ke kanan bibir-bibir kemaluanku. Dan yang dahsyat lagi aku merasakan sebuah benda tumpul dari daging mendesak di tengah-tengah bentangan bibir itu. Aku mulai sedikit panik karena tidak mengira akan sejauh ini tetapi tentu saja aku tidak bisa berbuat apa-apa karena aku sendiri yang memulainya tadi dan juga aku sangat mengaguminya.Perlahan-lahan Iyan mulai memasukkan penisnya ke vaginaku. Aku berusaha membantu dengan membuka bibir vaginaku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit untuk penis sebesar itu masuk ke dalam lubang vaginaku yang kecil. Tangan Iyan yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangannya yang satu memegang batang penisnya yang diarahkan masuk ke dalam vagina.

Pada saat Iyan mulai menekan penisnya, aku menjerit tertahan, “Aduuhh… sakiiitt… Yann…, pelan-pelan… doong.” Iyan agak menghentikan kegiatannya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil nafas, kemudian Iyan melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan penisnya. Sementara itu batang kemaluan Iyan mulai mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam liang kemaluanku. Aku benar-benar tergial ketika merasakan kepala kemaluannya mulai melalui liang kemaluanku, diikuti oleh gesekan dari urat-urat batangnya setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Iyan sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.

Aku mulai merasakan perasaan penuh di kemaluanku dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya batang itu masuk ke dalam liangnya. Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Iyan ketika seluruh batang itu amblas masuk. Aku sendiri tidak mengira batang sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk seluruhnya. Rasanya seperti terganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak susah. Sesaat keherananku yang sama muncul ketika melihat film biru di mana adegannya seorang cewek berada di atas cowoknya dan bisa bergerak naik-turun dengan cepat. Padahal ketika seluruh batang kemaluannya yang besar itu masuk, bergerak sedikit saja terasa aneh bagiku. Sedikit demi sedikit aku mulai merasa nyaman.

Saat itu seluruh batang kemaluan Iyan telah amblas masuk seluruhnya di dalam liang kemaluanku. Tanpa sengaja aku terkejang seperti menahan kencing sehingga akibatnya seperti meremas batang kemaluan Iyan. Aku agak terlonjak sejenak ketika merasakan alat kejantanan Iyan itu menerobos ke dalam liang kemaluanku dan menyentuh leher rahimku. Aku terlonjak bukan karena alat kejantanan itu merupakan alat kejantanan dari seorang laki-laki lain yang pertama yang kurasakan memasuki tubuhku selain alat kejantanan suamiku, akan tetapi lebih disebabkan aku merasakan alat kejantanan Iyan memang terasa lebih istimewa daripada alat kejantanan suamiku, baik dalam ukuran maupun ketegangannya.

Selama hidupku memang aku tidak pernah melakukan hubungan seks dengan laki-laki lain selain suamiku sendiri dan keadaan ini membuatku berpikiran lain. Aku tidak menyangka ukuran alat kejantanan seorang laki-laki sangat berpengaruh sekali terhadap kenikmatan seks seorang wanita. Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belah pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Iyan erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Iyan. Saat itu kakiku masih menjuntai di lantai karpet kamar. Tanganku memegangi lengannya yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika Iyan menarik kemaluannya dan belum sampai tiga perempat panjangnya kemudian menghunjamkannya lagi dengan kuat. Aku nyaris menjerit menahan lonjakan rasa nikmat yang disiramkannya secara tiba-tiba itu.

Begitulah beberapa kali Iyan melakukan hujaman-hujaman ke dalam liang terdalamku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa nikmat yang amat banyak ke tubuhku. Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang kemaluanku menerima gesekan-gesekan dari urat-urat batang kemaluan Iyan yang seperti akar-akar yang menjalar-jalar itu. Biasanya suamiku kalau bersenggama semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Iyan seperti menemukan sebuah irama gerakan yang konstan tidak cepat dan tidak lambat.

Tapi anehnya justru bagiku aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit kemaluannya. Pada tahap ini, seperti sebuah tahap ancang-ancang menuju ke sebuah ledakan yang hebat, aku merasakan pahaku mulai seperti mati rasa seiring dengan semakin membengkaknya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.

Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kudapati suamiku agak ternganga menyaksikan bagaimana diriku disetubuhi oleh Iyan. Melihat penampilan suamiku itu, timbul kembali geram di hatiku, maka secara lebih demonstratif lagi kulayani permainan Iyan sehebat-hebatnya secara aktif bagaikan adegan dalam sebuah film biru. Keadaan ini tiba-tiba membuatku merasakan ada suatu kepuasan dalam diriku. Hal itu bukan saja disebabkan oleh kenikmatan seks yang sedang kualami bersama Iyan, akan tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan lain yaitu aku telah dapat melampiaskan rasa kesalku terhadap suamiku. Suamiku menghendakiku berhubungan seks dengan laki-laki lain dan malam ini kulaksanakan sepuas-puasnya, sehingga malam ini aku bukan seperti aku yang dulu lagi. Diriku sudah tidak murni lagi karena dalam tubuhku telah hadir tubuh laki-laki lain selain suamiku.

Setelah agak beberapa lama kami bergumul tiba-tiba Iyan menghentikan gerakannya dan mengeluarkan alat kejantanannya yang masih berdiri dengan tegar dari liang kenikmatanku. Kupikir dia telah mengalami ejakulasi dini. Pada mulanya aku agak kecewa juga karena aku sendiri belum merasakan apa-apa. Bahkan aku tidak merasakan adanya sperma yang tumpah dalam rahimku. Akan tetapi rupanya dugaanku salah, kulihat alat kejantanannya masih sangat tegar berdiri dengan kerasnya. Iyan menghentikan persetubuhannya karena dia meminta suamiku menggantikannya untuk meneruskan hubungan seks tersebut. Kini dia yang akan menonton diriku disetubuhi oleh suamiku sendiri.

Suamiku dengan segera menggantikan Iyan dan mulai menyetubuhi diriku dengan hebat. Kurasakan nafsu birahi suamiku sedemikian hebat dan bernyala-nyala sehingga sambil berteriak-teriak kecil dia menghunjamkan tubuhnya ke tubuhku. Akan tetapi apakah karena aku masih terpengaruh oleh pengalaman yang barusan kudapatkan bersama Iyan, maka ketika suamiku menghunjamkan alat kejantanannya ke dalam liang kenikmatanku, kurasakan alat kejantanan suamiku itu kini terasa hambar.

Kurasakan otot-otot liang senggamaku tidak lagi sedemikian tegangnya menjepit alat kejantanan itu sebagaimana ketika alat kejantanan Iyan yang berukuran besar dan panjang itu menerobos sampai ke dasar liang senggamaku. Alat kejantanan suamiku kurasakan tidak sepenuhnya masuk ke dalam liang senggamaku dan terasa lebih lembek bahkan dapat kukatakan tidak begitu terasa lagi dalam liang senggamaku yang kini telah pernah diterobos oleh sesuatu benda yang lebih besar.
Di lain keadaan mungkin disebabkan pengaruh minuman alkohol yang terlalu banyak, atau mungkin juga suamiku telah berada dalam keadaan yang sedemikian rupa sangat tegangnya, sehingga hanya dalam beberapa kali saja dia mengayunkan tubuhnya di atas tubuhku dan dalam waktu kurang dari satu menit, suamiku telah mencapai puncak ejakulasi dengan hebat. Malahan karena alat kejantanan suamiku tidak berada dalam liang kewanitaanku secara sempurna, dia telah menyemprotkan separuh spermanya agak di luar liang kewanitaanku dengan berkali-kali dan sangat banyak sekali sehingga seluruh permukaan kemaluan sampai ke sela pahaku basah kuyub dengan cairan sperma suamiku. Selanjutnya suamiku langsung terjerembab tidak bertenaga lagi terhempas kelelahan di sampingku.

Sementara itu aku masih dalam keadaan liar. Bagaikan seekor kuda betina binal aku jadi bergelinjangan tidak karuan karena aku belum sempat mengalami puncak ejakulasi sama sekali semenjak disetubuhi oleh Iyan. Oleh karena itu sambil mengerang-erang kecil aku raih alat kejantanan suamiku itu dan meremas-remasnya dengan kuat agar dapat segera tegang kembali. Akan tetapi setelah berkali-kali kulakukan usahaku itu tidak membawa hasil. Alat kejantanan suamiku malahan semakin layu sehingga akhirnya aku benar-benar kewalahan dan membiarkan dia tergolek tanpa daya di tempat tidur. Selanjutnya tanpa ampun suamiku tertidur dengan nyenyak dalam keadaan tidak berdaya sama sekali.

Aku segera bangkit dari tempat tidur dalam keadaan tubuh yang masih bertelanjang bulat menuju kamar mandi yang memang menyatu dengan kamar tidurku untuk membersihkan cairan sperma suamiku yang melumuri tubuhku. Kemudian tiba-tiba Iyan yang masih dalam keadaan bertelanjang bulat langsung memelukku dari belakang sambil memagut serta menciumi leherku secara bertubi-tubi. Selanjutnya dia membungkukkan tubuhku ke pinggir ranjang aku kini berada dalam posisi menungging. Dalam posisi yang sedemikian Iyan menyetubuhi diriku dari belakang dengan garangnya sehingga dengan cepat aku telah mencapai puncak ejakulasi terlebih dahulu. Begitu aku sedang mengalami puncak ejakulasi, Iyan menarik alat kejantanannya dari liang senggamaku, seluruh tubuhku terasa menjadi tidak karuan, kurasakan liang kenikmatanku berdenyut agak aneh dalam suatu gerakan liar yang sangat sukar sekali kulukiskan dan belum pernah kualami selama ini. Aku kini tidak dapat tidur walaupun barusan aku telah mengalami orgasme bersama Iyan.

Dalam keadaan yang sedemikian tiba-tiba Iyan yang masih bertelanjang bulat sebagaimana juga diriku, menarikku dari tempat tidur dan mengajakku tidur bersamanya di kamar tamu di sebelah kamarku. Bagaikan didorong oleh suatu kekuatan hipnostisme yang besar, aku mengikuti Iyan ke kamar sebelah. Kami berbaring di ranjang sambil berdekapan dalam keadaan tubuh masing-masing masih bertelanjang bulat bagaikan sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu. Memang saat itu aku merasa diriku seakan berada dalam suatu suasana yang mirip pada saat aku mengalami malam pengantinku yang pertama. Sambil mendekap diriku Iyan terus-menerus menciumiku sehingga aku kembali merasakan suatu rangsangan birahi yang hebat. Dan tidak lama kemudian tubuh kami kami pun udah bersatu kembali dalam suatu permainan persetubuhan yang dahsyat.
Tidak berapa lama kemudian Iyan membalikkan tubuhku sehingga kini aku berada di posisi atas. Selanjutnya dengan spontan kuraih alat kejantanannya dan memandunya ke arah liang senggamaku. Kemudian kutekan tubuhku agak kuat ke tubuh Iyan dan mulai mengayunkan tubuhku turun-naik di atas tubuhnya. Mula-mula secara perlahan-lahan akan tetapi lama-kelamaan semakin cepat dan kuat sambil berdesah-desah kecil. Sementara itu Iyan dengan tenang telentang menikmati seluruh permainanku sampai tiba-tiba kurasakan suatu ketegangan yang amat dahsyat dan dia mulai mengerang-erang kecil. Dengan semakin cepat aku menggerakkan tubuhku turun-naik di atas tubuh Iyan dan nafasku pun semakin memburu berpacu dengan hebat menggali seluruh kenikmatan tubuh laki-laki yang berada di bawahku.

Tidak berapa lama kemudian aku menjadi terpekik kecil melepaskan puncak ejakulasi dengan hebat dan tubuhku langsung terkulai menelungkup di atas tubuh Iyan. Setelah beberapa saat aku tertelungkup di atas tubuh Iyan, tiba-tiba dia bangkit dengan suatu gerakan yang cepat. Kemudian dengan sigap dia menelentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan mengangkat tinggi-tinggi kedua belah pahaku ke atas sehingga liang kenikmatanku yang telah basah kuyup tersebut menjadi terlihat jelas menganga dengan lebar. Selanjutnya Iyan mengacungkan alat kejantanannya yang masih berdiri dengan tegang itu ke arah liang kewanitaanku dan menghunjamkan kembali alat kejantanannya tersebut ke tubuhku dengan garang. Aku menjadi terhentak bergelinjang kembali ketika alat kejantanan Iyan mulai menerobos dengan buasnya ke dalam tubuhku dan membuat gerakan mundur-maju dalam liang senggamaku.

Aku pun kini semakin hebat menggoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan turun-naiknya alat kejantanan Iyan yang semakin lama semakin cepat menggenjotkan di atas tubuhku. Aku merasakan betapa liang kewanitaanku menjadi tidak terkendali berusaha menghisap dan melahap alat kejantanan Iyan yang teramat besar dan panjang itu sedalam-dalamnya serta melumat seluruh otot-ototnya yang kekar dengan rakusnya. Selama pertarungan itu beberapa kali aku terpekik agak keras karena kemaluan Iyan tegar dan perkasa itu menghujam lubang kemaluanku.

Akhirnya kulihat Iyan tiba juga pada puncaknya. Dengan mimik wajah yang sangat luar biasa dia melepaskan puncak orgasmenya secara bertubi-tubi menyemprotkan seluruh spermanya ke dalam tubuhku dalam waktu yang amat panjang. Sementara itu alat kejantanannya tetap dibenamkannya sedalam-dalamnya di liang kewanitaanku sehingga seluruh cairan birahinya terhisap dalam tubuhku sampai titik penghabisan. Selanjutnya kami terhempas kelelahan ke tempat tidur dengan tubuh yang tetap menyatu.

Selama kami tergolek, alat kejantanan Iyan masih tetap terbenam dalam tubuhku, dan aku pun memang berusaha menjepitnya erat-erat karena tidak ingin segera kehilangan benda tersebut dari dalam tubuhku. Setelah beberapa lama kami tergolek melepaskan lelah, Iyan mulai bangkit dan menciumi wajahku dengan lembut yang segera kusambut dengan mengangakan mulutku sehingga kini kami terlibat dalam suatu adegan cium yang mesra penuh dengan perasaan. Sementara itu tangannya dengan halus membelai-belai rambutku sebagaimana seorang suami yang sedang mencurahkan cinta kasihnya kepada istrinya.

Suasana romantis ini akhirnya membuat gairah kami muncul kembali. Kulihat alat kejantanan Iyan mulai kembali menegang tegak sehingga secara serta merta Iyan segera menguakkan kedua belah pahaku membukanya lebar-lebar untuk kemudian mulai menyetubuhi diriku kembali.Berlainan dengan suasana permulaan yang kualami tadi, dimana kami melakukan persetubuhan dalam suatu pertarungan yang dahsyat dan liar. Kali ini kami bersetubuh dalam suatu gerakan yang santai dalam suasana yang romantis dan penuh perasaan. Kami menikmati sepenuhnya sentuhan-sentuhan tubuh telanjang masing-masing dalam suasana kelembutan yang mesra bagaikan sepasang suami istri yang sedang melakukan kewajibannya.

Aku pun dengan penuh perasaan dan dengan segala kepasrahan melayani Iyan sebagaimana aku melayani suamiku selama ini. Keadaan ini berlangsung sangat lama sekali. Suasana ini berakhir dengan tibanya kembali puncak ejakulasi kami secara bersamaan. Kami kini benar-benar kelelahan dan langsung tergolek di tempat tidur untuk kemudian terlelap dengan nyenyak dalam suatu kepuasan yang dalam.

Semenjak pengalaman kami malam itu, suamiku tidak mempermasalahkan lagi soal fantasi seksualnya dan tidak pernah menyinggung lagi soal itu. Namun apa yang kurasakan bersama suamiku secara kualitas kurasakan tidak sehebat sebagaimana yang kualami bersama Iyan. Kuakui malam itu Iyan memang hebat. Walaupun telah beberapa waktu berlalu namun bayangan kejadian malam itu tidak pernah berlalu dalam benakku. Malam itu aku telah merasakan suatu kepuasan seksual yang luar biasa hebatnya yang belum pernah kualami bersama suamiku selama ini.

Walaupun telah beberapa kali menyetubuhiku, Iyan masih tetap saja kelihatan bugar. Alat kejantanannya pun masih tetap berfungsi dengan baik melakukan tugasnya keluar-masuk liang kewanitaanku dengan tegar hingga membuatku menjadi agak kewalahan. Aku telah terkapar lunglai dengan tidak putus-putusnya mengerang kecil karena terus-menerus mengalami puncak orgasme dengan berkali-kali namun alat kejantanan Iyan masih tetap tegar bertahan. Memang secara terus terang kuakui bahwa selama melakukan hubungan seks dengan suamiku beberapa bulan belakangan itu, aku tidak pernah mengalami puncak orgasme sama sekali. Apalagi dalam waktu yang berkali-kali dan secara bertubi-tubi seperti malam itu. Sehingga secara terus terang setelah hubungan kami yang pertama di malam itu kami masih tetap berhubungan tanpa sepengetahuan suamiku.

Awalnya di suatu pagi Iyan berkunjung ke rumahku pada saat suamiku sudah berangkat ke tempat tugasnya. Secara terus terang saat itu dia minta tolong kepadaku untuk menyalurkan kebutuhan seksnya. Mulanya aku ragu memenuhi permintaannya itu. Akan tetapi anehnya aku tidak kuasa untuk menolak permintaan tersebut. Sehingga kubiarkan saja dia melepaskan hasrat birahinya. Hubungan itu rupanya membawa diriku ke dalam suatu alam kenikmatan lain tersendiri.

Ketika kami berhubungan seks secara terburu-buru di suatu ruangan terbuka kurasakan suatu sensasi kenikmatan yang hebat dan sangat menegangkan. Keadaan ini membawa hubunganku dan Iyan semakin berlanjut. Demikianlah sehingga akhirnya aku dan Iyan sering membuat suatu pertemuan sendiri di luar rumah. Melakukan hubungan seks yang liar di luar rumah, baik di kamar cottage ataupun di kamar hotel, bahkan di rumahku ketika suamiku tidak ada di rumah. Kami saling mengisi kebutuhan jasmani masing-masing dalam adegan-adegan sebagaimana yang pernah kami lakukan di kamar tidurku di malam itu, dan sudah barang tentu perbedaannya kali ini adegan-adegan tersebut kini kami lakukan tanpa dihadiri dan tanpa diketahui oleh suamiku.

Sebagai wanita yang sehat dan normal, aku tidak menyangkal bahwa berkat anjuran suamiku malam itu aku telah mendapatkan makna lain dari kenikmatan hubungan seksual yang hakiki walaupun hal itu pada akhirnya kuperoleh dari mantan pacarku, mungkin aku agak menyesal kenapa dulu tidak melanjutkan hubunganku dengan Iyan yang mungkin masih dapat bersatu lagi kalau saja aku tidak merasa gengsi untuk kembali padanya walaupun ada kesempatan setelah dia putus dengan pacarnya. Tapi akhirnya aku dapat melanjutkannya sekarang, memang kalau sudah jodoh tak akan lari ke mana.

Threesome pertamaku

$
0
0


Pertama kali nih nulis FR.Gw sdh sekitar 1 tahun ini berusaha membujuk istri gw buat tsome. Mulanya sih istri gw sempet marah, disangkanya dia sdh ga menarik lagi. Tapi setelah pelan pelan gw jelasin, lama lama dia mau juga,tapi dengan syarat dia harus sreg dan suka sama cowonya. Perlu waktu lama buat gw cari-cari cowo yg cocok dan sreg buat dia. Mulanya dari pijat plus tapi istri gw engga ada yg cocok. Sampai akhirnya ada seorang cowo yg sms gw. Sebut saja Andre. Dia ternyata tahu no hp gw dari temennya yang pernah ketemuan sama gw dan istri gw,tapi istri ge ga cocok sama temennya itu. Begitu ketemuan istri gw ternyata ngasih respon lain sama Andre .

Gw tahu kalau istri gw cocok sama cowo itu. Nah mulailah dari situ pendekatan2 dilakukan. Perlu waktu lama pendekatan2 itu sampai istri gw sudah engga canggung lagi sama Andre ( kurang lebih 2 bulan ).Nah sampai belum lama ini gw dan istri berendam di sebuah kolam air panas di ciater bareng sama cowo itu ( gw sama istri hampir seminggu sekali ke situ buat relaksasi sambil pendekatan). Kelihatannya malam itu istri gw rileks banget plus tambahan pijitan2 ringan selama berendam oleh kami ( gw dan cowo itu). Gw sentuh pelan puting susu istri gw sambil Andre memijat pundak dan tenguknya.Istri gw mulai terangsang dan kami akhirnya selesai berendam. Kami pulang dan dlm perjalanan pulang di mobil gw mulai reba raba paha istri gw sambil mata gw tetep ke jalan(soalnya gw nyetir).

Andre mulai ambil inisiatif pegang2 susu istri gw. Ternyata dia ngasih respon dan dia mulai terangsang hebat. Tangan gw mulai usap2 vagina istri gw dan masuk ke dlm cdnya ( istrigw pake rok mini terusan jadi gampang buat gw rab sampai ke vaginanya) Dia terangsang hebat sampai mulai merintih rintih keenakan, gw masukan jari gw ke vagina nya trus gw keluar masukin sambil Andre terus meremas remas susu istri gw dari belakang. Akhirnya istri gw sampai O . Cukup tegang juga gw dan terangsang hebat melihat istri gw merintih rintih begitu secara gw ngelakuinnya sambil nyetir di tengah malam berkabut dan hujan.Untun jalanan sepi.

Kemudian kami teruskan perjalanan. Tapi istri gw kelihatannya sudah on berat, soalnya tangannya mulai meraba raba Mr.P nya gw. Akhirnya gw ajak buat chek in ke hotel dan istri gw langsung bersedia. Wah gw pikir akhirnya kesampaian jg gw threesome. Setelah gw chek in dan masuk kamar, istri gw pesan makanan dulu secara dia blm minum obat kb-nya malam itu.

Sambil menunggu makanan datang gw mulai raba raba susu istri gw. Istri gw langsung merintih rintih keenakan dimana Andre jg sudah mulai mengusap usap Miss V nya istri gw. Gw pikir lama juga nih makanan dtgnya secara istri gw sdh terangsang hebat. Akhirnya makanan dtg dan dia langung makan sambil minum obatnya (istri gw ga bisa minum obat tanpa makanan) Setelah minum obat acara langsung diteruskan dimana istri gw langsung gw buka baju bagian atasnya dan langsung gw dan andre mengulum puting istri gw , gw sebelah kiri dan andre sebelah kanan.

Istri gw langsung merintih rintih keenakan dimana tangan gw usap usap miss V dan gw masukin jari ke dlm miss V istri gw. Sambil tangan kanan istri gw mengocok ngocok Mr P gw dan tangan kirinya mengocok punyanya Andre.Sungguh pemandangan yag indah buat gw melihat itu. Ga lama kemudian istri gw mendapat O pertamanya. Lalu gw mulai ambil posisi dan mulai masukin Mr P gw dimana Andre masih terus menghisap dan mengulum puting susu istri gw dan tangan istri gw terus mengocok Mr P nya Andre. Kepala Istri Gw terdongak ke atas begitu gw masukin P nya gw dan langsung gw keluar masukin istrigw makin keras bersuara dan merintih sampai akhirnya dia mendapat Big O.

Gw cabut Mr P gua dan gw suruh Andre ganti posisi gw. Gw langsung kulum puting istri gw dan tangan gw remas remas puting sebelahnya sementara Andre mulai memasukkan Mr Pnya. Rupanya Mr P Andre lebih besar dari gw dan begitu masuk istri gw langsung kembali merintih rintih dan tdk lama kemudian Istri gw dapat O kembali. Sayangnya Andre juga sudah tidak tahan lagi dan dia bilang mau keluar. Akhirnya Andre keluar duluan ( gw minta spy dikeluarin di luar).

Akhirnya gw kembali ambil posisi diatas dan masukkin Mr P gw. Mengingat hari sdh malam sekali gw akhirnya keluarin juga setelah istri gw dapat O nya lagi.Setelah bersih bersih akhirnya kami pulang ke rumah setelah kami antar Andre ke rumahnya. Kami cukup puas malam itu mengingat itu adlah tsome pertama kami dan buat istri gw itu adalah pengalaman pertamanya ada "barang lain" yang masuk ke MissV nya. Ada sedikit rasa jealous juga ketika istri gw bilang bahwa Mr P Andre lebih besar dari gw dan rasanya lain ketika masuk ke Miss V nya dia. Tapi dia bilang bahwa yang penting buat dia adalah bisa membahagiakan gw dan kepuasan dia bukan dari ukuran Mr.P tapi bisa bersama dengan orang yang dicintainya yaitu gw.

tresome ku

$
0
0


Istriku, Della dan aku telah berumah tangga selama beberapa tahun lamanya dan sering dalam tahun-tahun perkawinan kami tersebut aku berfantasi tentang dia bercinta dengan pria lain. Seorang pria sempurna yang menyetubuhinya dengan hebat dan membuat istriku mengerang keenakan menikmatinya.

Dalam setahun belakangan ini, aku selalu mengungkapkan fantasiku ini ketika berada di atas ranjang dan kurasakan dia selalu menjadi lebih bergairah karenanya dan akan diikuti dengan permainan seks yang liar dan ledakan multi orgasme setiap kalinya. Masalahnya, jika diluar area ranjang Della tidak pernah mau mendiskusikan hal tersebut denganku, yang hal itu membuatku cukup merasa frustrasi. Jika aku berusaha untuk mengajak dia untuk mendiskusikannya dia langsung marah dan pergi. Della memang seorang wanita dengan latar belakang keluarga yang sangat ketat pendidikan agamanya.

Istriku Della saat ini berusia 35 tahun. Tinggi dan berat badannya yang rata-rata tetap terjaga bentuknya karena rutinnya dia pergi ke pusat kebugaran dua kali dalam seminggu. Payudaranya juga sedang-sedang saja, tapi dia memiliki puting susu yang cukup besar saat gairahnya terbakar. Dan yang paling membuatku bangga beristrikan dia adalah wajahnya yang sangat manis dan teramat menarik, disamping kepribadiannya yang baik dan senyumannya yang selalu dapat meredakan amarahku. Dia juga seorang pasangan bercinta terbaik yang pernah kudapatkan.

Akhirnya, kuputuskan agar fantasiku tentang dia bercinta dengan pria lain dapat terwujud, aku harus mencoba cara yang berbeda dengan jalan yang kupakai selama ini. Aku tahu dia sangat selektif terhadap pria. Maksudku selama perkawinan kami aku ingat ada sekitar empat atau lima pria lain yang mampu menarik perhatiannya. Kesemuanya dengan kepribadian yang unik, dapat kukatakan begitu, tinggi, gagah, dan menarik. Hasilnya, setelah sedikit ‘kembali ke masa lalu’, aku akhirnya menjatuhkan pilihanku pada seorang pria berumur sekitar tiga puluhan yang aku yakin memenuhi deskripsi tentang seorang pria yang dapat menarik perhatian Della. Aku bertemu dengannya saat sedang berkeliling di seputar kota. Namanya Thomas, dia sangat gagah dan tinggi dengan kulit yang kecoklatan, dan sangat menarik menurutku. Satu hal yang dapat menarik perhatian Della dari Thomas adalah tak hanya dia seangat menarik dan berkharisma, dia seorang pria bertipe jantan dan ‘jalanan’ yang sangat kontras dengan kami yang berpendidikan dan mapan.

Di salah satu kafe di sudut kota, waktu pertama kali bertemu dengan Thomas, kukeluarkan selembar foto Della dan mengatakan padanya kalau aku ingin agar dia bercinta dengan Della. Dia menyukai fotonya dan kalau dia bersedia, syaratnya dia boleh bercinta dengannya sesuai gayanya, tapi pertama-tama kami harus membuat Della bersedia melakukannya.

Kami membuat sebuah rencana agar Thomas dan Della dapat bertemu, disamping rasa takutku kalau Della takut dan marah dan semua kerja kerasku ini akan sia-sia. Akhirnya kami memutuskan kalau dia akan datang ke rumah besok malamnya dan pura-pura menjadi seorang teman lama yang sekian tahun tak pernah bertemu dan sedang singgah di kota ini dan mampir sejenak di rumahku.

Malam yang kunantikan serasa tak kunjung tiba, aku tenggelam dalam hayalanku membayangkan bagaimana malam tersebut akan berlangsung. Disamping rasa takutku kalau Della akan marah besar padaku karena telah menyusun rencana ini tanpa persetujuannya, aku lebih takut kalau dia tak bersedia berhubungan seks dengan Thomas. Kuhabiskan waktu untuk menyalakan lilin, menghidupkan CD player dan memilih lagu yang tepat untuk menjaga situasi hatinya. Kemudian kubujuk dia agar memakai sepatunya yang berhak tinggi yang selalu membuatku bergairah saat bercinta dengannya. Kurebahkan dia di atas karpet lantai ruang keluarga dan mulai mencumbu vaginanya selama kurang lebih 15 menit hingga dia mendapatkan orgasme pertamanya. Dia mulai hanyut dalam irama yang aku buat, dengan cepat jadi sangat basah saat aku mulai menyetubuhinya dengan gerakan lambat dan panjang. Aku mulai khawatir tak mampu bertahan lebih lama lagi. Saat orgasmenya yang kedua mulai datang lagi akhirnya terdengar Thomas mengetuk pintu depan.

Ketukan itu membuatnya langsung bangkit dengan sedikit ketakutan dan langsung bertanya siapa yang mengetuk itu, saat itu sekitar pukul 10 malam. Aku tak tahu, jawabku tapi aku akan segera mencari tahu dan mengusirnya pergi. Dia segera merapikan pakaiannya dan kutenangkan dia, aku tak akan mengijinkan siapapun masuk kemari, maka dia kembali rebah di karpet menggosok kelentitnya menungguku kembali dan menyelesaikan apa yang telah kami mulai tadi.

Kubuka pintu dan menjumpai Thomas berdiri di sana dengan maskulin dan mata yang bercahaya. Kukedipkan mataku padanya dan segera menyuruhnya masuk dengan tenang. Kubisikkan padanya agar segera ke ruang keluarga. Saat ini Della pasti sudah mendengar kedatangan kami.

Kami berjalan memasuki ruang keluarga dan kuperkenalkan Thomas pada Della yang duduk di sana memandanginya untuk beberapa waktu, bertanya-tanya siapa gerangan pria ini… dan apa yang sebenarnya sedang terjadi? Lalu dia memandangku, dan berbalik memandangi kami berdua bergantian. Aku takut dia akan marah tapi dia mengejutkanku dengan tenangnya berdiri membiarkan pakaiannya yang berantakan tadi terjatuh dikarpet. Dan kemudian berjalan mendekat lalu memberi Thomas sebuah pelukan sebelum kembali berbalik lagi dengan pantat dan payudaranya yang bergoyang saat dia berjalan untuk duduk di karpet itu lagi. Belakangan aku tahu kalau dia sudah menyadari saat aku menjawab ketukan pintu itu kalau semua ini sudah aku rencanakan. Saat pertama kali dia melihat Thomas, dia tahu kalau aku menunggu pria ini datang untuk bercinta dengannya. Dia akhirnya memutuskan untuk melakukannya saat mengetahui kalau Thomas seorang pria yang mampu menarik hatinya dan dia sudah siap untuk itu…

Setelah dia duduk di atas karpet, kami bertiga akhirnya juga duduk di atas karpet sekitar satu jam agar merasa nyaman berbicara tentang sesuatu selain seks meskipun kami dapat merasakan aura seksual semakin terbangun naik. Della duduk dengan tenang meskipun hanya memaki sepatu bertumit tingginya dan payudaranya yang terpampang dengan bebas di depan kami berdua dengan sangat menggoda. Aku memergoki Thomas selalu memandangi payudaranya. Dapat kukatakan Della menikmati pengalaman ini karena dia juga malah menggoda kami berdua dengan mengatakan kalau wajah kami merah dan terangsang. Dia terlihat sangat santai dan mengontrol situasi ini, yang itu sangat membuatku tekejut.

Dapat kulihat tonjolan besar di celana Thomas. Ukuran penis di baliknya terlihat besar (belakangan Della bilang padaku dia menyadari hal itu juga dan itu membuatnya sangat terangsang, membantunya memutuskan untuk bercinta dengan Thomas). Tidak ada seorangpun yang tergesa-gesa meskipun aku sangat ingin melihat Thomas berada diantara pahanya mengocoknya berulang-ulang untuk memberinya multi orgasme. Della kelihatan sangat menikmati setiap waktunya dan melakukannya dengan perlahan dan itu semakin membuatku frustrasi. Ini diambang titik dimana aku mengharapkan fantasiku menjadi nyata.

Saat Della akhirnya benar-benar merasa nyaman, dia rebah tengkurap dan meminta agar punggungnya dipijat. Ini adalah tanda yang kami tunggu-tunggu dan dalam keadaan ini tak mengejutkanku jika Della lah yang mengambil inisiatif tersebut. Dengan cepat aku memberi Thomas kesempatan memberi pijatan pada paha dan pantat Della, sedangkan aku dengan berdebar-debar terfokus pada leher dan bahunya. Kubiarkan Thomas memberikan akses menyeluruh terhadapnya.

Thomas mulai membelai pahanya dengan lembut. Setelah beberapa saat tangannya mulai bergerak naik hingga semakin mendekati vaginanya. Terlihat tubuh Della sering menggelinjang, tapi lalu dengan cepat Della menyembunyikan reaksinya tersebut. Setelah beberapa menit kemudian Thomas memindahkan sasarannya dan mulai meremasi pantat Della dengan kedua tangannya. Dapat kulihat area di sekitar vagina Della sudah menjadi basah saat Thomas menjalankan aksinya.

Akhirnya, Thomas kembali pada gerakan awalnya tadi pada bagian dalam paha Della dan membiarkan jarinya berada di dekat vaginanya. Dia benar-benar tahu apa yang sedang diperbuatnya dan dia tahu reaksi yang diberikannya terhadap Della yang mulai menekankan pinggulnya dengan pelan ke karpet. Mereka berdua terlihat sangat menikmati permainan kucing dan tikus ini. Dapat kulihat penis Thomas mendesak keluar dari celananya dan membuat celananya seakan hendak robek karenanya. Dengan cepat diturunkannya risleting celananya dan segera mengeluarkan penis itu. Akhirnya dia tak mampu menahannya lebih lama lagi dan bergerak menaiki tubuh Della dan mulai menggosokkan penisnya naik turun di belahan pantat Della. Dapat kukatakan Della berada dalam dunianya sendiri saat ini, dan jika aku pernah berfantasi tentang dia yang bercinta dengan pria lain, mereka mewujudkannya saat ini. Della sangat sensitive perasaannya saat bercinta dan dia bisa merasakan betapa besar dan kerasnya penisnya yang menekan pada pantatnya itu. Dengan pelan Della mulai menggoyangkan pantatnya pada penis itu dengan mata terpejam, tapi apa yang tergambar pada wajahnya memberitahukanku betapa apa yang tengah dirasakannya sungguh menakjubkan.

Tak lama kemudian, kulucuti pakaianku dan bergerak ke sofa didepan Della. Dengan cepat Della bengkit dan dengan bertumpukan kedua lengan dan kakinya dia mulai menghisap penisku. Della sungguh sangat terbakar gairahnya, dimasukkannya seluruh batang penisku hingga menyodok di tenggorokannya. Dengan posisinya itu membuat pantat Della tepat berada di depan Thomas. Della sepertinya memang menginginkan Thomas berada di belakangnya, berada tepat di belakang vaginanya yang sudah gatal. Aku tahu Della terlalu malu untuk ‘meminta’ begitu juga denganku agar Thomas segera menyetubuhinya dan dengan cara inilah Della mengungkapkannya… Thomas mulai membuat langkah pertamanya!

Aku mengisyaratkan pada Thomas untuk melepaskan sisa pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Aku tahu dia memiliki tubuh yang tegap, tapi saat dia melepaskan pakaiannya, tubuhnya terlihat sangat menakjubkan bagiku. Aku tahu Della juga akan menyukai bentuk tubuhnya Thomas dan apalagi penis besarnya itu nanti saat dia memalingkan wajahnya ke belakang melihatnya.

Penis Thomas perlahan tumbuh membesar saat dia melepaskan pakaiannya. Kupegang bahu Della, mengehentikan hisapannya pada penisku, dan menyuruhnya berbalik menghadap pada Thomas yang berlutut di hadapannya. Rasa cintaku padanya sungguh meluap saat ini. Dia menerima Thomas dan menggenggam bola zakarnya dengan tangannya yang halus dan memasukkan penis Thomas yang masih belum erkesi penuh ke dalam mulutnya. Penis Thomas dengan cepat mengeras dalam mulutnya. Dia suka menghisap penisku hingga ke tenggorokannya, tapi saat dia mencoba untuk memasukkan penis Thomas sampai ke tenggorokannya, dapat kulihat dia mengalami kesulitan dengan ukurannya, dan dia hampir tersedak untuk beberapa waktu. Tapi itu malah membuatnya semakin terangsang dan dia terus berusaha memasukkan penis Thomas ke dalam sampai tenggorokannya dapat beradaptasi dengan ukurannya. Belakangan Della menceritakan padaku, jika saja ukuran penis Thomas se inchi saja lebih panjang, dia tak mungkin dapat menampungnya. Saat Della sibuk dengan ‘pekerjaannya’, kusingkirkan lepas celana dalamnya dan mulai menggosok vaginanya dari belakang. Salah satu fantasi terbesarku adalah menggosok Della saat dia menghisap penis besar pria lain dan sekarang aku tahu aku sangat menyukainya. Aku lihat Della sangat asyik dengan ‘pekerjaannya’. Kehangatan cengkeraman dinding vagina Della langsung kurasakan begitu kulesakkan penisku ke dalamnya.

Aku mengayun pelan, kedua tanganku memegangi pinggulnya agar penisku dapat lebih dalam masuk ke dalam vaginanya saat tengan Thomas berada pada kepala Della menggerakkan seperti keinginannya saat dia menyetubuhi mulut Della. Dalam waktu yang bersamaan aku menyetubuhi Della dengan lembut dari arah belakang, Thomas menggoyangnya dengan keras, memasukkan batang penisnya sedalam-dalamnya ke mulutnya dengan tangannya menahan gerakan kepala Della. Della tersedak waktu Thomas berusaha merangsak semakin dalam. Aku dapat mendengar suara kekurangan nafasnya itu, tapi seperti seorang ‘jalang’ yang baik Della tak berhenti dan aku mulai dapat mendengar lenguhannya diantara suara nafasnya yang tersedak saat dia menggoyangkan pinggulnya mengimbangi ayunanku.

Dengan semua yang tengah berlangsung ini dan pemandangan Thomas yang sedang menyetubuhi mulut Della, membuatku tak memerlukan waktu lama untuk berejakulasi di dalam tubuhnya, melumuri dinding vagina Della dengan semburan spermaku. Rasanya seperti kudapatkan orgasme terbesar dalam hidupku. Bisa kulihat orgasmeku dan oral yang diberikan Della mendekatkan orgasme Thomas. Aku ingin menyaksikan Thomas menyetubuhi Della dan keluar dalam vaginanya, maka dengan cepat aku segera bangkit dan menyuruh Della naik ke atas sofa, merangkak untuk baralih menghisap penisku, agar Thomas dapat menyetubuhinya dari belakang. Akan selalu kuingat saat Thomas menyelipkan penisnya ke vagina Della, seperti hal itu berhenti untuk beberapa waktu. Ini adalah fantasi yang sudah lama kudambakan.

Yang membuatku kagum adalah betapa cepatnya gerakan Thomas yang sudah berada di belakang Della dan langsung melesakkan penisnya ke dalam vaginanya. Sepertinya dia hanya mengenal satu kecepatan, dan itu adalah mendorong masuk dengan cepat dan keras. Aku tak tahu apa dia pernah berpikir kalau kami akan menghentikannya menyetubuhi Della, atau kami menyuruhnya untuk memakai kondom terlebih dulu. Sebelum kami sempat bereaksi dengan apa yang dilakukannya dia sudah berada di belakang Della dengan sekejap. Dan seperti yang Della katakan padaku kemudian… Thomas bukannya memasukkan penisnya… Dia menghentakkan seluruh batang penisnya ke dalam vaginanya dengan hanya sebuah dorongan saja. Della juga mengungkapkan padaku kalau dia belum pernah meraskan sebuah penis yang begitu besar, begitu nikmat, dan belum pernah merasa terisi penuh seperti yang dirasakannya akibat penis Thomas saat itu, saat dia melesakkannya dari belakang. Itu membuat nafas Della terhenti sejenak dan dia memutuskan tak perduli apa Thomas memakai kondom atau tidak, atau kalau-kalau dia bisa jadi hamil karenanya. Della ingin dia menyetubuhinya dan merasakan dia menghantam dinding vaginanya dengan penis besarnya tersebut (dan Della belakangan juga menambahkan kalau dia suka dengan bola zakarnya, yang lebih besar dan lebih berat dari milikku dan lebih jauh menggantung, hingga saat dia sedang menyetubuhinya, kantung bola zakarnya itu akan menampar kelentitnya yang membuatnya menggelinjang kegelian).

Tak perlu dikatakan lagi menyaksikan momen ini dan melihat ekspresi wajah Della saat dia menghisapku mendorongku dengan cepat ke batas akhir untuk yang kedua kalinya. Sepertinya aku keluar lebih keras dan lebih lama dari yang pernah kualami, yang menyebabkan Della membuka matanya dan menatapku dengan mimik yang lucu. Aku terus mengisi mulutnya dengan berjuta sperma yang dihisap dan ditelannya. Sebuah pengalaman pertama dalam hidupku yang sangat menguras staminaku dan membuat aku dua kali orgasme dengan hebatnya.

Saat aku berejakulasi dalam mulut Della, Thomas menyetubuhinya dengan keras dan cepat dari belakang. Aku bangkit dan menyingkir dari medan pertempuran mereka, dengan cepat Thomas langsung membalikkan tubuh Della agar rebah pada punggungnya. Lalu Thomas kembali memasukkan penisnya yang terlihat semakin bertambah besar saja, dan mereka mulai berciuaman dengan rapat, kaki Della berada di bahu Thomas. Dengan kaki Della yang berada di bahunya, Thomas mulai mengayun dengan tenaga yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Lengan Della melingkari leher Thomas saat dia menghentak tubuhnya.

Saat itu aku ingin menghentikan Thomas dan menyuruhnya agar memakai kondom agar Della tidak hamil. Tapi saat kulihat mereka berdua, dapat kulihat bahwa Della sudah terlalu jauh untuk dihentikan dan Thomas tengah berada dalam iramanya yang tak kutemukan celah untuk menghentikannya sebentar. Setelah beberapa menit melihat mereka berdua bergerak semakin keras, itu membuatku semakin terangsang hingga tak mampu berkata apapun, apalagi Della tak pernah meminta Thomas untuk memakai kondom. Mungkin saat ini bukan masa suburnya atau dia bahkan tak memusingkan hal itu. Disamping itu, hal ini sangat liar dan seksi bercampur menjadi saru menyaksikan seorang pria asing menyetubuhi istriku tepat di depan mataku sendiri… dan di rumahku sendiri… dengan seijinku. Kepala Della terlempar ke sana-kemari dan kedua kelopak matanya terpejam rapat saat dia dengan rela membiarkan Thomas menyetubuhinya. Yang membuatku sedikit terkejut ternyata jika Della sedang berada di puncak gairahnya, dia bias mengumpat sepeti seorang wanita jalang dan saat dia tahu Thomas akan segera orgasme dia menyuruhnya agar keluar jauh di dalam vaginanya! Aku hanya duduk di samping mereka, melihat, tapi aku tahu kalau aku mengingatkan Della tentang kondom, itu akan merusak semuanya dan dia akan sangat marah. Belakangan dia mengatakan kalau itu terasa sangat aneh merasakan penis Thomas mengisi penuh vaginanya tanpa kondom. Setiap Thomas mendorong, rasanya dia mendapatkan sebuah orgasme kecil. Saat akhirnya Thomas orgasme, dia dapat merasakan penisnya berdenyut meledakkan spermanya, dan spermanya menghantam jauh ke tempat yang belum pernah diraskannya sebelumnya. Waktu Thomas mulai oberejakulasi, Della mengerang keras, dia dapat merasakan penisnya menjadi bertambah besar, dan dia semakin keras menjerit merasakan sperma Thomas mengahantam jauh di dalam tubuhnya. Della mendapatkan orgasmenya sendiri karenanya, tubuhnya bergetar hebat, dia menyentakkan pinggulnya semakin merapat pada tubuh Thomas agar dia semakin masuk ke dalam.

Ini membuatku terangsang sekaligus membuatku takut. Belakangan Della meyakinkanku kalu saat itu memang dia sedang tidak dalam masa suburnya dan syukurlah ternyata dia benar.

Ini adalah permulaan dari serangkaian persetubuhan yang panas dan setiap kalinya tak kurang dari empat jam non stop kecuali untuk mandi berendam dengan air panas.

Saat Thomas orgasme, dia rebah pada punggungnya tapi Della tak mengijinkannya beristirahat. Rambutnya terlihat basah oleh keringat melekat pada wajah, leher dan bahu dan dadanya yang semuanya terlihat bersemu merah setelah mendapatkan begitu banyak orgasme. Setiap saat spermanya akan meledak, Della segera menghisap penisnya jauh ke dalam tenggorokannya hingga penisnya mengeras kembali. Dengan penis besarnya tersebut, Thomas tak banyak mendapatkan wanita yang dapat menghisap penisnya hingga jauh ke dalam tenggorokan, maka setiap Della berusaha memasukkan penisnya ke dalam tenggorokannya membuat Thomas bergairah dan ereksi segera. Della belakangan mengatakan kalau dia belum pernah meraskan penis yang terasa begitu lembut dalam mulutnya.

Yang membuat Della begitu bergairah saat berhubungan seks dengan Thomas adalah kenyataan bahwa Thomas mampu menyetubuhinya dengan sangat keras. Dan juga Thomas selalu menampar bongkahan pantat Della setiap kali dia mengayun sampai pantatnya merah dibuatnya. Serta gigitannya pada putting Della yang sangat sensitive, yang hanya dengan menggosoknya saja dapat memberinya orgasme, sangat menaikkan kenikmatannya. Della selalu menyuruhku agar berbuat lebih keras lagi terhadapnya saat bercinta tanpa harus menjadi kejam. Entah bagaimana, perlakuan Thomas itu membuatku khawatir sampai di mana batas ketahanan yang dimiliki Della. Aku menyadari hal itu saat melihat betapa sosok pria jalanan yang dimiliki Thomas selalu membuatnya bergairah kembali dengan perlakuannya yang keras dan cenderung kasar itu. Itu sangat kontras dengan gambaran percintaan kami selama ini. Meskipun sejak kusuruh Thomas untuk menyetubuhinya dengan caranya sendiri dan itu memang membuat Della bergairah dan liar.

Della adalah satu-satunya wanita yang pernah kutemui yang benar-benar menyukai menghisap penis hingga ke dalam tenggorkannya dan menelan sperma seorang pria, dan dapat kulihat dia ingin Thomas agar keluar jauh di dalam tenggorokannya. Saat menghisapnya, Della mulai memasukkan jarinya ke dalam lubang anus Thomas diiringi dengan remasan tangannya pada kantung bola zakarnya yang membuat Thomas mengerang keenakan. Setiap kali Della menambah dorongan jarinya masuk ke dalam lubang anusnya, Thomas menggelinjang, lalu mengerang. Sangat erotis buatku, Della ingin merasakan spermanya seperti yang dikatakannya padaku kemudian. Aku terpesona menyaksikan mereka berdua yang terlihat sangat indah dan seksi dan tubuh Thomas yang selalu menggelinjang karena perlakuan Della. Dan akhir dari pertahanannya, dia mengangkat pantatnya naik dari atas karpet dan mengerang keras mengiringi ledakan spermanya. Thomas menahan belakang kepala Della agar tak bergerak. Belum pernah kudengar suara yang seperti ini, Thomas mengerang dengan nyaring, suaranya hampir menyerupai suara seorang wanita. Reaksi tubuh Thomas membakar gairah Della, dan dia tak akan melepaskan Thomas saat dia menghisap habis sperma Thomas hingga tetesan terakhir.

Della menceritakan padaku berulang kali setelahnya bahwa dia menyukai rasa dari spermanya itu. Kupikir memang jelas Della menyukai apapun yang dimiliki Thomas. Setelah Thomas cukup pulih, dengan bercanda dia mengatakan bahwa dia keluar dengam dahsyat hingga dapat membuat langit-langit ruang keluarga ini jebol jika Della tak mengisapnya tadi. Della suka dengan antusiasnya dan mengatakan tidak apa-apa sekeras apapun dia keluar dalam tenggorokannya.

Kami bertiga perlu istirahat dan pergi berendam dengan air panas dalam bak mandi. Aku pikir mereka berduia sudah selesai, tapi mereka mulai saling menyentuh, saat bibir mereka saling melumat, membuatku ereksi keras untuk yang ke empat kalinya. Rasanya aneh melihat mereka tak merasakan kelelahan dalam berhubungan seks. Mereka memasuki sebuah level yang baru. Della sedang bercinta dengan Thomas dan aku merasakan cemburu dan terangsang dalam waktu yang sama.

Akhirnya, aku mengajak mereka keluar dari kamar mandi dan meneruskan kesenangan ini. Kami keluar dari kamar mandi dan hisapan Della membuat Thomas mengeras lagi dan Della naik ke atas tubuh Thomas yang duduk di atas sofa dan dia menyetubuhinya dengan liar sampai kupikir sofa itu akan patah dibuatnya. Nafas Della terdengar memburu saat dia berusaha meraih orgasmenya lagi dengan cara yang cepat. Jelas Thomas nampak belum selesai dengan Della karena saat Della akhirnya rebah dalam pelukannya dengan orgasme yang diraihnya, Thomas langsung mendorong tubuh Della merangkak di atas karpet dan memposisikan dirinya di belakang Della.

Kupikir dia akan memasuki Della dari belakang lagi, tapi akau salah. Dengan lemah Della berusaha mencegah Thomas yang berusaha memasukkan penisnya ke dalam lubang anusnya, tapi Della terlalu lemah setelah orgasme tadi. Dengan mudah Thomas menepis penolakan yang diberikan Della dan meneruskan usahanya untuk masuk. Aku melihat saat dia melebarkan lubang anusnya dan menekan kepala penisnya yang besar membelah otot lubang anus Della yang rapat. Della menggelinjang dan dengan lemah memohonnya untuk berhenti, tapi Thomas tak mendengarkannya. Kupikir ini saatnya aku maju dan menghentikannya… tapi aku tak mampu, aku sudah sangat terangsang. Aku sudah tersihir dengan apa yang kusaksikan dan berharap dia memberikan anal seks pada Della. Della meronta berusaha menjauh dari penisnya, tapi kemudian Thomas mencengkeram dengan erat pinggul Della sampai meninggalkan bekas di sana. Lalu dia mulai memasukkan penisnya membelah lubang anus Della. Della tak menyadarinya, tapi matanya terpejam rapat ketakutan, yang malah membuat Thomas dan aku semakin bergairah. Della menatapku, mengisyaratkan agar aku menghentikan Thomas, tapi aku tak bertenaga, tak mampu bergerak atau bereaksi, aku begitu terangsang. Dia kembali menatapku dan aku mamberinya pandangan tak berdaya. Dia sadar kalau aku tak akan melakukan apapun dan akhirnya dia pejamkan matanya dan mencoba untuk tenang.

Pada akhirnya usaha Thomas berhasil dan mendorong kepala penisnya masuk ke dalam lubang anus Della membuatnya merintih kesakitan, meremas karpet dengan kedua tangannya. Thomas terus mendorong sampai akhirnya batang penisnya masuk ke dalam lubang anus Della seluruhnya hingga kantung bola zakarnya dengan mengejutkan menghantam kelentit Della. Della lebih membenamkan wajahnya di karpet dan menjerit. Sekujur tubuhnya bergetar, dan dia mulai merintih kesakitan. Aku melihat mendekat dan dapat kutemui air matanya keluar membasahi pipinya. Dengan penisnya yang sudah seluruhnya tertanam dalam lubang anus Della, Thomas memegangi pinggul Della dengan erat dan memandangku dengan tersenyum lebar. Aku tak akan melupakan wajah puasnya yang menggambarkan kekuasaannya terhadap seorang wanita dan mendominasinya secara menyeluruh. Dia dapat melakukan apapun terhadap Della. Thomas mulai menyetubuhi lubang anusnya dan dapat kulihat Della akhirnya menangis dan masih tetap berusaha mengeluarkan penis Thomas dari dalam anusnya. Dia tak menikmati paksaan Thomas terhadap anusnya. Kukira mungkin Thomas akan berhenti, tapi dia terlihat yakin dengan apa yang dilakukannya meskipun Della masih berontak menolaknya, yang malah membuat lubang anusnya semakin merapat… dan semakin merangsang aku dan Thomas.

Dengan senyuman dan pandangan yang mengatakan ‘lihatlah saat aku membuat istrimu menjerit dan orgasme yang tak pernah di alaminya sebelumnya,’ kemudian dia semakin mempererat pegangannya pada pinggul Della dan mulai bergerak mengayun keluar masuk dalam lubang anusnya yang kecil. Tak bisa kupercaya Thomas dapat memasukkan penisnya yang besar itu ke dalam lubang anus Della yang rapat dan kecil itu, tapi entah bagaimana dai dapat melakukannya. Belum ada yang sebesar itu memasukinya sebelumnya dan itu membuatnya kesakitan. Air matanya terus mengalir dan tubuhnya yang terus mengejang, tapi aku tak mampu menghentikan Thomas, karena belum pernah kurasakan se-terangsang ini dalam hidupku sebelumnya. Gerakan mengayunnya membuat suara aneh saat kantung bola zakarnya menghantam kelentit dan vagina Della berulang-ulang.

Setelah beberapa ayuna panjang dalam lubang anus Della, akhirnya dapat kudengar suara basah yang keluar dari dalam lubang anusnya dan bersamaan dengan itu Della mulai terlihat tenang. Perlahan mulai dilepaskannya cengkeraman tangannya pada karpet, seiring dia yang mulai menggerakkan pinggulnya mengimbangi gerakan mengayun Thomas. Aku benar-benar terkejut! Thomas tak pernah menghentikan gerakannya dan kemudian yang terjadi sungguh tak dapat dipercaya… Della mulai mengeluarkan gumaman kata-kata dan suara yang belum pernah kudengar. Belum pernah aku merasa begitu bangga terhadapnya seperti sekarang ini. Aku lihat lubang anusnya melebar dengan rapat mencengkeram batang penis Thomas yang membuatku yakin mengira kalau lubang anusnya akan robek lebar. Setiap kali Thomas menarik penisnya keluar, anusnya akan tertarik keluar dengan rapat bersamanya. Stamina yang dimiliki Thomas sungguh mengagumkan (sejak dia mengalami orgasme berulang kali sepengetahuanku, kali ini dia masih mampu bertahan selama ini)

Tiba-tiba sebuah erangan keras keluar dari mulut istriku saat dengan tanpa henti Thomas menyodok penisnya dengan sebuah hentakan keras ke dalam lubang anus Della sambil tangannya melebarkan bongkahan pantatnya agar dia dapat masuk sedalam mungkin. Kepala Della terlempar ke belakang dan dia mengerang berusaha menarik nafasnya yang terhenti. Dia tak lagi seperti seorang wanita yang kutahu selama ini saat bercinta. Thomas telah membawanya pada level yang belum pernah dimasukinya. Suara erangannya bagaikan seekor hewan. Thomas melihatku dari balik punggungnya, memastikan apakah aku melihat jelas lubang anus istriku yang di masuki oleh penisnya. Perhatianku terpecah antara melihat lubang anus istriku yang sedang dikerjai Thomas dan konsentrasiku pada masturbasi yang kulakukan saat ini. Dengan sebuah senyuman yang tak kumengerti artinya, dia meneruskan ‘pekerjaannya’ terhadap istriku tersayang, Della yang tak hentinya mengerang dan mendapatkan orgasme beruntun.

Setelah 3 atau 4 kali orgasmenya kini tiada hentinya dia mendapatkan orgasme lagi secara berkesinambungan. Belum pernah kulihat seorang wanita di film atau dimanapun yang mendapatkan orgasme berkesinambungan seperti yang dialami Della malam ini. Tak dapat kupalingkan mataku dari penis Thomas yang bergerak keluar masuk dalam lubang anus istriku yang rapat. Cairan cinta Della terus mengalir pada pahanya. Tubuhnya terus menggelinjang dibawah ayunan pria yang menyetubuhinya tanpa henti

Aku tak menghitung lagi berapa kali dia membuat Della orgasme, tapi Della mendapatkan orgasme berulang kali hingga dia dengan lemah berusaha merangkak, sedangkan penis Thomas masih menancap dengan mantap dalam lubang anusnya. Thomas tak ingin melepaskannya dan mengikutinya hingga Della merebahkan tubuh bagian atasnya di atas sofa. Dengan sigap Thomas langsung memegangi pinggulnya dan kembali menyetubuhinya hingga getaran orgasme menggoyang tubuhnya lagi. Della tak mampu lagi mengendalikan tubuhnya yang terbaring lemas di atas sofa membiarkan Thomas terus menyetubuhinya. Aku kagum pada stamina Thomas, aku harap dia mau berbelas kasihan barang sebentar terhadap Della, tapi dia tidak. Dia tetap mencengkeram pinggul Della dengan keras dan langsung mengocok lubang anusnya dengan tanpa ampun. Saat akhirnya dia mencapai orgasmenya sendiri, bagian matanya yang hitam seolah hilang lenyap ke dalam rongga matanya, dan dia mengerang keras sampai-sampai aku takut tetangga sebelah akan mendengarnya. Della tahu kalau Thomas akhirnya keluar dan dia menggoyangkan pantatnya dan mulutnya mulai mengerang memohon agar Thomas keluar jauh di dalam lubang anusnya. Dia meledakkan bom sperma yang amat dahsyat, dan kemudian jatuh terhempas di atas pantat Della, seiring Della yang kembali mendaparkan orgasme terbesarnya malam ini.

Pemandangan ini terlihat sangat erotis dengan cairan cinta Della yang membasahi semua tempat, dan sperma Thomas yang meleleh keluar dari lubang anusnya. Saat Thomas berbaring kecapaian di atas lantai, Della tergeletak di atas sofa dengan sebuah lelehan sperma yang panjang turun dari pantatnya. Aku memandangi sperma tersebut yang tak terputus hingga akhirnya jatuh menetes di atas karpet dan membentuk sebuah pola basah yang semakin membesar.

Setelah berejakulasi dia tergeletak di atas lantai membiarkan Della yang masih lemah dengan tubuh yang setengahnya berada di atas sofa. Dia juga teramat lelah untuk bergerak. Tak dapat kulupakan pemandangan setelah Thomas menarik keluar penisnya dan Della hanya diam terbaring di sana. Lubang anusnya tebuka lebar hingga anda dapat melihat ke dalamnya. Anal seks yang baru saja mereka lakukan meyakinkanku saat kulihat spermanya yang meleleh keluar dari dalam lubang anus Della kalau aku menyukai segala yang terjadi. Pemandangan tadi membuatku segera menaiki tubuh Della dan ‘menyumbangkan’ spermaku ke lubang anusnya yang sudah merekah. Lubang anusnya terasa sudah kendor dan membuka lebar.

Sejak saat itu tiga kali lagi kami bersama menghabiskan waktu dengan bercinta dan bercinta lagi. Della jadi ketagihan menjadi budak seksnya dan bersedia melakukan apapun keinginannya. Dia menjadi sangat penurut terhadapnya dan menelan sperma se sering yang Thomas kehendaki, atau Della mengijinkannya menyetubuhi lubang anusnya. Sangat menarik mengamati perubahan yang terjadi pada diri Della, kuperhatikan dia menyukai di dominasi secara menyeluruh saat berhubungan seks. Thomas menyukai lubang anus Della dan dia sering menyetubuhi lubang anus Della saat kita bertiga melakukan persetubuhan dan Della selalu mendapatkan multi orgasmenya setiap kali Thomas melakukan itu padanya.

Suatu kali Thomas mengikuti Della berjalan menuju ke kamar kami untuk mandi setelah bersetubuh selama 3 jam non stop. Thomas masuk ke dalam kamar mandi bersamanya dan mereka kembali bersetubuh di dalam kamar mandi tersebut. Aku melihatnya dari balik kaca kamar mandi, pemandangan yang kusaksikan semakin bertambah erotis dengan butiran-butiran air yang ada di sekujur tubuh mereka dan dia menyetubuhi Della dari belakang.

Tiba-tiba, membuat kami kecewa, Thomas harus segera meninggalkan kota ini. Kami merindukan seks bersama Thomas, tapi selalu berterima kasih dengan pertolongannya terhadap Della dan aku sadar kami berdua menikmati ada seorang pria lain yang bercinta dengan Della. Pengalaman seksual Della bersama Thomas merubah seluruh kehidupan seksualnya dan bagaimana terbukanya dia terhadap eksplorasi kehidupan seksual kami. Untungnya dia tidak hamil setelah bersama Thomas.

Aku sangat berhutang budi terhadap Thomas yang telah membebaskan gairah seksual Della. Pengalamani bersamanya dalam ‘permainan bertiga’ kami membuat Della menyukai melakukan hubungan seks dengan dua orang pria bersamaan, dan sekarang bahkan dengan wanita juga. Sejak dengan Thomas… dia sudah melakukannya dengan beberapa pria lain yang ukuran penisnya bahkan lebih besar dari penis raksasanya Thomas. Dia tak lagi merasa takut bersama dengan pria lain selain aku untuk bercinta. Dia menikmatinya. Dia menikmati seks, tapi kami berdua sepakat kalau dia tak akan melakukannya tanpa kehadiranku.

Sekarang dia suka berpakaian seksi saat bertemu dengan pria lain untuk membuatnya terangsang. Kami melakukannya beberapa kali dengan pria lain dan itu sangat erotis bagiku melihatnya. Hidup rasanya jadi semakin baik dan semakin bertambah baik saja sekarang karena dia sangat berantusias dan senang dipuaskan oleh dua pria sekaligus dan bersikap seperti seorang putri saat melakukannya. Kami mengharapkan ada pasangan lain yang mau mencobanya bersama kami…

teh Kokom

$
0
0


Pada suatu hari aku berkunjung kerumah teteh ku di
Indramayu. Sudah lama aku tidak berkunjung ke
rumah tetehku mungkin sudah 5 tahun.
Singkat cerita, aku akhirnya sampai di rumah
tetehku dan kira-kira jam 9 pagi dan hanya di
sambut teteh perempuanku karena  laki dan
anak-anaknya sedang keluar rumah. teteh
perempuanku ini namanya teh Komariah tapi aku
biasa memanggilnya teh Kokom, biarpun umurnya
sekitar 32 tahunan tapi badan teh Kokom masih
tampak bahenol.
teh Kokom langsung menyongsongku dan setelah
membuka pintu pagar, digandengnya tanganku
menuju ke dalam rumah sambil menanyakan khabar
keluarga ku. Sampai di ruang tamu aku langsung
duduk berdampingan dengan dengan teh Kokom,
setelah ngobrol beberapa saat teh Kokom beranjak
ke dapur untuk mengambilkan minum untukku
sambil bertanya,
“Rid, kamu mau minum apa?’
“Kopi aja teh, biar seger”. Jawabku.
Beberapa saat kemudian tampak teh Kokom keluar
dari dapur sambil membawa nampan dengan gelas
di atasnya, namun tiba-tiba teh Kokom terpeleset
jatuh mungkin karena lantainya licin sehabis di pel,
sehingga gelas yang berisi air kopi yang masih panas
itu tumpah ke badan teh Kokom. teh Kokom
menjerit minta tolong padaku, dan akupun dengan
segera menghampiri teh Kokom. Karena panik dan
tak tahu harus berbuat apa, secara sepontan kutarik
saja baju dan kain yang dikenakan teh Kokom
pikirku, agar pakaiannya yang basah terkena air
panas itu segera lepas dan tidak menempel lama
pada tubuh teh Kokom, sehingga tubuh teh Kokom
menjadi telanjang, pada saat itu tehwak Kokom rupanya
tidak memakai BH dan pandangankupun langsung
mengarah ke tetek tehKokom yang masih mengkal
walaupun sudah agak turun. teh Kokompun rupanya
tidak menyadari keadan dirinya mungkin karena
masih panik. Setelah agak tenang teh Kokom lalu
masuk kedalam kamarnya.
“teh Kokom nggak apa-apa kan?” Tanyaku khawatir.
”Gak apa-apa rid, cuma kaget aja.” Jawab teteh
Kokom dari dalam kamar.
“Rid, tolong balurin minyak kayu putih dong”
“Dimana teh?” Tanyaku.
“Disini, masuk aja rid” Jawab teh Kokom.
Segera kubuka pintu kamar teh Kokom lalu dengan
agak segan aku masuk ke dalam kamar teh Kokom,
tampak teh Kokom duduk selonjor diatas tempat
tidur, yang mengagetkan sekaligus membuatku
senang keadaan tubuh teh Kokom masih seperti
tadi, telanjang , hanya celana dalam warna hitam
yang menutupi memeknya. Meski gugup,
kutanyakan pada tehKokom bagian tubuhnya yang
mana yang ingin di olesin.
“Yang mana teh yang mau di olesin?”.
“Ini Rid punggung teteh, rasanya linu karena jatuh
tadi”. Jawab teh Kokom sambil membalikan
badannya.
Dengan agak gemetar aku mulai mengusap-usap
punggung tehKokom dengan minyak kayu putih.
Batang kontolku yang sudah mengeras sedari tadi
menjadi lebih tegang lagi. Lama-kelamaan nafsu
birahiku semakin meninggi dan ku beranikan diri
untuk lebih merapatkan tubuhku dengan tubuh teh
Kokom hingga kontolku menjadi menempel ke tubuh
teh Kokom meskipun masih terhalang celana, lalu
perlahan-lahan ku gesek-gesekan sambil menunggu
reaksi teh Kokom.
Setelah yakin tidak ada ada penolakan dari teh
Kokom akupun semakin berani, ku arahkan usapan
ku ke arah depan tubuh wak Kokom dengan maksud
agar dapat ku sentuh dan ku raba buah dada wak
Kokom yang masih montok itu. Perlahan-lahan
tangan ku mulai merambah bagian pinggir buah
dada teh Kokom, dengan sedikit meremasnya jari-
jari tanganku semakin ku arahkan ke bagian pusat
buah dada teh Kokom dimana aku dapat leluasa
untuk meremas-remasnya. Setelah buah dada teh
Kokom berada seluruhnya dalam kedua telapak
tanganku, ku remas-remas payudaranya dengan
agak kuat, terasa empuk dan halus payudara teh
Kokom meskipun tidak mengkal lagi dan kurasakan
juga sudah agak turun tapi untuk wanita seumur 32
tahunan ku pikir masih bagus. Lalu jari telunjuk dan
jempolku mulai memilin-milin kedua putting
susunya dengan gemas, ketika itu tubuhku sudah
sedemikian menempel erat ke tubuh teh Kokom, ku
rasakan kontolku semakin keras menusuk punggung
bagian bawah teh Kokom sedangkan mukaku ku
susupkan ke belakang lehernya yang hanya ditutupi
rambut-rambut halus karena teh Kokom menjepit
rambutnya yang sepinggang itu sehingga
menggumpal di bagian belakan kepalanya.
Meskipun teh Kokom hanya diam, aku yakin ketika
itu teh Kokom juga sudah bernafsu karena ku
dengan sayup-sayup nafasnya terdengar semakin
tidak beraturan. Dan dengan keyakinan tinggi,
segera aku pindahkan tubuhku ke depan teh Kokom
sehingga berhadap-hadapan dengan teh Kokom.
teh Kokom hanya diam ketika tubuhnya ku peluk
hanya dengus nafasnya semakin tidak beraturan dan
semakin jelas kurasakan ketika kudekatkan wajahku
ke wajah teh Kokom, lalu tanpa aba-aba aku dan
wak Kokom berciuman saling melumat lbibir dan
bertukar hisap lidah, ternyata teh Kokom sudah
sangat bernafsu, ciumannya begitu menggebu-gebu
menerpa mulutku. Sambil terus berciuman tanganku
ku remaskan ke buah dadanya sambil kupelintir-
pelintir puttingnya lalu berpindah menggerayangi
bagian bawah tubuh teh Kokom. Kedua bongkahan
pantatnya yang besar kuremas-remas.
kemudian aku berdiri lalu kulepas celanaku di
hadapan teh Kokom, sedangkan teh Kokom diam
saja sambil memperhatikanku. Setelah celanaku
lepas, dalam keadaanku masih berdiri dengan tanpa
kuduga teh Kokom langsung meraih kontolku yang
sudah berdiri keras, dengan berjongkok di remas-
remasnya kontolku dengan tangan tangannya sambil
diciumi. Dan akhirnya dimasukannya kontolku
kedalam mulutnya, dihisap-hisap dan dikocok-kocok
mulut wak Kokom.
”Ahh, enak teh..” Kataku sambil mengeramasi
rambut teh Kokom yang panjang.
”teteh udah lama nggak ngelrasain barang laki-laki
Rid.” Kata teh Kokom.
”Memangnya kenapa teh, kan mangDal masih
sehat?” Tanyaku. Kujulurkan tanganku ke bawah dan
kuraih tetek teh Kokom masih montok itu kuremas-
remas dan kupelintir-pelintir pentilnya bergantian
kiri dan kanan.
”mamangmu barangnya sudah nggak bisa berdiri.”
Jawab teh Kokom.
Setelah beberapa saat, aku bertanya memintanya
untuk berbaring.
” teh tiduran deh teh..” Pintaku.
teh Kokom lalu berbaring di atas kasur dengan
kedua kaki mengangkang, aku lalu naik menyusul .
Kuelus-elus kedua paha teh Kokom kemudian
kumainkan memeknya dengan jariku kucolok-colok
memek teh Kokom dan ku cubit-cubit itilnya.
Kudekatkan wajahku ke atas permukaan teh Kokom,
tercium bau yang khas yang semakin membuatku
bernafsu. Kujilati dan kusodok memek teh Kokom
dengan lidahku.
”Ahh.., ssshhh.., enak Rid terus ah..,” Desis teh
kokom.
teh Kokom lalu menarik tubuhku ke atas tubuhnya,
tampaknya teh Kokom sudah kepengen di ewe.
”Ayo rid, masukin teteh udah nggak tahan, ngghhh”.
Kata teh Kokom sambil mengerang-ngerang.
Segera saja ku arahkan kontolku ke memek teh
kokom yang berjembut banyak itu, teh Kokom lalu
membimbing kontolku mengarahkannya ke dalam
memeknya.
Ku hela pantatku maju mundur, kutekan kontolku
sampai mentok ke dasar memek teh Kokom
sementara itu teh kokom mengimbangi gerakanku
dengan menghela sambil menggoyangkan pantatnya
keatas ketika kontolku mengarah ke dalam
memeknya sehingga terasa kepala kontolku seakan
menabrak dinding dasar memek teh kokom.
”ahhh…, rid enak rid ssshhhh…”. teh Kokom
meracau mendesah.
”Iya teh, ayo goyang terus pantatnya..” Balasku.
Ku remas-remas tetek teh kokom dan kulahap dan
kuhisap pentil keduanya bergantian. teh Kokom lalu
menarik kepalaku, di sosornya bibirku dengan rakus,
lidahnya menulusuk kedalam mulutku dan
dihisapnya lidahku, terasa hangat dan kenyal ketika
lidahnya juga gantian kuhisap.
Beberapa saat kemudian gerakan teh kokom
semakin liar tangannya meramas pantatku dan ikut
menekankan.
”Ahhhssshhh…, teteh mau keluar rid, ayo terus yang
cepat rid ahhh…” Erang teh kokom.
”Iya teh” Jawabku sambil kucepatkan gerakan
menusuk-nusuk memek wak kokom dengan
kontolku.
”Saya juga mau keluar teh” Tambahku.
”Ayo rid kita keluarin bareng-bareng ahhh,”. teh
kokom menimpali.
Kurasakan sesuatu yang nikmat akan segera
muncrat, aku dan teh kokom saling berdekapan erat
sambil berciuman, tanganku kuremas-remaskan ke
tetek teh kokom.
Dan akhirnya aku dan teh kokom saling mengejang
dalam kenikmatan, air maniku muncrat di dasar
memek teh kokom.
”ssshhhh.., aahh.., teteh keluar rid..,”.
”saya juga keluar teh..”
Kenikmatan menjalari seluruh tubuhku dan dengan
masih tetap berdekapan aku dan wak kokom sama-
sama saling menikmati momen erotis itu sampai
puas.
Setelah terdiam beberapa saat menikmati sisa
kenikmatan kugulingkan tubuhku kesamping teh
kokom. Aku dan teh kokom mengobrol beberapa
saat sambil tanganku mempermainkan teteknya dan
sambil kuciumi rambutnya yang harum dan panjang
itu.
Aku dan teh kokom lalu mandi bersama dan masih
sempat ngewe sekali lagi, ketika teh kokom
menungging kupeluk dia dari belakang dan
kususupkan kontolku ke dalam memeknya dari
belakang , teh kokom hanya menjeri-jerit kecil
manja, meskipun agak tergesa-gesa karena takut
keluarga teh kokom pulang aku dan teh kokom
tetap sama-sama puas.
Setelah rapi aku dan teh kokom lalu duduk di ruang
tamu sambil mengobrol.
”Rid nanti jangan bosan yah kalau teh wak kokom mau
lagi” Pinta teh kokom.
”Wah siapa yang bosan teh, justru saya pengen
sesering mungkin ngewe sama teteh” Jawabku
sambil tanganku kurugohkan ke dalam balik bajunya
dengan maksud meremas teteknya.
”Ihh, kamu nakalnya..” Sambut teh kokom.
”Udahh rid, nanti ada yang lihat, lagian besok-besok
kan bisa lagi.” Lanjutnya.
Setelah kejadian itu aku dan teh kokom semakin
sering saja ngewe, apalagi semenjak suami wak
kokom memintaku untuk tinggal di rumahnya karena
dia sering keluar kota dan anak-anaknya pindah ke
kota lain hingga rumahnya semakin, aku dan teh
kokom semakin bebas saja untuk melampiaskan
nafsu, terkadang untuk mencari suasana baru aku
dan teh Kokom sesekali bercinta di hotel. Tapi kami
tetap berhati-hati dan tidak memaksakan kehendak
apabila situasinya tidak memungkinkan. Kecuali di
tempat tidur, aku tetap bersikap wajar sebagaimana
anak terhadap orang tua kepada teh kokom.

Selingkuh Dengan Suami Sahabatku

$
0
0


Namaku Faridha. Orang biasa memanggilku dengan Ridha saja. Aku lahir tahun 1975 di sebuah kota terkenal dengan julukannya, yaitu kota hujan. Aku telah menikah dengan seorang pria keturunan Jawa bernama Mas Hadi. Kami dikarunai seorang anak laki-laki yang kulahirkan di akhir tahun 1999. Oh.. iya, aku menikah dengan Mas Hadi pada tahun 1998, bulan April.
Kehidupan kami biasa saja, dari segi ekonomi sampai hubungan suami istri. Aku dan suamiku cukup menikmati kehidupan ini. Suamiku yang kalem dan sedikit pendiam adalah seorang pegawai swasta di kotaku ini. Penghasilan sebulannya cukup untuk menghidupi kami bertiga. Namun kami belum begitu puas. Walau bagaimana kami harus merasakan lebih bukan hanya sekedar cukup.
Karena jabatan suamiku sudah tidak mungkin lagi naik di perusahaannya, untuk menambah penghasilan kami, aku meminta ijin kepada Mas Hadi untuk bekerja, mengingat pendidikanku sebagai seorang Accounting sama sekali tidak kumanfatkan semenjak aku menikah. Pada dasarnya suamiku itu selalu menuruti keinginanku, maka tanpa banyak bicara dia mengijinkan aku bekerja, walaupun aku sendiri belum tahu bekerja di mana, dan perusahaan mana yang akan menerimaku sebagai seorang Accounting, karena aku sudah berkeluarga.
“Bukankah kamu punya teman yang anak seorang Direktur di sini?” kata suamiku di suatu malam setelah kami melakukan hubungan badan.
“Iya… si Yanthi, teman kuliah Ridha..!” kataku.
“Coba deh, kamu hubungi dia besok. Kali saja dia mau menolong kamu..!” katanya lagi.
“Tapi, benar nih.. Mas.. kamu ijinkan saya bekerja..?”
Mas Hadi mengangguk mesra sambil menatapku kembali.
Sambil tersenyum, perlahan dia dekatkan wajahnya ke wajahku dan mendaratkan bibirnya ke bibirku.
“Terimakasih.. Mas.., mmhh..!” kusambut ciuman mesranya.
Dan beberapa lama kemudian kami pun mulai terangsang lagi, dan melanjutkan persetubuhan suami istri untuk babak yang ketiga. Kenikmatan demi kenikmatan kami raih. Hingga kami lelah dan tanpa sadar kami pun terlelap menuju alam mimpi kami masing-masing.
Perlu kuceritakan di sini bahwa Rendy, anak kami tidak bersama kami. Dia kutitipkan ke nenek dan kakeknya yang berada di lain daerah, walaupun masih satu kota. Kedua orangtuaku sangat menyayangi cucunya ini, karena anakku adalah satu-satunya cucu laki-laki mereka.
Siang itu ketika aku terbangun dari mimpiku, aku tidak mendapatkan suamiku tidur di sisiku. Aku menengok jam dinding. Rupanya suamiku sudah berangkat kerja karena jam dinding itu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Aku teringat akan percakapan kami semalam. Maka sambil mengenakan pakaian tidurku (tanpa BH dan celana dalam), aku beranjak dari tempat tidur berjalan menuju ruang tamu rumahku, mengangkat telpon yang ada di meja dan memutar nomor telpon Yanti, temanku itu.
“Hallo… ini Yanti..!” kataku membuka pembicaraan saat kudengar telpon yang kuhubungi terangkat.
“Iya.., siapa nih..?” tanya Yanti.
“Ini.. aku Ridha..!”
“Oh Ridha.., ada apa..?” tanyanya lagi.
“Boleh nggak sekarang aku ke rumahmu, aku kangen sama kamu nih..!” kataku.
“Silakan.., kebetulan aku libur hari ini..!” jawab Yanti.
“Oke deh.., nanti sebelum makan siang aku ke rumahmu. Masak yang enak ya, biar aku bisa makan di sana..!” kataku sambil sedikit tertawa.
“Sialan luh. Oke deh.., cepetan ke sini.., ditunggu loh..!”
“Oke.., sampai ketemu yaa.. daah..!” kataku sambil menutup gagang telpon itu.
Setelah menelepon Yanti, aku berjalan menuju kamar mandi. Di kamar mandi itu aku melepas pakaianku semuanya dan langsung membersihkan tubuhku. Namun sebelumnya aku bermasturbasi sejenak dengan memasukkan jariku ke dalam vaginaku sendiri sambil pikiranku menerawang mengingat kejadian-kejadian yang semalam baru kualami. Membayangkan penis suamiku walau tidak begitu besar namun mampu memberikan kepuasan padaku. Dan ini merupakan kebiasaanku.
Walaupun aku telah bersuami, namun aku selalu menutup kenikmatan bersetubuh dengan Mas Hadi dengan bermasturbasi, karena kadang-kadang bermasturbasi lebih nikmat.
Singkat cerita, siang itu aku sudah berada di depan rumah Yanti yang besar itu. Dan Yanti menyambutku saat aku mengetuk pintunya.
“Apa khabar Rida..?” begitu katanya sambil mencium pipiku.
“Seperti yang kamu lihat sekarang ini..!” jawabku.
Setelah berbasa-basi, Yanti membimbingku masuk ke ruangan tengah dan mempersilakan aku untuk duduk.
“Sebentar ya.., kamu santailah dahulu, aku ambil minuman di belakang…” lalu Yanti meninggalkanku.
Aku segera duduk di sofanya yang empuk. Aku memperhatikan ke sekeliling ruangan ini. Bagus sekali rumahnya, beda dengan rumahku. Di setiap sudut ruang terdapat hiasan-hiasan yang indah, dan pasti mahal-mahal. Foto-foto Yanti dan suaminya terpampang di dinding-dinding. Sandi yang dahulu katanya sempat menaksir aku, yang kini adalah suami Yanti, terlihat semakin ganteng saja. Dalam pikirku berkata, menyesal juga aku acuh tak acuh terhadapnya dahulu. Coba kalau aku terima cintanya, mungkin aku yang akan menjadi istrinya.
Sambil terus memandangi foto Sandi, suaminya, terlintas pula dalam ingatanku betapa pada saat kuliah dulu lelaki keturunan Manado ini mencoba menarik perhatianku (aku, Yanti dan Sandi memang satu kampus). Sandi memang orang kaya. Dia adalah anak pejabat pemerintahan di Jakarta. Pada awalnya aku pun tertarik, namun karena aku tidak suka dengan sifatnya yang sedikit sombong, maka segala perhatiannya padaku tidak kutanggapi. Aku takut jika tidak cocok dengannya, karena aku orangnya sangat sederhana.
Lamunannku dikagetkan oleh munculnya Yanti. Sambil membawa minuman, Yanti berjalan ke arah aku duduk, menaruh dua gelas sirup dan mempersilakanku untuk minum.
“Ayo Rid, diminum dulu..!” katanya.
Aku mengambil sirup itu dan meminumnya. Beberapa teguk aku minum sampai rasa dahaga yang sejak tadi terasa hilang, aku kembali menaruh gelas itu.
“Oh iya, Mas Sandi ke mana?” tanyaku.
“Biasa… Bisnis dia,” kata Yanti sambil menaruh gelasnya. “Sebentar lagi juga pulang. Sudah kutelpon koq dia, katanya dia juga kangen sama kamu..!” ujarnya lagi.
Yanti memang sampai sekarang belum mengetahui kalau suaminya dahulu pernah naksir aku. Tapi mungkin juga Sandi sudah memberitahukannya.
“Kamu menginap yah.. di sini..!” kata Yanti.
“Akh… enggak ah, tidak enak khan..!” kataku.
“Loh… nggak enak gimana, kita kan sahabat. Sandi pun kenal kamu. Lagian aku sudah mempersiapkan kamar untukmu, dan aku pun sedang ambil cuti koq, jadi temani aku ya.., oke..!” katanya.
“Kasihan Mas Hadi nanti sendirian..!” kataku.
“Aah… Mas Hadi khan selalu menurut keinginanmu, bilang saja kamu mau menginap sehari di sini menemani aku. Apa harus aku yang bicara padanya..?”
“Oke deh kalau begitu.., aku pinjam telponmu ya..!” kataku.
“Tuh di sana…!” kata Yanti sambil menujuk ke arah telepon.
Aku segera memutar nomor telpon kantor suamiku. Dengan sedikit berbohong, aku minta ijin untuk menginap di rumah Yanti. Dan menganjurkan Mas Hadi untuk tidur di rumah orangtuaku. Seperti biasa Mas Hadi mengijinkan keinginanku. Dan setelah basa-basi dengan suamiku, segera kututup gagang telpon itu.
“Beres..!” kataku sambil kembali duduk di sofa ruang tamu.
“Nah.., gitu dong..! Ayo kutunjukkan kamarmu..!” katanya sambil membimbingku.
Di belakang Yanti aku mengikuti langkahnya. Dari belakang itu juga aku memperhatikan tubuh montoknya. Yanti tidak berubah sejak dahulu. Pantatnya yang terbungkus celana jeans pendek yang ketat melenggak-lenggok. Pinggulnya yang ramping sungguh indah, membuatku iseng mencubit pantat itu.
“Kamu masih montok saja, Yan..!” kataku sambil mencubit pantatnya.
“Aw.., akh.. kamu. Kamu juga masih seksi saja. Bisa-bisa Mas Sandi nanti naksir kamu..!” katanya sambil mencubit buah dadaku.
Kami tertawa cekikikan sampai kamar yang dipersiapkan untukku sudah di depan mataku.
“Nah ini kamarmu nanti..!” kata Yanti sambil membuka pintu kamar itu.
Besar sekali kamar itu. Indah dengan hiasan interior yang berseni tinggi. Ranjangnya yang besar dengan seprei yang terbuat dari kain beludru warna biru, menghiasi ruangan ini. Lemari pakaian berukiran ala Bali juga menghiasi kamar, sehingga aku yakin setiap tamu yang menginap di sini akan merasa betah.
Akhirnya di kamar itu sambil merebahkan diri, kami mengobrol apa saja. Dari pengalaman-pengalaman dahulu hingga kejadian kami masing-masing. Kami saling bercerita tentang keluhan-keluhan kami selama ini. Aku pun bercerita panjang mulai dari perkawinanku sampai sedetil-detilnya, bahkan aku bercerita tentang hubungan bercinta antara aku dan suamiku. Kadang kami tertawa, kadang kami serius saling mendengarkan dan bercerita. Hingga pembicaraan serius mulai kucurahkan pada sahabatku ini, bahwa aku ingin bekerja di perusahan bapaknya yang direktur.
“Gampang itu..!” kata Yanti. “Aku tinggal menghubungi Papa nanti di Jakarta. Kamu pasti langsung diberi pekerjaan. Papaku kan tahu kalau kamu adalah satu-satunya sahabatku di dunia ini..” lanjutnya sambil tertawa lepas.
Tentu saja aku senang dengan apa yang dibicarakan oleh Yanti, dan kami pun meneruskan obrolan kami selain obrolan yang serius barusan.
Tanpa terasa, di luar sudah gelap. Aku pun minta ijin ke Yanti untuk mandi. Tapi Yanti malah mengajakku mandi bersama. Dan aku tidak menolaknya. Karena aku berpikir toh sama-sama wanita.Sungguh di luar dugaan, di kamar mandi ketika kami sama-sama telanjang bulat, Yanti memberikan sesuatu hal yang sama sekali tidak terpikirkan.
Sebelum air yang hangat itu membanjiri tubuh kami, Yanti memelukku sambil tidak henti-hentinya memuji keindahan tubuhku. Semula aku risih, namun rasa risih itu hilang oleh perasaan yang lain yang telah menjalar di sekujur tubuh. Sentuhan-sentuhan tangannya ke sekujur tubuhku membuatku nikmat dan tidak kuasa aku menolaknya. Apalagi ketika Yanti menyentuh bagian tubuhku yang sensitif.
Kelembutan tubuh Yanti yang memelukku membuatku merinding begitu rupa. Buah dadaku dan buah dadanya saling beradu. Sementara bulu-bulu lebat yang berada di bawah perut Yanti terasa halus menyentuh daerah bawah perutku yang juga ditumbuhi bulu-bulu. Namun bulu-bulu kemaluanku tidak selebat miliknya, sehingga terasa sekali kelembutan itu ketika Yanti menggoyangkan pinggulnya.
Karena suasana yang demikian, aku pun menikmati segala apa yang dia lakukan. Kami benar-benar melupakan bahwa kami sama-sama perempuan. Perasaan itu hilang akibat kenikmatan yang terus mengaliri tubuh. Dan pada akhirnya kami saling berpandangan, saling tersenyum, dan mulut kami pun saling berciuman.
Kedua tanganku yang semuala tidak bergerak kini mulai melingkar di tubuhnya. Tanganku menelusuri punggungnya yang halus dari atas sampai ke bawah dan terhenti di bagian buah pantatnya. Buah pantat yang kencang itu secara refleks kuremas-remas. Tangan Yanti pun demikian, dengan lembut dia pun meremas-remas pantatku, membuatku semakin naik dan terbawa arus suasana. Semakin aku mencium bibirnya dengan bernafsu, dibalasnya ciumanku itu dengan bernafsu pula.
Hingga suatu saat ketika Yanti melepas ciuman bibirnya, lalu mulai menciumi leherku dan semakin turun ke bawah, bibirnya kini menemukan buah dadaku yang mengeras. Tanpa berkata-kata sambil sejenak melirik padaku, Yanti menciumi dua bukit payudaraku secar bergantian. Napasku mulai memburu hingga akhirnya aku menjerit kecil ketika bibir itu menghisap puting susuku. Dan sungguh aku menikmati semuanya, karena baru pertama kali ini aku diciumi oleh seorang wanita.
“Akh.., Yaantiii.., oh..!” jerit kecilku sedikit menggema.
“Kenapa Rid.., enak ya..!” katanya di sela-sela menghisap putingku.
“Iya.., oh.., enaaks… teruus..!” kataku sambil menekan kepalanya.
Diberi semangat begitu, Yanti semakin gencar menghisap-hisap putingku, namun tetap lembut dan mesra. Tangan kirinya menahan tubuhku di punggung.
Sementara tangan kanannya turun ke bawah menuju kemaluanku. Aku teringat akan suamiku yang sering melakukan hal serupa, namun perbedaannya terasa sekali, Yanti sangat lembut memanjakan tubuhku ini, mungkin karena dia juga wanita.
Setelah tangan itu berada di kemaluanku, dengan lembut sekali dia membelainya. Jarinya sesekali menggesek kelentitku yang masih tersembunyi, maka aku segera membuka pahaku sedikit agar kelentitku yang terasa mengeras itu leluasa keluar.
Ketika jari itu menyentuh kelentitku yang mengeras, semakin asyik Yanti memainkan kelentitku itu, sehingga aku semakin tidak dapat mengendalikan tubuhku. Aku menggelinjang hebat ketika rasa geli campur nikmat menjamah tubuhku. Pori-poriku sudah mengeluarkan keringat dingin, di dalam liang vaginaku sudah terasa ada cairan hangat yang mengalir perlahan, pertanda rangsangan yang sungguh membuatku menjadi nikmat.
Ketika tanganku menekan bagian atas kepalanya, bibir Yanti yang menghisap kedua putingku secara bergantian segera berhenti. Ada keinginan pada diriku dan Yanti mengerti akan keinginanku itu. Namun sebelumnya, kembali dia pada posisi wajahnya di depan wajahku. Tersungging senyuman yang manis.
“Ingin yang lebih ya..?” kata Santi.
Sambil tersenyum aku mengangguk pelan. Tubuhku diangkatnya dan aku duduk di ujung bak mandi yang terbuat dari porselen. Setelah aku memposisikan sedemikian rupa, tangan Yanti dengan cekatan membuka kedua pahaku lebar-lebar, maka vaginaku kini terkuak bebas. Dengan posisi berlutut, Yanti mendekatkan wajahnya ke selangkanganku. Aku menunggu perlakuannya dengan jantung yang berdebar kencang.
Napasku turun naik, dadaku terasa panas, begitu pula vaginaku yang terlihat pada cermin yang terletak di depanku sudah mengkilat akibat basah, terasa hangat. Namun rasa hangat itu disejukkan oleh angin yang keluar dari kedua lubang hidung Yanti. Tangan Yanti kembali membelai vaginaku, menguakkan belahannya untuk menyentuh kelentitku yang semakin menegang.
Agak lama Yanti membelai-belai kemaluanku itu yang sekaligus mempermainkan kelentitku. Sementara mulutnya menciumi pusar dan sekitarnya. Tentu saja aku menjadi kegelian dan sedikit tertawa. Namun Yanti terus saja melakukan itu.
Hingga pada suatu saat, “Eiist… aakh… aawh… Yanthhii… akh… mmhh… ssh..!” begitu suara yang keluar dari mulutku tanpa disadari, ketika mulutnya semakin turun dan mencium vaginaku.
Kedua tangan Yanti memegangi pinggul dan pantatku menahan gerakanku yang menggelinjang nikmat.
Kini ujung lidahnya yang menyentuh kelentitku. Betapa pintar dia mempermainkan ujung lidah itu pada daging kecilku, sampai aku kembali tidak sadar berteriak ketika cairan di dalam vaginaku mengalir keluar.
“Oohh… Yantii… ennaakss… sekaalii..!” begitu teriakku.
Aku mulai menggoyangkan pinggulku, memancing nikmat yang lebih. Yanti masih pada posisinya, hanya sekarang yang dijilati bukan hanya kelentitku tapi lubang vaginaku yang panas itu. Tubuhku bergetar begitu hebat. Gerakan tubuhku mulai tidak karuan. Hingga beberapa menit kemudian, ketika terasa orgasmeku mulai memuncak, tanganku memegang bagian belakang kepalanya dan mendorongnya. Karuan saja wajah Yanti semakin terpendam di selangkanganku.
“Hissapp… Yantiii..! Ooh.., aku.. akuu.. mau.. keluaar..!” jeritku.
Yanti berhenti menjilat kelentitku, kini dia mencium dan menghisap kuat lubang kemaluanku.
Maka.., “Yaantii.., aku.. keluaar..! Oh.., aku.. keluar.. nikmaathhs.. ssh..!” bersamaan dengan teriakku itu, maka aku pun mencapai orgasme.
Tubuhku seakan melayang entah kemana. Wajahku menengadah dengan mata terpejam merasakan berjuta-juta nikmat yang sekian detik menjamah tubuh, hingga akhirnya aku melemas dan kembali pada posisi duduk. Maka Yanti pun melepas hisapannya pada vaginaku.
Dia berdiri, mendekatkan wajahnya ke hadapan wajahku, dan kembali dia mencium bibirku yang terbuka. Napasku yang tersengal-sengal disumbat oleh mulut Yanti yang menciumku. Kubalas ciuman mesranya itu setelah tubuhku mulai tenang.
“Terimakasih Yanti.., enak sekali barusan..!” kataku sambil tersenyum.
Yanti pun membalas senyumanku. Dia membantuku turun dari atas bak mandi itu.
“Kamu mau nggak dikeluarin..?” kataku lagi.
“Nanti sajalah.., lagian udah gatel nih badanku. Sekarang mending kita mandi..!” jawabnya sambil menyalakan shower.
Akhirnya kusetujui usul itu, sebab badanku masih lemas akibat nikmat tadi. Dan rupanya Yanti tahu kalau aku kurang bertenaga, maka aku pun dimandikannya, disabuni, diperlakukan layaknya seorang anak kecil. Aku hanya tertawa kecil. Iseng-iseng kami pun saling menyentuh bagian tubuh kami masing-masing. Begitupula sebaliknya, ketika giliran Yanti yang mandi, aku lah yang menyabuni tubuhnya.
Setelah selesai mandi, kami pun keluar dari kamar mandi itu secara bersamaan. Sambil berpelukan, pundak kami hanya memakai handuk yang menutup tubuh kami dari dada sampai pangkal paha, dan sama sekali tidak mengenakan dalaman. Aku berjalan menuju kamarku sedang Yanti menuju kamarnya sendiri. Di dalam kamar aku tidak langsung mengenakan baju. Aku masih membayangkan kejadian barusan. Seolah-olah rasa nikmat tadi masih mengikutiku.
Di depan cermin, kubuka kain handuk yang menutupi tubuhku. Handuk itu jatuh terjuntai ke lantai, dan aku mulai memperhatikan tubuh telanjangku sendiri. Ada kebanggaan dalam hatiku. Setelah tadi melihat tubuh telanjang Yanti yang indah, ternyata tubuhku lebih indah. Yanti memang seksi, hanya dia terlalu ramping sehingga sepintas tubuhnya itu terlihat kurus. Sedangkan tubuhku agak montok namun tidak terkesan gemuk.
Entah keturunan atau tidak, memang demikianlah keadaan tubuhku. Kedua payudaraku berukuran 34B dengan puting yang mencuat ke atas, padahal aku pernah menyusui anakku. Sedangkan payudara Yanti berukuran 32 tapi juga dengan puting yang mencuat ke atas juga.
Kuputar tubuhku setengah putaran. Kuperhatikan belahan pantatku. Bukit pantatku masih kencang, namun sudah agak turun, karena aku pernah melahirkan. Berbeda dengan pantat milik Yanti yang masih seperti pantat gadis perawan, seperti pantat bebek.
Kalau kuperhatikan dari pinggir tubuhku, nampak perutku yang ramping. Vaginaku nampak menonjol keluar. Bulu-bulu kemaluanku tidak lebat, walaupun pernah kucukur pada saat aku melahirkan. Padahal kedua tangan dan kedua kakiku tumbuh bulu-bulu tipis, tapi pertumbuhan bulu kemaluanku rupanya sudah maksimal. Lain halnya dengan Yanti, walaupun perutnya lebih ramping dibanding aku, namun kemaluannya tidak menonjol alias rata. Dan daerah itu ditumbuhi bulu-bulu yang lebat namun tertata rapi.
Setelah puas memperhatikan tubuhku sendiri (sambil membandingkan dengan tubuh Yanti), aku pun membuka tasku dan mengambil celana dalam dan Bra-ku. Kemudian kukenakan kedua pakaian rahasiaku itu setelah sekujur tubuhku kulumuri bedak. Namun aku agak sedikit kaget dengan teriakan Yanti dari kamarnya yang tidak begitu jauh dari kamar ini.
“Rida..! Ini baju tidurmu..!” begitu teriaknya.
Maka aku pun mengambil handuk yang berada di lantai. Sambil berjalan kukenakan handuk itu menutupi tubuhku seperti tadi, lalu keluar menuju kamarnya yang hanya beberapa langkah. Pintu kamarnya ternyata tidak dikunci. Karena mungkin Yanti tahu kedatanganku, maka dia mempersilakan aku masuk.
“Masuk sini Rid..!” kataya dari dalam kamar.
Kudorong daun pintu kamarnya. Aku melihat di dalam kamar itu tubuh Yanti yang telanjang merebah di atas kasur. Tersungging senyuman di bibirnya. Karena aku sudah melangkah masuk, maka kuhampiri tubuh telanjang itu.
“Kamu belum pake baju, Yan..?” kataku sambil duduk di tepi ranjang.
“Akh.., gampang… tinggal pake itu, tuh..!” kata Yanti sambil tangannya menunjuk tumpukan gaun tidur yang berada di ujung ranjang.
Lalu dia berkata lagi, “Kamu sudah pake daleman, ya..?”
Aku mengangguk, “Iya..!”
Kuperhatikan dadanya turun naik. Napasnya terdengar memburu. Apakah dia sedang bernafsu sekarang.., entahlah.
Lalu tangan Yanti mencoba meraihku. Sejenak dia membelai tubuhku yang terbungkus handuk itu sambil berkata, “Kamu mengairahkan sekali memakai ini..!”
“Akh.., masa sih..!” kataku sambil tersenyum dan sedikit menggeser tubuhku lebih mendekat ke tubuh Yanti.
“Benar.., kalo nggak percaya.., emm.. kalo nggak percaya..!” kata Yanti sedikit menahan kata-katanya.
“Kalo nggak percaya apa..?” tanyaku.
“Kalo nggak percaya..!” sejenak matanya melirik ke arah belakangku.
“Kalo nggak percaya tanya saja sama orang di belakangmu… hi.. hi..!” katanya lagi.
Segera aku memalingkan wajahku ke arah belakangku. Dan.., (hampir saja aku teriak kalau mulutku tidak buru-buru kututup oleh tanganku), dengan jelas sekali di belakangku berdiri tubuh lelaki dengan hanya mengenakan celana dalam berwarna putih yang tidak lain adalah Mas Sandi suami Yanti itu. Dengan refleks karena kaget aku langsung berdiri dan bermaksud lari dari ruangan ini. Namun tangan Yanti lebih cepat menangkap tanganku lalu menarikku sehingga aku pun terjatuh dengan posisi duduk lagi di ranjang yang empuk itu.
“Mau kemana.. Rida.., udah di sini temani aku..!” kata Yanti setengah berbisik.
Aku tidak sempat berkata-kata ketika Mas Sandi mulai bergerak berjalan menuju aku. Dadaku mulai berdebar-debar. Ada perasaan malu di dalam hatiku.
“Halo.., Rida. Lama tidak bertemu ya…” suara Mas Sandi menggema di ruangan itu.
Tangannya mendarat di pundakku, dan lama bertengger di situ.
Aku yang gelagapan tentu saja semakin gelagapan. Namun ketika tangan Yanti dilepaskan dari cengkramannya, pada saat itu tidak ada keinginanku untuk menghindar. Tubuhku terasa kaku, sama sekali aku tidak dapat bergerak. Lidahku pun terasa kelu, namun beberapa saat aku memaksa bibirku berkata-kata.
“Apa-apaan ini..?” tanyaku parau sambil melihat ke arah Yanti.
Sementara tangan yang tadi bertengger di bahuku mulai bergerak membelai-belai. Serr.., tubuhku mulai merinding. Terasa bulu-bulu halus di tangan dan kaki berdiri tegak.
Rupanya Sentuhan tangan Mas Sandi mampu membangkitkan birahiku kembali. Apalagi ketika terasa di bahuku yang sebelah kiri juga didarati oleh tangan Mas Sandi yang satunya lagi. Perasaan malu yang tadi segera sirna. Tubuhku semakin merinding. Mataku tanpa sadar terpejam menikmati dalam-dalam sentuhan tangan Mas Sandi di bahuku itu.
Pijatan-pijatan kecil di bahuku terasa nyaman dan enak sekali. Aku begitu menikmati apa yang terasa. Hingga beberapa saat kemudian tubuhku melemas. Kepalaku mulai tertahan oleh perut Mas Sandi yang masih berada di belakangku. Sejenak aku membuka mataku, nampak Yanti membelai vaginanya sendiri dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya meremas pelan kedua payudaranya secara bergantian. Tersungging senyuman di bibirnya.
“Nikmati Rida..! Nikmati apa yang kamu sekarang rasakan..!” suara Yanti masih sedikit membisik.
Aku masih terbuai oleh sentuhan kedua tangan Mas Sandi yang mulai mendarat di daerah atas payudarara yang tidak tertutup. Mataku masih terpejam.
“Ini.. kan yang kamu inginkan. Kupinjamkan suamiku..!” kata Yanti lagi.
Mataku terbuka dan kembali memperhatikan Yanti yang masih dengan posisinya.
“Ayo Mas..! Nikmati Rida yang pernah kamu taksir dulu..!” kata Yanti lagi.
“Tentu saja Sayang.., asal.. kamu ijinkan..!” kata suara berat Mas Sandi.
Tubuhnya dibungkukkan. Kemudian wajahnya ditempelkan di bagian atas kepalaku. Terasa bibirnya mencium mesra daerah itu. Kembali aku memejamkan mata. Bulu-buluku semakin keras berdiri. Sentuhan lembut tangan Mas Sandi benar-benar nikmat. Sangat pintar sekali sentuhan itu memancing gairahku untuk bangkit. Apalagi ketika tangan Mas Sandi sebelah kanan berusaha membuka kain handuk yang masih menutupi tubuhku itu.
“Oh.., Mas.., Maas… jangaan… Mas..!” aku hanya dapat berkata begitu tanpa kuasa menahan tindakan Mas Sandi yang telah berhasil membuka handuk dan membuangnya jauh-jauh.
Tinggallah tubuh setengah bugilku. Kini gairahku sudah memuncak dan aku mulai lupa dengan keadaanku. Aku sudah terbius suasana.
Mas Sandi mulai berlutut, namun masih pada posisi di belakangku. Kembali dia membelai seluruh tubuhku. Dari punggungku, lalu ke perut, naik ke atas, leherku pun kena giliran disentuhnya, dan aku mendesah nikmat ketika leherku mulai dicium mesra oleh Mas Sandi. Sementara desahan-desahan kecil terdengar dari mulut Yanti.
Aku melirik sejenak ke arah Yanti, rupanya dia sedang masturbasi. Lalu aku memejamkan mata lagi, kepalaku kutengadahkan memberikan ruangan pada leherku untuk diciumi Mas Sandi. Persaanku sudah tidak malu-malu lagi, aku sudah kepalang basah. Aku lupa bahwa aku telah bersuami, dan aku benar-benar akan merasakan apa yang akan kurasakan nanti, dengan lelaki yang bukan suamiku.
“Buka ya.. BH-nya, Rida..!” kata Mas Sandi sambil melepas kancing tali BH-ku dari punggung.
Beberapa detik BH itu terlepas, maka terasa bebas kedua payudaraku yang sejak tadi tertekan karena mengeras. Suara Yanti semakin keras, rupanya dia mencapai orgasmenya. Kembali aku melirik Yanti yang membenamkan jari manis dan jari telunjuknya ke dalam vaginanya sendiri. Nampak dia mengejang dengan mengangkat pinggulnya.
“Akh.., nikmaats… ooh… nikmaatts.. sekalii..!” begitu kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Dan tidak lama kemudian dia terkulai lemas di ranjang itu. Sementara Mas Sandi sibuk dengan kegiatannya.
Kini kedua payudaraku sudah diremasi dengan mesra oleh kedua telapak tangannya dari belakang. Sambil terus bibirnya menjilati inci demi inci kulit leherku seluruhnya. Sedang enak-enaknya aku, tiba-tiba ada yang menarik celana dalamku. Aku membuka mataku, rupanya Yanti berusaha untuk melepas celana dalamku itu. Maka kuangkat pantatku sejenak memudahkan celana dalamku dilepas oleh Yanti. Maka setelah lepas, celana dalam itu juga dibuang jauh-jauh oleh Yanti.
Aku menggeser posisi dudukku menuju ke bagian tengah ranjang itu. Mas Sandi mengikuti gerakanku masih dari belakang, sekarang dia tidak berlutut, namun duduk tepat di belakang tubuhku. Kedua kakinya diselonjorkan, maka pantatku kini berada di antara selangkangan milik Mas Sandi. Terasa oleh pantatku ada tonjolan keras di selangkangan. Rupanya penis Mas Sandi sudah tegang maksimal.
Lalu Yanti membuka lebar-lebar pahaku, sehingga kakiku berada di atas paha Mas Sandi. Lalu dengan posisi tidur telungkup, Yanti mendekatkan wajahnya ke selangkanganku, dan apa yang terjadi…
“Awwh… ooh… eeisth.. aakh..!” aku menjerit nikmat ketika kembali kurasakan lidahnya menyapu-nyapu belahan vaginaku, terasa kelentitku semakin menegang, dan aku tidak dapat mengendalikan diri akibat nikmat, geli, enak, dan lain sebagainya menyatu di tubuhku.
Kembali kepalaku menengadah sambil mulutku terbuka. Maka Mas Sandi tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia tahu maksudku. Dari belakang, bibirnya langsung melumat bibirku yang terbuka itu dengan nafsunya. Maka kubalas ciuman itu dengan nafsu pula. Dia menyedot, aku menyedot pula. Terjadilah pertukaran air liur Mas Sandi dengan air liurku. Terciuma aroma rokok pada mulutnya, namun aroma itu tidak mengganggu kenikmatan ini.
Kedua tangan Mas Sandi semakin keras meremas kedua payudaraku, namun menimbulkan nikmat yang teramat, sementara di bawah Yanti semakin mengasyikkan. Dia terus menjilat dan mencium vaginaku yang telah banjir. Banjir oleh cairan pelicin vaginaku dan air liur Yanti.
“Mmmhh… akh… mmhh..!” bibirku masih dilumati oleh bibir Mas Sandi.
Tubuhku semakin panas dan mulai memberikan tanda-tanda bahwa aku akan mencapai puncak kenikmatan yang kutuju. Pada akhirnya, ketika remasan pada payudaraku itu semakin keras, dan Yanti menjilat, mencium dan menghisap vaginaku semakin liar, tubuhku menegang kaku, keringat dingin bercucuran dan mereka tahu bahwa aku sedang menikmati orgasmeku. Aku mengangkat pinggulku, otomatis ciuman Yanti terlepas. Semakin orgasmeku terasa ketika jari telujuk dan jari manis Yanti dimasukkan ke liang vaginaku, kemudian dicabutnya setengah, lalu dimasukkan lagi.
Perlakuan Yanti itu berulang-ulang, yaitu mengeluar-masukkan kedua jarinya ke dalam lubang vaginaku. Tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata betapa nikmat dan enak pada saat itu.
“Aakh… aawhh… nikmaatss… terus.. Yantii.. oooh… yang cepaat.. akh..!” teriakku.
Tubuh Mas Sandi menahan tubuhku yang mengejang itu. Jarinya memilin-milin puting susuku. Bibirnya mengulum telingaku sambil membisikkan sesuatu yang membuatku semakin melayang. Bisikan-bisikan yang memujiku itu tidak pernah kudengar dari Mas Hadi, suamiku.
“Ayo cantik..! Nikmatilah orgasmemu.., jangan kamu tahan, keluarkan semuanya Sayang..! Nikmatilah.., nikmatilah..! Oh.., kamu cantik sekali jika orgasme..!” begitu bisikan yang keluar dari mulut Mas Sandi sambil terus mengulum telingaku.
“Aakh.. Maass, aduh.. Yanti.., nikmaats… oh… enaaks.. sekali..!” teriakku.
Akhirnya tubuh kejangku mulai mengendur, diikuti dengan turunnya kenikmatan orgasmeku itu.
Perlahan sekali tubuhku turun dan akhirnya terkulai lemas di pangkuan Mas Sandi. Lalu tubuh Yanti mendekapku.
Dia berbisik padaku, “Ini.. belum seberapanya Sayaang.., nanti akan kamu rasakan punya suamiku..!” sambil berkata demikian dia mencium keningku.
Mas Sandi beranjak dari duduknya dan berjalan entah ke arah mana, karena pada saat itu mataku masih terpenjam seakan enggan terbuka.
Entah berapa lama aku terlelap. Ketika kusadar, kubuka mataku perlahan dan mencari-cari Yanti dan Mas Sandi sejenak. Mereka tidak ada di kamar ini, dan rupanya mereka membiarkanku tertidur sendiri. Aku menengok jam dinding. Sudah pukul sepuluh malam. Segera aku bangkit dari posisi tidurku, lalu berjalan menuju pintu kamar. Telingaku mendengar alunan suara musik klasik yang berasal dari ruangan tamu. Dan ketika kubuka pintu kamar itu yang kebetulan bersebelahan dengan ruang tamu, mataku menemukan suatu adegan dimana Yanti dan suaminya sedang melakukan persetubuhan.
Yanti dengan posisi menelentang di sofa sedang ditindih oleh Mas Sandi dari atas. Terlihat tubuh Mas Sandi sedang naik turun. Segera mataku kutujukan pada selangkangan mereka. Jelas terlihat penis Mas Sandi yang berkilat sedang keluar masuk di vagina Yanti. Terdengar pula erangan-erangan yang keluar dari mulut Yanti yang sedang menikmati hujaman penis itu di vaginanya, membuat tubuhku perlahan memanas. Segera saja kuhampiri mereka dan duduk tepat di depan tubuh mereka.
Di sela-sela kenikmatan, Yanti menatapku dan tersenyum. Rupanya Mas Sandi memperhatikan istrinya dan sejenak dia menghentikan gerakannya dan menengok ke belakang, ke arahku.
“Akh… Mas.., jangan berhentiii doong..! Oh..!” kata Yanti.
Dan Mas Sandi kembali berkonsentrasi lagi dengan kegiatannya. Kembali terdengar desahan-desahan nikmat Yanti yang membahana ke seluruh ruangan tamu itu. Aku kembali gelagapan, kembali resah dan tubuhku semakin panas. Dengan refleks tanganku membelai vaginaku sendiri.
“Oh.. Ridhaa.., nikmat sekaallii.. loh..! Akuu… ooh… mmh..!” kata Yanti kepadaku.
Aku melihat wajah nikmat Yanti yang begitu cantik. Kepalannya kadang mendongak ke atas, matanya terpejam-pejam. Sesekali dia gigit bibir bawahnya. Kedua tangannya melingkar pada pantat suaminya, dan menarik-narik pantat itu dengan keras sekali. Aku melihat penis Mas Sandi yang besar itu semakin amblas di vagina Yanti. Samakin mengkilat saja penis itu.
“Oh Mas.., aku hampiir sampaaii..! Teruus… Mas… terus..! Lebih keras lagiih.., oooh… akh..!” kata Yanti.
Yanti mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya, Mas Sandi terus dengan gerakannya menaik-turunkan tubuhnya dalam kondisi push-up.
“Maass.., akuuu… keluaar..! Aakh… mhh… nikmaats.., mmh..!” kata Yanti lagi dengan tubuh yang mengejang.
Rupanya Yanti mencapai orgasmenya. Tangannya yang tadi melingkar di pantat suaminya, kini berpindah melingkar di punggung.
Mas Sandi berhenti bergerak dan membiarkan penis itu menancap dalam di lubang kemaluan Yanti.
“Owhh… banyak sekali Sayang.. keluarnya. Hangat sekali memekmu..!” kata Mas Sandi sambil menciumi wajah istrinya.
Dapat kubayangkan perasaan Yanti pada saat itu. Betapa nikmatnya dia. Dan aku pun belingsatan dengan merubah-rubah posisi dudukku di depan mereka. Beberapa saat kemudian, Yanti mulai melemas dari kejangnya dan merubah posisinya. Segera dia turun dari sofa ketika Mas Sandi mencabut penis dari lubang kenikmatan itu. Aku melihat dengan jelas betapa besar dan panjang penis Mas Sandi. Dan ini baru pertama kali aku melihatnya, karena waktu tadi di dalam kamar, Mas Sandi masih menutupi penisnya dengan celana dalam.
Dengan segera Yanti menungging. Lalu segera pula Mas Sandi berlutut di depan pantat itu.
“Giliranmu… Mas..! Ayoo..!” kata Yanti.
Tangan Mas Sandi menggenggam penis itu dan mengarahkan langsung ke lubang vagina Yanti. Segera dia menekan pantatnya dan melesaklah penis itu ke dalam vagina istrinya, diikuti dengan lenguhan Yanti yang sedikit tertahan.
“Owwh… Maas… aakh..!”
“Aduuh… Yantii.., jepit Sayangh..!” kata Mas Sandi.
Lalu kaki Yanti dirapatkan sedemikian rupa. Dan segera pantat Mas Sandi mulai mundur dan maju.Ufh.., pemandangan yang begitu indah yang kulihat sekarang. Baru kali ini aku menyaksikan sepasang manusia bersetubuh tepat di depanku secara langsung. Semakin mereka mempercepat tempo gerakannya, semakin aku terangsang begitu rupa. Tanganku yang tadi hanya membelai-belai vaginaku, kini mulai menyentuh kelentitku.
Kenikmatan mulai mengaliri tubuhku dan semakin aku tidak tahan, sehingga aku memasukkan jariku ke dalam vaginaku sendiri. Aku sendiri sangat menikmati masturbasiku tanpa lepas pandanganku pada mereka. Belum lagi telingaku jelas mendengar desahan dan rintihan Yanti, aku dapat membayangkan apa yang dirasakan Yanti dan aku sangat ingin sekali merasakannya, merasakan vaginaku pun dimasukkan oleh penis Mas Sandi.
Beberapa saat kemudian Mas Sandi mulai melenguh keras. Kuhentikan kegiatanku dan terus memperhatikan mereka.
“Aakhh… Yantii… nikmaats… aakh… aku keluaar..!” teriak Mas Sandi membahana.
“Oh… Maas… akuu… juggaa… akh..!”
Kedua tubuh itu bersamaan mengejang. Mereka mencapai orgasmenya secara bersama-sama.
Penis Mas Sandi masih menancap di vagina Yanti sampai akhirnya mereka melemas, dan dari belakang tubuh Yanti, Mas Sandi memeluknya sambil meremas kedua payudara Yanti. Mas Sandi memasukkan semua spermanya ke dalam vagina Yanti.
Lama sekali aku melihat mereka tidak bergerak. Rupanya mereka sangat kelelahan. Di sofa itu mereka tertidur bertumpukan. Tubuh Yanti berada di bawah tubuh Mas Sandi yang menindihnya. Mata mereka terpejam seolah tidak menghiraukan aku yang duduk terpaku di depannya. Hingga aku pun mulai bangkit dari dudukku dan beranjak pergi menuju kamarku. Sesampai di kamar aku baru sadar kalau aku masih telanjang bulat. Maka aku pun balik lagi menuju kamar Yanti di mana celana dalam dan BH yang akan kupakai berada di sana.
Selagi aku berjalan melewati ruang tamu itu, aku melihat mereka masih terkulai di sofa itu. Tanpa menghiraukan mereka, aku terus berjalan memasuki kamar Yanti dan memungut celana dalam dan BH yang ada di lantai. Setelah kukenakan semuanya, kembali aku berjalan menuju kamarku dan sempat sekali lagi aku menengok mereka di sofa itu pada saat aku melewati ruang tamu.
Sesampai di kamar, entah kenapa rasa lelah dan kantukku hilang. Aku menjadi semakin resah membayangkan kejadian yang baru kualami. Pertama ketika aku dimasturbasikan oleh suami istri itu. Dan yang kedua aku terus membayangkan kejadian di mana mereka melakukan persetubuhan yang hebat itu. Keinginanku untuk merasakan penis Mas Sandi sangat besar. Aku mengharapkan sekali Mas Sandi sekarang menghampiri dan menikmatiku. Namun itu mungkin tidak terjadi, karena aku melihat mereka sudah lelah sekali.
Entah sudah berapa kali mereka bersetubuh pada saat aku terlelap tadi. Aku semakin tidak dapat menahan gejolak birahiku sendiri hingga aku merebahkan diri di kasur empuk. Dengan posisi telungkup, aku mulai memejamkan mata dengan maksud agar aku terlelap. Namun semua itu sia-sia. Karena kembali kejadian-kejadian barusan terus membayangiku. Secara cepat aku teringat bahwa tadi ketika mereka bersetubuh, aku melakukan masturbasi sendiri dan itu tidak selesai. Maka tanganku segera kuselipkan di selangkanganku. Aku membelai kembali vaginaku yang terasa panas itu.
Dan ketika tanganku masuk ke dalam celanaku, aku mulai menyentuh klitorisku. Kembali aku nikmat. Aku tidak kuasa membendung perasaan itu, dan jariku mulai menemukan lubang kemaluanku yang berlendir itu. Dengan berusaha membayangkan Mas Sandi menyetubuhiku, kumasukkan jari tengahku ke dalam lubang itu dalam-dalam. Kelembutan di dalam vaginaku dan gesekan di dinding-dindingnya membuatku mendesah kecil.
Sambil mengeluar-masukkan jari tengahku, aku membayangkan betapa besar dan panjangnya penis Mas Sandi. Beda sekali dengan penis Mas Hadi yang kumiliki. Kemaluan Mas Sandi panjang dan besarnya normal-normal saja. Sedangkan milik Mas Sandi, sudah panjang dan besar, dihiasi oleh urat-uratnya yang menonjol di lingkaran batang kemaluannya. Itu semua kulihat tadi dan kini terbayang di dalam benakku.
Beberapa menit kemudian, ketika ada sesuatu yang lain di dalam vaginaku, semakin kupercepat jari ini kukeluar-masukkan. Sambil terus membayangi Mas Sandi yang menyetubuhiku, dan aku sama sekali tidak membayangkan suamiku sendiri. Setiap bayangan suamiku muncul, cepat-cepat kubuang bayangan itu, hingga kembali Mas Sandi lah yang kubayangkan.
Tanpa sadar, ketika aku akan mencapai orgasme, aku membalikan badan dan aku memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang vaginaku. Dalam keadaan telentang aku mengangkangkan selebar mungkin pahaku. Kini dua jariku yang keluar masuk di lubang vaginaku. Maka kenikmatan itu berlanjut hebat sehingga tanpa sadar aku memanggil-manggil pelan nama Mas Sandi.
“Akh… sshh… Masss… Sandii… Okh… Mass.. Mas.. Sandi.. aakkh..!” itulah yang keluar dari mulutku.
Seer… aku merasa kedua jariku hangat sekali dan semakin licin. Aku mengangkat ke atas pinggulku sambil tidak melepas kedua jariku menancap di lubang vaginaku. Beberapa lama tubuhku merinding, mengejang, dan nikmat tidak terkira. Sampai pada akhirnya aku melemas dan pinggulku turun secara cepat ketika kenikmatan itu perlahan berkurang.
Aku mencabut jari jemariku dan cairan yang menempel di jari-jari itu segera kujilati. Asin campur gurih yang kurasakan di lidahku. Dengat mata yang terpejam-pejam kembali aku membayangkan penis Mas Sandi yang sedang kuciumi, kuhisap, dan kurasakan. Cairan yang asin dan gurih itu kubayangkan sperma Mas Sandi. Ohhh.., nikmatnya semua ini.
Dan setelah aku puas, barulah kuhentikan hayalan-hayalanku itu. Kutarik selimut yang ada di sampingku dan menutupi sekujur tubuhku yang mulai mendingin. Aku tersenyum sejenak mengingat hal yang barusan, gila… aku masturbasi dengan membayangkan suami orang lain.
Pagi harinya, ketika aku terjaga dari tidurku dan membuka mataku, aku melihat di balik jendela kamar sudah terang. Jam berapa sekarang, pikirku. Aku menengok jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Aku kaget dan bangkit dari posisi tidurku. Ufh.., lemas sekali badan ini rasanya. Kukenakan celana dalamku. Karena udara sedikit dingin, kubalut tubuhku dengan selimut dan mulai berdiri.
Ketika berdiri, sedikit kugerak-gerakan tubuhku dengan maksud agar rasa lemas itu segera hilang. Lalu dengan gontai aku berjalan menuju pintu kamar dan membuka pintu yang tidak terkunci.
Karena aku ingin pipis, segera aku berjalan menuju kamar mandi, sesampainya di kamar mandi segera kuturunkan celana dalamku dan berjongkok. Keluarlah air hangat urine-ku dari liang vagina. Sangat banyak sekali air kencingku, sampai-sampai aku pegal berjongkok. Beberapa saat kemudian, ketika air kencingku habis, segera kubersihkan vaginaku dan kembali aku mengenakan celana dalamku, lalu kembali pula aku melingkari kain selimut itu, karena hanya kain ini yang dapat kupakai untuk menahan rasa dingin, baju tidur yang akan dipinjamkan oleh Yanti masih berada di kamarnya.
Aku keluar dari kamar mandi itu, lalu berjalan menuju ruangan dapur yang berada tidak jauh dari kamar mandi itu, karena tenggorokanku terasa haus sekali. Di dapur itu aku mengambil segelas air dan meminumnya.
Setelah minum aku berjalan lagi menuju kamarku. Namun ketika sampai di pintu kamar, sejenak pandangan mataku menuju ke arah ruang tamu. Di sana terdapat Mas Sandi sedang duduk di sofa sambil menghisap sebatang rokok. Matanya memandangku tajam, namun bibirnya memperlihatkan senyumnya yang manis. Dengan berbalut kain selimut di tubuhku, aku menghampiri Mas Sandi yang memperhatikan aku. Lalu aku duduk di sofa yang terletak di depannya. Aku membalas tatapan Mas Sandi itu dengan menyunggingkan senyumanku.
“Yanti mana..?” tanyaku padanya membuka pembicaraan.
“Sedang ke warung sebentar, katanya sih mau beli makanan..!” jawabnya.
“Mas Sandi tidak kerja hari ini..?”
“Tidak akh.., malas sekali hari ini. Lagian khan aku tak mau kehilangan kesempatan..!” sambil berkata demikian dengan posisi berlutut dia menghampiriku.
Setelah tepat di depanku, segera tangannya melepas kain selimut yang membungkusi tubuhku. Lalu dengan cepat sekali dia mulai meraba-raba tubuhku dari ujung kaki sampai ujung pahaku. Diperlakukan demikian tentu saja aku geli. Segera bulu-bulu tubuhku berdiri.
“Akh… Mas..! Gellii..!” kataku.
Mas Sandi tidak menghiraukan kata-kataku itu.
Kini dia mulai mendaratkan bibirnya ke seluruh kulit kakiku dari bawah sampai ke atas. Perlakuannya itu berulang-ulang, sehingga menciptakan rasa geli campur nikmat yang membuatku terangsang. Lama sekali perlakuan itu dilakukan oleh Mas Sandi, dan aku pun semakin terangsang.
“Akh… Mas..! Oh.., mmh..!” aku memegang bagian belakang kepala Mas Sandi dan menariknya ketika mulut lelaki itu mencium vaginaku.
Semakin aku mengangkangkan pahaku, dengan mesranya lidah Mas Sandi mulai menjilat kemaluanku itu. Tubuhku mulai bergerak-gerak tidak beraturan, merasakan nikmat yang tiada tara di sekujur tubuhku.
Aku membuang kain selimut yang masih menempel di tubuhku ke lantai, sementara Mas Sandi masih dengan kegiatannya, yaitu menciumi dan menjilati vaginaku. Aku menengadah menahan nikmat, kedua kakiku naik di tumpangkan di kedua bahunya, namun tangan Mas Sandi menurunkannya dan berusaha membuka lebar-lebar kedua pahaku itu. Karuan saja selangkanganku semakin terkuak lebar dan belahan vaginaku semakin membelah.
“Akh.. Mas..! Shh.. nikmaats..! Terus Mass..!” rintihku.
Kedua tangan Mas Sandi ke atas untuk meremas payudaraku yang terasa sudah mengeras, remasan itu membuatku semakin nikmat saja, dan itu membuat tubuhku semakin menggelinjang. Segera aku menambah kenikmatanku dengan menguakkan belahan vaginaku, jariku menyentuh kelentitku sendiri. Oh.., betapa nikmat yang kurasakan, liang kemaluanku sedang disodok oleh ujung lidah Mas Sandi, kedua payudaraku diremas-remas, dan kelentitku kusentuh dan kupermainkan. Sehingga beberapa detik kemudian terasa tubuhku mengejang hebat disertai perasaan nikmat teramat sangat dikarenakan aku mulai mendekati orgasmeku.
“Oh… Mas..! Aku… aku… akh.., nikmaats… mhh..!” bersamaan dengan itu aku mencapai klimaksku.
Tubuhku melayang entah kemana, dan sungguh aku sangat menikmatinya. Apalagi ketika Mas Sandi menyedot keras lubang kemaluanku itu. Tahu bahwa aku sudah mencapai klimaks, Mas Sandi menghentikan kegiatannya dan segera memelukku, mecium bibirku.
“Kamu sungguh cantik, Ridha.., aku cinta padamu..!” sambil berkata demikian, dengan pinggulnya dia membuka kembali pahaku, dan terasa batang kemaluannya menyentuh dinding kemaluannku.
Segera tanganku menggenggam kemaluan itu dan mengarahkan langsung tepat ke liang vaginaku.
“Lakukan Mas..! Lakukan sekarang..! Berikan cintamu padaku sekarang..!” kataku sambil menerima setiap ciuman di bibirku.
Mas Sandi dengan perlahan memajukan pinggulnya, maka terasa di liang vaginaku ada yang melesak masuk ke dalamnya. Gesekan itu membuatku kembali menengadah, sehingga ciumanku terlepas. Betapa panjang dan besar kurasakan. Sampai aku merasakan ujung kemaluan itu menyentuh dinding rahimku.
“Suamimu sepanjang inikah..?” tanyanya.
Aku menggelengkan kepala sambil terus menikmati melesaknya penis itu di liang vaginaku.
Beberapa saat kemudian sudah amblas semua seluruh batang kemaluan Mas Sandi. Aku pun sempat heran, kok bisa batang penis yang panjang dan besar itu masuk seluruhnya di vaginaku. Segera aku melipatkan kedua kakiku di belakang pantatnya. Sambil kembali mencium bibirku dengan mesra, Mas Sandi mendiamkan sejenak batang penisnya terbenam di vaginaku, hingga suatu saat dia mulai menarik mundur pantatku perlahan dan memajukannya lagi, menariknya lagi, memajukannya lagi, begitu seterusnya hingga tanpa disadari gerakan Mas Sandi mulai dipercepat. Karuan saja batang penis yang kudambakan itu keluar masuk di vaginaku. Vagina yang seharusnya hanya dapat dinikmati oleh suamiku, Mas Hadi.
Di alam kenikmatan, pikiranku menerawang. Aku seorang perempuan yang sudah bersuami tengah disetubuhi oleh orang lain, yang tidak punya hak sama sekali menikmati tubuhku, dan itu sangat di luar dugaanku. Seolah-olah aku sudah terjebak di antara sadar dan tidak sadar aku sangat menikmati perselingkuhan ini. Betapa aku sangat mengharapkan kepuasan bersetubuh dari lelaki yang bukan suamiku. Ini semua akibat Yanti yang memberi peluang seakan sahabatku itu tahu bahwa aku membutuhkan ini semua.
Beberapa menit berlalu, peluh kami sudah bercucuran. Sampailah aku pada puncak kenikmatan yang kudambakan. Orgasmeku mulai terasa dan sungguh aku sangat menikmatinya. Menikmati orgasmeku oleh laki-laki yang bukan suamiku, manikmati orgasme oleh suami sahabatku. Dan aku tidak menduga kalau rahimku pun menampung air sperma yang keluar dari penis lelaki selain suamiku.
Singkat kisahku, kini aku sudah bekerja di salah satu perusahaan milik bapaknya Yanti. Dengan demikian kehiduapanku selanjutnya mulai membaik. Ini semua berkat bantuan dari sahabatku Yanti. Namun sekarang tercipta problema baru yang mengganggu pikiranku. Penghianatanku terhadap Mas Hadi tidak berhenti sampai di sini.
Gairah seksku tidak dapat tertahankan. Aku dapat melayani suamiku hingga beberapa kali. Dan jika aku tidak merasa puas, kulampiaskan gejolakku itu dengan Mas Sandi, bahkan kalau Mas Sandi tidak ada, aku mencari kepuasan seksku dengan siapa saja yang mau. Dan untungnya hingga kini suamiku tidak mengetahuinya, tapi apa mungkin dia telah mengetahuinya..? Aku tidak perduli.

Temanku lebih besar dari suamiku

$
0
0


Sebelumnya kuperkenalkan, namaku Rina Intan Permatasari, seorang istri dari Redaktur salah satu Koran ternama, Rojan Sudikno. Suamiku adalah seorang yang sangat sibuk. Hampir setiap hari waktunya dirumah hanya sebentar. Aku lebih sering menghabiskan waktuku bersama ibunya yang kebetRinan tinggal bersama kami.
Usiaku kini 26 tahun, aku telah menikah selama 3 tahun dan belum memiliki seorang anak. Banyak orang mengatakan bodiku cukup seksi. Tinggiku 160 cm, dengan ukuran BH 34B. Orang selalu memuji pantatku yang bahenol dan pinggangku yang ramping.
Ini adalah kisah cintaku bersama teman lama sekaligus idolaku dimasa lalu. Namanya Arif, saat SMA aku memiliki perasaan khusus kepadanya. Sejak lama suamiku tau tentang hal itu. Kami sering berdebat karenanya. Namun akhir – akhir ini, terutama setelah menikah, kami sudah tidak pernah berdebat untuk hal – hal semacam itu lagi.
Saat itu tiba – tiba aku dapat undangan reuni SMA. Aku mengajak suamiku untuk pergi kesana. Namun karena SMAku yang cukup jauh dari tempat kami tinggal, terpaksa aku pergi sendirian karena suamiku menolak untuk ikut. Suamiku beralasan masih banyak pekerjaan yang belum terselesaikan.
Aku pergi kesana bersama teman SMAku yang kebetulan juga tetangga rumah. Namanya Rita, aku bersamanya seharian, sampai akhirnya kami berpisah karena Rita harus mengunjungi Ibunya. Waktu itu sebetRinnya aku ingin menemani Rita berkunjung ketempat ibunya, namun sepertinya aku gelisah memikirkan rumah. Maklum Ibu sudah tua dan suamiku sering pRinang larut.
Akhirnya akupun pulang sendirian. Waktu itu aku tidak memperkirakan kepRinanganku, kupikir Rita tidak ada agenda berkunjung kerumah Ibunya.
Akupun pRinang sendirian berjalan untuk ke halte bus. Ditengah jalan ada mobil yang menghampiriku. Ketika kaca mobil dibuka aku terkejut, ternyata teman dekat yang kusebut sebagai idola muncRin dibalik kaca. Arif begitu sapaan akrabnya menawariku untuk pRinang ke tempat asalku. Awalnya aku agak canggung, tetapi setelah melihat Arif bersama seorang perempuan, aku menjadi lega.
“ayo ikut aku saja” ujar arif. Aku pun tidak menolak ajakannya. Di dalam mobil, kami ngobrol panjang lebar. Arif juga memperkenalkan wanita itu yang ternyata adalah istrinya. Ternyata Arif tinggal satu kota dengan rumahku.
Di tengah perjalanan waktu itu sudah sangat larut. Kamipun memutuskan untuk mampir di sebuah rumah pemondokan. Disana kami hanya memesan satu kamar saja karena ternyata seluruh kamar telah terisi.
Malam semakin larut, saat itu pukRin 02.10 aku belum bisa tidur. Aku merasa sangat gerah, lalu aku pergi ke kamar mandi untuk mencopot BHku agar lebih nyaman dan bisa tidur pRinas. Setelah kucopot BH akupun langsung kembali ke tempat tidur. Saat itu kRinihat Arif dan istrinya masih kelonan.
Beberapa saat kemudian tampaknya aku belum bisa tertidur. Aku yang saat itu hanya mengenakan hotpants dan  kaos lengan pendek tanpa BH akhirnya memutuskan untuk sekedar melihat TV.
Bentuk penginapan terdiri dari kamar dan ruang TV. Saat itu aku tidur didepan dan Arif bersama istrinya didalam. Aku menyingkirkan meja dan duduk dilantai karpet karena cukup gerah. Saat itu aku menghidupkan TV.
Pada saat pukul 03.30 WIB aku melihat Arif tampaknya bangun untuk buang air kecil di toilet. Saat hendak kembali tidur tampaknya dia melihat aku yang sedang menonoton TV sendirian. Dia pun menghampiriku.  “Rina kok belum tidur? Nggak bisa tidur ya?” tanya Arif
“huum rif, gerah dari tadi” jawabku agak canggung. Maklum saat itu selimut kubuang jauh dan tentu saja aku tidak memakai BH.
Arif pun mendekat dan duduk disamping ku sambil berkata “tak temenin ya, aku juga kebetRinan kebangun”. “huum” jawabku. Saat itu suasana sangat sepi sekali. Arif sesekali mengajakku berbincang dan becanda. Arif adalah orang yang humoris, aku pikir kami tidak akan kehabisan topik perbincangan.
Saat itu tidak terasa sudah pukRin 04.00 WIB. Aku jadi teringat suamiku yang selalu berkata, kalau laki – laki itu pada saat jam pagi libidonya meningkat, “burungnya” bakal berdiri terus. Mungkin salah satunya dari dorongan nafsuku aku jadi berpikir seperti itu dan teringat perkataan suamiku aku jadi penasaran “benarkah semua pria sperti itu” pikirku dalam hati.
Dengan rasa penasaran aku sedikit melirik ke celana boxer Arif. KRinihat tidak ada tanda – tanda dia sedang “berdiri”. Namun aku agak heran dengan benda yang mirip pipa di paha arif. Kupikir tak mungkin itu burung. Bentuknya seperti pipa dan menjuntai hingga setengah paha. Kupikir mungkin itu sesuatu yang dikantongi Arif.
Sempat beberapa kali melirik, aku semakin penasaran dengan benda itu. Aku antara yakin dan tidak bahwa itu sebtRinnya burung arif. Lalu muncRin ide nakal untuk memastikan benda apa itu.
“rif, kita ngobrol aja ya, Tvnya dimatiin” tanyaku. “iya matiin aja ngak apa – apa kok, ini juga udah pagi” jawab arif. Akupun bergerak menuju TV dan mematikanya. Kupikir Arif juga melihat bokongku yang bahenol saat mematikan TV yang berada didepannya. Ketika berbalik, aku berpura – pura menjatuhkan gelas yang tadi kubawa. Aku pun mengambilnya sambil menunduk dan memperlihatkan belahan dadaku kepadanya. Meskipun hanya sekilas, kupikir itu cukup bisa merangsang burungnya untuk bergerak.
Saat aku kembali duduk, kRinihat benda itu masih saja menjuntai seperti semRina. Meski semakin penasaran aku tidak bisa berbuat banyak untuk mengetahui benda apa itu. Aku ngobrol semakin seru dengan Arif, dan kurasa efek dari jarangnya aku dibelai suamiku membuat libidoku saat itu malah tinggi. Nafsuku sedikit liar dan putingkupun mengacung indah dan tercetak di bajuku.
Kuhadapkan tubuhku kearah Arif untuk melihat reaksinya. Aku dan arif semakin asik bercanda sampai kRinihat saat itu pukRin 04.45 Arif beberapa kali melihat kearah dadaku meski hanya sekilas. Akupun beberapa kali memastikan benda itu dapat bergerak.
Setelah selang beberapa menit, akhirnya aku melihat benda itu bergerak sedikit demi sedikit. Benda itu tidak membesar hanya beberapa kali bergetar, aku malah tidak yakin dengan firasatku, lalu sampai akhirnya kami terdiam. Arif menatapku, dan akupun menatapnya.
Entah setan apa yang terlintas dibenaknya, tiba – tiba dia meraba tangan kiriku. Lalu aku membalasnya dengan meraba paha kanannya yang berisi pipa itu. Saat kusentuh Arif terlihat agak kaget. Aku pun terkejut saat memegang ‘pipa’nya. ‘pipa’ itu kuelus dan sedikit kuremas.
Saat kuremas aku semakin yakin kalau itu kemaluan Arif. Hendak memastikannya pun, akhirnya aku bertanya.
“ini apa rif, kok bentuknya aneh?” tanyaku dengan nada pelan.
“itu, burungku Rin, kok gitu aja nggak tau, kan kamu sudah bersuami” jawb Arif
“uh, maaf !” kataku pura – pura terkejut dan menjauhkan tanganku dari pahanya.
“hehehe, nggak apa – apa kok Rin, terusin aja nggak usah aneh gitu” jawab si Arif lirih sambil tersenyum manis kearahku.
Mendengar kata – kata itu sebenarnya aku ingin gengsi sedikit, tapi ternyata rasa penasaranku mengalahkan gengsi yang ada dalam diriku. Lalu kupegang kemaluan Arif perlahan.
“maaf rif, aku tadi nggak tau beneran” kataku
“udahlah, terusin aja dulu pumpung masih subuh”
Sambil mengelus – elus dan meremas – remas burungnya aku terus melihat ke wajah Arif. Diwajahnya terpancar bahwa Arif merasa keenakan dengan remasanku, akupun menikmati sensasi ini. “punya arif panjang banget, kalau dimasukin rasanya gimana ya?” batinku.
Penasaran akupun langsung bertanya, “ini burungmu kok gede banget rif, berapa centi”
“25 –an Rin” jawab Arif. Batin ku “wow, suamiku saja burungnya 12cm, yang ini 2x lebih gede dan panjang”. Mendengar hal itu entah kenapa aku jadi tambah penasaran.
“dikeluarin boleh?, aku pengen liat..” pintaku dengan nada manja.
“disingkap aja celananya Rin”, lalu akupun menyingkap celana arif hingga ke selangkangan, dan menakjubkan aku melihat burung arif yang besar, keras dan menjuntai sebegitu besar. Baru kali ini aku melihat kontol segagah itu.
Begitu burung itu menampakkan wujudnya akupun langsung meremas – remas kembali. Dalam hatiku aku ingin mengocok kontol ini, sepertinya lebih enak ngocokin kontol yang ukuran panjangnya luar biasa.
Gayung bersambut, Arif sepertinya mengerti apa yang kurasakan, dia mempersilahkanku mengocok kontolnya. Lalu akupun mengocoknya dengan perlahan dan sedikit demi sedikit semakin cepat. KRinihat Arif beberapa kali menunjukan ekspresi keenakan.
Tidak tahan melihat Arif, akupun langsung mendekatkan kepalaku ke burungnya, tidak berapa lama aku langsung memasukan burung Arif yang gagah itu ke bibir mungilku.
Aku membasahinya dengan ludahku, kekRinum – kRinum  burungnya dengan lembut. Itu kali pertamanya aku mengRinum kontol seseorang tanpa diminta, bahkan pada suamikupun aku tidak seperti ini.  Kini batang kemaluan Arif sudah basah, berlumuran dengan air liurku.
Tidak berhenti sampai disitu, aku juga menghisap buah zakar Arif. Saat kuhisap, dia terlihat sedikit bergerak – gerak. Tampaknya dia sedang keenakan. Mengetahui Arif keenakan, akupun semakin bersemangat, sambil kujilat – jilat buah zakarnya, tangankupun mengocok lembut kontolnya yang panjang dan basah itu.
Arif semakin liar, dia sedikit menjambakku. Saat itu sekitar pukRin 05.00, akupun teringat Istri Arif yang sedang tidur dikamar sebelah. Aku seketika berhenti dan melepaskan permainanku itu.
Arif terlihat terkejut melihatku. Saat hendak berkemas Arif pun langsung berkata, “ada apa Rin?” tanya Arif.
“aku lupa, Istrimu sedang tidur, seharusnya kita tidak melakukan sejauh ini” kataku
Seketika Arif menarik tanganku, dia mencium bibirku. Akupun terdiam, dan kini giliran Arif yang beraksi. Dia menciumi leherku dengan lembut. Arif menjilat – jilatnya hingga ke bagian paling sensitifku yaitu telinga. Arif berbisik “sudahlah, Istriku itu kebo, kalau tidur pasti bangunnya siang, lagipRina kalau dia bergerak kita pasti dengar,” katanya menenangkanku.
Aku tidak sempat berpikir kala itu, Arif langsung menggigit susuku dari luar.
“kamu nggak pake BH kan?” tanya Arif.
Belum sempat menjawab pertanyaannya aku sudah diserbu oleh serangan sensual Arif. Dia menurunkan kaosku dan menciumi buah dadaku. Aku tidak tahan lagi dengan aksinya.
Arif lalu menggendongku untuk duduk dipangkuannya. Saat aku duduk, aku merasakan batang kemaluanya menyentuh kemaluan dan pantatku.
Arif melahap payudaraku, diemutnya kedua putingku secara bergantian. “owwhh, rif..” desahku keenakan. Saat Arif sedang nyedot pentilku, kubawa kedua tangannya yang tadinya meremas buah dadaku ke bagian bokong untuk merasakan bokong semokku.
Arif terlihat antusias meremasi bokongku yang besar dan kenyal. Dia meremas – remasnya sambil menjilati payudaraku. KRinihat Arif semakin liar. Lalu tanpa basa basi kubuka bajuku untuk mempermudah aksi Arif.
Kurasakan burung Arif yang tegencet vaginaku bergerak – gerak. Sangat menggairahkan menindih benda besar, berurat, keras dan hangat ini. Lalu tangankupun menghampiri kontolnya yang sempat tergencet. Dan akupun meremas – remas kontol besar itu. Meremas – remas kontolnya membuatku sangat berhasrat untuk merasakannya masuk kedalam liang vaginaku.
Beberapa menit kami melakukan itu, akupun berganti posisi. Aku menyuruh Arif membuka celananya. Arif pun menurut, saat dia membukanya kemaluannya yang besar itu langsung mengacung dengan tegak kearahku. Aku baru sadar kalau dia tidak memakai celana dalam.
Dia terduduk di sofa, aku langsung melahap kemaluannya. KukRinum – kRinum dan kukocok – kocok kemaluannya. Dia pun beberapa kali meremas – remas tetekku. Kami melakukan aksi itu agak lama, meski hanya mengRinumnya aku cukup antusias.
Tapi lama – lama aku bosan juga. Aku menunggu Arif memintaku untuk memasukkan burungnya ke vaginaku. Beberapa waktu menunggu membuatku tidak sabar. Vaginaku sudah basah dan Arif belum juga memesan lubang ini. “mau dimasukin nggak?” tanyaku sambil mengRinum
“dimasukin apa?” tanya Arif, belagak bodo
“ya dimasuki kesini?” tanyaku sambil menunjuk ke arah vagina.
“kemana Rin” jawabnya. Ternyata Arif ingin memancingku. Akupun berhenti mengRinuminya, aku langsung mencopot celana dan celana dalamku didepannya. Aku memperlihatkan bokongku yang indah saat mencopotnya.
Setelah itu aku menaiki arif yang mengenakan kaos hitam tanpa celana. Lalu aku menduduki kemaluannya, kugesek – gesekkan vaginaku di kontolnya. Arif berkali – kali tersenyum kearahku. “masukin yuk rif” tanyaku.
“masukin gimana sayang?” jawabnya. Kembali dia membuatku penasaran. Saat kugesek – gesekan bukanya Arif yang penasaran malah aku jadi terangsang hebat. Vaginaku semakin banjir, dan Arif masih saja tersentum kearahku sambil tanganya menjahili susuku.
“arif, sudah to, ayo dimasukin!” pintaku sedikit memanja.
“yang mesra dong sayang” katanya memintaku untuk berbuat nekat. Aku sudah tidak tau lagi harus berbuat bagaimana, akupun dengan vRingar memintanya untuk memasukan burungnya ke memekku.
“Arif sayang, masukkin kontolmu yang gede dan panjang itu ke vaginaku yuk, aku pengen kentu sama kamu nih, ayuk ganteng ...” pintaku dengan nada manja.
“iya sayang, sayangku dibawah yuk”. Lalu kamipun berganti posisi, kini aku terlentang disofa dan dia berdiri tepat didepanku sambil mengarahkan kontolnya yang panjang ke Vagina mungilku.
Perlahan dia menggesek – gesekkan kontolnya ke vaginaku dan membuatku semakin melayang. Arif beberapa kali mencoba memasukkan kontolnya ke vaginaku namun tidak berhasil. Vaginaku beberapa kali menolaknya.
“kontolku nggak cukup ya sayang, sakit ya? Coba lagi yuk” kata Arif
“iya sayang, ayo cepetan masukin ya, udah nggak tahan nih” kataku sambil memegang tangan Arif yang kekar.
Mendengar kataku itu Arif langsung bersemangat, dia memaksa kontol besarnya itu masuk ke lubangku yang sempit.
“aawwhh....!!” teriakku tertahan. Kontol itu telah masuk seperempat bagian ke vaginaku. Matakupun terbelalak. Baru kali ini vaginaku dibobol kontol sebesar ini. sebelumnya kontol suamiku tidak sebegini besar.
Setelah berhenti sejenak, Arif memaju mundurkan pinggRinnya perlahan. Meski agak sakit, aku merasakan sensasi enak luar biasa di dinding vaginaku. Arif terus mengRinangi gerakanya dan menggali lebih dalam.
Aku mRinai terbiasa dengan kontolnya. Kurasakan gesekan demi gesekan sangat nikmat sekali. Beberapa menit dengan aksinya, Arif lalu mempercepat gerakkannya. Semakin cepat hingga tubuhku terguncang dan dinding vaginaku merasakan nikmatnya gesekan kontol yang luar biasa ini.
Arif mempercepat gerakannya sambil meletakkan tubuhku diantara kedua tangannya. Aku merasa sangat nyaman bercumbu dengannya. Hingga selang beberapa menit aku merasakan ada rasa aneh dalam liang vaginaku. Kontol Arif kurasakan berkali – kali menyentuh bagian vaginaku yang paling sensitif, hingga akhirnya “aawahhh.. Arif, sayang..” akupun melenguh, dan tertahan ketika jarinya menyumbat bibirku.
Arif megeluarkan kontolnya. KRinihat cairan orgasmeku keluar banyak. Luar biasa, rasanya enak sekali, klimaks disaat aku dalam pelukan seorang lelaki yang gagah. Baru kali ini aku merasakan orgasme senikmat ini.
Sambil menungguku pRinih, Arif mengeyot putingku untuk merangsang kembali gairahku. Selang beberapa menit, tubuhkupun pRinih kembali.
“Arif sayang.. lagi yuk, aku pengen ngerasain kontolmu lagi” pintaku memanja.
Tanpa berkata apapun Arif menggendongku, aku kini berada dipangkuannya sambil berhadap – hadapan. Dengan setengah berdiri, aku arahkan vaginaku tepat diatas kontolnya. Arif langsung merespon, dia memegang kemaluannya yang besar dan menyentuhkan ujungnya kevaginaku.
Meski lagi – lagi kesRinitan, kamipun mencobanya. Kini aku yang memegan kontolnya yang besar itu, kuberi sedikit air liurku dan kukocok – kocok perlahan, lalu aku mengarahkannya ke vagina.
Arif memegang pinggangku. Saat aku setengah berdiri dengan lututku dengan tiba – tiba dia memaksa badanku untuk turun dengan menarik pinggangku yang ramping. Dan bleessss... kontol itu dipaksa masuk ke vaginaku.
Aku kembali terbelalak. “awhh, sayang kok kasar sih” tanyaku. Arif menjawab “ kalau nggak gitu nggak masuk – masuk sayang”
Dalam posisi ini aku agak canggung, aku hampir tidak pernah pada posisi ini dengan suamiku. Kontol suamiku pendek jadi ketika kutindas saat dalam posisi ini kontolnya tidak bisa penetrasi dengan maksimal.
Berbeda dengan kontol Arif yang panjang dan mampu menjangkau seluruh ruas vaginaku. Kontol Arif tersasa sesak, memenuhi ruang – ruang dalam vaginaku.
Arif memebuatku bergerak naik turun. Akupun mRinai menikmati permainan ini dengan perlahan.
Kin tanpa disuruh Arif aku sudah menaik turunkan badanku. Melihatku dapat mandiri, Arif melepaskan tangannya dari pinggangku. Dia kini meremas – remas susuku.
Pada posisi ini aku merasakan kenikmatan yang luar biasa saat kontol kekar ini berada dalam vaginaku. Aku kembali naik turun diatas kontolnya untuk merasakan betapa nikmatnya gesekan kontol besar Arif di memekku. Aku semakin melayang. Ditambah lagi saat aku naik turun Arif melingkarkan tangannya di pinggangku dan menjilati susuku yang bergoyang – goyang naik turun.
Arif terlihat gemas dengan susuku, dia meremasinya dan mengeyot serta menyepong seluruh bagian payudaraku. Sampai – sampai tidak ada satupun bagian payudaraku yang masih kering. Hampir seluruh payudaraku basah oleh liurnya.
Saking gemesnya, Arif mengimbangi gerakan naik turunku dengan sodokan - sodokannya yang cukup cepat. Hingga aku melenguh dan badanku mengejang merasakan orgasme.
Kini aku orgasme dipelukannya sambil menindihnya. Kontolnya masih tertancap divaginaku. Terasa sebagian cairan orgasmeku meleleh keluar. Aku sudah orgasme kedua kali.
Selang beberapa menit kemudian, aku yang masih berada diatas Arif merasakan kembali Arif menggesekkan kontolnya di vaginaku.
“kamu nggak capek sayang?” tanyaku
Arif diam saja, dia hanya tersenyum dan melakukan kegiatannya kembali. Dia semakin liar menggenjotku. Aku hanya diam dan menggigit bibirku berkali – kali. KRinihat Arif sangat beringat, dia mencumbu vaginaku dengan cepat.
Merasakan aksinya itu akupun semakin keenakan. Seolah ingin membalas jasa Arif, aku menawarkan goyangan untuknya. Aku kembali tegakkan badanku dan memegang dada arif.
Kontolnya masih tertancap divaginaku. Kusuruh dia diam. Aku menggoyang – goyangkan pinggRinku, melingkar. Arif tampaknya semaki bergairah. Dia kini menciumi leherku dan meremas – remas pantatku.
Sampai beberapa saat seperti itu, kuganti goyanganku. Kini aku goyankan kekiri dan kekanan. Lalu maju mundur. Meski ingin memuaskan Arif, aku malah merasa nikmat sendiri. Kontol Arif bagiku sangat besar hingga menjejali vaginaku, saat aku bergerak dengan gerakan sekecil apapun akan membuatku merasakan nikmat.
Beberapa saat kemudian tanpa sadar aku kembali orgasme.
Kini aku benar benar merasakan lelah. Saat itu sudah pukRin 06.04, artinya sudah hampir sejam kontol Arif mengenjot vaginaku. Namun meski aku telah 3 kali orgasme, Arif masih belum menunjukan tanda – tandan akan keluar.
Mengingat hal itu malah membuatku bergairah. Kini kami masih beristirahat untuk kumpRinkan tenaga.
“sayang, kamu masih kuat?”tanya Arif
“aku capek banget” jawabku sambil menatap kearahnya.
“aku belum keluar nih, tanggung, masak dikocok sendiri” kata Arif. Baru kali ini aku melihatnya memelas kepadaku. Batinku “ini yang kutunggu dari tadi”. Terlihat saat itu kontol arif masih tegak berdiri dan berlumuran cairan. Kontol itu terlihat semakin menggairahkan. Aku merasa sudah gila, tidak pernah aku menggandrungi kontol hingga seperti ini. aku merasa seperti maniak seks.
“dikeluarin yuk sayang” kataku sambil menunggingkan bokongku. Arif terdiam, akupun menegurnya.
“ayo, aku kamu muncrat” kataku. Lalu Arif berdiri diantara kedua lututnya. Kini dia berada dibelakangku yang sedang nungging. Kini kami melakukan doggistyle.
Arif mengarahkan kontolnya ke vaginaku, selang beberapa waktu dia memasukkan kontolnya. Dan.. luar biasa posisi ini membuatku kembali on fire. Kontol Arif merangsek lebih dalam. Penetrasinya luar biasa.
Kontol itu sungguh besar sekali sampai membuat vaginaku terasa overload. Dia terus – terusan menggenjotku. Dia menggesek – gesekan kemaluannya dengan kasar.
Sampai selang beberapa saat kami bercinta dan kamipun dikejutkan dengan muncRinnya Istri Arif. Setengah sadar istrinya melihat kearah kami. Sejenak kami terdiam.
Namun anehnya kami hanya terdiam, Arif memegan erat tubuhku. Istrinya terlihat shock, dan terus menatap kami. Mita terlihat menahan tangis. “kamu keluar sebentar ya mita, beli sarapan sana, aku mau selesaiin dRinu, tinggal dikit nih” kata Arif.
Aku sedikit terkejut ketika Arif berkata demikian. Mita pun keluar dan tidak terlihat tanda dia sedang marah, namun kRinihat dia cukup sedih dan tertekan. Arif kembali mengangkat bokongku, dia menggesekan kontolnya perlahan.
Dia meransangku kembail, dia menciumi punggungku dan menjilati punggunku hinga tengkuk, leher dan telinga. Dia membuatku merinding dan terangsang. Tidak sempat aku bertanya, dia sudah kembali menggenjotoku.
Kembali kurasakan sensasi nikmatnya kontol Arif. Aku hanya biasa melenguh, dan menjerit. Kini malah aku tidak takut lagi untuk merancau.
“Arif, kontol kamu kok enak banggett. ... ggee.. deee.. kerr.. ass, genjot terus sayanggg.. enak sayanggg.. bikin itilku enak sayangg..”
“enak sayang.. trus apa lagi sayang” godanya lirih didekat telingaku sambil terus menggenjotku. Meski kelelahan aku tetap bernafsu untuk mengimbangi gerakan maju mundurnya.
Kini Arif diam, “ayo, kamu yang maju mundur” kata Arif menyuruhku. Tampaknya dia tau aku sudah kembali bernafsu. Mendengar itu aku lansung memaju mundurkan pantatku. Arif meremas – remas pantatku sambil menikmati gerakanku.
Tidak terlihat tanda – tanda Arif akan muncrat. Itu membuatku semakin penasaran, aku mempercepat gerakanku. Arif yang tadinya meremas bokongku kini tertarik dengan payudaraku yang terus bergoyang. Dia kini meremas payudaraku, dia meremasnya dengan gemas dan memerasnya dengan kasar.
Aku sudah tidak terkontrol, Arifpun semakin tidak terkontrol. “Sayang... aa..kuuu suka kontol kaammm  ..uuuu, genjot terus..” rancauku.. selang beberapa saat aku mengejang dan akhirnya akupun untuk kesekian kalinya orgasme.
Arif tidak pedRini dengan orgasmeku. Dia tetap menggenjotnya, sampai beberapa menit akupu bertanya, “sayang udah belum,” tanyaku yang sudah lunglai.
Arif kini memangku tubuhku yang lunglai. Dia yang kini kududuki dan menghadap punggungku menaik turunkan tubuhku yang lemas. Beberapa saat seperti itu dia pun berkata “dikeluarni didalem boleh nggak” pintanya padakau.
Aku langsung menjawab, “jangan..!!”, seketika Arif berhenti. Lalu Arif mencabut kontolnya dari vaginaku. “kamu berdiri” perintahku. Di pun manut. Arif berdri dihadapanku, kuemut – emut buah zakarnya dan kukocok – kocok batang kontolnya yang terlihat sangat kekar dan hendak menyemburkan cairan cintanya. Selang beberapa saat aku jadi makin penasaran, aku merasa ingin sekali merasakan air mani Arif.
Jujur, baru kali ini aku merasa segila ini. sebelumnya aku sangat jijik jika suamiku ingin memuntahkan spermanya kemRinutku. Namun kini, melihat kontol Arif aku jadi ingin mencicipi air maninya. Kusepong kontolnya hingga mentok di rongga mRinutku. Lalu kutarik bibirku dari kontolnya hingga ujungnya saja yang kuemut. Lalu sambil kuemut kontolnya kukocok – kocok dengan lembut namun agak cepat.
Kukocok, sambil kRinihat ekspresi wajahnya dan akhirnya..
ccrrrrooooootttt....crrrooooooottt....crrroooooottttt..... kRinepaskan kRinumanku, dan bebeapa semburan masih terjadi crroot.. crrooott.. ccerttt .. ceerrtt.... semburan kali ini mengarah kewajahku. Ari maninya sangat banyak. Yang ada didalam bibirku sebagian kutelan. Meski begitu banyak yang meleleh.
Aku tidak lantas jijik, malah kujilat pucuk kontol Arif untuk mengambil sisa – sisa air maninya.
Setelah beberapa saat kami selesai melakukannya akupun bergegas mandi dan beres – beres. Selesai beres – beres aku menemui Arif untuk berbincang. Ketika itu Arif ternyata sedang menenangkan Istrinya yang sedang menangis. Arif berjalan kearahku, dia memberiku sejumlah uang untuk pRinang kerumah. Aku menolaknya dan langsung bergegas pRinang dan pamit kepada keduanya.
Kurasakan tatapan dingin istrinya saat aku pamit. Meski saat itu aku cuek, dalam hatiku aku merasa bersalah. Sepanjang perjalanan aku tidak dapat melupakan kejadian itu. Aku terus saja merasa bersalah kepada Istri Arif. Namun disela – sela perasaan menyesalku, aku justru merasa penasaran ingin mengRinangi adegan itu bersama dengan Arif. Kurasa gairahku kepada Arif jauh lebih besar ketimbang ketika aku bercinta dengan suamiku.

Teman Suami Menikmatiku

$
0
0


Cerita ini berawal dari kesuksesan Rona bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar . Karena kadang Rona harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.

          Beberapa bulan yang lalu , Rona mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek pembanguan perumahan dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Mario dari Bandung . Waktu pertama Rona memperkenalkanku pada Mario , Mario langsung seperti terkesima dan sering menatapku , hal itu membuatku risih. Mario memang tampan , gagah dan kekar, walau kulitnya tampak hitam .

          Mario, yang nama pangilannya Rio itu belum berkeluarga alias bujangan . Umurnya pun dua tahun lebih muda dari suamiku . Dia seorang insinyur sipil . Rio adalah orang  pribumi dari suku Jawa , dia lahir di Surabaya . Yah memang berbeda suku dengan suamiku , yang mana suamiku dan aku terlahir sebagai seorang  keturunan chinese . Sekarang ini Rio diBandung , tapi dia sering ke Jakarta . Walau berbeda suku , suamiku dan Rio sudah sangat akrab , boleh di bilang seperti saudara . Itu sebabnya Rio tinggal di rumah kami sementara , selagi proyek ini berjalan Mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Rio tidur di kamar tamu persis di seberang kamar kami.

          Malam hari itu , aku ingin pamit tidur . Aku berjalan ke ruang kerja suamiku . Disana ada Rio . Aku mengenakan gaun tidurku yang sexy . Saat itu aku melihat mata Rio seakan tak lepas memandang setiap lekuk tubuhku . Aku bisa memakluminya , karena Rio memang seorang pria . Aku tak berlama lama "pi ..saya tidur dulu yah.." kataku . "oh , oke , mami tidur dulu , nanti saya nyusul , lagi nangung nih .." jawab suamiku .

          Aku sebel juga , kenapa gak ikut tidur sih , padahal aku lagi horny banget malam itu , sudah seminggu ini , Rona sibuk dengan proyeknya itu . Akhirnya aku mengalah , aku masuk ke kamar , dan berusaha untuk tidur . Besok malamnya , aku lebih di buatnya kesal , sudah jam 10.00 malam Rona belum pulang . Aku duduk di ruang makan , sambil menantinya . Berkali kali aku menge HP , dia jawab ,? lagi jalan pulang..? .

          Jam 10.30 dia baru pulang bersama Rio . Wajahku masam , ? hi , mami ?koq di sini , lagi mau makan ya..? sapa suamiku . Aku diam saja . Mario hanya tersenyum , lalu dia berjalan masuk ke kamarnya .

          Suamiku ikut duduk di meja makan itu , ada pertengkaran kecil yang terjadi . Aku protes , karena suamiku terlalu sibuk bekerja . Tapi toh aku harus mengalah lagi . Rona , dengan cepat menciumku , minta maaf , karena dia belakangan ini begitu sibuk dengan proyeknya .

          Dan yang lebih gila Rona , membuka bajuku di ruang makan itu . ? jangan di sini dong pi , nanti si Rio keluar gimana ..? kataku . ? tenang aja dia sudah kecapen , tadi aja dia tertidur di mobil kata suamiku , sambil tangannya meremas buah dadaku . Aku jadi terangsang , memang suasana jadi lain . Sudah seminggu lebih aku tak di sentuhnya , dan sekarang Rona ingin bercinta di ruang makan .Rona mendudukkan ku di atas meja makan , lalu dia mulai menjilati puting susuku .
          Lidah Rona pun dengan nafsu menjilati puting susuku . Aku menhan desahku . Lidahnya terus menyedot nyedot puting susuku . Birahiku saat itu naik tinggi , vaginaku rasanya sudah becek sekali . Dengan segera , Rona menarik celana dalamku , Lalu dia jongkok , kepalanya tepat derada di selangkanganku , lalu mulai menjilati vaginaku . Desahku tak tertahan lagi ? ahhh?. Ahh?..? .

          Saat itu , tiba tiba Mario muncul . dia berada kira kira lima meter di depanku . Sedang Rona , menghadap ke tubuhku , jadi dia tak tahu Mario ada di belangkang , berdiri tertegun melihat permainana kita . Aku diam tak bergerak , sedang suamiku masih asik menjilati vaginaku .

          Mario segera berlalu . Aku hanya diam, merasa tak enak , karena malu .Tapi lidah Rona terus saja mengelitik klitorisku , membuatku benar benar tak tahan . Aku mendesah lagi .

          Aku terus di bawa Rona ke puncak kenikmatanku . ? ahhh..pi? ahh papi enak ? enak?? erangku. Tak beberapa saat kemudian , aku pun bergejet , aku orgasme , sambil mencengkram erat pundak suamiku . Lagi lagi aku melihat Mario , yang berdiri di tempat yang sama dihadapanku .
          Aku tak bisa berkata kata , aku ingin menyudahi permainan ini , tapi entah apa yang terjadi aku hanya diam saja . Lalu Rona pun melepas celananya , dan penisnya mulai masuk ke vaginaku . ? ahhh..papi? papi?? erangku . Rona pun langsung memompaku , sambil bibirnya menciumi bibirku dengan nafsu .

          Aku masih melihat Mario yang berdiri dari jauh , aku tak bisa berbuat apa apa , dia menonton permainan kami . Aku pun hanya diam , pura pura tak tahu sedang di intip .
          Malah sepertinya aku menjadi tambah bergairah , main dengan di tontonin pria lain .
          Rona terus saja mengesek penisnya , di dalam vaginaku . Lagi lagi aku tak tahan di buat suamiku . Aku mengejang lagi dan mendesah panjang .? ahhh?keluar?..aku keluar..? erangku .
          Rona diam sebentar , saat itu aku masih melihat Mario berdiri terpaku . Rona pun kembali bergoyang , dan penisnya mengesek vaginaku lagi . Sampai Rona ejakulasi , hangatnya spermanya aku rasakan di liang vaginaku . Rona melepas penisnya dari liang vaginaku , saat itu Mario melihat seluruh tubuhku , dangan kaki terbuka lebar , duduk di atas meja .

          Setelah beberapa detik , Mario menghilang , masuk ke dalam kamarnya . Aku tak tahu Rona sadar, atau tidak , Mario mengintip permainan kami . Tapi yang jelas aku tahu Mario mengintipku .

          Esok harinya , sewaktu sarapan pagi , aku melihat Mario yang cengar cingir melihatku , sebel rasanya . Tapi yang jelas Mario menjadi semakin berani , dalam menatap liar lekuk tubuhku . Saat Rona sedang berjalan ke lemari es , untuk mengambil juice jeruk , sengaja , aku menurunkan gaun tidurku sehingga buah dadaku hampir terlihat .? biar rasa loe , ngaceng sendiri ? ujarku dalam hati

          Setelah kejadian itu Mario lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Dan entah mengapa , aku pun tak merasa malu lagi , malah aku merasa bangga setiap kali melihat Mario terkesima , tertegun melihat tubuhku .

          Pernah malam itu aku duduk sendiri di ruang tamu , sambil membaca majalah , sedang Rona dan Rio berada di ruang kerja suamiku .
          Aku memperhatikan sudah dua kali Rio bolak balik ke dapur , yang melewati ruang tamu , di mana aku sedang membaca buku . Saat itu aku memang memakai gaun tidurku yang sexy .

          Setiap kali Rio kedapur , dia pasti berhenti beberapa saat menatapku , yang sedang membaca buku . Aku tahu dia menatap tubuhku , tapi aku pura pura tak tahu . Pada saat dia lewat yang ke tiga kali , aku sengaja duduk dengan kaki yang aku buka lebar sedikit , sehingga celana dalamku terlihat jelas . Rio benar benar tertegun , dia diam beberapa saat .

          "Rio ada apa??" tanyaku , tiba tiba , dan merapatkan kedua kakiku . " eh ? anu ? eh saya mau ambil air .." katanya , dengan grogi . Lalu Rio segera berlalu dari hadapanku .
          Aku tersenyum geli . Saat itu aku benar benar senang , mengerjainya . Tapi entah kenapa , aku juga jadi bergairah .

          Jam sudah menunjukan pukul 11.00 malam , aku beranjak dari ruang tamu , lalu menuju kamar kerja suamiku . ? pi , sudah jam sebelas , ayo tidur ..? ajakku . ? sebentar lagi mi , lagi tanggung nih ..? jawab Rona , sambil menekan nekan tombol kalkulatornya . Aku sebel banget , merasa di cuekin seperti itu , lalu aku berjalan ke kamarku dan berbaring , berusaha untuk tidur .

          Seperti biasanya pagi itu kami sarapan pagi , Hanya saja Rio terlihat , tak bersemangat pagi itu . Rona pun menyadarinya , lalu dia menegur Mario . ? kamu kenapa Rio , sepertinya tak semangat ..? . ? ah engak koq , cuma kepalaku agak pening..? jawab Rio .
          ? oh , kalau gitu biar saya ambilkan obat ..? kata Rona , tapi Rio segera menyela ? tak usah , saya sudah minum obat tadi ..? kata Rio .
          ? oke deh kalau gitu , hari ini kamu tak usah ke kantor , kamu istirahat saja ..? kata suamiku . ? oh gak usah , nanti juga sembuh koq?? jawab Rio . Aku hanya diam saja , menikmati sarapanku .

          Dan akhirnya mereka pamit padaku , mereka pun berangkat ke kantor . Aku masih duduk di ruang makan . Siang ini memang aku berencana mau ke mall , bersama temanku . Tapi aku rasanya masih malas untuk bersiap . Selang setengah jam kemudian , aku pun berjalan ke kamarku .

          Aku melepas gaun tidurku , lalu bercermin , sambil melihat tubuhku sendiri . Aku memuji betapa cantik dan sexy diriku . Buah dadaku yang berisi , tak terlalu besar , juga tak terlalu kecil . Pahaku yang putih mulus .? hmmm , tak heran si Mario nafsu melihat tubuhku ?ujarku dalam hati .

          Tanpa aku sadari ,Rio berdiri di belakangku . ? cantik dan sexy , sudah jangan ngaca terus..? katanya . Secara reflek aku menutup kedua buah dadaku dengan tanganku , tapi mata Rio menatap selangkanganku yang terbungkus celana dalam miniku . ? Mario , jangan kurang ajar gitu , cepat keluar ..? kataku . ? Chika , jangan gitu dong , aku kan sudah pernah lihat tubuh kamu seluruhnya koq pake di tutupi segala sih ..? ujar Rio .
          Aku bergegas hendak masuk ke kamar mandiku , tapi tangan Rio segera mencekal tanganku , lalu tubuhku di peluknya erat , lalu dia menciumi bibirku dengan nafsu . Aku meronta ronta . ? uff?ughh ? Rio , ingat aku ini istri teman kamu ..? kataKu . Tapi Rio seakan tak peduli , dia malah menarikku ke ranjangku , dan mengagahiku di atas ranjang tidur suamiku sendiri .

          Buah dadaku di remasnya dan lidahnya menjilati puting susuku . Aku meronta , ? rio tolong hentikan ..tolong..? kataku . Tapi Rio benar benar tak peduli , dia tak menghentikan , malah tangannya pun meraba raba selangkangan celana dalamku . Aku tak memungkiri , saat itu aku juga menjadi birahi , entah karena apa , mungkin sudah beberapa hari ini aku tak di sentuh Rona .

          Lidah Mario terus aktif menjilati puting susuku yang semakin mengeras , menonjol itu . Jarinya dengan lembut mengelitik klitorisku , yang berada di balik celana dalam miniku . Aku mendesah , tapi aku terus menolaknya ? ashhh..Rio ..Rio..hentikan tolong? ? . Tapi semua yang aku katakan hanya membuat Rio semakin agresive . Dan jujur aku juga sangat terangsang dengan permainannya.

          Puas dengan menjilati puting susuku , kepalanya terus turun mengarah ke selangkanganku . Rio membuka lebar kedua kakiku , saat itu aku sama sekali tak melawan . Hidung Rio pun mengendus endus selangkangan celana dalamku . Aku merasa malu , karena saat itu vagianku sudah begitu basah , aku memang tipe cewek yang over wet .

          Tak beberapa lama , jari Rio menguak celana dalamku ke samping . Kulihat mata Rio menatap nafsu vaginaku , dengan sedikit bulu bulu itu . Lidah Rio pun menjilati klitorisku yang sudah membesar menonjol itu . Rasa geli nikmat menjalar ke seluruh tubuhku . Aku bagai kesetrum . Memang Rona pun sering menjilati vaginaku , tapi entah kenapa saat Rio menjilati vaginaku aku merasa sensasi yang lain .
          Aku mendesah desah , aku benar benar di kuasainya sekarang ini . Tubuhku mengeliat geliat , seperti ular terkena garam . Lidah Rio terus menjilati klitorisku dengan lembut . Liang vagianku merekah , dan basah sekali , siap untuk penetrasi . Desah desah erotisku semakin membuat Rio menjadi , lidahnya terus menjilati klitorisku dengan nafsu , aku benar benar di buatnya tak tahan .
          .... ahhhs...Rio ..sudah..sudah?.? erangku . Saat itu aku benar benar sudah tak tahan , aku orgasme , tubuhku mengejang , dan aku mendesah panjang. ... ahhhh!!!. Rio??ahh...." erangku . Rio tersenyum , dan dia menghentikan kegiatannya , tubuhku mengejet beberapa kali .

          Lalu Rio melepas celana dalamku , aku hanya diam pasrah , kini tubuhku sudah telanjang , total . Rio pun melepas pakaiannya , mulai dari kemejanya , celananya juga kolornya . Aku melihat betapa gagah tubuh , dengan warna kulit gelap itu . Tubuh Rio begitu atletis , memang menarik untuk di pandang . Juga penisnya yang tegak dan besar . Lebih besar dari milik Rona .
          Rio mendekatkan penisnya ke mulutku dia minta di oral , tapi aku menolaknya.".. tidak Rio , tidak ..? ujarku , walau sebenarnya , aku juga ingin mengulumnya . Rio tak memaksa , lalu dia mulai melebarkan kedua kakiku , dan penisnya tepat di depan liang vaginaku .
          ? Rio , tolong , jangan lakukan ini , aku takut .. aku takut sama Rona? jangan?? ujarku .
          Rio hanya tersenyum , jangan takut , aku siap menjadi suami kamu ..? .

          Yang kurasa selanjutnya , liang vaginaku terasa penuh sesak . Penis besar milik Rio , mulai mengisi liang vagianku . Aku merasa sakit , aku mengaduh . Rio..aghh..sakit?..?.
          Rio pun bergerak pelan , menekan masuk penisnya , lalu perlahan menariknya keluar . Aku bisa mereasakan urat urat penisnya mengesek dinding vaginaku . Rasa sakit yang kurasakan sirna setelah beberapa saat , penis besar itu bergerak pelan di dalam vaginaku .
          Kini aku merasakan nikmat penis besar milik Rio itu .
          ... ashhh.ahh.. Rio ?? erangku , tanganku mencengkram kuat pinggangnya . Dan Rio terus bergerak , menekan penisnya hingga mentok dalam vaginaku . mendorong dan menarik , dalam ritme yang pas , membuat birahiku kembali menggebu gebu .
          Aku benar benar dibuatnya nikmat , belum lepas sepuluh menit , aku pun sudah tak bisa menahan birahiku . Aku menjerit kecil , sambil memeluk pinggangnya , dan menahan gerakkan Rio ," Rio...ahhh... aku gak tahan?aku keluar?? .

          Rio mencium bibirku , aku pun lupa dengan suamiku , saat itu pikiranku blank , aku seperti seorang wanita singel yang haus akan sex . Aku membalas lumatan Rio , dengan nafsu , lidah aku dan Rio saling memilit . Dan Rio terus bergerak pelan , penisnya terus memberi nikmat pada vaginaku .
          Tubuhku terus mengejet , setiap penis Rio menekan hingga mentok dalam liang vaginaku. Aku benar benar birahi , tak sampai beberapa menit kemudian , aku pun orgasme kembali . Aku menjerit , penuh kenikmatan .

          Hingga tiga kali aku orgasme , baru Rio melepas seluruh spermanya dalam liang vaginaku . ? ohh....Chika ..aku keluar" , begitu erang Rio . Setelah Rio melepas sperma di dalam liang vaginaku , Rio tetap membenamkan penisnya dalam liang vaginaku , aku bisa merasakan dengan jelas , denyut denyut penis besarnya itu .

          Hingga penisnya makin mengecil , Rio pun menarik keluar penisnya dengan perlahan , di ikuti spermanya yang kental dan banyak itu . Aku mendorong tubuhnya , lalu aku lari ke kamar mandiku , aku mengunci pintu kamar mandiku , dan duduk di atas kloset . Aku menatap wajahku di cermin besar yang tergantung di dinding .

          Aku merasa bersalah terhadap Rona , Aku telah mencurangi suamiku , yang begitu menyayangiku . . Tapi di lain pihak , aku merasa begitu nikmat bermain sex dengan Rio. Empat tahun , aku menikah dengan Rona , baru kali ini aku merasakan permainan sex yang berbeda .
          Hampir setengah jam aku melamun duduk di atas toilet itu . Aku benar benar takut , aku takut Rona mengetahui semua ini . Aku takut , vaginaku menjadi longgar , karena penis Rio lebih besar darinya . Pikiran itu begitu menghantui aku . Akhirnya aku beranjak , dan aku mandi dalam siraman air hangat dari shower . Aku mencuci seluruh tubuhku , membasuh vaginaku sebersih bersihnya .

          Selesai itu , aku keluar , dan aku tak melihat Rio , di kamarku , aku bergegas , mengunci pintu kamar tidurku . Aku pun berpakaian . Setelah rapi , aku keluar kamar . Dan aku tak menemukan Rio.Aku duduk di ruang tamu , masih terbengong , aku tak bisa berpikir jernih , dengan apa yang baru aku alami . Aku di perkosa , tapi aku juga menikmati , aku tak tahu apa yang harus aku lakukan .

          Tiba tiba hpku berbunyi , jantung berdegup , lalu aku menatap layar hpku , rupanya dari Sisca, temanku . " eh Chika , jadikan , kita pergi .... ".." aduh , kayaknya gak bisa deh , aku lagi pusing nih .." kataku menolaknya . ? ahh..gitu deh , gak bisa , aku jemput sekarang ." kata Sisca . Aku pun diam saja . Dan akirnya pergi dengan Sisca. Dalam perjalanan aku merenung , Sisca pun , bertanya :" ada sih si Chika , kamu lagi ribut yah sama Rona ? ? . Aku menggeleng .. enggak koq , cuma lagi pusing .." kataku. " aku tahu , pusing gak gituan yah sama Rona.." katanya mengejek . Aku mencubitnya ".. ih kamu jorok ..".

          Aku dan Sisca memang sudah berteman lama , sejak kuliah dulu . Boleh di bilang Sisca sudah seperti adikku sendiri. Dia juga sudah bersuami , dan suami juga mapan . Aku dan Sisca selalu terbuka , kita sering curhat dalam segala hal .Tapi kali ini aku tak sangup menceritakan hal itu kepadanya .
          " Sis , tahu gak sih , kira kira , kalau kita main sama cowok yang penisnya besar , vagina kita akan longgar gak yah..? tanyaku tiba tiba .
          Sisca menatapku , sambil bengong " maksud kamu apa sih ? ? . " yah maksud aku , kalau kita main sama cowok penisnya gede , terus vagina kita jadi longgar gak , suami kita nanti berasa longgar gak ..? kataku .
          Sisca tertawa " ha ha ha , kamu mau selingkuh sama cowok arab ..yah.." .
          Aku mencubitnya lagi . " kamu nih , orang tanya malah di ketawain.." . Sisca pun tertawa lagi " kamu aneh banget si Chika , koq tanya yang kayak gitu " .
          " bukan, aku hanya penasaran aja , kalau di filem bokep bule itu kan... " Chika .. Chika , pertanyaan kamu itu seperti orang dodol deh , vagina cewek itu elastis , kayak karet , walau di masukin penis besar , vagina akan kembali lagi seperti semula , kecuali ototnya udah pada kendor ..? jawab Sisca menerangkan . penisnya gede gede , apa vagina tuh cewek gak pada longgar yah..? kataku .
          Aku diem saja , berpikir , mungkin benar juga apa yang di katakan Sisca , otakku memang lagi error , gak bisa mikir rasional , aku benar benar takut Rona tahu kejadian tadi itu .
          " Chika , kita kan sering senam, maka vagina kita kan selalu rapat , itu kerena otot otot vagina kita terlatih , buktinya Rona gak pernah ngeluhkan ?? kata Sisca lagi . Aku mengeleng " engak sih , malah Rona selalu memuji tubuh ku .." .
          " nah itu lah , tapi kenapa sih kamu tadi tanya kayak gitu ? ? tanya Sisca lagi ." engak apa apa , aku cuma penasaran lihat film bokep "jawabku .
          Sisca tersenyum " he he he aku pikir kamu selingkuh..? " gila kamu yah ?? jawabku .
          " loh koq gila , wajar aja kalau mau selingkuh , asal gak ke tahuan aja" kata Sisca seenaknya . " nah , ketahuan yah , kamu pernah selingkuh yah ?? kataku , meyerang balik . Sisca menatapku" kamu gila yah ?.? . Kami berdua pun tertawa terkekeh kekeh .

          Malam harinya aku menjadi paranoid , aku ketakutan sendiri . Tapi Mario bersikap seakan akan tak terjadi apa apa . Di meja makan , saat kami makan malam besama , sikapnya cuek saja . Dia bercanda dengan suamiku seperti biasa ." kamu kenapa sayang , apa gak enak badan? ? tanya Rona . " ah enggak , enggak apa apa .." jawabku . " masuk angin kali .." kata Mario menimpali . Aku hanya tersenyum . Setelah makan , aku berlalu , masuk ke kamar tidurku . Aku berbaring diam , mataku menetap langit langit kamarku . Aku tak tahu , apa yang di lakukan dua cowok di depan itu . Mungkin mereka membicarakan bisnisnya .

          Tak beberapa lama Rona masuk ke dalam kamar . Dia tersenyum , aku semakin parno di buatnya .
          "eh , papi gak sama Rio " tanyaku .
          " ah engak , aku mau bobo saja sama kamu.."kata suamiku . Aku benar benar semakin takut . aku benar benar merasa tak enak .

          Suamiku langsung berbaring si sampingku , aku berharap dia langsung tidur . Tapi tidak dia menciumi bibirku , dan mau tak mau aku melayani ciumannya . Tangannya pun mereba raba buah dadaku , memancing birahiku . Tapi aku menjadi seperti es , aku tak bergairah , rasa takut masih menghantui diriku . Satu persatu pakaianku lepas , hingga bugil , dan Rona pun membuka pakaiannya sendiri. Kami sudah bugil total , biasanya saat seperti ini vaginaku sudah basah total , tapi kali ini aku benar benar tak ada gairah , vaginaku menjadi kering .

          Saat suamiku meraba vaginaku , dia menatap wajahku " kamu kenapa mi , koq gak bergairah , ada apa..? tanya suamiku . " ah gak apa apa koq..? kataku , lalu aku menarik pundaknya dan menciumi bibir Rona . aku berusaha membangkitkan gairahku sendiri .
          Setelah itu , aku membasahi vaginaku dengan air liurku sendiri , dan Rona tak mengetahui itu . Rona berpikir aku telah terangsang , dan Dia pun melakukan penetrasi.
          Aku memejamkan mata , berharap Rona tak tahu apa yang telah terjadi siang itu . Rona pun mulai bergoyang , dia tampak seperti biasanya .

          Rona mendesah desah " oh enak sekali sayang.." erangnya . Aku mulai tenang , birahiku bangkit , aku mendesah desah juga . Rona terus menggoyang penisnya dalam vaginaku . Tapi aku merasakan perbedaan . Kalau tadi waktu sama Rio , penisnya terasa menyesaki liang vaginaku , tapi dengan Rona , aku merasa biasa saja. Rona terus bergerak , maju mundur , nafasnya terengah engah . " ohh ohh.." erangnya . Aku pun mendesah desah , aku mulai merasa nikmat . Perasaan takut ketahuan dalam diriku pun mulai sirna . Rona tak mengetahuinya , dia terus menggoyang penisnya merasa nikmat dengan vaginaku .

          Sepuluh menit kemudian Rona , orgasme " ahh... enak banget" erangnya . Aku kembali menciumi bibirnya . Kami terus berciuman . Aku merasakan hangatnya sperma Rona , membasahi liang vaginaku . kami terus berpelukan , hingga tertidur .

          Saat duduk di ruang tamu membaca majalah , malam itu , aku mendengar bunyi klakson mobil suamiku. Aku melihat jam dinding, pukul 7.30 malam.
          Aku kembali meneruskan membaca majalah itu. Lebih dari 10 menit, aku tak melihat suamiku, tumben biasanya suamiku selalu mencari aku. Aku beranjak ke ruang kerja Rona , dia tak ada di situ .Aku mengintip , ke garasi , jelas mobil sedan Rona sudah ada di garasi .."loh kemana si Rona ujarku dalam hati.

          Aku berjalan ke kamar tidurku. Dan aku sungguh terkejut, aku melihat Mario di kamarku berbaring di ranjang tidurku .
          " hei ..ngapain kamu..? kataku . Mario hanya tersenyum "kamu benar benar cantik Chika " katanya.
          " Mario , jangan macem macem lagi , mana Rona ..? kataku . Mario berdiri , mendekatiku , aku mundur beberapa langkah , mendekati pintu kamar tidurku , tanganku siap di handel pintu , jadi aku siap untuk keluar dari kamar tidurku .
          " Rona masih di kantor , bos besar sedang merundingkan proyeknya dengan Rona .." Mario menjawab pertanyaanku.
          Aku diam saja , aku juga heran , kenapa hanya Rona sendiri yang meeting dengan bosnya , kenapa Mario tidak.

          Tiba tiba Mario memeluk tubuhku, dan mulai mencium bibirku, aku meronta dan melawannya.......
          " Mario , tolong hentikan ?? kataku . Tapi Mario terus saja, melumat bibirku, dan tangannya mulai meraba tubuhku.
          Buah dadaku di rabanya dan di remasnya dengan lembut . Lepas menciumi bibirku , lidahnya yang nakal , mulai menjilati leherku , dan kupingku .
          Mengelitik sehingga birahiku pun timbul. Semakin aku meronta semakin aku terperosok dalam birahi yang di buatnya . " Rio , apa yang kamu lakukan , kamu jahat sekali ?? katamu. "aku suka kamu , aku suka kamu Chika , aku tak peduli dengan Rona , aku suka kamu " begitu kata Rio , dan kembali menjilati leherku , yang aku hanya pasrah menerimanya , dan menikmati rangsangan yang di timbulkannya .

          Tangan Mario terus meraba setiap jengkal lekuk tubuhku , hingga ke pangkal pahaku . Selangkangan ku pun tak luput dari sentuhan dan rabaannya . Saat itu aku sudah terangsang , vaginaku sudah lembab sekali , aku tak lagi meronta , bahkan aku melebarkan kaki , agar Rio segera memainkan jarinya di selangkanganku.
          " ahhhss Rio ...ahhh.." erangku , saat jari jarinya tepat mengenai klitolisku di balik celana dalamku yang sudah basah itu . Mario kembali melumat bibirku, lidahnya memasuki mulutku, dan aku pun melayaninya, dua lidah saling memilit milit, dan aku semakin birahi .

          Tak lama Mario mulai melepas gaun tidurku, dan bra ku di singkap ke atas , lidahnya pun mulai menjilati puting susuku yang sudah menonjol keras .
          Aku semakin tak tahan di buatnya , aku mendesah desah , kenikmatan .
          Jari menyusup di balik celana dalamku , dan terus menyerang klitorisku . Liang vaginaku berdenyut, dan basah sekali . Desahku tak putus putus .

          Hampir sepuluh menit , Mario merangsang ku dalam posisi berdiri , dan aku tak bisa lagi menahan birahiku . " Rio ..ahhhhhss..aku gak kuat lagi .... Ahhh.." erangku . Kedua tanganku memeluk erat tubuh Mario , Aku menjerit dalam kenikmatan , jari Rio semakin cepat menggetarkan klitorisku . ".. Rio . Rio .. sudah..ahhh.. ahh keluar.." erangku . Dan tubuhku kejang , mengejet , sambil memeluk erat tubuh Mario .
          Vaginaku terasa basah sekali , dan tubuhku seperti lemas tak bertulang . Setelah beberapa saat , Mario membuka celananya , dan Sebelah kakiku di angkatnya .

          Tanpa melepas celana dalamku , hanya di sibaknya ke samping , penisnya yang sudah tegang di arahkan tepat ke liang vaginaku . "aghhh..Rio..aghh.."erangku , saat penisnya yang besar , mengisi ruang sempit di dalam liang vaginaku .

          Mario terus menekan masuk seluruh batang penisnya ke dalam liang vaginaku , aku menggigit bibirku , ada sedikit rasa nyeri . Mario lalu bergerak dengan lembut , sambil tangannya memegang pantatku . Penisnya bergerak keluar masuk dengan pelan , aku merasakan gesekan nikmat penisnya di dalam vaginaku .
          Penisnya yang besar itu , terus bergerak pelan di dalam vagianku .".. ashhh..ahh.. Rio ?? erangku . . Dan Rio terus bergerak , menekan penisnya hingga mentok dalam vaginaku . mendorong dan menarik , membuat semakin ku menjadi semakin birahi .
          Aku tak terpikir Rona lagi , yang saat itu ku tahu betapa nikmat permainan Mario .

          Menit demi menit berlalu , tubuhku dan tubuh Mario bercucuran keringat , aku pun sudah tak bisa menahan birahiku . Aku menjerit kecil , sambil memeluk tubuhnya dengan erat, Mario berhenti bergerak , dia tahu aku sudah akan orgasme , "Rio..ahhh aku gak tahan?aku keluar.." .

          Rio melumat bibirku dengan penuh nafsu , aku pun melayaninya , dengan penuh nafsu , lidah aku dan Rio saling memilit . Tak lama Rio terus bergerak pelan , penisnya kembali memberi nikmat pada vaginaku .

          Rio terus bergerak , hingga dia juga mendapat orgasme , Dia benar benar memuaskan diriku , dan dia juga terpuaskan . " ohh Chika , enak sekali ..sayang.." desahnya , lalu menciumi bibirku . Vaginaku terasa , basah dan hangat . Rio melepas sperma cukup banyak dalam liang vaginaku .
          Tak lama Rio mencabut penisnya , dan spermanya tertinggal dalam liang vaginaku . Selangkangan celana dalamku sekarang penuh dengan spermanya .

          Saat yang bersamaan , aku mendengar suara deru mobil , jantungku berdegup . .." Rona pulang!!seru Mario .
          Saat itu juga Mario , segera merapikan pakaiannya , dan langsung menyelinap keluar kamarku dengan cepat . Aku pun demikian , merapikan pakaianku dengan sebisanya , menyisir rambutku yang acak acakan .


Nikmatnya Sensasi Selingkuh Di Belakang Suami

$
0
0


Ahhhh ….” Aku hanya bisa mendesah pendek karena kesal saat suamiku sudah berejakulasi padahal penetrasinya baru berjalan kurang dari dua menit saja, sedangkan aku sendiri baru mulai menikmati persetubuhan ini.

Seharusnya aku bisa maklum karena ini adalah pengalaman pertama bagi suamiku yang baru melangsungkan pernikahan denganku. Sedangkan aku sudah lebih dari empat tahun mengenal seks dan secara rutin berhubungan badan. Sehingga dengan tanpa sadar tadi pun aku membantu suamiku memasukkan penisnya ke dalam liang vaginaku.

Tentu saja suamiku bahkan keluargaku sendiri tidak pernah tahu mengenai pengalaman seksku selama ini karena dari penampilan dan aktivitasku sehari-hari terlihat biasa-biasa saja. Hal itu dimungkinkan karena aku hanya berhubungan badan dengan orang yang sama terus. Walaupun demikian aku sudah siapkan alasan kalau suamiku nanti mempermasalahkan tidak adanya pendarahan saat malam pertama.

Namaku Tini, aku bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan pelayaran kapal barang. Umurku waktu menikah adalah 28 tahun, tapi aku kehilangan keperawananku pada umur 23 tahun saat aku berkerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan telekomunikasi. Di bawah ini adalah ceritaku mengenai pengalaman seksku yang pertama.

-------- oo0oo ---------

Hari ini adalah hari terakhir bossku ada di kantor cabang Bandung ini, karena mulai besok beliau akan digantikan oleh orang baru yang dipilih oleh kantor pusat. Bossku memang mendapat promosi dari kepala cabang di Bandung menjadi direktur di Jakarta. Padahal aku belum sampai dua bulan bekerja sebagai sekretaris di sini, sehingga selain harus beradaptasi dengan tempat kerja yang baru aku juga harus beradaptasi dengan boss baru. Di tempat kerjaku ini, aku adalah karyawan yang paling muda karena karyawan lainnya rata-rata 10 tahun lebih tua.

Calon boss yang baru juga sudah datang karena hari ini akan menjadi hari serah terima de facto kantor cabang Bandung dari boss lama ke boss yang baru. Ternyata boss baru ini masih muda, umurnya masih sekitar 26-27 tahun dengan badan yang tinggi besar dan cukup tampan dengan kumisnya yang tebal. Pak Yanto adalah nama boss baruku itu, beliau sudah berkeluarga dengan dua anak ; seorang putri dan seorang putra.

Pak Yanto ternyata membawa gaya kepemimpinan yang sama sekali berbeda dan membawa moderenisasi dalam bekerja. Karyawan-karyawan yang asalnya terbiasa dengan kerja individual sekarang dipaksa kerja secara kolektif dalam suatu team work. Semua karyawan tanpa kecuali harus melek teknologi dan untuk itu boss baru tidak segan-segan turun sendiri mengajari. Sebagai sekretaris akupun banyak belajar dari beliau tetang berbagai hal dan karena aku adalah karyawan yang paling sering berinteraksi dengan beliau tentunya aku punya paling banyak kesempatan untuk belajar .

Pelahan-lahan mulai muncul rasa kagumku pada pak Yanto dan mulai mengidamkan mendapatkan jodoh seperti beliau atau mendekati kemampuan beliau. Berbeda dengan karyawan pria lain yang suka memandang rendah bahkan melecehkan sesama karyawan wanita, pak Yanto sangat santun kepada wanita baik itu karyawannya maupun bukan. Hal ini membuat muncul rasa sayangku pada pak Yanto karena aku merasa bisa berlindung kepada beliau.

Kombinasi rasa hormat, kagum dan sayang membuat aku merasa selalu ingin dekat dengan beliau, sehingga saat kami sedang berdua aku kadang-kadang bersikap agak manja dan kelihatannya beliau tidak keberatan. Lambat laun aku mulai melihat bahwa pak Yanto pun mulai merasa nyaman kalau dekat dengan aku. Walaupun demikian kesempatan kami bisa berdua hanya saat berada di kantor saja sehingga semua urusan adalah berkaitan dengan pekerjaan dan pak Yanto tidak pernah mencoba mengajakku keluar berdua selain karena urusan kantor.

Hingga pada suatu waktu kantor Bandung harus bertindak sebagai tuan rumah pelatihan produk baru dari perusahaan dan pada akhir acara semua peserta ingin berwisata ke Ciater Subang. Walaupun aku bukan peserta training, tapi sebagai wakil panitia aku harus menemani mereka berwisata ke sana. Seperti yang aku khawatirkan sebelumnya, sebagai wanita satu-satunya dimana peserta lainnya adalah pria, aku menjadi bulan-bulanan yang cenderung melecehkan.

Untung saja pak Yanto segera melihatnya sehingga bisa menarikku dan mengajakku pulang lebih awal karena teman-teman kantor Bandung yang lain pun tidak bisa diandalkan untuk melindungi aku. Akhirnya aku pulang berduaan saja dengan pak Yanto dan pada kesempatan sepanjang perjalanan kembali ke Bandung kami manfaatkan untuk mengobrolkan hal-hal diluar perkerjaan bahkan ke hal-hal yang agak pribadi.

“Udah hampir sampai Bandung nih …” kata pak Yanto “Enaknya ke mana dulu ya ?”

“Lho … kenapa ga langsung pulang ? ” Kataku keheranan “Bukankah bapak biasa ada acara bersama keluarga kalau malam minggu seperti sekarang ?”

“Saya sudah tanggung nih ijin pulang malam ke istriku untuk nemenin orang-orang tadi” jelas pak Yanto

“Kalau begitu terserah bapa saja deh …” kataku dengan perasaan campur aduk antara senang bisa bersama beliau di malam minggu dengan rasa takut bepergian dengan suami orang.

“Okay … Jadi malam ini kita akan malam mingguan berdua ya ” Sahut beliau sambil tersenyum.

Malam itu kami seperti orang yang baru jadian pacaran, walaupun masih serba canggung tapi penuh dengan gairah yang menggebu. Apalagi beliau juga langsung bergerak cepat dengan tidak ragu-ragu lagi untuk memeluk dan menciumi pipiku setiap ada kesempatan.

Menjelang tengah malam pak Yanto mengantarkanku pulang dan untuk pertama kalinya aku merasakan ciuman bibir dari laki-laki di dalam mobil sesaat sebelum masuk ke rumah.

Semalaman aku hampir tidak bisa tidur karena semua kejadian beberapa jam bersama bossku itu seperti diputar berulang-ulang dikepalaku. Perasaanku sangat bahagia karena langsung dimabuk cinta walaupun itu cinta terlarang. Selama ini aku tidak pernah benar-benar pacaran dengan beberapa pria yang bergantian mencoba mendekatiku, mereka hanya aku jadikan teman dekat sampai mereka menjauh sendiri.

Sejak hari itu pak Yanto selalu mengajakku keluar setiap hari Sabtu, kebanyakan hanya dari pagi sampai sore, jarang sekali bermalam mingguan lagi. Kadang-kadang kami juga keluar malam sepulangnya dari kantor untuk nonton filem di bioskop atau makan malam bareng. Walaupun demikian aku menganggap kami sudah “jadian”, apalagi pak Yanto sudah mengajari aku berciuman bibir dengan permainan lidahnya.

Tidak sampai sebulan payudaraku sudah mulai di remas-remasnya ketika kami berciuman. Waktu pertama kali dilakukan hanya dari luar baju tapi untuk yang selanjutnya sudah merogoh langsung ke balik BHku setelah melepas kancing baju dan mengangkat cup BHku. Terus terang aku sama sekali tidak memberikan penolakan atas aksi bossku yang ini karena aku sendiri sangat menikmatinya, apalagi kalau remasannya diselingi permainan jari-jarinya pada putingku.

Tidak puas dengan meremas payudaraku, beliau juga mulai mengusap-usap vaginaku kalau aku kebetulan sedang memakai rok. Untuk aksi beliau ini aku sempat menolak karena aku masih perawan dan itu yang kusampaikan kepadanya, tapi bossku bilang bahwa dia hanya akan mengusapnya dari luar celana dalam saja tidak sampai menyentuh langsung vaginaku. Walaupun awalnya ragu-ragu tapi akhirnya aku “mengijinkannya” apalagi ternyata sentuhan beliau pada vagina membuat aku mulai mengenal apa yang namanya orgasme.

“Bapaaaa… Tini sudah ga tahaaannnn” itulah teriakan khasku pada saat mencapai orgasme yang terasa seperti sangat ingin pipis tetapi penuh kenikmatan. Kata bossku aku mempunyai libido yang tinggi karena cukup dengan ciuman panjang dengan remasan di payudara dan permainan jari diluar vagina, aku bisa mencapai orgasme berkali-kali sampai celana dalamku basah kuyup seperti ngompol tapi cairannya lebih kental dan sangat lengket.

Sebenarnya aku sangat risi karena kami selalu melakukannya di dalam mobil yang diparkir di tempat umum atau di ruangan beliau di kantor. Apalagi biasanya dalam sekejap pak Yanto bisa membuat bajuku berantakan. Tapi dengan hubungan cinta terlarang seperti kami hampir tidak mungkin melakukannya di rumah sampai akhirnya tiba hari itu …

Pada suatu hari aku beri tahu pak Yanto bahwa pada minggu ini aku hanya hanya sendirian di rumah sampai hari Minggu karena orang-orang rumah sedang mudik ke Bumi Ayu (Jawa Tengah) kampung halamanku. Jadi aku menawarkan ke beliau untuk kencan di rumahku saja sekalian menemani aku menjaga rumah. Saat itu hubungan kami sudah berjalan hampir tiga bulan dan aku sama sekali tidak memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi kalau hanya berduaan dengan bossku di rumah yang kosong.

Hari Sabtu pagi aku sudah tak sabar menunggu pak Yanto di rumahku, ada perasaan senang di hatiku karena akan bisa berkencan dengan beliau tanpa ada rasa khawatir seperti yang biasa kami lakukan. Rasa senang ini menimbulkan rasa kangen yang amat sangat kepada pak Yanto, padahal baru kemarin kami bercumbu di mobil saat diantarnya pulang. Akhirnya beliau datang juga dengan menenteng satu kantung kecil warna gelap (yang belakangan kuketahui berisi kondom dan pelumas). Sesuai permintaanku sebelumnya beliau memarkir mobilnya agak jauh dari rumahku supaya tetap memberi kesan rumahku kosong sehingga kencan kami tidak terganggu oleh saudara atau teman yang tiba-tiba datang berkunjung.

Setelah mengunci pagar dari arah luar dan mengunci pintu masuk, aku langsung menubruk dan memeluk pak Yanto yang saat itu sedang meletakkan kunci mobil dan tas kecilnya di atas meja makan. Beliau langsung membalasnya dengan menciumku penuh kehangatan seolah-olah juga baru bertemu kembali denganku. Dengan tanpa melepaskan pangutan dibibir, kami kemudian bergerak untuk duduk di karpet depan pesawat TV. Pak Yanto sengaja mendudukkan aku di atas bantal-bantal yang ada supaya tinggi kami menjadi seimbang.

Setelah puas melepas kangen dengan berciuman, pak Yanto kemudian melepas bajuku kemudian BHku pun dilepasnya sehingga bagian atas tubuhku kini telanjang. Aku hanya bisa tertunduk malu karena selama ini belum pernah bercumbu sampai benar-benar melepaskan baju. Setelah aku tunggu beberapa saat aku mulai merasa heran karena pak Yanto tidak juga segera beraksi setelah menelanjangi bagian atas tubuhku. Aku coba memberanikan diri mengangkat mukaku untuk melihat ke arah beliau, ternyata pak Yanto sedang mengamati dengan seksama payudaraku dengan ekspresi kagum. Bossku ini rupanya juga sudah melepas baju atasnya sehingga kami sama-sama bertelanjang dada sekarang.

“Tini, aku baru sadar ternyata besar sekali payudara kamu !” akhirnya beliau berkomentar “Bukan sekedar besar tetapi benar-benar hampir bulat sempurna dengan letak putting di tengah-tengah”

“Ba .. bapa gak suka ?” kataku agak khawatir karena aku tahu ukuran payudara istrinya tergolong normal sedangkan semua perempuan di keluargaku payudaranya memang besar-besar, bahkan ukuran payudaraku masih tergolong kecil kalau dibandingkan mereka.

“Saya suka sekali, terutama karena bentuknya yang benar-benar membulat” Jawabnya “Hanya saja saya kaget karena tidak menyangka sebesar ini terutama kalau dilihat dari ukuran tubuh kamu yang kecil”

“Tapi yang jelas payudara kamu sangat kenyal” lanjutnya sambil tersenyum nakal “Sehingga terlihat selalu membusung walaupun sudah tidak menggunakan BH lagi”

Sambil bicara pak Yanto mulai memegang-megang kedua payudaraku dengan kedua tangannya kemudian langsung memangut bibirku. Ciuman beliau kali ini tidak hanya ke bibir saja, tapi juga pada kupingku leherku, dadaku dan juga putting payudaraku yang berwarna coklat kehitaman. Remasan pada satu payudara bersamaan dengan isapan-isapan yang disertai gigitan kecil pada putting payudara yang lainnya membuat aku dengan cepat merasa melayang.

“Ahhhh… ahhhh…bapaaaa…aaahhh” Celotehku dengan mulut yang menganga dan mata yang susah fokus karena mendapat kenikmatan yang datang tiba-tiba.

Posisi tubuhku kemudian dirubah menjadi setengah berbaring sehingga bossku bisa lebih leluasa mencumbuku. Nafsu berahiku meningkat dengan cepat, aku mulai merasakan celana dalamku menjadi lebih lembab oleh cairan yang keluar di sana.

“Bapaaaaa …. TIni sudah ga tahaaaan ….” Teriakku seperti biasa kalau sudah mencapai orgasmeku. Saat itu aku ingin pak Yanto mengelus-elus vaginaku yang basah dari luar celana dalamku, tapi sekarang beliau tidak melakukannya mungkin kah karena aku masih pakai celana jeans ?

Tapi karena berahiku sudah sampai ke ubun-ubun maka aku tarik tangan kanan pak Yanto ke arah selangkanganku sebagai isyarat keinginanku. Beliau rupanya bisa menangkap maksudku, tapi karena terhalang oleh celana jeans maka beliau berinisiatif membuka kancing celanaku dan resletingnya dengan satu tangannya supaya bisa menjangkau celana dalamku.

Pinggang celana jeansku yang tinggi (sampai pusar) rupanya masih menyulitkan beliau sehingga membuatnya jadi tidak sabar. Beliau lalu berhenti mencumbuku dan dengan gerakan cepat beliau menarik celana jeans dan celana dalamku sekaligus sampai terlepas. Tidak berhenti di sana, pak Yanto pun kemudian melepaskan celana dan celana dalamnya sendiri dengan masih dalam posisi duduk di karpet sehingga kami berdua sekarang dalam kondisi telanjang bulat.

Tubuhku yang telanjang berada dalam posisi badan setengah terbaring di karpet bersandar pada bantal dengan kedua kaki yang mengangkang. Saat itu aku sudah tidak begitu peduli dengan keadaanku karena yang aku inginkan adalah pak Yanto segera mengelus-elus vaginaku seperti biasanya.

Tanpa menunggu lama-lama pak Yanto langsung menindih kemudian menciumi bibirku sedangkan tangan kanannya mengelus-elus vaginaku tanpa terhalang celana dalam lagi. Sentuhan langsung tangan bossku pada vagina ternyata terasa jauh lebih nikmat dari biasanya sehingga tensi berahiku mulai meninggi lagi setelah orgasme pertama tadi. Apalagi saat pak Yanto menggunakan jari-jarinya mempermainkan kelentitku sambil menggesek-gesek liang vaginaku yang sudah semakin basah.

“Hhhhmmmmpphhh …. Hmmmmmppphhhh…..” jeritanku masih tertahan oleh ciuman pak Yanto.

Beliau kemudian beralih menciumi dan menjilati kedua putting payudaraku secara bergantian membuat tubuhku bergelinjang dengan hebat karena diserang rasa geli yang menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Jari-jarinya yang ada di vagina juga terus beraksi dengar berputar-putar di sekitar liangnya sehingga vaginaku terasa mulai merekah dan semakin basah.

“Ahhhh….bapa …ahhhh …. Ahhhhh … enaakkk … ahhh “ Aku hanya bisa menjerit-jerit sebagai ekspresi kenikmatan.

Pak Yanto adalah laki-laki pertama yang aku anggap sebagai pacar dan juga yang pertama menyentuh tubuhku. Cara beliau memperlakukanku membuat aku tidak bisa menolak permintaannya, bahkan membuatku selalu ketagihan dan merindukan beliau melakukannya lagi, lagi dan lagi. Walaupun selama tiga bulan perpacaran keperawananku masih belum terusik, tapi kali ini jadi lain ceritanya …

“Ga tahan pa … Tini sudah ga tahan Bapa …. ooohhhhh” Teriakku saat merasakan orgasme lagi.

Setelah mengejang beberapa kali karena kenikmatan luar biasa yang kurasakan, tubuhku menjadi lemah lunglai. Aku mengangkat kedua tanganku ke arah beliau sebagai tanda ingin dipeluk, tapi pak Yanto malah bangun dan berlutut diantara kedua kakiku sambil menarik kakiku sedikit untuk membuat posisiku badanku berbaring secara sempurna. Kedua kakiku dipentangkannya lebar-lebar dan tanpa ragu-ragu beliau langsung memangut vaginaku dengan bibir dan lidahnya sehingga sekarang kepala bossku itu ada diselangkanganku.

“Bapa apa yang ….Uuuuhhhhhh …..akkkkhhhhhhhh…..shhhhhhhh” aku sempat kaget dan ingin bertanya apa yang dilakukannya itu tapi sebelum kalimatku lengkap aku sudah disergap lagi rasa nikmat dari permainan lidah dan bibir beliau di vaginaku.

Bibirnya mulai menciumi kelentitku sedangkan lidahnya menari-nari menjelajahi sisi dalam vaginaku yang sudah mulai merekah. Kadang-kadang ujung lidahnya terasa bergerak keluar masuk kedalam liang vaginaku yang walaupun tidak masuk terlalu dalam tapi mendatangkan sensasi yang luar biasa. Aku mulai menggerak-gerakkan pinggul dan pantatku mengikuti tarian lidahnya sedangkan kedua tanganku meremas-remas rambut bossku dengan gemas.

Pak Yanto seperti tidak memperdulikan cairan vaginaku yang semakin membanjir dan bibir vaginaku semakin membengkak . Beliau bahkan mulai menggigiti kelentitku dan diselingi sapuan lidahnya yang kasar mengelilingi kulit kelentik yang sensitif membuat tubuhku mulai bergetar dengan hebat menahan rasa nikmat yang dahsyat.

“Akkkkkhhhhhhhhhhh……ga tahan… bapa …Tini ga tahan lagi …….akkkkkkhhhhh” Aku mengerang dengan badan hampir melenting karena nikmatnya.

Pada saat nafasku masih memburu dan tersengal-sengal karena dihantam kenikmatan, aku lihat pak Yanto kembali pada posisi berlutut dan masih berada diantara kedua kakiku. Kemudian beliau maju lebih mendekat ke selangkanganku sambil tangan kanannya seperti menggenggam sesuatu yang kemudian diarahkannya pada vaginaku.

Aku belum pernah melihat kemaluan atau penis orang dewasa, aku hanya pernah melihat penis anak kecil keponakanku saat aku diminta memandikan mereka. Walaupun bentuk dan ukurannya jauh berbeda, tapi aku yakin “benda” yang dipegang beliau itu adalah penisnya sendiri. Pengetahuan seksku memang sangat minim kalau tidak bisa dibilang nol, tapi naluriku mengatakan bahwa pak Yanto sekarang sedang berniat menyetubuhi aku.

Seketika timbul rasa takutku dan juga rasa menyesal karena telah mengundang pak Yanto ke rumahku yang sedang kosong supaya kami bisa bercumbu lebih bebas. Tapi badanku sudah sangat lemas karena tiga kali orgasme dan rasa takut membuatku malah semakin lemas saja sehingga akhirnya hanya bisa merasa pasrah kepada keadaan ini. Aku hanya mencoba memejamkan mata supaya pikiranku tidak merekam memori visual dari peristiwa yang mungkin kuanggap akan kusesali seumur hidup.

Kurasakan pak Yanto sudah berada di atas tubuhku dengan bertopang pada tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya membawa kepala penisnya bergesekan dengan kelentitku. Rasa nikmat yang ditimbulkannya sedikit banyak mulai mengurangi rasa gelisah akibat ketakutanku tadi. Pak Yanto juga kadang-kadang membawa penisnya ke muka liang vaginaku dan melakukan gerakan berputar seolah-olah ingin membesarkan ukuran liangnya yang setahuku sangat sempit.

“Shhhhhhh…shhhhh…shhh…” Tanpa bisa kucegah mulutku mengeluarkan suara desisan nikmat yang seirama dengan gerakan tangan kanan beliau.

Tiba-tiba aku merasakan kepala penis pak Yanto tidak lagi berputar-putar dimulut liang vaginaku, tetapi aku merasakan penis pak Yanto tersebut mulai terasa dijejalkan masuk ke dalam liang vaginaku. Daging penis beliau yang padat terasa menyakitkan saat memasuki liang vaginaku yang sudah merekah basah dan licin.

“Aduuuuuhh….sakiiit …aduuuhhh…bapa…sakit sekali …aduuhhhh” Aku hanya bisa mengaduh pelan-pelan sambil mengangkat kedua tanganku untuk berpegangan pada pinggiran bantal yang menyangga kepalaku sehingga bisa meremas-remasnya saat merasa sakit.

BLESSSSS …. Seluruh batang penisnya akhirnya masuk dengan sempurna dengan tidak terlalu sulit karena sudah “siap” akibat cumbuan-cumbuan luar biasa yang dilakukan tadi.

“Sakit ya sayang ?” Tanya bossku sambil memperbaiki posisi badannya tanpa merubah posisi penisnya dalam liang vaginaku.

Aku hanya mengangguk perlahan dan tanpa terasa ada butir-butir air mata muncul di ujung mataku yang terpejam. Pak Yanto dengan lembut mencium air mata pada ujung mataku dan mengelus-elus rambutku yang panjang dan tebal.

“Uuuuhhhhhh ….” Aku kembali mengeluh pelan saat pak Yanto mulai melakukan gerakan maju mundur pada penisnya dengan perlahan. Beliau lalu memelukku dengan erat sehingga kedua tanganku pun sekarang dalam posisi melingkari punggungnya. Rasa sakit itu lama-lama makin berkurang dan berganti menjadi rasa nikmat jauh melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya.

“ Aarkkkhhh … arkkhhhhh ….arkkkhhh….” aku mengeluarkan erangan yang terdengar aneh saat pak Yanto mulai mempercepat gerakannya sambil tetap dalam posisi memelukku.

“Bapaaaa … aduuuhhh…. bapaaa …Tini udah gak tahaaaannn” Hanya dalam beberapa menit saja aku sudah meneriakan kata-kata orgasmeku yang khas. Pak Yanto membalasnya dengan gerakan yang makin cepat dan diakhiri dengan hujaman yang dalam dan dilanjutkan dengan gerakan penis berputar-putar seolah-olah mau membuka lobang rahimku. Aku sampai mengejang-ngejang kenikmatan sambil mengangkat-angkat pantatku untuk mengimbangi gerakannya, sedangkan kedua tanganku sekarang beralih meremas-remas pantatnya beliau.

“Ooohhhhhhhhh…….” Akhirnya aku kembali tergolek lemas karena kenikmatan, pak Yanto pun menghentikan gerakannya setelah melihat reaksiku.

Aku buka mataku dan memberikan senyumanku yang paling manis kepada bossku yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa dan secara ajaib menghapus sama sekali rasa menyesal yang sebelumnya kurasakan. Lalu kami berciuman cukup lama sambil saling membelai muka dan rambut masing-masing.

Setelah puas berciuman pak Yanto kemudian melepas pelukannya dan duduk tegak tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku.

“Tini, coba kamu lihat darah perawan kamu” Ajak pak Yanto

Aku coba mengangkat badanku sedikit dengan ditopang kedua tanganku sambil melihat ke arah selangkanganku. Penis pak Yanto hanya terlihat pangkalnya saja karena sisanya masih berada di dalam liang vaginaku. Selain penuh dengan urat-urat yang menonjol, pada penisnya juga terlihat sedikit cairan berwarna merah pada beberapa bagiannya. Noda merah yang sama aku lihat juga pada bulu kemaluanku, perutku, paha sebelah dalam dan perutnya pak Yanto. Rupanya itulah yang disebut darah perawan atau darah malam pertama oleh orang-orang selama ini. Sebagai perempuan suku Jawa, warna kulitku lebih gelap dari wanita suku Sunda, demikian juga dengan kulit kemaluanku yang berwarna merah gelap sampai kebagian dalamnya sehingga bercak-dercak darah itu tidak terlalu terlihat kalau tidak diperhatikan dengan seksama.

Belum sempat aku membuka mulut untuk memberikan komentar, beliau sudah mulai mengerakkan lagi penisnya maju mundur yang membuatku terpaksa berbaring kembali. Kedua kakiku satu persatu beliau naikkan ke atas bahunya sehingga badanku menjadi hampir terlipat dalam tindihan pak Yanto. Dalam posisi seperti itu pak Yanto memompa penisnya makin lama makin cepat sehingga membuat tubuhku terguncang-guncang.

“Oooowww ….ahhhh…aawww” aku menjerit kenikmatan “Bapaaa..aa..aa..aa … nii… iii..kk…mmmaa…aaa..aatttt…sssee …eee…kkkaa…aaa…llliiiii…” suaraku jadi terputus putus karena kerasnya goncangan badanku.

CROK … CROK …CROK …CROK … aku mulai mendengar bunyi seperti air becek yang ditepuk-tepuk dengan keras. Belakangan aku ketahui itu adalah bunyi dari cairan yang telah membanjiri vaginaku dipompa dengan keras oleh penisnya pak Yanto sampai berbuih-buih.

Badan kami kurasakan mulai berkeringat sehingga terlihat mengkilat, setetes dua tetes keringat pak Yanto mulai jatuh ke tubuhku. Tak berapa lama kemudian keringat pak Yanto semakin membanjir dan mengalir deras ke perutku bercampur dengan keringatku sendiri .

CROK…CROK …CROK… CROK …CROK… bunyi itu semakin keras

Rasanya aku hampir tak sadarkan diri karena gelombang demi gelombang nikmat yang makin lama makin besar seolah-olah tidak aka nada batasnya. Tapi tiba-tiba aku merasakan tubuh pak Yanto mulai bergetar, pompaan penisnya makin tidak teratur iramanya.

“TINNNIIII …. Saya mau keluarrrrr …” teriak pak Yanto yang saat itu aku tidak tahu artinya.

Kurasakan pak Yanto menekan kuat-kuat penisnya di dalam vaginaku, tak berapa lama kemudian penisnya terasa berdenyut denyut dengan kuat lalu seperti memuntahkan sesuatu yang hangat berkali kali di dalam tubuhku. Denyutan pada penis beliau yang disertai semburan cairan hangat tersebut melipatgandakan kenikmatan yang tengah kurasakan.

“Bapppaaaaa … Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ……” akupun menyusul mengeluarkan lenguhan kenikmatan yang panjang sampai semburan dari penis pak Yanto berhenti.

Tubuh pak Yanto lalu ambruk kelelahan menimpa tubuhku setelah sebelumnya menurunkan kedua kakiku dari bahunya. Untuk beberapa saat pak Yanto tidak bereaksi sama sekali, sehingga aku coba peluk beliau erat-erat sambil mengelus-elus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Beberapa saat kemudian beliau mulai bergerak bangun dan langsung mencium bibirku.

“Tini, kamu bisa merasakan kenikmatannya sayang ?” Tanya beliau dengan setengah berbisik ditelingaku.

AKu hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kepada beliau.

“Sekarang bapa sudah mencicipi milik Tini yang paling berharga dan hanya ada satu-satunya” Kataku secara spontan yang dijawab dengan senyuman dan ciuman dari pak Yanto.

“Tapi sebagai gantinya tadi Tini sudah merasakan kenikmatan yang luar biasa” lanjutku “Jadi Tini sebenarnya tidak tahu apakah harus meyesal atau berterima kasih”

Sekali lagi beliau menjawabnya dengan tersenyum sambil memandangku dengan mesra sehingga aku menjadi jengah sendiri hingga tertunduk malu. Kembali aku dihujani dengan kecupan-kecupan kecil dan ciuman-ciuman pendek yang sangat berarti bagiku.

“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh….” Jeritku tertahan ketika tiba-tiba pak Yanto menarik penisnya keluar.

Pak Yanto kemudian berdiri dan berjalan ke halaman belakang untuk mengambil selembar handuk yang sedang dijemur di sana, kemudian dengan halus beliau menyeka keringatku dan keringatnya sendiri dan terakhir menyeka vaginaku dan penisnya.

-------- oo0oo ---------

Hari itu kami bertelanjang bulat seharian selama di dalam rumah, baik itu waktu memasak di dapur, makan siang , nonton TV ataupun saat sekedar mengobrol berdua. Kondisi kami yang bertelanjang bulat membuat kami selalu mudah terangsang lagi untuk bersetubuh, sehingga antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya kami selingi dengan bersetubuh.

Dalam persetubuhan-persetubuhan lanjutannya itu, beliau selalu menggunakan kondom yang dibawanya. Waktu itu aku dengan polosnya memprotes penggunaan kondom karena mengurangi kenikmatan bersetubuh padahal waktu persetubuhan yang pertama beliau tidak menggunakan kondom tersebut. Sambil nyengir beliau menjelaskan bahwa yang pertamapun seharusnya beliau memakai kondom, tapi beliau khawatir aku keburu sadar dan menolak meneruskan saat beliau sedang memasang kondomnya.

Menjelang malam pak Yanto akhirnya pamit pulang setelah total empat kali menyetubuhiku sepanjang hari tadi.

Hubungan kami selanjutnya semakin “panas” karena untuk dua tahun pertama aku benar-benar ketagihan untuk bersetubuh dan untuk itu aku bersedia disetubuhi dimanapun dan dalam segala kondisi, tentu saja hanya dengan pak Yanto saja. Seringkali aku di kantor minta di setubuhi sambil berdiri atau dalam posisi menungging di meja dengan berpakaian lengkap. Kalau aku sedang menemani pak Yanto ke luar kantor atau saat diantar pulang sorenya, kadang aku suka merengek minta mampir ke hotel melati atau motel untuk memuaskan berahiku. Tidak terhitung pula persetubuhan yang kami lakukan di dalam mobil yang biasanya kami parkir areal parkir umum yang luas tapi gelap.

Pak Yanto tidak pernah menolak permintaanku, tapi beliau mewajibkan aku untuk selalu membawa kondom di dalam tasku karena beliau tidak bisa membawa persediaan kondom yang memadai tanpa ketahuan istrinya.

Tapi nafsu berahiku yang terlalu tinggi ini akhirnya membawa akibat fatal ketika aku memaksa untuk tetap disetubuhi pada saat persediaan kondom telah habis. Saat itu aku meminta bersetubuh dengan posisiku di atas dan pada saat pak Yanto akan ejakulasi aku tidak mengindahkan isyarat pak Yanto untuk mencabut vaginaku dari penisnya karena aku belum mencapai orgasmeku yang ketiga sehingga akhirnya sperma beliau tumpah di dalam tubuhku.

Akibatnya dua bulan kemudian aku dipastikan hamil !

Rasa bersalah membuatku tidak berani langsung membicarakannya kepada pak Yanto sehingga janinku semakin membesar. Pak Yanto akhirnya mengetahui juga setelah beliau merasa heran karena aku bersedia disetubuhi pada tanggal-tanggal biasanya aku mendapat haid dan juga merasakan payudaraku semakin membesar.

Karena kandunganku yang mulai besar, pak Yanto membawaku ke dokter kandungan untuk digugurkan dengan cara yang aman. Dokter tersebut mau melakukan tindakan aborsi karena aku diakui sebagai istri muda beliau yang tidak diijinkan punya anak oleh istri tuanya. Sangat ironis memang …

Kehamilan yang tidak dikehendaki dan aborsi yang aku lakukan membuat Pak Yanto memintaku untuk memasang IUD sehingga kami berdua tidak lagi perlu khawatir akan kebobolan. Sehingga kini aktivitas seks kami berdua terasa makin intensif dan tanpa disadari mulai terlalu demonstratif yang membuat orang-orang kantor mulai bertanya-tanya adanya hubungan istimewa diantara kami.

Akhirnya untuk mencegah kecurigaan orang-orang kantor yang sering melihatku keluar dengan nafas memburu dan lipstik memudar dari ruangan bossnya hampir dua kali sehari, pak Yanto merekomendasikan aku ke perusahaan lain yang dikelola pelanggan perusahaan kami. Kemudian aku dikontrakkan kamar kos yang memungkinkan beliau datang kapan saja. Hampir setiap sore sepulang dari kantor beliau datang menyetubuhiku sebelum pulang ke rumahnya dan kadang-kadang pagi-pagi juga datang mengantarku ke kantor setelah bersetubuh dulu tentunya.

Setelah hampir empat tahun berhubungan dengan pak Yanto tanpa status yang jelas, akhirnya aku menerima lamaran dari teman SMAku yang inginmengajakku menikah tanpa melewati pacaran. Mulanya pak Yanto keberatan dengan keputusanku, tapi akhirnya beliau mau menerimanya setelah aku berjanji mau tetap melayaninya kalau diminta. Hal itu memang bisa aku buktikan, bahkan saat aku sedang hamil anak pertamaku, aku tetap bersedia bersetubuh dengan beliau.

Aku memang tidak pernah bisa melupakan mantan bossku ini, bukan karena beliau orang yang telah merengut keperawananku, tapi karena aku memang mencintainya

Eni oh eny

$
0
0


aku mengikuti tour jasa wisata umum di kotaku untuk menuju ke pulau Bali. Bis direncanakan berangkat pukul 17.00 dari tempat jasa wisata tersebut. Peserta berkumpul dan mulai masuk bis yang disediakan dengan nomor kursi yang telah ditetapkan. Peserta kebanyakan kaum muda yang sedang lelah bekerja dan ingin santai menikmati suasana lain di luar kantor.
Oh iya sebelumnya aku perkenalkan dulu namaku Tony pegawai Bank swasta di kota Malang dan..
“Permisi, di sini tempat duduk Nomor 6B?”, tanyaku pada seorang wanita yang duduk di sebelah jendela dengan kaca mata hitam yang tetap terpasang di matanya.
“Oh iya benar, mari silakan”, jawabnya seraya melepas kacamata serta mengemasi barang-barangnya yang menempati tempat dudukku.
Aku taksir, dia berusia sekitar 26 tahun dengan tinggi badan berkisar 165, cukup tinggi tentunya, rambut hitam pekat, kulit putih mulus serta memakai baju yang cukup ketat dengan kancing terbuka sebiji dan warna kontras dengan kulitnya yang putih, alis matanya cukup tebal dan.., ukuran dadanya kuperkirakan 34 dengan cup B seolah akan menyembul keluar, aku menarik nafas dalam-dalam. Aku duduk dengan sedikit basa-basi menanyakan sudah berapa kali dia mengikuti acara seperti ini, dia jawab sering tetapi melalui biro jasa ini masih sekali.
Bis berjalan perlahan meninggalkan kota Malang, kami masih asyik berbincang sambil sesekali aku melirik bagian dada yang cukup menantang tersebut, kubayangkan seandainya dada tersebut dapat kuraih, ahh.., Gaya bicaranya yang lugas dan tanpa ditutup-tutupi membuatku betah untuk terus bercakap mulai masalah ringan sampai masalah yang spesifik. Dia bernama Eni.
“En.., Sorry ya kamu udah married ya”, tanyaku seenaknya.
“Lho kog nanyanya ke situ, emangnya kenapa sih Mas Ton”, rengeknya manja.
“Terus kalo aku udah merried kenapa dan kalo belum kenapa kog serius banget sih”, sambungnya sambil tersenyum.
“Eh nggak kog cuman nanya aja biar aku tahu siapa kamu, ntar kalo kita akrab aku takut ada yang marah”, jawabku pura-pura bingung.
“Aku cerita ya, nanti ganti kamu ya”, aku cuma mengangguk mendengarkan.
“Aku kawin muda 18 tahun karena kecelakaan Ton, dan setelah anakku lahir suamiku tidak bertanggung jawab terhadap keluarga, akhirnya aku bercerai dan melanjutkan kuliah sampai selesai dan berusaha sendiri dengan modal yang diberikan orang tuaku, aku bergerak dibidang percetakan, anakku berusia 7 tahun tinggal bersama orang tuaku hanya sesekali saja aku menjenguknya jika rindu, ah.., udah ah jangan diterusin, aku ke sini ini bukan untuk bagi cerita lho, aku pengin santai abis kerja gitu aja.., nah akupun juga demikian nggak pengin tahu kamu lebih jauh yang pentingsaat ini kita satu bis bersama kan”, jawabnya lugas.
“Iya deh sorry aku nggak nanya lagi”, sambil kutoleh wajahnya dan tak lupa kucuri pandang ke arah dada yang montok itu.
Malam semakin larut aku semakin akrab saja sama Eni, kusodorkan jaketku melihat dia merasa kedinginan karena AC di bis cukup kencang, sedangkan dia memakai pakaian yang cukup minim. Dia menerima dan menutupkan pada bagian depan dadanya. Eni kelihatan mulai mengantuk. Tanpa terasa Eni mulai terlelap dan bersandar di bahuku. Terasa hangat, dengan sedikit keberanian kujulurkan tanganku untuk memeluknya, aku beruntung karena dia tidak menghindariku bahkan semakin menempatkan diri dalam rengkuhanku.
Bis sudah memasuki kota Situbondo dan Eni semakin terlelap dalam tidurnya. Sebagai lelaki normal melihat hal seperti ini timbul rasa isengku setelah menyadari bahwa benda lunak di dada Eni menempel pada kulitku, lunak dan lembut apalagi pada waktu bis melewati jalan berliku dan bergelombang gesekan dadanya semakin kuat terasa, aku mulai merasakan ada yang bergerak di dalam celanaku, semakin keras dan keras.
Lampu bis dipadamkan dan kulihat bangku disebelah kiriku sudah terlelap juga. Aku mulai mengadakan kegiatan gerilya, dengan perlahan namun pasti kujulurkan tangan kananku yang sedang memeluk ke arah bawah ketiaknya, kusentuh dengan lembut gumpalan daging yang sejak tadi kuincar. Ah.., kenyal dan lembut, Eni menggeliat namun tetap diam, aksiku makin berani melihat kondisi ini, kusingkap perlahan kaosnya dari bawah melalui pinggangnya yang ramping, dengan berani kuraih payudaranya sebelah kanan dengan menyingkap BH-nya, kurasakan ujung payudaranya mengeras, kuusap lembut dan semakin mengeras, dia menggeliat terbangun sedikit mengerang dan berbisik, “Mas.., kamu nakal.., Jangan ah”, pintanya tanpa berusaha melarang lebih lanjut. Kenakalanku semakin menjadi, kucium wajahnya sekilas dia malu dan merunduk, menempelkan wajahnya di dadaku dan merunduk, kulanjutkan usahaku mengusap terus payudaranya yang kenyal.
Batang kemaluanku semakin mengeras tampaknya dan dia mengetahui, perlahan dia sentuhkan tangannya ke kemaluanku dan dia menatapku. “Aku.., Aku..”, belum sempat dia bicara, kusorongkan bibirku dan disahutnya dengan mesra. Kulihat sekelilingku masih tetap terlelap dan aku terus meremas payudaranya sambil mempermainkan puting susunya yang semakin mengeras tersebut. Aku semakin menjadi dan merasa aman saja karena bagian dada Eni tertutup dengan jaket hangatku, dan tangan Eni juga tidak diam dengan cekatan dan terampil tanpa komando dielusnya penisku dari luar yang semakin mengeras itu dan aku semakin tak tahan karena geli.
Waktu menunjukkan pukul 04.00 sat bis memasuki hotel di Bali, sesuai dengan kamar yang dipersiapkan aku bersebehan dengan kamar Eni, kubantu dia menurunkan barang-barangnya untuk dimasukkan dalam kamarnya.
Pada pengangkatan barang yang terakhir dipersilakannya aku duduk dulu, tapi aku sudah tidak sabar lagi, pintu kututup dan kuraih pinggang rampingnya, kusorongkan bibirku dan diraihnya dengan ganas. Aku dan dia saling melumat, tanganku mulai bergerak menangkap gumpalan di dadanya, sambil berjalan kududukkan dia di spring bed sambil kupeluk dan kuraba punggungnya, kini sampailah pada pengait BH, kutarik pengaitnya dan lepas, aku semakin bebas memegang buah dadanya dan dia menggeliat liar sambil mendesis, kancing T-shirt yang dikenakan kutarik sampai lepas dan dengan segera kulepas T-shirtnya. Aku terkagum, kulihat pemandangan yang sungguh menakjubkan gadis berbody bagus dengan dada terbuka tergolek indah, seperti gunung kecil yang mencuat dengan puncak coklat kemerahan manantang, kulit putih mulus dengan memakai celana panjang dia terpejam, mulutku mulai menyusuri wajah turun ke leher dan akhirnya menancap pada ujung payudaranya.., Kuhisap.., terus sambil tak henti-hentinya tanganku meraba pada bagian lain.
“Oh.., Mas.., Maass”, erangnya.
Tanganku mulai turun ke bawah, kubuka kancing celananya dan perlahan kumasukkan tanganku pada bagian lunak berbulu lebat dan mulai basah. Kuusap dengan lembut, dia tidak menolak bahkan memegang tanganku untuk lebih lama tinggal di tempat basah tersebut. Kumasukkan perlahan jari tanganku.., basah dan semakin basah, dia semakin liar bergerak dan kulihat wajahnya memerah. Tanganku berhenti pada benda kecil yang ada diantara bukit berbulu tersebut, dengan lincahnya kuputar-putar benda kecil yang bernama clitoris dan kudapatkan vaginanya semakin berair.
” Aku nggak tahan Mas.., ah.., aahh”, dipeluknya aku erat-erat dan mulutku masih tetap menghisap ujung buah dadanya. Dengan gerak gemulai dia menurunkan seluruh kain yang menempel di tubuhnya, kini semuanya nyata, gadis dengan kulit mulus tanpa cela tergolek mesra di ranjang. Dengan ada bagian hitam legam penuh bulu menarik sekali nampaknya.
Ditariknya dengan keras tanganku untuk menjauh dari kemaluannya, dan dengan tiba-tiba dia terbangun, didorongnya perlahan tubuhku sampai telentang dan dia mulai merabaku dengan ganas, ditariknya kancing bajuku, celanaku, semuanya terlepas tinggal celana dalamku saja, kami tersenyum dan dengan perlahan Eni mulai melakukan aksinya, dihisapnya dadaku dan dikecupnya perlahan, dia meraba celana dalamku dari luar pelan dan terasa nikmat, tangannya yang lentik mulai merambah ke dalam celana dalamku dan “Breet”, ditariknya keluar batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri. “Woow”, serunya berdesah, “Belum pernah aku melihat benda yang seperti ini”.
Kulirik kemaluaku dengan ujung yang membonggol memerah dan berdenyut keras.
“Ini punya manusia apa kuda?”, tanyanya manja.
“Punya manusia dengan ukuran kuda”, jawabku terpejam dan pada saat itu pula kulihat ujung kemaluanku sudah masuk dalam mulut Eni. Memang kabarnya sih (nggak GR lho, pada waktu luang aku mencoba mengukur kemaluanku ternyata memiliki panjang 17,5 cm dan lingkarnya cukup segenggaman tangan normal) disedotnya kemaluanku sampai pipinya kelihatan cekung. Mataku terpejam merasakan nikmatnya sedotan Eni. Tanganku meremas rambutnya sambil sesekali kutarik rambutnya. Tidak berhenti sampai di situ saja biji kemaluanku tidak luput dari keganasan mulut Eni, terasa bergerinjal dan licin.
Aku mengerang dan Eni semakin gila memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya yang mungil dengan cepat keluar masuk sampai terlihat otot kemaluanku semakin memerah dan tanganku juga tidak mau diam dengan meraih kemaluan Eni, kukucek dengan jemariku memelintir clitorisnya. Dia mulai memuncak, dipegangnya gagang kemaluanku dan ditutunnya ke dalam liang vaginanya, dia mendudukiku.
” Sekarang ya Maass aku nggak kuat.., hoo”, erangnya.
Aku diam saja dan, “Brreess”, ditekannya kuat-kuat vaginanya menutupi kemaluanku. Aku geli bukan kepalang, tapi kulirik masih kepala kemaluanku saja yang tenggelam dalam vaginanya, digoyangnya lagi vaginanya perlahan, centi demi centi kemaluanku amblas dilahap vaginanya. Dia menjerit dan mengerang begitu merasakan vaginanya penuh dengan kemaluanku, sesak rasanya kemaluanku tidak dapat bergerak di dalam vaginanya.
Kami diam sejenak, aku rasakan kemaluanku seperti dipijat-pijat dan berdenyut, “aahh”, erangku. Eni mulai bergerak maju mundur dan naik turun. Semakin lama semakin cepat disertai erangan manja yang membuat aku semakin terangsang. Kupegang pinggangnya untuk membantu lancarnya gerak kemaluanku mengucek kemaluannya. Dan, “Ooohh.., dengan kuat sekali dia memelukku dengan kaku sambil berteriak histeris.
“Ampuun aku nggak kuat mau keluar Ton”, erangnya. Kurasakan semakin licin kemaluanku mengocek kemaluannya. Dipeluknya aku erat-erat dan kurasakan adanya kuku yang menancap di punggungku.
“Jangan gerak dulu Ton aku nggaak kuat..”, pintanya.
Kudiamkan kemaluanku tetap bersembunyi di vaginanya. Tidak lama kemudian dia lemas dan telentang, kulihat kemaluanku masih tegak berdiri dan siap menghunjam. Kuambil handuk dan kuusapkan pada vaginanya yang basah. Setelah kering kucoba memberikan rangsangan dengan membiarkan mulutku menjilatinya. Dan ajaib, Eni mulai terangsang lagi, Eni menggeliat begitu lidahku mempermainkan clitorisnya, kugigit kecil dan kudengarkan suara teriakannya semakin menjadi.
Disorongkan pantatnya dan hidungku ambles ke lubangnya, tercium bau segar vaginanya dan batang kemlauanku semakin keras memerah. Aku berdiri dengan memegang batang kemaluanku, kusibak rambut di seputar kemaluan Eni dan kugesek-gesekkan kepala kemaluanku menyodok clitorisnya, dia semakin menggila. Kutuntun pelan-pelan dan tidak seperti pertama tadi, batang kemaluanku lebih mudah menerobos vagina Eni yang sudah mulai membanjir itu.
Dengan lancar mulai kugerakkan keluar masuk ke vaginanya, Eni menggoyangkan pantatnya mengimbangi permainanku sembari tangannya menggapai punggungku dan sesekali desisan suaranya menambah rangsanganku.
“Teruus.., Toon,.. aahh”.
“Yaahh.
“Ahh.
Semakin lama semakin kurasakan mudah menggoyang kemaluanku dan terasa berkecipak suara beradunya vagina Eni dan kemaluanku. Kepalaku mulai hangat dan kemaluanku mulai meregang.
“Enn.., aahh.
“Apa Ton.
“Aku nggak kuat En.., Mau keluar.
“Aku sudah tiga kali Ton.., Tapi sebentar Ton.
Tiba-tiba ditariknya batang kemaluanku dan dikocok sambil mulutnya menghisap ujung kemaluanku, dengan rakusnya ditarik dan dimasukkan secara cepat kemaluanku pada mulutnya yang mungil dan tak henti-hentinya dia berguman, aku semakin geli dan geli, “aahh”, sesaat kemudian, “Srreett”, kurasakan ada sesuatu zat yang keluar dari kemaluanku dan tidak disia-siakan oleh mulut Eni, dihisap dan hisap terus, tak terasa mulut Eni penuh dengan tumpahan air maniku bahkan ada beberapa yang sampai ke pipinya. Dia tersenyum, dibersihkannya kemaluanku dengan mulutnya sambil terus diciumi tanpa henti dan pecah rasanya kepalaku menahan geli yang tidak terkira.
Aku tergeletak tak berdaya dengan keringat mengucur dari setiap centi tubuhku. Dipeluk, dikecupnya tubuhku oleh Eni. Dipegangnya kemaluanku yang mulai mengecil dan diciumnya kembali.
“Aahh.., sudah dulu ah.., aku masih payah”, pintaku manja.
“Enggak kog aku cuma membersiin yang tadi saja, ini masih ada sisanya kog”, sambil terus melumat kemaluanku dan menghisapnya hingga bersih.
“Terima kasih ya Ton.., kamu hebat”.
Kuusap rambut dan tubuhnya yang polos, “Ah.., sama saja, aku belum pernah merasakan hal yang heboh seperti ini”.
Paginya rombongan melanjutkan perjalanan ke obyek wisata dan aku tidak lepas-lepas mengamit lengan Eni dan dia bergelayut dengan manja.
Sepulang dari wisata Bali petualangan seks-ku dengan Eni terus berlanjut sampai Eni melangsungkan pernikahan. Sejak menikah kami tidak pernah lagi bertemu, karena Eni sekarang tidak lagi ada di kotaku.

Eny memang nikmat

$
0
0


Untuk membentuk agar bulu
kemaluanku tumbuh dengan
rapih, suatu hari timbul niat
isengku untuk mencukur total.
Kusiapkan alat-alat dahulu
sebelum kumulai aksinya. Mulai
dari gunting, kaca cermin, lampu
duduk, dan koran bekas untuk
alas agar bekas cukuran tidak
berantakan kemana-mana.
Kupasang cermin seukuran buku
tulis tepat di depan kemaluanku
untuk melihat bagian bawah yang
tidak terlihat secara langsung.
Tidak lupa pula kunyalakan lampu
duduk di antara selangkanganku.
Kumulai pelan-pelan, kugerakkan
pisau cukur dari atas ke bawah.
Baru mulai aku menggoreskan
pisau cukur itu, aku dengar suara
langkah masuk ke kamarku,
segera aku lihat bayangan di kaca
buffet, tidak jelas benar, tapi aku
bisa menebaknya bahwa dia
adalah si Eni, kemenakan dari ibu
kost.
Aku bingung juga, mau
membereskan perangkat ini
terlalu repot, tidak sempat.
Memang aku melakukan
kesalahan fatal, aku lupa
mengunci pintu depan ketika
kumulai kegiatan ini. Akhirnya
dalam hitungan detik muncul juga
wajah si Eni ke dalam kamarku.
Dalam waktu yang singkat itu, aku
sempat meraih celana dalamku
untuk menutupi kemaluanku.
Sambil meringis berbasa-basi
sekenanya.
“He.. he.. ada apa En..?” sapaku
gelagapan.
“Eh, Mas Adi lagi ngapain..?” kata
Eni yang nampaknya juga sedang
menyembunyikan kegugupannya.
Si Eni memang akrab dengan
saya, dia sering minta bimbingan
dalam hal pelajaran di sekolahnya.
Khususnya pada mata pelajaran
matematika yang memang
menjadi kegemaranku. Eni sendiri
masih sekolah di SMU. Berkata
jorok memang sering kami saling
lakukan tetapi hanya sebatas
bicara saja. Apalagi Eni juga
menanggapinya, dengan
perkataan yang tidak kalah
joroknya. Tapi hanya sebatas
itulah.
Kembali pada adegan tadi, dimana
aku tengah kehabisan akal
menanggapi kehadirannya yang
memergokiku sedang mencukur
bulu kemaluan. Akhirnya kubuka
juga kekakuan ini.
“Enggak apa-apa En, biasa..
kegiatan rutin.”
“Apaan sih..?”
“Eni sudah berusia 17 tahun
belum..?”
“Emangnya kenapa kalau udah..?”
kata Eni masih berdiri dengan
canggung sambil terus
menatapku dengan serius.
“Gini En, aku khan lagi nyukur ini
nih, aku minta tolong kamu
bantuin aku. Soalnya di bagian ini
susah nyukur sendiri..” kataku
sambil kuulurkan pisau cukur
padanya.
“Mas Adi, ih..!” tapi ia terima juga
pisau cukurnya, sambil duduk di
dekatku.
Aku angkat celana yang tadi
hanya kututupkan di atas
kemaluanku.
“Eni tutup dulu pintunya yach
Mas..?”
Dia menutup pintu depan dan
pintu kamar. Sebenarnya masih
ada pintu belakang yang
langsung menuju ke dapur rumah
induk. Namun pada jam segini
aku yakin bahwa tidak ada orang
di dalam. Selesai Eni menutup
pintu, dia agak kaget melihat
kemaluanku terbuka, sambil
menutup mulutnya ia meminta
agar aku menutupnya.
“Tutup itunya dong..!” katanya
dengan manja.
Aku katupkan kedua pahaku,
batang kemaluanku aku selipkan
di antaranya, sehingga tidak
terlihat dari atas, sedangkan
bulunya terlihat dengan jelas.
“Nah begini khan nggak terlihat..”
kataku, dan Eni nampaknya setuju
juga.
Eni ragu-ragu untuk
melakukannya, namun segera aku
yakinkan.
“Nggak apa-apa En, kamu khan
sudah 17 tahun, berarti sudah
bukan anak-anak lagi, lagian khan
cuman bulu, kamu juga punya
khan, udah nggak apa-apa. Nanti
kalau aku sakit, aku bilang deh..”
“Bukannya apa-apa, aku geli hi..
hi..” sambil cekikikan.
Dengan super hati-hati dia
gerakkan juga pisau cukur mulai
menghabisi bulu-bulu
kemaluanku. Karena terlalu hati-
hatinya maka ia harus
melakukannya dengan berulang-
ulang untuk satu bagian saja.
Sentuhan-sentuhan kecil
tangannya di pahaku mulai
menimbulkan getaran yang tidak
bisa kusembunyikan. Dan ini
membuat kemaluanku semakin
tegang, tidak hanya itu, hal ini
juga menyebabkan siksaan
tersendiri. Dengan posisi tegang
dan tercepit di antara pahaku
menjadikan kemaluanku semakin
pegal. Sampai akhirnya tidak bisa
kutahan, kukendorkan jepitan
kedua pahaku, sehingga dengan
cepat meluncurlah sebuah
tongkat panjang dan keras
mengacung ke atas menyentuh
tangan Eni yang masih sibuk
mempermainkan pisau cukurnya.
Begitu tersentuh tangannya oleh
benda kenyal panas kemaluanku,
dia kaget dan hampir berteriak.
“Oh, apa ini Mas..? Kok dilepas..?”
katanya gugup ketika menyadari
bahwa batang kemaluanku lepas
dari jepitan dan mengarah ke
atas.
“Iya En. Habis nggak tahan. Nggak
apa-apa deh, dihadapan cewek
harus kelihatan lebih gagah gitu..”
“Mas Adi sengaja ya..?”
“Suer.., ini cuma normal.”
Eni masih memperhatikan
kemaluanku yang sudah besar
dan kencang dengan wajah yang
sulit digambarkan. Antara takut
dan ingin tahu. Lalu dia raih kain
yang ada di dekatku untuk
menutupinya.
“Kenapa ditutup En..?”
“Aku takut, abis punya Mas Adi
besar banget.”"Emangnya Eni
belum pernah melihat kemaluan
laki-laki..?” tanya saya.
Eni diam saja, tapi digelengkan
kepalanya dengan lemah.
“Ayo deh diteruskan,” bisikku.
Kali ini Eni menjadi super hati-hati
mencukurnya. Mungkin takut
tersentuh kemaluanku.
Sedangkan aku sangat ingin
tersentuh olehnya. Tapi aku
khawatir dia semakin takut saja.
Akhirnya kubiarkan saja dia
menyelesaikan tugasnya dengan
caranya sendiri.
Akhirnya harapanku sebagian
terkabul juga. Ketika Eni mulai
mencukur bulu bagian samping
kemaluanku, mau tidak mau dia
harus menyingkirkan
kemaluanku.
“Maaf ya Mas..!” dengan tangan
kirinya ia mendorong kemaluanku
yang masih tertutup kain bagian
atasnya ke arah kiri, sehingga
bagian kanannya agak leluasa.
Untuk lebih membuka areal ini,
aku rebahkan tubuhku dan
kubentangkan sebelah kakiku.
Eni dengan sabar memainkan
pisau cukurnya membersihkan
bulu-bulu yang menempel di
sekitar kemaluanku, nafasnya
mulai memburu, dan kutebak saja
bahwa dia juga sedang horny.
Walaupun masih dengan ragu-
ragu dia tetap memegang
kemaluanku. Didorong ke kiri, ke
kanan, ke atas dan ke bawah. Aku
hanya merasakan kenikmatan
yang luar biasa. Tanpa kusadari
kain penutup kepala kemaluanku
sudah tersingkap, dan ini
nampaknya dibiarkan saja oleh
Eni, yang sekali-kali melirik juga ke
arah kepala kemaluanku yang
mulus dan besar itu.
Lama-kalamaan, Eni semakin
terbiasa dengan benda
menakjubkan itu. Dengan berani,
akhirnya dia singkapkan kain
yang menutup sebagian
kemaluanku itu. Dengan terbuka
begitu, maka dengan lebih leluasa
dia dapat menyantap
pemandangan yang jarang terjadi
ini. Aku diam saja, karena aku
sangat menyukainya serta bangga
mendapat kesempatkan untuk
mempertontonkan batang
kemaluanku yang lumayan besar.
“Udah bersih Mas..”
Kulihat kamaluanku sudah
pelontos, gundul. Wah, jelek juga
tanpa bulu, pikirku.
“Di bawah bijinya udah belum
En..?” aku pura-pura tidak tahu
bahwa di daerah itu jarang ada
bulu.
Lalu dengan hati-hati ia sigkapkan
kedua bijiku ke atas. Uh, rasanya
enak sekali.
“Udah bersih juga Mas..” ia
mengulanginya.
Katanya datar saja. Menandakan
bahwa hatinya sedang ada
kecamuk. Aku tarik lengannya,
dan dengan sengaja kusenggol
payudaranya, dan kukecup
keningnya.
“Terima kasih ya En..!”
Tanpa kusadari, sejak dia
memberanikan diri mencukur
bulu kemaluanku tadi, buah
dadanya yang berukuran sedang
terus menempel pada dengkulku.
Begitu kukecup keningnya, dia
diam saja, mematung sambil
menundukkan mukanya. Lalu
kuangkat dagunya dan kucium
bibirnya, kupeluk sepuas-puasnya.
Keremas paudaranya dan
nafasnya makin memburu. Aku
raih kemaluannya tapi dia diam
saja, kuselipnkan satu jarinya dari
sela-sela celana dalamnya. Wah,
ternyata sudah basah bukan
main. Namun Eni segera terkejut,
dan melepaskan diri dariku. Disun
pipiku, dan dia segera lari ke
rumah induk lewat pintu
belakang.
Aku benar-benar puas,
kupandangi tampang kemaluan
gundulku yang masih tegak.
“Suatu saat nanti engkau akan
mendapat bagiannya..” kataku
dalam hati.
Sejak peristiwa itu, kami memang
tidak pernah bertemu dua mata
dalam suasana yang sepi. Selalu
saja ada orang lain yang hilir
mudik di kamarku. Sampai
akhirnya liburan datang dan kami
semua masing-masing pulang
kampung untuk beberapa waktu.
Liburan sekolah sudah selesai, Eni
sudah datang lagi setelah berlibur
ke rumah orang tuanya di
Tabanan, Bali. Begitu juga aku
yang datang sebelum masa
kuliahku dimulai.
Waktu itu hujan deras. Eni masih
berada di kamarku (suasananya
sepi karena tidak ada orang sama
sekali, termasuk di rumah induk)
untuk minta bimbingan atas
pelajarannya. Begitu selesai, Eni
menyandarkan tubuhnya ke
dadaku sambil berkata.
“Mas, itunya sudah tumbuh lagi
belum..? Hi.. hi..” sambilnya ketawa
cekikikan.
“Oh, itu..? Lihat aja sendiri.” sambil
kupelorotkan celana pendekku
sampai lepas, dan kemaluanku
yang masih lunglai menggantung.
“Mas Adi ih, ngawur..” katanya.
Tapi walaupun demikian, ia
santap juga pemandangan itu
sambil menyibakkan sebagian T-
Shirt-ku yang menutupi daerah
itu. Bulu-bulu yang sudah rapih
memenuhi lagi sekitar
kemaluanku, segera terlihat
dengan jelas.
“Nah, begitu khan lebih oke..”
katanya.
“Aku kapok En, nggak mau
nyukur plontos lagi.”
“Kenapa Mas..?”
“Waktu mau numbuh. Bulunya
tajam-tajam dan itu menusuk
batangku.”
“Habis Mas Adi sukanya macem-
macem sih..!” sambil terus
memandang kemaluanku yang
masih tergantung lunglai, “Mas,
kok itunya lemes sih..?”
“Iya En, sebentar juga gede, asal
diusap-usap biar seneng.”
“Ah Mas Adi sih senengnya enak
terus.”
Walaupun berkata seperti itu, mau
juga Eni mulai memegang
kemaluanku dan digerak-
gerakkan ke kanan dan ke kiri.
Membuat batang kemaluanku
semakin besar, keras dan
mengacung ke atas. Eni makin
menyandarkan kepalanya ke
dadaku. Dan langsung saja saya
peluk dia, sedemikian rupa
hingga payudaranya tesentuh
tangan kiriku. Rupanya Eni tidak
pakai BH, sehingga kekenyalan
payudaranya langsung terasa
olehku. Kupermainkan
payudaranya, aku pencet,
menjadikan Eni terdiam seribu
bahasa tetapi nafasnya semakin
cepat. Demikian pula Eni dengan
hati-hati memainkan kemaluanku,
masih terus dibolak-balik, ke
kanan dan ke kiri.
Aku cium bibir Eni, dan dia
menanggapinya dengan tidak
kalah agresifnya. Barangkali inilah
suatu yang ditungu-tunggu. Aku
lepas blouse-nya, dan
payudaranya yang masih kencang
dan mulus dengan putingnya
yang kecil berwarna coklat muda
segera terpampang dengan jelas.
Karena tidak tahan, aku langsung
menciuminya. Hal ini menjadikan
Eni semakin menggeliatkan
tubuhnya, tandanya dia merasa
nikmat. Aku ikuti dia ketika dia
mambaringkan tubuhnya di
tempat tidur. Aku hisap-hisap
puting payudaranya, sementara
rok dan celananya kupelorotkan.
Eni setuju saja, hal ini ditunjukkan
dengan diangkatnya pantat untuk
memudahkanku melepaskan
pakaian yang tersisa.
Begitu pakaian bagian bawah
terlepas, segera tersembul bukit
mungil di antara
selangkangannya, rambutnya
masih jarang, nyaris tidak
kelihatan. Sekilas hanya terlihat
lipatan kecil di bagian bawahnya.
Pemandangan ini sungguh
membuat nafsuku semakin
memuncak. Begitu kuraba bagian
itu, terasa lembut. Makin dalam
lagi barulah terasa bahwa dia
sudah banyak berair. Eni masih
merem-melek, tangannya tidak
mau lepas dari kemaluanku.
Begitu pula ketika kulepas
pakaianku. Tangan Eni tidak mau
lepas dari alat vitalku yang
semakin keras saja.
Begitu aku sudah dalam keadaan
bugil, aku kembali
mempermainkan kemaluannya,
ketika jari tengahku mau
memasuki vaginanya yang sudah
banjir itu. Pinggulnya
digoyangkannya tanda mengelak,
aku hampir putus asa.
Tetapi kudengar suara manjanya,
“Jangan pakai tangan Mas. Pakai
itu saja.” sambil menarik-narik
alat vitalku ke arah vaginanya.
Aku segera mengambil posisi.
Tangan lembutnya
membimbingnya untuk memasuki
arah yang tepat. Kugosok-
gosokkan sebentar di bibir
vaginanya yang berlendir itu.
Rasanya nikmat sekali. Setelah
kurasa tepat berada di ambang
lubangnya, aku dorong sedikit,
agar bisa memasukinya. Tapi
nampaknya tidak mau masuk. Aku
coba sekali lagi, tidak mau masuk
juga.
“Kamu masih perawan En..?”
akhirnya aku tanya dia.
Diantara jelita dan wajahnya yang
sudah seperti tidak sadar itu, aku
lihat kepalanya menggeleng dan
itu adalah suatu jawaban.
Usaha menembus lubang
kenikmatan itu aku tunda dulu.
Operasiku berpindah dengan
memagut-magut seluruh
tubuhnya. Eni semakin terengah-
engah menerima perlakuanku.
Erangan-erangan yang terkesan
liar semakin membuatku
bernafsu. Aku kecup putingnya,
perutnya, dan pahanya. Ketika aku
mengecup pahanya, sepintas aku
lihat vaginanya menganga,
semburat warna merah tua yang
licin sungguh menarik
perhatianku. Jilatanku makin
dekat ke arah vaginanya. Begitu
lidahku menyentuh bibir
kemaluannya, Eni berteriak
kelojotan sambil menggeleng-
gelengkan kepalanya. Aku
semakin bersemangat
menjilatinya.
Setelah kurasa jenuh, dan
kehabisan variasi menjilati
vaginanya. Kembali kuarahkan
kemaluanku ke arah barang yang
paling dilindungi wanita ini.
Kembali tangan Eni membimbing
kemaluanku. Setelah tepat di
depan gerbang kenikmatan, aku
dorong sedikit.
“Bless..”
Kepala kemaluanku bisa masuk
sedikit, Eni meringis, tapi terus
menekan bokongku. Maksudnya,
jelas agar aku masuk lebih banyak
lagi. Aku dorong lagi, tetapi
lubangya terlalu sempit. Walaupun
hanya kepala saja yang masuk,
tetapi aku berusaha memaju-
mundurkan, agar gesekan yang
nekmat itu terasa. Setelah
beberapa kali aku memaju-
mundurkan, sekali lagi aku
dorong lebih dalam lagi. Berhasil..!
Kini kemaluanku sudah sepertiga
berada di dalamnya. Aku
berusaha sabar, aku gerakkan
maju mundur lagi. Setelah
beberapa kali, aku mendorong
lagi. Begitulah kulakukan
berulang-ulang sampai semua
kemaluanku tertelan dalam
remasan vaginanya. Kudiamkan
untuk sesaat di dalam, kurasakan
denyutan-denyutan yang sangat
nikmat yang membuat seluruh
tubuhku mengejang. Kugerakkan
lagi bokongku dengan arah maju-
mundur. Tanpa kusangka, Eni
menjerit sambil mengejang.
“Terus Mas.. terus Mas.. aku
sampaaii.. ouh.. ouh..” jeritan itu
lumayan keras.
Aku segera tutup mulutnya
dengan bibirku. Bersamaan
dengan itu, kemaluanku terasa
diremas-remas. Ujung
kemaluanku seakan menyentuh
dinding yang membuatku merasa
geli bukan main. Akhirnya aku
tidak tahan juga untuk
mengeluarkan spermaku ke
dalam liang kewanitaannya.
Beberapa semprotan agaknya
semakin menjadikan Eni semakin
liar dan semakin meregangkan
tubuhnya. Kami orgasme
bersama-sama, dan itu sangat
meletihkan. Dan aku tidak ingin
cepat-cepat melupakan fantasi
yang hebat itu. Kami tertidur
untuk beberapa waktu.
Begitu aku bangun, rupanya Eni
sudah tidak ada. Yang ada
hanyalah secarik kertas menutupi
kemaluanku dengan tulisan, “YOU
ARE THE GREAT”.
Sejak saat itu, kami selalu
melakukannya secara rutin dua
minggu sekali, paling lama
sebulan sekali. Namun tidak
melakukan di rumah tetapi
kubawa ke hotel di luar kota
secara berganti-ganti yang
kemungkinan kecil untuk
diketahui oleh orang yang kami
kenal. Sampai akhirnya, kami
berpisah. Aku lulus dan diterima
kerja di luar kota. Eni kuliah di
kota yang jauh sekali dari
tempatku berada. Kalau ia
membaca tulisan ini, maka ia akan
bersyukur karena namanya sudah
aku samarkan. Sekedar untuk
mengingatkan saja ketika kami
begituan, kemaluannya kujuluki
TEMBEM. Dan ia menyebut
kemaluanku dengan julukan TOLE

nafsuku dengan mba Eny

$
0
0


Kenalkan namaku Jon (nama samaran) usia 30th dari jogja,mempunyai hubungan asmara dan tentunya sex selama hampir 4 tahun dengan mbak eni. Mbak eni ini adalah tetangaku istri seorang pengusaha. Bodinya sungguh enak diliat dan setiap lelaki kalau melihatnya pasti ingin menidurinya. Cerita yg aku kirimkan ini adalah peristiwa yg benar2 terjadi pada diriku, dan mungkin pernah terjadi jg pada para pembaca.



Pembaca yg budiman..ceileee,
Kejadian ini sebenarnya berawal dari seringnya kami bertemu ketika kami sama-sama menjemput anak kami sekolah di TK. Sering kami ngobrol tentang apa saja, mulai kehidupan sehari-hari,keluarga, dll…bahkan saking seringnya ngobrol dan ketemu, kadang kami kelewat batas hingga sampai colek mencolek tubuh kami masing-masing. Suatu hari aku iseng-iseng nanya no hp nya..dia tanya, ” buat apa sih nanya nanya no hp…? Yahh ku jawab,” ya sapa tau pas ada hal penting jadi penyampaian informasi cepet nyampenya mbak..”
“ya dah nih tak kasih….” kata mbak eni.
Dalam hatiku aku merasa senang..aku mulai berpikir nyoba-nyoba ahh untuk mendekatinya pikir konyolku jelas pingin menidurinya.
Oh iya pembaca, sebenarnya aku sudah memiliki istri yg cantik dan tentunya baik dimataku. Tidak ada cacat istriku dimataku. Istriku kerjanya jg serabutan, apa aja asal halal dia kerjakan dan istriku ini orangnya taat beribadah gak kaya aku hehehe….Dan jg mbak eni juga telah memiliki suami seorang pengusaha kelas menengah yg memiliki puluhan karyawan. Punya mobil 2 motor ada 4..

Hari berganti hari..aku mulai sering sms an ama mbak eni. Tiap pagi siang malam sms an terus pokoknya.  kadang sms dibumbui kata-kata porno dan kadang aku kirimin gambar porno atau pernah kukirim video porno org bule lg ngentot. Ada rasa kawatir juga ketika aku sms an ama dia, karena takut ketahuan ama suaminya atau pas yg buka suaminya. ” mbak kalau ketahuan sms an gimana nih ama suamimu?” tanyaku. ” tenang aja gak usah kawatir ketauan, suamiku sibuk dgn urusannya kok” jawabnya singkat via sms. Ada perasaan senang, takut, kawatir dannn pokoknya mulai meningkat rasa tuk menyelingkuhi mbak eni. Karena Mbak eni ini orangnya supel energik dan tentunya seksi badannya. Kalau aku liat badannya memancarkan aura sex yg begitu hebat bagiku.

Pada suatu hari lwt sms jg kutawarkan janji ketemuan dikota P…ya cm sekedar iseng-iseng aja. Sudah kuduga jawabannya padti dia menjawab setuju tetapi dengan syarat kalau ada waktu luang, maklum dia kan istri pengusaha. Jd super sibuklah karena dia jg sering ikut ama suamine kalo pas keluar kota.

Ketika ketemu di kota P kami berdua jalan-jalan terlebih dahulu dg mengendarai motor. Ada rasa bangga dan nikmat ketika berboncengan tangan mbak eni merangkul dadaku sampai aku sengajain rem mendadak biar susunya nempel dipunggungku…duuuhhhh kenyuuuut rasanya, dan tentunya adik kecilku si Titit jadi mulai horny tegak keatas minta diisep dan dimasukin kesarangnya kali yaa. Lama-lama akhirnya gak tahan jg. ” mbak, kalau lgsg ke hotel mau gak, kita jg bisa ngobrol2 didalam kamar hotel?” tanyaku. ” tapi aku takut nih, karena aku blm pernah spt ini..”balasnya. ” ya udah kita nyantai aja..gak usah terlalu dipikirkan…
Mungkin mbak eni jg merasakan apa yg spt aku rasakan. Takut senang bercampur bermacam-macam perasaan.
Ketika sampai dihotel kami berdua ngobrol-ngobrol dan sampai suatu ketika kami sudah tidak terkontrol lagi akhirnya kuberanikan mencium dan menelanjanginya. Kubuka satu per satu pakaian yg menempel. Bh krem dan celdam krem sungguh membuat mbak eni tambah hot aja kalau kuliat dari dekat. Akhirnya Aku sudah kalap dan gelap mata ingin segera mengulum pentilnya yg sangat sangat montok aduhai itu.. Ahhhhhhhh……uuhhhhh……ahhhhhhhhh hanya kata-kata itu yg aku dengar dari mulutnya…mmmmmmmmm…ohhhh jon….ahhhhhh..trss…trsss sayanggg…aku hanya denger kata-kata itu dari mulutnya. Aku langsung menjilat semua badan bagian depan dan belakang. Kuraba jg bagian tempeknya..terlihat basah mengkilat penuh cairan…ouuuhhh nikmatnya perasaanku..yg kemudian aku isep abis lendirnya dan ku gigit gigit itilnya……ohhhh joonn pleasee aku gak kuuuuuaaattttt……aku pingin kontolmu sekarang..jon…mana kontolmu jon….please aku ingin liat…..dengan penuh nafsu dibukanya celanaku….ouuuwwwww jon, kontolmu besar dan lucuu ya…aku isep ya..kata mbak eni..jawabku ” lanjuutttt mbakk….hari ini kontolku milikmu seutuhnya….bak melihat makanan enak langsung kontolku diisep ampe abiis…tangannya jg mengocok-ngocok tititku….ohhhhhhh begitu nikmatnya kalau kontol dikocok-kocok…..terusss mbakkk….teruuuusss….
Ohhhh…uhhhhh..setelah puas dengan gaya itu, kemudian kami bermain dg gaya 69 gaya yg sangat aku suka. Kujilat itilnya, kontolku jg disedot abiis ampe anusku dijilat-jilat…ooohhh geliinya minta ampun…ketika itilnya kusedot mbak eni jg teria-teriak minta ampuun….”ampuun jonn….aku gak kuuattt,.. Berkali-kali dia melenguh penuh kenikmatan dan hal ini menambah rasa hornyku semakin memuncak dan hebat. Iseeeepppppp trs jon….nikmatnyaaaaaaaa….edaaaaAnnn bangettttt…
Mbak eni menghiba minta aku segera masukin kontolnya ke liang memeknya…”jon….cepet masukin dong kontolmu…memekku dah gak tahan nih..” dan benar memang kuliat memeknya telah basah karena penuh cairan rangsangan..

Akhirnya aku juga udah gak tahan, aku berbalik arah dg posisi aku diatas mbak eni dibawah….”langsung kontolku kuarahkan ke liang vaginanya…aaaahHhhhhhhhhh joon…uenaaaaakkk……jleeppp…sreettt….jleeepp…sreettt…suara itu begitu keras karena saking nafsunya menggenjot memek mbak eni…gilaaaaa…lendirnya banyak amat..mungkin sangking terangsangnya lendirnya banyak ya…beda ama punya istriku yg sudah keseringan jadi biasa-biasa aja lendirnya. Sampai 10 menit sudah kugenjot memek mbak eni…kurasakan maniku mau muncratt keluar…tp kadang kutahan…aku ingin meraasakan kenikmatan lebih lamaa dahulu….namun mbak eni jg sangat terangsang akhirnya udah mau keluar…”jon aku dah gak tahan aku mau keluarr niihhh……raasanya mau meledak memekku jon….desah mbak eni..” ayoooo mbak aku jg dah mau keluarrr…….bareng jonn keluarnya ya sayang…ayooo sekarang jonnn…….crrrootttt…..croooooottt…..croooooot….terasa maniku muncrat craat di liang vagina mbak eni…terasa hangat tititku dilubang vaginanya. “Ohhhhh jon…….enak jon kontolmu……kontolmu panas joon…..ahhhh puass aku jon…blm pernah aku ngrasain nikmat spt ini jon…ama suamiku pun rasanya gak spt ini lagi”.
Setelah keluarin mani scr bersama-sama akhirnya kami terkapar telanjang…setelah beberapa saat kemudian kami mandi sama-sama. Pada saat dikmr mandi adiku si Titit teraasa naik ngaceng lagi, meliat mbak eni bugil apalagi ketika mbak eni menyabuni seluruh badanku dan tentunya jg nyabunin kontolku..”duuhhh jd ngaceng lagi ni mbak”.mbak eni cuma tertawa kecil aja mendengar aku bicara begitu. Dan begitu pula sebaliknya…ketika mbak eni mandi teteknya pun aku sabuni, rasanya kenyal empuk… mbk eni mendesah nikmat merasakan sensasi yg luar biasa…ouuuhhh……ouuhhh jon……kok nikmat ya tetekku kamu sabunin…rasanya licin-licin uenak….”kapan-kapan kalau kita butuh dan ada waktu diusahaain bisa ngentot lagi ya”…dengan senang hati kujawab, ” tentu dong mbak, aku siap memuaskan nafsu birahi kita..”

Dan, dilain hari pun ketika ada kesempatan, meskipun hanya sebentar dirumahku, mbak eni kuentot penuh gairah…pdhl aku msh capek dari plg kerja..
Kadang janjian malam-malam dirumahnya ketika suaminya dinas keluar kota..kusempatkan untuk menidurinya walau hanya 2 jam an..karena walau bagaimanapun kami tetap jaga privasi keluarga kami.
Pernah juga ketika kami ngentot aku abadikan dengan poto atau video dengan tujuan bwt koleksi pribadiku atau buat pandangan kalau aku pas ingin onani..karena pada dasarnya aku punya nafsu sex yg besar. Satu hal yg msh aku impikan adalah bermain sex scr ramai-ramai, atau tuker pasangan…

Satu Malam Dengan Mbak Eni

$
0
0


Mas Doni, nanti tolong si Ical di jemput ya!, sepulang dari kampus, mbak pulangnya telat lagi nih!, barusan ada keperluan di puskom “ Suara nyaring seorang wanita yang barusan kuterima di HP ku.

Ah! Mbak Eni selalu saja menyuruhku untuk menjemput putra satu-satunya yang masih TK itu padaku, karena aku selalu melewati TK itu kalo pulang dari kampus.

Wanita tersebut, Mbak Eni, aku selalu memanggilnya begitu, adalah induk semangku dimana aku menempati salah satu kamar di rumahnya yang besar sebagai anak kos. Adik laki-lakinya yang sepantar denganku adalah temanku sejak masih SMA.

Sebagai lelaki muda, tentu saja aku selalu merasa bergairah bila mendengar ataupun melihat hal-hal yang berbau genital dan seksi seperti halnya induk semangku ini. Dia adalah tipe seorang wanita sempurna dengan bentuk tubuh yang menggiurkan di usianya yang ke 34 tahun itu.

Saat-saat menyenangkan bagiku adalah pada waktu pagi hari, dimana dia sehabis mandi selalu lewat di depanku dengan menebarkan wangi tubuh yang membuatku mabuk kepayang. Sepertinya Mbak Eni juga menyadari kalo aku sering memperhatikannya, maklumlah karena sudah lama dia ditinggal oleh sang suami tercinta untuk pergi belajar ke luar negeri sedangkan Mbak Eni adalah seorang pegawai negeri yang kehadirannya tiap hari akan sangt mempengaruhi kenaikan kariernya.

Dan setelah dinanti sekian lama akhirnya sat yang paling nikmat dlam hubungan antar induk semang dengan anak kost-nya pun terjadi. Di mulai dari sepulang aku memjemput Ical, putranya satu-satunya yang baru berumur 5 tahun dari TK, saat itu keadaan rumah sepi, si Nur ( adik kandung Mbak Eni ) sedang tidak ada di tempat entah pergi melayang kemana aku tidak tahu. Begitu sampai di rumah si Ical langsung lari menuju kamar ibunya, sedang aku mengejarnya untuk menjaganya agar tidak terjatuh dan terantuk tembok, khan bisa berabe!

Ketika Ical membuka pintu kamar tersebut, aku tertegun sejenakmelihat sebuah fenomena yang indah di hadapanku, bahwasanya Mbak Eni sedang berkaca hanya mengenakan CD nya saja, dan buah dada besar yang menantang tersebut menggelantung dengan indahnya seakan menarik hati orang yang melihatnya untuk segera meremasnya.

Karuan saja di pandangi oleh orang lain seperti itu Mbak Eni segera menarik dastern yang tergeletak di atas kasur untuk menutupi tubuh bugilnya, sedang aku segera saja menarik si Ical dan berbalik pergi meninggalkan kamar tersebut. Setelah kejadian tersebut, seakan-akan Mbak Eni merasa tidak terjadi apa-apa, bagiku sih hal itu merupakan suatu yang luar biasa, dengan kenyataan seperti itu aku jadi semakin memikirkan tentang ibu kost-ku yang bahenol itu, dan berakibat pada naiknya frekuensiku dalam melakukan onani.

Suatu malam di saat aku sedang merasa suntuk dan hasrat untuk melakukan onani tidak terbendung lagi, dan kurasa keadaan rumah sepi maka segera saja kulakukan ritual khusus cowok itu sambil berimajinasi tentang hubungan seks yang panas dengan Mbak Eni tersayang. Baru saja aku melakukan permainan ini setengah jalan tiba-tiba sajapintu kamarku di ketuk seseorang.

‘Siapa sih, gangguin kenikmatan orang saja” rutukku dalam hati sambil mengenakan pakaian seadanya plus sarung tanpa CD untuk menutupi kontolku yang masih konak, paling si Nur yang datang pikirku.

“Mas Doni, bisa tolong Mbak sebentar nggak, soalnya…” Begitu pintu kubuka yang langsung di sambut oleh kata-kata dari Mbak Eni yang tidak dapat di teruskan setelah melihat bagian bawah tubuhku yang mengacung.

Tentu saja mukaku memerah seperti udang goreng,dan sepertinya Mbak Eni juga salah tingkah.

‘Ada apa sih mbk?’ tanyaku untuk memecah ke-salahtingkah-an kami.

‘Emm..anu, itu lampu di kamar tidur mbak ‘gak mau nyala, putus mungkin” jawabnya sambil terus memperhatikan sarungku.

“Oh,ya! Mbak ambil lampu penggantinya sementara saya ambil kursi untuk ngganti lampu sial itu” Kataku sambil tersenyum

Mbak Eni pun berlalu sambil tertawa kecil mendengar leluconku. Setelah berada di kamar tidurnya yang berbau harum, dia mengulurkan sebuah lampu SL yang segera saja aku sambut untuk menggantikan lampu yang satunya lagi.

Saat aku mengulurkan tangan untuk menyerahkan lampu mati tersebut, kursi yang kupijak bergerak, secara reflek aku ikut menggoyang badan untuk menghindari kehilangan keseimbangan, namun yang kudapat malh sebaliknya.

BRAAAAAAK !GEDUBRAK!

Aku terjatuh di samping tempat tidur tertimpa kursi sial.

‘Aduh…, kamu tidak apa-apa !’ Sambut Mbak Eni mengankat tubuhku untuk di naikkan keatas kasur. Tercium wangi khas tubuh perempuan yang membuat kontolku konak lagi.

‘Kayaknya, sih cuma memar saja koq, mbak!’ Jawabku menenangkan mbak Eni yang terlihat cemas melihat keadaanku.

‘Di balsem saja ya!’ kata mbak Eni sambil beringsut menuju kotak obat untuk mengambil balsem.

Tangannya mulai mengusap-usap tubuhku yang lebam itu, tapi itu bukan usapan biasa, yang kuraskan adalah usapan tanda ingin lebih di intimi, lalu secara simultan tangannya mulai masuk menuju rambut lebat di dadaku dan mengusap usapnya sambil memejamkan mata. Melihat hal ini, tentu saja aku tidak tinggal diam, mula tanganku menelusuri lengannya yang kuning halus untuk kemudian beralih menuju sepasang bukit kembar yang menantang itu secara perlahan kuusap memutar searah dengan jarum jam mulai dari pinggiran untuk kemudian naik ke putingnya yang masih terbungkus oleh bra. Sambil memejamkan matanya mbk Eni mendesah pelan, ku dekatkan wajahku dan kukulum lembut bibir sensualnya itu untuk kemudian saling pagut dengan liar sambil berusaha untuk melepaskan pakaian yang kami kenakan masing-masing.

Tanpa terasa kami berdua sudah dalam keadaan bugil, dan saling memandang dengan perasaan yang sukar untuk di lukiskan untuk kemudian saling merangsang. Mbak Eni mengocok dengan lembut kontolku yang full strength, sedang aku mengusap-usap dan kadang mencolek isi tempiknya yang sudah mulai basah.

Lalu Mbak Eni merebahkan diri di atas kasur, mengangkan-kan kakinya sambil menarik tanganku untuk lebih mendekapnya. Setelah wajah kami beradu, Mbak Eni memegang kontolku untuk di masukkan ke dalam tempiknya.

‘Ahhh…tolong puasin mbak,ya! Don!’ Desahnya

‘Hhhiya, mbak!’ Kataku

Kontolku di bimbingnya masuk secara perlahan kedalam lubang kenikmatannya itu, secara perlahan-lahan namun pasti aku merasakan sensai yang luar biasakarena baru pertama kali aku melakukan persetubuhan. Setelah mentok dan tubuh kami merapat satu sama lain, kudiamkan dulu sejenak bir si kontol merasakan lingkungan barunya sebelum kugerakkan maju mundur sesuai insting manusia dalam mencari kenikmatan dalam bersetubuh.

‘Hhhhh..akkhh..teerrusss…sshhh!’ Desahnya

‘Enak…aakhh, Mbaaaak..h’ Timpalku

Setelah beberapa lama mbak Eni mengalungkan pahanya di pinggulku dan menjepitnya sehingga aku merasakan sebuah kenikmatan yang luar biasa dalam mengolah seni bersetubuh ini.

‘Terusss…Doon!

Akkhhh…yeeeeeaaach! Yes!’ Desahnya sambil menggoyang-goyangkan kepalanya kekanan dan kekiri sehingga sebagian rambut sebahunya menutupi wajah cantik yang berkeringat itu.

Cluk-cluk-cluk. Cepok-cepok-cepok, bunyi suara kemaluan basah yang di adu di timpahi suaradesah nyaring manja berpadu dengan wangi kamar dan bau khas orangyang bersetubuh memenuhi se antero kamar ini, tanpa terasa keringat kami sudah membanjir dan saling berpadu sehingga suasana saat itu sangat sukar untuk di lukiskan dengan kata-kata.

‘Lebih cepat, Don! Yaaach…teruuuuss, begitu…akkkhhh!’

‘Goyang lebih hot lagii…hh, mbakk!’

‘Sshhh…aaakkkh..!’

‘Hhh…yaaahhh…yaahh.. oh, yaaaah!’

Sampai suatu saat mbak Eni memelukku erat sekali dan…

‘Hhh..aaaaaaaaaaaaakkhhhhh……aaaku saaammmpaaaaikh, Donn!’

Jeritnya

Lalu semakin kupercepat genjotanku yng tak berapa lama kemudian serasa semua hormonku ingin berebut keluar lewat kontolku sehingga aku bergetar hebat menahan sebuah kenikmatan yang luar biasa.

‘Oookkkkkhhhhhhhh……..aaaaaakkkhhhhhh..!’Desahku

Setelah bergulir dari tubuh bugil mbak Eni yang berkilat karena keringat dan mengatur napas, sambil membelai rambutnya yang hitam legam dengan helai-helai lembut yang menempel pada wajahnya kami pun berbincang.

‘Terima kasih, Don! Kamu hebat sekali’ Puji mbak Eni

‘Terima kasih juga mbak!, enak sekali….boleh nambah ya , kapan-kapan!’ Jawabku

‘Ah…kamu ini, nakal sekali. Baru sekali merasakan enaknya langsung minta lagi, tapi boleh koq! Ntar mbak yang gasih kodenya, ya?’

‘Asyik, mbak! Gitu dong, baru mbak Eni yang cantik kayak bintang film Rosamund Kwan plus seksi, hehe..!’

‘Ah, kamu ini bisa aja!’

Dan malam itupun berakhir dengan tiga ronde pergulatan nafsu liar antara induk semang dengan anak kost-nya.

Bagaimanakah cerita selanjutnya tentang hubunganku dengan ibu muda ( bagiku ) tersebut, ikuti saja kisahku selanjutnya, apakah mbak Eni hamil atau tidak? apakah perselingkuhan kami ketahuan atau tidak?


Pengalaman Indahku Bersama Mbak Reni

$
0
0


Cerita ini terjadi sekitar dua minggu yang lalu. Nama saya Ryan. Umur saya masih 21 tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta.

Saat itu aku dan dua orang temenku lagi kurang kerjaan banget, lalu ada inisiatif dari salah satu temenku..

"Gimana kalau kita ke Malioboro?"
"Yuk, mumpung lagi hari minggu nih"

Lalu kami mengendarai motor menuju ke jalan Malioboro. Sesampainya di sana kami pun tidak langsung memarkirkan motor kami, tapi kami sukanya berputar-putar dulu, lalu motor baru kami arahkan ke jalan Pasar Kembang, tempat prostitusi terkenal di Yogyakarta. Di kiri kanan jalan memang nggak ada PSK yang beroperasi, maklum lagi siang, kalau malam lumayan banyak, biasanya mereka terlihat di dalam bangunan, jarang ada yang mau keluar.

Setelah itu kamipun mulai memacu motor kami lagi ke jalan Malioboro sebagaimana tujuan kami. Lalu kami memilih tempat parkir yang agak sedikit sepi. Kemudian kami berjalan. Cewek-cewek yang berpakaian minim dan seksi yang dengan sengaja memperlihatkan anggota badannya tak terhitung banyaknya. Wah.. Enaknya kalau bisa ngentot sama cewek itu.., kataku dalam hati.

Tidak beberapa lama kemudian, aku melihat seorang wanita, mungkin kalau kutebak umurnya paling dibawah 30 tahun, dengan membawa seorang anak perempuannya, mungkin umurnya baru 8 tahun. Waktu itu sangat banyak pengunjung di Malioboro sehingga jalannya pun harus berdesak-desakan, aku sama teman-temanku pun terpisah oleh banyaknya pengunjung dan secara tak sengaja tangan kiri wanita itu menyentuh 'anu'ku, sedangkan tangan kanannya memegang tangan anaknya. Beberapa detik kemudian..

"Maaf Mas, nggak sengaja tadi kesentuh 'itu'nya?"
"Nggak apa-apa Mbak, kalau mau menyentuh lagi, sentuh aja lagi, saya nggak marah koq, malahan suka" kataku dengan tertawa.
"Yee, maunya"
"Mbak. boleh nanya nggak?"
"Apaa?"
"Koq ke Malioboro nggak sama suaminya, kan kalau ada yang memperkosa Mbak gimana tuh?"
"Yee.. Saya kan bisa jaga diri?"

Entah kenapa kayaknya aku sama dia jadi makin akrab aja, padahal haru saja bertemu, itupun tak sengaja.

"Mbak lagi cari apa nih?"
"Lagi cari sepatu buat si Fitri nih, o iya, kenalin saya Reni, dan ini anak saya, namanya Fitri"
"Ohh gitu, kalau saya Ryan" kataku sambil bersalaman sama Reni dan Fitri.
"Mau saya temanin nggak?"
"Boleh saja saja nggak ngerepotin Mas saja"
"Nggak koq"

Lalu akupun menemanin Mbak Reni dan anaknya mencari keperluan sekolah buat anaknya, sesampainya di dalam toko tersebut, Fitripun mulai memilih sepatu yang diinginkan. Setelah cocok dengan yang diinginkan si Fitri, Mbak Renipun membayarnya di kasir toko tersebut, lalu kami keluar dari toko tersebut.

"Mas ini sebenarnya mau cari apa sih di Malioboro?"
"Mau cari wanita yang seksi dan baik" kataku.
"Sudah dapat belum nih?"
"Sudah koq, nyantai saja"
"Mana dia"
"Ini di hadapanku" ternyata dia baru sadar kalau yang di hadapanku itu adalah dia sendiri.
"Eh Mas ini, bisa aja"
"Bener koq, Mbak Reni cantik, seksi lagi" Mbak Reni pun tersenyum mendengarnya.
"Lalu setelah ini Mas mau kemana nih?"
"Mau kemana ya, pulang aja kali, udah cape nih nemenin Mbak sama Fitri"
"Ohh.."
"Kenapa Mbak, kaya terangsang gitu"
"Nggak apa-apa"
"Kalau Mbak mau kemana nih?"
"Kalau saya sih, langsung pulang saja, mungkin udah ditungu sama ayahnya Fitri nih"
"O ya, boleh tau alamat Mbak nggak, kalau-kalau saja saya lewat rumah Mbak, kan bisa mampir?
"Boleh.. Nih alamat saya" sambil mengeluarkan kartu namanya dari dompetnya.
"Makasih ya sudah nemanin saya sama Fitri"
"Sama-sama, malahan saya yang seharusnya berterima kasih, karena sudah bisa berkenalan sama wanita yang seksi dan secantik Mbak ini"
"Ah Mas ini, bisa saja"
"Ya sudah Mbak, saya pulang duluan ya"
"Dadahh Fitri", salamku pada anaknya.
"Dadah juga Omm", balas Fitri, anaknya.

Lalu aku pun pulang sendiri, nggak tau temanku pada pergi ke mana, emang saya pikirin, kataku. Begitulah awal perkenalanku dengan Mbak Reni.

*****

Lalu pada suatu hari, langit sangat gelap di Yogyakarta, mau turun hujan nih, tapi aku masih 15 menit lagi baru nyampe kos, kemana ya, pikirku, nggak punya teman yang punya rumah/kos di dekat sini, dan tiba-tiba aku teringat akan Mbak Reni, kubuka dompetku, kulihat alamatnya, nggak taunya posisiku saat ini sangat dekat sama rumah Mbak Reni, bahkan dari tempatku sekarang sama rumah Mbak Reni paling cuma beda 10 rumah. Lalu akupun menuju alamat itu, sesampainya di sana aku langsung percaya diri nyelonong saja memasukkan motorku ke dalam pagar tersebut karena pagarnya terbuka begitu saja. Ternyata di sana sudah ada Fitri anak Mbak Reni.

"Halo Fitri", sapaku.
"Ehh Om Ryan, koq bisa tau Rumah Fitri di sini"
"Kan kemarin, Om kan dikasih kartu Mamah kamu"
"Ohh"
"Mamah mana?"
"Mamah lagi ke rumah sebelah tuh"
"Kalau Papah mana?"
"Papah lagi ke Surabaya"

Tidak beberapa saat kemudian hujan turun dengan lebatnya, aku pun duduk di ruang tamu, sedangkan Fitri lagi asyik sama mainannya. Lalu timbul pikiran jorokku, gimana kalau aku bisa making love sama Mbak Reni ya, mumpung suaminya lagi di Surabaya, di sela-sela lamunanku, tiba-tiba Mbak Reni datang dengan keadaan basah kuyup hingga bisa terlihat dengan jelas BH-nya karena dia memakai pakaian yang lumayan seksi.

"Oh Mas Ryan, tungguin ya, saya mau ganti baju dulu"
"Iya Mbak", jawabku lalu dia masuk kamarnya.

Aku yang sedang dalam kedaan gairah tinggi melihat ini adalah kesempatan besar. Aku masuk ke dalam dan langsung memeluk Mbak Reni. Mbak Reni berontak tapi aku dengan kuat terus memeluknya dari belakang hingga kemudian kudorong Mbak Reni ke tempat tidurnya dan kulucuti pakaiannya satu persatu.

"Ryan, kamu mau apa, jangan macam-macam lho!", bentak Mbak Reni, tapi aku yang sudah nafsu terus saja melucuti pakaiannya yang basah.

Dengan cepat aku melucuti pakaian Mbak Reni hingga terpampang jelas tubuhnya yang indah. Kuhisap langsung memeknya yang merah dan seakan minta di'suntik' dengan segera.

"Ryan, mmhh, geli Ryan. Jangan diteruskan Ann, mmhh", keluhnya dan aku masih tetap saja menjilati memek Mbak Reni.

5 menit kujilati memek Mbak Reni, setelah itu kupaksa Mbak Reni melayani kontolku dengan mulutnya sampai Mbak Reni muntah-muntah karena sepertinya memang baru sekali ini dia menagalaminya. Dan 5 menit berikutnya kupaksa kembali Mbak Reni melayani kontolku dengan memeknya.

"Ah, Mbak memeknya keset banget sih. Kan susah masukinnya!" ujarku karena kontolku baru masuk seperempat.
"Ryan jangan Ann, mmhh.."
"Pokoknya Mbak harus melayani saya sampai sore.."
"Jangan Ryan, aduhh sakit Ann"

Tetapi kontolku sudah tenggelam di kenikmatan yang tiada tara. Kupercepat tempo sodokanku, dan Mbak Reni menggeliat dengan keringatnya yang menetes.

"Ayo Mbak, mmhh"
"Mmhh, Ann, Ann"

Dia meronta lalu dihempaskannya tubuhku, kontolku mengayun saja setelah lepas dari memek Mbak Reni. Mbak Reni bangun dan berdiri dalam keadaan bugil.

"Ryan kamu harus bertanggung jawab, Mbak nggak terima kalau kamu yang main di atas"

Dipegangnya kontolku, dimasukkannya lagi ke dalam memeknya. Mbak Reni merem melek menahan kenikmatan kontolku yang lumayan besar.

"Ryan kontol kamu ueenak banget sih, Mbak genjot yah!"
"Iya Mbak, yang cepet ya Mbak"

Mbak Reni terus menggenjot kontolku, dan sekarang ganti aku yang merem melek.

"Uhh.. Ryan sayang, Mbak mau keluar", ujarnya.
"Keluarin aja Mbak", balasku.
"Gantian dong sayang, Mbak capek nih", ujarnya lagi.
"Mbak nungging yah, biar sama-sama enak", usulku.

Mbak Reni menuruti perkataanku. Lalu kucari lubang anus Mbak Reni, karena aku sama sekali belum merasa mau keluar. Kucoba menusukkan kontolku ke anusnya dengan pelan.

"Ryan jangan di situ sayang, Mbak belum pernah, sayang"
"Tenang aja Mbak dijamin enak deh!"
"Ann sakit Ann, ahh. Sakit Ann udah Ann" jerit Mbak Reni setelah kontolku sudah masuk setengah anus Mbak Reni.
"Enak kan Mbak kontolku?"
"He eh enak banget, tapi jangan cepet-cepet yah Ann" Lalu kuhentikan sejenak goyanganku dan..
"Terusin lagi dong Ann, tanggung nih"

Kuteruskan lagi permainanku, sekitar sepuluh menit kemudian aku merasakan ada yang mau keluar dari kontolku.

"Mbak, Ryan mau keluar nih.. Mo bareng nggak?"
"Mmhh, terusin aja sayang, kontol kamu enak banget sih, Mbak juga mau keluar nih.. Mmhh.."
"Mbak mmhh enak banget Mbak"

Tak lama kemudian di kontolku terasa ada rasa hangat yang luar biasa.

"Mbak juga keluar Ann, kontol kamu enak banget ya!"
"Memek Mbak juga luar biasa"

Aku memeluk Mbak Reni dengan erat sambil tiduran di sebelahnya tanpa melepas kontolku di dalam memek Mbak Reni.

"Ryan kamu udah merawanin 2 lubang Mbak. Kontol kamu tuh yang baru pertama kali ngerasain pantat sama mulut Mbak. Ternyata kamu hebat banget deh"
"Mbak, kapan-kapan boleh minta lagi ya!"
"Diatur sajalah, yang penting waktunya tepat"
"Makasih ya Mbak"

Aku dan Mbak Reni berciuman sebelum pulang, dan di ruang keluarga kulihat Fitri ketiduran dengan mainannya dan keesokan paginya kami melakukannya lagi, dan kami melakukannya selama 3 hari berturut-turut, selagi suaminya masih di Surabaya.

Pelampiasan sebuah kepuasan

$
0
0

Bermula kenalan yang tidak sengaja di atas bus patas AC, setiap pagi aku naik bus dari terminal di kawasan Jakarta Timur. Sampai suatu hari ada seorang wanita yang naik bersamaan denganku. Kalau diperhatikan wanita ini tampak biasa saja usianya, kuperkirakan sekitar 35-an, tetapi dengan setelan blazer dan rok mini yang ketat warna biru tua, sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih. Hari itu dia naik bersamaku dan di luar dugaanku dia duduk di sampingku, padahal ada bangku lain yang kosong, tapi okelah kuanggap itu adalah wajar. Tapi sungguh aku tidak berani menegur, kadang kala aku melirik ke arah pahanya yang putih dan sedikit di tumbuhi bulu-bulu halus dipermukaannya. Hal ini membuatku betah duduk bersamanya selain juga wanginya membuatku sangat bangga bisa duduk berdampingan dengannya.
Begitulah hingga hari ketiga hal yang sama terjadi lagi dan kali ini kucoba, mau iseng-iseng berhadiah, maka kutegur dia, “Selamat pagi Mbak..!” “Pagi juga..” si Mbak menjawab dengan senyum yang cantik di mataku, lalu kubuka pembicaraan “Kayaknya sudah 3 hari berturut-turut kita sama-sama terus.. ya? Mbak mau turun dimana sih..?” dia jawab “Di Sarinah Mas..” dan aku bertanya, “Apa Mbak kerja disana..?” lalu dijawab, “Oh tidak, aku kerjanya dekat Sarinah..” Lalu terjadilah percakapan biasa meliputi kemacetan lalu lintas sampai dia tanya balik, aku bekerja dimana, lalu kubilang di komputer, dan dia bilang bahwa kantornya banyak pakai komputer. Lalu dia berkata, “Boleh dong minta kartu nama”, maka kuberikan sebuah kartu nama, tapi waktu kuminta kartu namanya, dia tidak kasih dengan alasan tidak punya. Rupanya hari ini hari baikku dan segera kutahu namanya “YULI” (bukan sebenarnya), selanjutnya kami selalu bersama-sama setiap pagi dan telepon pun mulai berdering dengan segala basa basi.
Suatu ketika aku tidak melihat dia selama 5 hari berturut-turut. Aku sempat menunggu, sampai telat tiba di kantor. Kuhubungi telepon di kantornya juga tidak masuk, akhirnya dia telepon juga, katanya sakit. Tepatnya hari Senin aku kembali bertemu, kali ini tanpa mengenakan seragam hanya memakai celana jean’s dan kaos T-shirt sehingga dadanya yang montok itu tampak jelas membuat perhatian orang-orang di sekitar kami, kali ini dia mengajakku untuk bolos, “Mas aku butuh bantuan nih”, katanya.
Lalu aku tanya, “Apa yang bisa aku bantu..?”
“Mas, kalau bisa hari ini nggak usah ke kantor temenin aku ke Bogor yuk.. kalau Mas nggak keberatan lho..?”
Aku berpikir sejenak, lalu aku tanya lagi, “Memang kamu mau nggak kerja hari ini?”
“Aku sedang ada masalah nih, ya.. agak pribadi sih, kira-kira bisa nggak Mas.”
Aku nggak pikir lagi lalu kujawab, “Ya.. dech aku temenin..”, dalam hati sih, wah kasihan ini customer aku yang sudah pada janjian.
Dengan alasan keperluan keluarga aku ijin tidak masuk, aku jalan-jalan sama Yuli ke rumah temannya di kota Bogor. Setiba disana aku dikenalkan sama temannya namanya Nia, mereka bicara berdua di belakang, sementara aku di ruang depan seorang diri, setelah itu mereka kembali lagi dan kita mengobrol bersama-sama. Rupanya si Nia punya janji dengan temannya kalau mau pergi jadi kita tinggal berdua saja di rumah itu. Sambil mengobrol di karpet dan nonton TV, dengan manja Yuli tiduran di pahaku, sambil bercerita macam-macam dan aku menjadi pendengar yang baik, sampai dia bertanya,
“Capek nggak Mas ditidurin pahanya gini..?”
Lalu aku jawab, “Ah nggak apa-apa kok Mbak!” dalam hati sih pegel juga nih sudah itu batang kemaluan aku agak sedikit bangun gara-gara aku mengintip dadanya yang montok dan putih. Dia pakai BH yang cuma separuh (atas lebih terbuka) jadi gundukan daging di dadanya agak menonjol, di luar dugaan dia tanya lagi. Tapi kali ini tanyanya nggak tahu lagi, iseng barangkali,
“Burungnya nggak keganggu kan ditidurin sama aku?” lalu aku jawab sekenanya saja,
“Keganggu sih nggak, cuman agak bangun”, eh dia tersenyum, sambil memegang batang kemaluanku,
“Biarin deh bangunin saja, pengen tahu, kayak apa sih!”
“Ya sudah bangunin saja”, jawabku pasrah sambil berharap hal itu beneran,
“Ah yang benar Mas? kalau gitu buka dong biar aku bangunin”,
“Jangan di sini Mbak, nanti kalau Mbak Nia datang gimana kita”,
“Oh tenang saja si Nia pulangnya baru ntar sore, dia teman baik aku, aku sering nginap disini, dia juga suka nginap dirumah aku”, terus aku diam saja.
“Ayo dong di buka, katanya burungnya pengen dibangunin!”
Dalam keadaan duduk dan menyandar di dinding di tambah lagi Yuli yang tiduran tengkurap di kakiku, jadi agak repot juga aku buka jeansku, cuma aku ploroti sampai batas paha saja. Begitu dia lihat batang kemaluanku, langsung di genggamnya sambil berkata,
“Ini sih masih tidur, ya? biar aku bangunin!”
Lalu mulai dikocok dan tangan yang sebelah lagi mengelus bagian kepala, membuatku merasa geli tapi nikmat. Lalu ketika batang kemaluanku mulai mengeras, dia semakin mendekatkan wajahnya dan mulai menjilat dengan ujung lidahnya di sekitar bagian bawah kepala kemaluanku. Sekali-kali dia gigit-gigit kecil, hal ini membuat aku merem melek, akhirnya kukatakan,
“Mbak buka T-shirnya dong!”
“Lho kenapa Mas?” katanya. Aku menjawab,
“Pengen lihat saja!”
Lalu sambil tersenyum dia bangun dan mulai membuka ikat pinggang, kancing celana dan retsleting celana jeansnya, sehingga perut bagian bawahnya tampak putih dan sedikit tampak batas celana dalamnya, lalu dia tarik T-shirt ke atas dan dilepaskan, sehingga dengan jelas aku lihat pemandangan indah dari dadanya yang montok (BH no 36), dan selanjutnya dia mulai menurunkan celana jeansnya, sekarang tinggal pakai BH dan celana dalam saja. Oh.. CD-nya yang mini sekali, betapa indah tubuh wanita ini montok dan sekel setelah itu kembali dia tiduran ke posisi semula. Tapi kali ini dia tidak hanya memainkan batang kemaluan aku tetapi sudah mulai dimasukkan ke dalam mulutnya. Terasa lidahnya bermain di atas kepala kemaluan aku dan oh.. nikmatnya. Sambil membuka baju, aku mencoba mengangkat pantatku agar lebih masuk, rupanya dia tahu maksudku, dia masukan full sampai ke tenggorokannya, aku tidak pernah mengukur batang kemaluanku sendiri tapi di dalam mulutnya batang kemaluanku terasa sudah mentok dan masih tersisa di luar kira kira 2 ruas jari orang dewasa, sampai Yuli sempat tersendak sesa’at. aku pun segera berputar lalu merebahkan badan sehingga posisi sekarang seperti 69.
Kubiarkan dia mempermainkan kemaluanku, sementara aku ciumi paha bagian dalam Yuli yang mulus dan putih, sambil meremas bagian pantatnya yang masih tertutup celana dalam. Pelan pelan kutarik celana dalamnya, sampai terlihat dengan jelas bulu lebat di sekitar kemaluannya sehingga kontras dengan warna kulitnya yang putih, begitu lebatnya sampai ada bulu yang tumbuh di sekitar lubang duburnya. Oh, indah sekali panorama yang ada di depanku, dan aku pun mulai menjilat vaginanya yang wangi sebab kelihatannya dia rajin pakai shampo khusus untuk vagina. Pada sa’at itu terdengar suara merintih yang lirih. “Oh Mas aku nggak tahan nih.. ah”, dan dia tampak bersemangat. Lubang kemaluannya mulai berlendir, buah dadanya mengeras, akhirnya aku bangun dan kubalikkan tubuhnya dan kulepas BH-nya, sehingga tampak tubuhnya yang montok dalam keadaan bugil. Kuperhatikan dari atas sampai bawah tampak sempurna sekali, putih, mulus, bulu kemaluannya tampak lebat. Waktu kuperhatikan itu, tangannya terus memegang batang kemaluanku, akhirnya kurenggangkan kedua pahanya dan kuangkat sehingga tampak jelas lubang vagina dan anusnya.
Lalu kutarik pelan-pelan batang kemaluanku dari mulutnya dan merubah posisi. Kupeluk dia sambil menciumi bibir, leher, serta telinganya. Hal ini membuat dia terangsang sambil berkata lirih, “Mas masukin saja Mas..!” lalu aku bangun dan aku pandang dia, dan kuatur posisi kedua kakinya dilipat sehingga pahanya menempel di dadanya. Lalu aku berjongkok dan kupegang batanganku dan kuarahkan ke vaginanya lalu kutempelkan kepala kemaluanku. Kutekan sedikit demi sedikit, dan dia mulai merintih, tangannya mencekram tanganku dengan kuat, matanya memejam, kepalanya bergoyang kiri dan kanan dan vaginanya basah hebat. Ini membuat kepala kemaluanku basah, dan aku mulai berirama keluar masuk, tetapi hanya sebatas kepalanya saja. Kini ia mulai mencoba menggoyangkan pinggangnya dan mencoba menekan agar batang kemaluanku masuk total tapi aku pertahankan posisi semula dan mempermainkannya terus. Akhirnya karena tidak tahan dia pun memohon, “Mas.. oh.. masukin saja Mas, nggak kuat nih.. ohh.. Mas”, pintanya. Akhirnya aku mulai mendorong batang kemaluanku perlahan tapi pasti. Dengan posisi jongkok dan kedua kakinya berada di atas pundakku, aku mulai menciumi dengkulnya yang halus itu, Mbak Yuli pun mulai menggoyangkan pinggangnya ke atas dan ke bawah, kira-kira 10 menit kemudian dia mulai merenggang dan gerakannya tidak stabil sambil merintih.
“Mas.. ooh.. Sstt”, dadanya dibusungkan, tampak putingnya menonojol.
“Ayo Mas.. akhh.. terus.. Mas..” aku pun mulai memompa dengan irama lebih cepat, sesekali dengan putaran sehingga bulu kemaluanku mengenai bagian klitorisnya. Hal ini yang menyebabkan Mbak Yuli “Orgasme” atau klimaks, dan terasa cairan hangat menyiram batang kemaluanku, tubuhnya merenggang hebat.
“Mas Ohh.. psstt.. akh..” nafasnya memburu, sesa’at kemudian dia terdiam dan aku pun menghentikan goyanganku. Kutarik pelan-pelan batang kemaluanku dan setelah dicabut tampak ada bekas cairan yang meleleh membasahi permukaan vaginanya. Nafasnya tampak ngos-ngosan seperti orang habis lari. Aku pun duduk terdiam dengan kemaluan masih tegang berdiri, Mbak Yuli pun tersenyum. Sambil tiduran kembali di atas kedua pahaku dan rambutnya terurai sambil dia pandangi batang kemaluanku yang masih berdiri. Tangannya memegang sambil berkata,
“Mas ini nikmat sekali, diapaiin sih kok bisa segede begini.” Lali kujawab,
“Ah ini sih ukuran normal orang asia”, dan dia bilang,
“Tapi ini termasuk besar juga lho Mas.” aku hanya terdiam sambil mengambil sebatang rokok, lalu menyulutnya, dan kulihat Mbak Yuli tetap mempermainkan batang kemaluanku dan berkata,
“Kasih kesempatan 5 sampai 10 menit lagi ya Mas, biar aku bisa nafsu lagi”, aku terdiam hanya menganggukan kepala. Ronde kedua dimulai, di rebahkan badanku lalu dia ambil posisi di atas badanku, dia kangkangin kedua pahanya, dipegangnya batang kemaluanku yang masih keras dan tegang lalu dimasukan ke dalam lubang vaginanya, dan dia pun mulai melakukan gerakan naik dan turun, seperti penunggang kuda. Kedua buah dadanya berayun-ayun lalu secara reflek kupegang kedua putingnya dan kupilin pilin, membuat Mbak Yuli terangsang hebat. Kira-kira hampir setengah jam kemudian aku merasakan spermaku akan segera keluar. Segera aku balikkan tubuhnya dan kupompa kembali vaginanya dengan nafsu, Mbak Yuli merasakan aku akan melepaskan spermaku, dia segera berkata,
“Mas keluarin di luar saja, aku ingin lihat”, aku diam saja sesa’at kemudian Mbak Yuli mulai merintih,
“Aduh Mas ohh.. nikmat.. Mas.. akhh.. mass”, akhirnya Mbak Yuli kembali orgasme membuat vaginanya basah. Hal ini membuat aku semakin nikmat. Akhirnya aku tak mau menahan lebih lama spermaku, terasa sudah di ujung tak dapat kutahan lagi. Segera kutarik batang kemaluanku, tangan kananku mengocok batang kemaluanku sendiri dan tangan kiri menekan pangkal batang kemaluanku sendiri. Pada sa’at itu Mbak Yuli memasukan salah satu jarinya kelubang anusku membuat spermaku muncrat banyak sekali berhamburan di atas dada, perut, dan diatas rambut kemaluannya. Akupun segera berbaring di sampingnya, istirahat sebentar, lalu kekamar mandi untuk mandi bersama.
Dikamar mandi kami saling menyabuni, sambil kuremas kedua buah dadanya yang basah oleh sabun. Mbak Yuli pun memainkan batang kemaluanku yang masih setengah tidur tapi masih saja mengeras. Lama-lama aku tegang lagi karena permainan tangan Mbak Yuli dengan sabunnya, waktu aku tanya,
“Mbak tadi kok minta dikeluarin di luar kenapa?” dia hanya bilang senang melihat kemaluan laki laki lagi keluar spermanya.
“Mas ini bangun lagi ya?” Aku hanya mengangguk sambil tanya,
“Boleh dimasukin lagi nggak?” Dia mengangguk sambil berkata,
“Dari belakang ya Mas!” sambil membalikan badan yang masih penuh sabun dan posisi setengah membungkuk. Kedua tangannya berpegang di sisi bak kamar mandi dan kedua kakinya direnggangkan sehingga tampak jelas sekali lubang vaginanya, juga lubang anusnya. aku jongkok dibelakangnya sambil mempermainkan lidahku di sekitar vagina dan kedua pantatnya, lamat-lamat kudengar desahan suara diantara gemericik air yang mengalir ke bak mandi. Segera kuambil sabun sebanyak mungkin kugosok di batang kemaluanku, lalu kugenggam batang kemaluanku dan kepala kemaluanku kutempel di permukaan lubang vaginanya.
Terdengar desahan dan aku mulai menggerakkan batang kemaluanku maju mundur, nikmat sekali dan Mbak Yuli pun tampak menikmati dengan menggerakkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri. Kurang lebih 10 menit Mbak Yuli kembali ke puncak kenikmatan. Lendir hangat kembali membasahi batang kemaluanku. Aku bertanya,
“Keluar lagi Mbak?” ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu pelan-pelan kembali kugerakkan batang kemaluanku maju mundur sambil menunggu Mbak Yuli terangsang lagi, kulihat lubang duburnya yang agak mencuat keluar, lalu kucoba masukan jari telunjukku ke dalam duburnya setelah aku beri sedikit sabun, terdengar sedikit rintihan,
“Sstt.. ah Mas pelan-pelan”, rintihan yang membuat aku semakin nafsu, tiba tiba aku ingin sekali mencoba untuk menikmati lubang duburnya yang kelihatannya masih “Perawan” itu, kutarik pelan batang kemaluanku yang masih basah dan licin itu akibat lendir dari lubang kemaluan Mbak Yuli.
Kutempelkan kepala kemaluanku yang mengeras di permukaan duburnya, kupegang batang kemaluaku sehingga kepalanya mengeras. Aku mencoba menekan batang kemaluanku, karena licin oleh sabun maka kepala kemaluanku segera melesak ke dalam, dia pun mengeluh,
“Akhh aduh mass.. sstt ohh!” aku berhenti sea’at, dan dia bertanya,
“Kok dimasukin di situ Mas?” lalu kujawab dengan pertanyaan,
“Sakit nggak Mbak?” Mbak Yuli diam saja, dan aku melanjutkan sambil berdiri agak membungkukkan badan, tangan kiriku melingkar di perutnya menahan badannya yang mau maju, dan tangan kananku berusaha memegang vaginanya mencari klitorisnya. Hal ini membuat dia terangsang hebat, dan kutekan terus sampai masuk penuh. Terasa olehku otot anusnya menjepit batang kemaluanku, permainan ini berlangsung 1/2 jam lamanya, dan kembali aku tak mampu menahan spermaku di dalam duburnya sambil kupeluk tubuhnya dari belakang, kutekan batang kemaluanku sedalam mungkin, tubuhku bergetar dan mengeluarkan cairan sperma dalam duburnya, kubiarkan sesaat batang kemaluanku di dalam anusnya sambil tetap memeluk tubuhnya dari belakang, dan tubuh kami masih berlumuran dengan sabun., Kami melepaskan nafas karena kecapaian lalu kami selesaikan dengan saling menyirami tubuh kami, lalu berpakaian dan duduk kembali menunggu Mbak Nia pulang, Mbak Yuli pun tertidur di sofa karena kecapaian.
Ketika mulai senja kulihat Mbak Nia pulang dan aku membukakan pintu, dia bertanya,
“Mana si Yuli?” aku tunjukan dan dia berkata,
“Oh lagi tidur, capek kali ya?” aku hanya diam saja dan Mbak Nia masuk kamarnya, tiba-tiba aku ingin pipis dan aku ke kamar mandi melewati kamar Mbak Nia. Secara nggak sengaja aku melihat dari antara daun pintu yang tidak rapat, Mbak Nia sedang ganti baju, kulihat dia hanya mengenakan celana dalam saja. Tubuhnya bagus, putih bersih dan sangat berbentuk. Sesa’at aku terpana dan ketika ia mengenakan baju aku buru-buru ke kamar kecil untuk pipis, dan waktu keluar dari kamar mandi, Mbak Nia tengah menunggu di depan pintu, sambil tersenyum dia bilang,
“Tadi ngintip ya?” aku hanya tersenyum dan berkata,
“Boleh lihat semuanya nggak?” dia menjawab,
“Boleh saja tapi nggak sekarang, nggak enak sama..” sambil menunjukkan tangannya ke arah ruang tamu. Aku paham maksudnya, lalu dia masuk kamar mandi sambil tangannya menyempatkan meremas kemaluanku, aku segera kembali ke ruang tamu dan membangunkan Mbak Yuli.
Akhirnya aku dan Mbak Yuli sering melakukan hubungan seks dengan berbagai style di motel, villa kadang-kadang di rumahku sendiri, dan ketika aku ingin ke rumahnya beliau selalu melarang dengan berbagai alasan. Ternyata Mbak Yuli ini sudah bersuami dan memiliki seorang anak, ini membuatku sangat kecewa. Di sa’at aku mulai benar benar mencintainya, dan Mbak Yuli pun sebenarnya menginginkan hal yang sama, tapi beliau sudah terikat oleh tali perkawinan. Hanya saja dia tidak pernah merasakan nikmatnya hubungan seks dengan sang suami, dan sa’at jumpa dengan diriku dia cukup lama mengambil keputusan untuk menjadikan diriku sebagai kekasihnya (PIL), katanya bersamaku dia menemukan apa yang dia inginkan (kata dia lho). Hubungan kami berlangsung setahun lebih sampai dia pindah bersama suaminya ke Surabaya. Tapi aku yakin suatu hari aku pasti ketemu lagi. Oh Mbak Yuli sayangku, ternyata kamu milik orang lain. Hingga sa’at ini aku masih berharap ketemu lagi, setiap pagi aku masih setia menunggu kamu, walau tidak ketemu tapi kenanganmu masih tersisa dalam hatiku.
Tamat

Kakak Iparku hasratku

$
0
0


Hendra eh kok bisa barengan sama Bi Ija,sapa sosok si cantik itu.
Iya, mbak, kebetulan kemarinkan ada meeting di Garut dan aku nginap di rumah Mang Nanang, jadi Bi Ija sekalian ikut numpang kesini, kan besok anak Teh Dina sunatan, terus Mang Nanang gak bisa ikut, dia mau nyusul nanti, jelasku pada sosok itu.
Ooooopantes kalian kok bisa barengan gitu,kata sosok itu sambil menganggukanggukkan kepalanya.
Mbak Indah begitulah nama sesosok tubuh yang seksi dan mempunyai paras cantik itu, dia adalah kakak iparku istri dari kakakku yang paling tua, usianya seumuran kakakku Dina, sementara abangku sekitar 38 tahunan, mereka mempunyai 1 orang anak perempuan yang baru berusia 5 tahun, mereka memang sedikit terlambat mempunyai anak karena kesibukkan kakakku dengan pekerjaannya, sehingga nampaknya
sawah Mbak Indah kurang diairi oleh kakakku.
Setelah bersalaman denganku dan kurasakan kehalusan tangannya, padahal sudah sering aku bersalaman dengan iparku ini, tapi baru kali ini darahku dibuatnya mendesir, entah karena pikiranku yang masih dipengaruhi oleh pikiranpikiran jorok atau karena juga kulihat tubuh seksi Mbak Indah yang agak sedikit terbayang di balik baju kimononya itu, karena semakin kuperhatikan bagian depannya semakin
jelas bahwa Mbak Indah tidak mengenakan BH, karena aku melihat kedua puting susunya agak sedikit tercetak di baju kimononya itu. Cerita Dewasa
Saat Mbak Indah menggandeng tangan Bi Ija menuju ke kamar tamu, akupun mengikuti mereka dari arah belakang, kulihat dari arah belakang nampaknya Mbak Indah tidak mengenakan celana dalam karena tidak kulihat garis pinggiran celana dalamnya tercetak di kimono yang dikenakannya, otak kotorku mulai membayangkan tubuh seksi Mbak Indah istri kakakku ini, penisku mulai menggeliat, tanpa kusadari celanaku terlihat menggembung akibat batang kemaluanku yang menegang.
Saat itu Mbak Indah menunjukkan kamar tamu yang akan ditempati oleh Bi Ija, merekapun m*****kah kedalam kamar, dan saat itu Mbak Indah berbalik kearahku sambil meminta tasnya Bi Ija, karena matanya tertuju kepada tas Bi Ija yang berada di tanganku secara otomatis dia melihat celanaku yang menggembung akibat penisku yang sudah membengkak, sambil tangannya meraih tas yang berada dalam genggamanku, kulihat matanya tertuju kearah celanaku, akupun langsung melirik kebawah dan aku cukup kaget juga saat kulihat celanaku yang menggembung karena desakan penisku itu, tapi aku purapura tidak mengetahui hal itu, dan kuperhatikan mata Mbak Indah tidak berkedip saat melihat selangkanganku, sementara itu kulihat Bi Ija masuk kedalam kamar mandi yang ada di dalam ruangan tidur tamu ini, seluruh kamar tidur dirumah orangtuaku ini dilengkapi dengan kamar mandi sendiri.
Saat mataku sedang tertuju kearah Bi Ija yang masuk kedalam kamar mandi, aku merasakan tangan Mbak Indah menyenggol selangkanganku, rupanya Mbak Indah karena terpana melihat celanaku yang membusung tanpa ia sadari tangannya yang sedang mencoba mengambil tas dari tanganku, melenceng kearah sselangkanganku sehingga telapak tangan kanannya menyentuh penisku yang masih terbungkus rapi, bukan hanya aku yang kaget tapi Mbak Indah sendiri kaget juga karena telapak tangannya menyentuh penisku yang sudah sangat tegang, sambil minta maaf dengan pipi yang bersemu merah yang menambah kecantikkannya. Cerita Mesum
Lalu dia langsung keluar kamar setelah menaruh tas Bi Ija dan pamitan ke Bi Ija, akupun mengikutinya dari arah belakang setelah akupun berpamitan kepada Bi Ija dan menutup pintu kamar, akupun purapura tidak memperdulikan kejadian tadi,
Mbak, kok sepi sekali rumah ini, pada kemana semua?tanyaku
Oohhsedang pergi semuanya,
jawabnya dengan muka tertunduk tidak berani menatapku.
Mbak gak ikut?,tanyaku lagi
Gak lah, Dea mau sama siapa?jawab Mbak Indah
Lho kan ada pembantu,kataku
Kan mereka juga ikut semua, kan belanjaannya banyak jadi harus banyak yang bantu bawain,jelas Mbak Indah
Sekarang Dea mana?, udah lama nich gak ketemu ponakanku itu,tanyaku lagi
Sedang tidur,jawab Mbak Indah.
Tanpa terasa kami sudah berada di lantai atas, dimana kamar tidur kami semua terletak, kulihat Mbak Indah tidak berbelok kekamarnya tapi berjalan searah denganku menuju kamarku, akupun heran.
Sebentar yach Hen, kamarmu Mbak siapkan dulu, habis dikiranya kamu tidak datang, jadi Mamah tidak menyuruh pembantu untuk menyiapkan kamarmu, Mbak Indah berkata saat membuka kamar tidurku, akupun mengangguk mengiyakan, saat itu Mbak Indah tidak berani beradu pandang denganku, dan dipipinya masih tersirat rona merah.
Tanpa diketahui Mbak Indah pintu kamarku sengaja kututup dengan perlahan sehingga tidak terdengar oleh Mbak Indah, sementara aku menaruh tasku, Mbak Indah menuju lemari pakaian mengambil kain sprei dan memasangnya di tempat tidur, saat dia mengambil kain sprei di lemariku yang terletak di bagian atas, Mbak Indah harus berjinjit untuk meraihnya dan tangannya menjulur agak kedalam, dan saat itu juga kulihat bongkahan pantat Mbak Indah tersembul, pantatnya yang putih terlihat olehku dan tebakanku tadi betul bahwa Mbak Indah tidak mengenakan CDnya, dan ketika Mbak Indah mulai membungkuk untuk memasang sprei, kembali aku disuguhi pemandangan pantatnya dan aku melihat bukan hanya bongkahan pantatnya yang montok dan putih saja tetapi aku melihat bibir memek Mbak Indah yang berwarna coklat tua sangat kontras sekali dengan warna kulit paha dan pantatnya yang berwarna putih, penisku semakin menegang sejadijadinya. Cerita Ngentot
Tanpa Mbak Indah sadari, akupun mulai melepaskan pakaianku seluruhnya, sehingga aku telanjang bulat, penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan gagahnya, siap untuk mengobrakabrik memek Mbak Indah yang sungguh indah kupandang dari belakang itu, Aku sudah tidak memperdulikan bahwa wanita yang berada di hadapanku ini adalah istri kakakku, yang kupusingkan adalah penisku harus mendapatkan penyalurannya., perlahanlahan kudekati Mbak Indah dari arah belakang, bertepatan dengan posisi tubuhku yang berada di belakangnya, Mbak Indahpun selesai membereskan sprei ditempat tidurku dan saat itu juga ia membalikkan badannya.
Hendraaaaastagaa..apaapaan ini,katanya terkejut sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya, kudengar nafasnya memburu dan kulihat dari selasela jemari tangannya pipinya semakin merona merah.
Mbak, tolongin aku dong, aku sudah tidak kuat lagi,jawabku sambil kuraih kedua tangannya yang sedang menutupi mukanya.
Heennjangan..Henaku ini istri kakakmu. Hen,jawabnya dengan mata terpejam, tangannya kutarik kearah selangkanganku dan Mbak Indah pun berusaha untuk melepaskan cengkramanku.
Aku tahu Mbak, aku tahu..tapi punyaku ini sudah keras sekali, sakit kurasakan mbak, ini jugakan garagara Mbakaku memohon, sambil membimbing tangannya kearah selangkanganku.
Henkenapa garagaraku?Hen jangan,tanya Mbak Indah sambil tetap berusaha menolak dengan katakata dan mencoba melepaskan tangannya.
Iyalah, coba kalau Mbak pakai daleman, kan aku tidak akan melihat bibir memeknya Mbak,jawabku tenang, sambil perlahan mendesak mundur Mbak Indah kearah ranjang.
JanganHenakukan mau mandi waktu kalian datang,Henjangan Hen,Mbak Indah masih mencoba untuk menolak dan terus berusaha untuk melepaskan tangannya yang saat itu mulai bersentuhan dengan penisku.
HeenJanganHenaku ini istri kakakmuHen..sadarHeneeehhhh ,Mbak masih menolak dan iapun kaget saat tangannya mulai bersentuhan dengan penisku, kepalanya tertunduk dan kuyakin matanya terbuka lebar sedang menatapi penisku yang sedang berdiri dengan gagahnya itu.
Ayo dong Mbak, tolongin akuelus elus penisku ini, Mbak bisa rasakan penisku sudah keras sekaliMbak,bujukku sambil terus mengusapusapkan tangannya kepenisku, sementara pegangan tangan kananku kulepaskan dari tangan kirinya, dan beralih kepinggangnya, kupeluk erat pinggangnya agar dia tidak dapat melepaskan diri.
JangaaannnHenJangaaanneeehhhh,Mbak Indah menjerit lirih, kaget karena pinggangnya kupeluk erat, sehingga tubuh bagian atasnya menempel ketat ke tubuhku, tangan kirinya yang terlepas berusaha menahan tubuhku, tapi tenaganya tidak kuat melawan tenagaku.
Dengan mata sayu Mbak Indah menatapku seolah memohon untuk melepaskannya, tapi aku yang sudah dilanda nafsu birahi tidak memperdulikan tatapan memohonnya itu, dengan penuh nafsu kupagut mulutnya, lidahku mencoba menerobos bibirnya yang terkatup rapat, kepalanya bergoyang kekiridan kekanan berusaha untuk melepaskan bibirnya dari kuluman bibirku, dengan cepat tangan kananku merangsek naik kepundaknya, kemudian kupegangi kepalanya agar tidak dapat bergoyang kembali, sementara mulut dan lidahku terus merangsek bibirnya.
Hhmmmmm.hhhmmmmm hhhmmmmm,Gumam Mbak Indah berusaha untuk menolak ciumanku. Mbak Indah tidak dapat mundur lagi, tubuhnya terhalang oleh ranjangku, akhirnya iapun terduduk diatas tempat tidurku itu karena dorongan tubuhku yang masih merangsek maju, ciumankupun terlepas, tapi dengan terduduknya Mbak Indah itu penisku tepat berada dihadapan wajahnya, sekarang ini kulihat mata Mbak Indahterpana melihat bentuk penisku itu yang panjang dan besar, dan kujamin kemaluan kakakku tidak sebesar dan sepanjang punyaku, kulihat Mbak Indah menelan ludahnya beberapa kali saat memandangi penisku, sementara itu tangan kanannya tetap kuusapusapkan di penisku.
Kuposisikan kedua kakinya sehingga menjepit kedua pahanya agar Mbak Indah tidak dapat menghindar lagi, sementara penisku semakin kudekatkan kewajahnya, tangan kananku memegangi tengkuknya, agar kepalanya tidak dapat goyang kekiri dan kekanan, tangan kiriku yang masih memegangi tangan kanannya
Mbak Indah kembali kugerakkan, dan sekarang kurasakan tidak ada perlawanan dari dirinya, mungkin Mbak Indah sudah pasrah atau mungkin dia sudah terangsang juga, karena kulihat matanya hampir tidak pernah beralih dari penisku yang sedang tegak berdiri di hadapan wajahnya itu.
Telapak tangan kanannya kugenggamkan di penisku, kemudian kugesergeserkan, aku merasakan halusnya telapak tangan Mbak Indah menggesek batang penisku, cairan precumku semakin keluar, dari arah kepala penisku sampai kepangkalnya tangan Mbak Indah kugerakkan naik turun, sambil perlahanlahan kusentuh sentuhkan kebibirnya, lamalama bibirnya yang terkatup mulai terbuka sedikit demi sedikit, kucoba sesering mungkin menyentuhkan kepala penisku kebibirnya yang mulai terbuka.
Aku menikmati sensasi gerakan tangannya yang masih harus aku pegangi karena takut Mbak Indah tidak mau meneruskan, padahal aku sedang keenakan, apalagi saat kepala penisku bersentuhan dengan bibirnya yang lembut, aku merasa Mbak Indah juga mulai menikmati permainan ini, karena kurasakan mulutnya yang terbuka itu tertutup saat kepala penisku menyentuh bibirnya seolaholah sedang mengecup, dan kurasakan kedua pahanya mulai perlahan menekan keluar kakiku,
kulihat posisi duduk Mbak Indah mulai mengangkang, kupindahkan posisi kakiku kebagian dalam pahanya sehingga membuat Mbak Indah semakin leluasa membuka kedua kakinya, tak lama kemudian kulihat tangan kirinya Mbak Indah mulai mengeluselus belahan memeknya, dan aku juga mulai merasakan tangan kanan Mbak Indah mulai bergerak sendiri tanpa harus dibimbing oleh tanganku lagi, dan mulut Mbak Indah semakin berani beraksi,
mulutnya mulai terbuka lebih lebar dan mulai menyelomoti kepala penisku, melihat dan merasakan Mbak Indah sudah mulai bergerak sendiri, kedua tangankupun mulai beraksi, kuarahkan kedua tanganku kepayudaranya, dengan perlahanlahan kuremasremas kedua payudara Mbak Indah yang masih tertutupi oleh kimononya, aku merasakan kedua payudara Mbak Indah masih mengkal walaupun sudah punya anak, tetapi ukurannya tidak sebesar punya Bi Ija.
hhhmmmm.hhhhmmmmssshhhhh ccruuuppp.ssssshhhhh hmmmmm cruuppp sshhhhh.ssshhh hhhmmm..,Mbak Indah mulai bergumam lirih, menikmati remasanremasan tanganku dan juga asyik menikmati mengulumngulum kepala penisku.
AaaahhhMbakenaaaakkkMbaaakkterusssMbakkuluu ummm.koccookkk.. peniskuuuuMbaaaakkkaaaahhhaaaahhhh,
Akupun mengerang keenakan, sambil terus kuremasremas payudara Mbak Indah dan kadangkadang kutingkahi dengan memilinmilin kedua putingnya yang masih tertutupi oleh kimononya.
Hhhmmmm.ssshhhh.ccruuppphh hmmm..ssshhh..cruupp crupppsslrrpp p hhmmmmsshhhh.crupp..sslrrrpp p,desah Mbak Indah dan kudengar nampaknya ia juga mulai menelan air ludahnya yang bercampur dengan cairan precumku yang semakin sering mengalir
keluar dari penisku, nampaknya Mbak Indah semakin menikmati mengulum
ngulum kepala penisku, dan juga semakin terangsang merasakan remasanremasan yang kulakukan pada
kedua payudaranya.
Aku semakin bersorak dalam hatiku, akhirnya aku akan dapat merasakan jepitan memeknya tidak lama lagi,
kubayangkan pasti memeknya masih sempit, akan kubuat dia menjeritjerit keenakan merasakan sodokan penisku, akupun mendesahdesah keenakan menikmati selomotanselomotannya di kepala penisku, walaupun hanya sebatas kepala penisku yang diemutemut oleh bibirnya, tapi nikmatnya sangat luar biasa, rupanya Mbak Indah belum berani memasukkan batang penisku kedalam mulutnya, mungkin ia masih merasa ngeri melihat ukuran penisku yang berbeda jauh dengan punya suaminya.
Tapi untukku sudah cukup nikmat sekali dengan aksi tangan kanannya yang mengocok lembut batang penisku dan bibirnya yang mungil mengecupi dan mengulumngulum kepala penisku, ditambah dengan kedua tanganku yang merasakan kemengkalan kedua payudaranya yang walaupun masih tertutupi oleh kimononya, dan kurasakan juga kedua putingnya yang sudah mengeras pertanda Mbak Indahpun nafsu
birahinya sudah meninggi.
Kirakira sudah 10 menitan penisku Mbak Indah mempermainkan penisku dan aku mempermainkan kedua payudaranya, akupun menjadi tidak tahan lagi ingin segera menuntaskan hasrat birahiku ini, sementara kulihat kedua mata Mbak Indah sudah meredup sayu pertanda hasrat birahinya yang juga semakin meninggi dan ingin segera dituntaskan,
Mbaaakk.aaahhhMbaaakksudaa aahhhbisabisaaa aku ngecrot nanti di muka Mbaaaakkooooggghhhhgeeeliiii aaaahhh,erangku sambil menyetop aksi Mbak Indah dan lalu kedua tangankku berhenti dari meremasremas kedua payudara Mbak Indah dan beralih kepundaknya dan mendorong tubuh Mbak Indah sehingga tubuhnya terlentang ditempat tidurku.
EeeehhhHeeeenmauuu apaaaa?jangaaaannnkamuk an..tadi hanyapengen dieluselus saja punyammuuuHeeennnaaaapa yang kamu lakukaaannHeen.. ooohh jangaann..hennn.Geeeliii
aaaahhh.ooohhhHe eenn jaaangan.aaakuu oooohhhgeliii Heeengeeliiaaaaahhhkaaamuuu uaaa kuuuooohhh,
Mbak Indah mulai mengerang dan berusaha menolak saat aku mulai menyapukan lidahku dibibir memeknya dan kelentitnya, kedua tangannya berusaha menahan kepalaku yang sedang diselangkangannya, sementara dia tidak dapat menggerakkan tubuh dan pantatnya karena kedua pahanya yang kupegangi dengan cukup kuat.
Mbak Indah masih berusaha menahan kepalaku agar terlepas dari selangkangannya, kedua pahanya menjepit kepalaku agar tidak dapat maju lebih jauh, tapi posisi kepalaku sudah cukup dekat dengan lubang senggamaku sehingga lidah dan mulutkupun dapat menjangkau lubang senggama dan kelentitnya, dorongan tangannya hanya berhasil mendongakkan sedikit kepalaku tapi tidak menjauhkan bibir dan lidahku yang sedang menciumi bibir dan menjilati kelentitnya, tangan dan kedua kakinya masih berusaha menolak seranganku, tapi mulutnya sudah mulai mengeluarkan eranganerangan nikmat dan kegelian atas sapuan lidahku pada kelentitnya.
Heeennn.ooohhhhheeenn.Jang aaaannnHeennnaakuu ooohhh akkuuuu ooohhhHeeenn. Jaaaanngaaannnnnaaaahhhhh.ss sshhh hh.Heeen.ssshhh..aaahhhhhh.henttiiikkaaannnHeeen Jangaaannnooooh hhh..,Mbak Indah merengek minta aku untuk menghentikan, tangannya masih berusaha untuk mendorong kepalaku, tanpa dia sadari karena jepitan pahanya kepalaku tidak bergeming dengandorongan tangannya itu hanya
terdongak sedikit saja.
Mendengar rintihan Mbak Indah dengan rengekan penolakannya membuatku bertambah nafsu untuk segera menaklukkannya, mulutku mulai menghisaphisap itilnya, diselingi dengan lidahku yang bermain dilubang memeknya, kurasakan cairan precumnya yang gurih dan asin semakin mengalir keluar, permainan lidah dan mulutku di kemaluannya akhirnya membuat pertahanan Mbak Indah jebol juga, perlahanlahan tangannya yang tadinya berusaha untuk menahan kepalaku agar tidak dapat bergerak lebih maju lagi sekarang sudah berhenti menahan dan mendorong kepalaku,
malahan sekarang ini kedua tangannya yang masih dikepalaku itu mulai meremasremas rambutku, kedua pahanya yang sedang menjepit kepalaku juga mulai melonggar jepitannya sehingga kepalaku lebih leluasa bergerak, lamalama kedua kakinya semakin terbuka dan semakin membuatku lebih mudah mengerjai memeknya itu, tangankupun mulai mengeluselus pahanya, sementara mulutku semakin menjadi menghisaphisap kelentitnya.
Oooohhh.ssshhhh.ssshhhhaaa ahhhhooooohhhh.Hee enn..oooohhh Heen. Ssshhhh aaahhhhssshhhaaahhhh Heeennnn,Mbak Indah semakin merintihrintih keenakan, dari mulutnya
tidak keluar lagi katakata penolakan.
Kedua kaki Mbak Indah semakin terbuka lebar, kedua tangannya semakin meremasremas rambutku, akupun semakin mudah mempermainkan memeknya, jemari tangan kiriku mencoba membuka lubang memeknya itu,sementara jari tengah tangan kanankumulai kumasukkan kedalam lubang memeknya yang merah, kulihat lubang memeknya yang merah itu sudah basah sekali, sambil mulutku mulai lagi mengemut itilnya, jari tengahku mulai mengocok lubang senggamanya itu, Mbak Indahpun semakin kelojotan keenakan mulutnya semakin sering mengeluarkan suara rintihanrintihan.
Heennnn.ooooohhhhh.Heeenn. aaaaahhhHeen.geeli iii.Heenn geelii..aaahh enaaakkk.geeel iii.aaahhhooohhhssshhhh..aa ahhh ..akuuuu.,rintih Mbak Indah merasakan enaknya jilatan, hisapan dan jari tanganku dimemek dan kelentitnya.
Aku semakin bertambah semangat menghisap, mengocok dan menjilati memek serta kelentit Mbak Indah, cairan memeknya semakin banyak tertelan olehku, tak lama bers***** kurasakan dinding memeknya berdenyut dengan kuat, jari tengahku seolaholah dipijatpijat oleh dinding memeknya itu, dan
kemudian Mbak Indah kudengar melenguh panjang,
Heeeennnnnnn..ooooohhhhhena aaakkk..aaakkuuu.ke luaaaarrr.Heeenaaahhh Heeennn..oooohhhhenaaakk.hi saaappp.itiiillkkuu Heeenyang kuaataaahhh teruuussskocoo oookkkmemekkkkuuuaaaahhh., Mbak Indahpun melenguh nikmat menyambut datangnya puncak kenikmatannya.
Sssssrrrrrr..sssrrrrrrr.sssr rrrrrr..ssrrrrrrrrr .jari tengahku menjadi hangat oleh siraman lahar
kenikmatan Mbak Indah, kukeluarkan jari tengahku dari dalam lubang memeknya, dan mulutku langsung menyergap memeknya dan langsung menghisap memeknya yang sedang mengeluarkan lahar kenikmatannya itu ssslllrrrrpppp . sssllllrrppppp.ssllrrrpppp, cairan gurih dan nikmat itupun mengalir masuk kedalam mulutku, tubuh Mbak Indah mengejang saat memeknya kuhisap dengan kuat, pantatnya terangkat, memeknya yang sedang dalam hisapanku digesekgesekkan kemulutku, tangannya menekan kepalaku seolah ia ingin aku menghisap memeknya lebih kuat lagi, kudengar Mbak Indah melenguh panjang saat menerima hisapan kuat di memeknya itu.
Akhirnya pantat Mbak Indah jatuh kembali keatas ranjang setelah tuntas mengeluarkan lahar kenikmatannya, nafasnya memburu, matanya meredup, pipinya merona merah, akupun kemudian bangkit dari jongkokku, tangan kiriku meraih bibir memeknya, kubuka memeknya itu kulihat warnanya semakin merah akibat kocokan jariku, dan kubimbing penisku yang sudah sangatsangat keras sekali itu kearah lubang memeknya yang sedang kembang kempis, sssleeeppppp..kuselipkan kepala penisku di memeknya, Mbak Indahpun melenguh saat kepala penisku mulai terselip di memeknya, perlahan penisku mulai kudorong masukbbleeeess ss..bbleessss..bbbleeeeessss.kon tolku mulai terjepit dan menerobos lubang memeknya Mbak Indah, aku merasakan begitu sempitnya lubang senggama Mbak Indah ini, Mbak Indah mengerang,
Ooooohhhh..Heeen.pelaaaanp elaaaan.saaakiiittt t.punyakkkuuuaaaggghhh.. Heennnpunyaaammmuuu besaaarrr sekaliiii.pelaaaannHeeennpe elaaannn aaggghhhhh.ssshhhh aaagghhhh.,erang Mbak Indah merasakan terjangan penisku yang besar di memeknya.
OuuugghhhMbaaakiniiijugaa..pelaanmemekmu aja yang sempitt.tapi..enaakkan Mbaakkk peniskkuuuini.gillaaasempiittt sekalii inichmemek,kataku.
Bleessss.bbleessss.penisku semakin dalam menerobos masuk dilubang memeknya Mbak Indah, lagilagi Mbak Indah mengerang, sudah setengah perjalanan penisku memasuki relung senggamanya, kurasakan denyutan dinding memek Mbak Indah,
Heeen.saakiiittttpelaaannn ooouugghhhh.Heennp elaaann sakittt punyaku.. aaahhhhaaauuu wwwwwwHeeen.robeeeekk punyaakuu u,Mbak Indah menjerit kesakitan saat dengan sekali sentakan kudorong masuk batang penisku hingga tenggelam seluruhnya dalam lubang senggamanya.
Kudiamkan sejenak penisku dalam jepitan lubang memek Mbak Indah, agar lubang memeknya Mbak Indah dapat beradaptasi dengan besarnya penisku ini, dan juga agar Mbak Indah dapat meredakan dulu rasa sakit akibat terjangan penisku ini, wajahnya masih meringis menahan sakit, setelah kulihat wajahnya mulai normal kembali, perlahanlahan penisku mulai kutarik keluar dan kudorong masuk lagi saat leher penisku mencapai bibir luar memeknya, kulihat itilnya Mbak Indah tertarik keluar saat penisku kutarik keluar, dan masuk kedalam lagi saat kutekan penisku masuk kedalam lubang memeknya, semua gerakan ini kulakukan perlahanlahan hingga lubang memeknya Mbak Indah ini terbiasa dengan besarnya penisku ini.
OoouuggghhhHeeenpunyamuuu besaaarrrr..sekaliiipelaaannHen pelaaann masih sakiiitt..dan periiihh punyakuu.oooouuughhhh..sakiiittt periii ihhhtappii enaaakkk.pelaa aannnHeenn.aaaaghhhhh.punya mmuu besaaarr sekaliii sich.., erang Mbak Indah
IyaaahhhMbaakini jugaaa..pelaaannnseempiitttmemek Mbak masiiihh..sempit.. oooohhh.penis ku betulbetul kejepit nichaaahhhtapi enaaakkkanMbak..,erangku menikmati jepitan memeknya yang begitu ketat sekali mencengkram penisku.
Kedua tanganku memegangi paha Mbak Indah dan kedua pahanya itu kubuka keluar sehingga selangkangannya terbuka lebarlebar, dengan begini jepitan memeknya di penisku agak berkurang, kulihat matanya Mbak Indah terpejam, mulutnya terbuka dan mengeluarkan suara eranganerangan enak dan sakit, kedua payudaranya berguncang perlahan akibat gerakan maju mundur penisku di lubang memeknya, ingin kucengkram kedua payudaranya bergoyang itu dan kuremasremas, tapi kedua tanganku sedang sibuk menahan pahanya agar terbuka dan memudahkan keluar masuk penisku itu.
Ssrrtttt..bleesssss.sssrrrtt t.bblleeessss.sssr rrttttbbleesss s.ssrrttttt.bbleesss berulangulang penisku keluar masuk dengan perlahan dilubang senggama Mbak Indah, aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa, gesekan dinding memeknya yang sempit tapi basah memberikan sensasi yang luar biasa, kulihat matanya Mbak Indah meremmelek mulutnya mendesah desah keenakan,
tapi kadang kadang kulihat mulutnya agak meringis saat penisku mendesak masuk agak kuat, melihat itu kuperlahankan lagi gerakan mendorongku, sebetulnya nafsu birahiku ini ingin sekali kutuntaskan secepatnya, tapi kalau melihat Mbak Indah meringis menahan sakit aku jadi gak tega, tapi dengan gerakan perlahan ini kenikmatan mengentot memeknya tidak menjadi berkurang, malah gesekan kulit batang penisku dengan daging dinding memeknya lebih terasa.
Oooohhh.hhhmmmhhh.ssshhhaa ahh.oooohhhh..hhhm mmm ssshhh..aaahhh ooohhhh.enaaakkk teruuusssHenteruussssoooohhh enaaknnnya..punyamu sshhhh
aaahhhbesaaarrrpanjaaaannng nikmaaattt.o ooohhhhhssshhhh. aaahhhh,Mbak Indah mulai mendesahdesah keenakan merasakan penisku yang keluar masuk di memeknya.
Nampaknya Mbak Indah sudah mulai bisa menikmati besarnya penisku yang sedang keluar masuk dilubang senggamanya, kedua tanganku mulai beralih kearah kedua payudaranya yang sedang bergoyang akibat gerakan maju mundur penisku itu, kugenggam kedua payudara itu dan kuremasremas, sambil
tetap menggenjotkan penisku di lubang memeknya, irama keluar masuk penisku itu mulai kunaikkan, desahan dan erangan keenakan Mbak Indah semakin sering terdengar, kulihat kedua pipi Mbak
Indah semakin merona kemerahan, bukan karena malu tapi karena keenakan.
EnaaakkkMbakenaaakkpeenniiissss kuuuMbakmemekmuu uujugaaa pereettt sekaallliiiMbakenaaakk legiitttsudaaahhh..tidaa akk sakiiitttlagiiikanMbak, erangku merasakan enaknya jepitan memek Mbak Indah yang ketat.
Iyaaaa.aaaahhhHeenniyaaaa.sudaaahh..tiddaakk. .terllaluuu..sa kiittHeeenn.. ooouuugghhh.en aaakkenaaakkkpunyammuuuenaa akse kallliii.oooohhh ssshhhh aaahhhssshhhaaahhhh panjaaanngbesaaarrr teruss Heennn teruusssskocoo okkk..teruusss.,erang Mbak Indah.
Akupun semakin semangat menggenjot penisku keluar masuk dilubang senggamanya itu, kulihat mata Mbak Indah hanya terlihat putihnya saja dan dari mulutnya kudengar terus menerus mengeluarkan rintihan dan erangan keenakan, kadangkadang kulihat pantatnya Mbak Indah terangkat menyambut kedatangan penisku yang masuk kedalam lubang memeknya itu, sehingga dengan otomatis penisku melesak lebih dalam sehingga kurasakan kepala penisku menyentuh dinding rahimnya, Mbak Indahpun melenguh panjang merasakan hal itu, kedua tangannya meremasremas kedua tanganku, akupun semakin kuat meremasremas payudaranya, Mbak Indahpun menggelinjang kegelian dan keenakan.
OoohhhteruusssHen..remaasss ..remasssaaahhh.te tekkku.ooouugghhh Hen aaahhhh
ssshhhaaahhh..tekaaannnyang dalaaamm punyamuuu.ituooouugghh aaaahhhssshhhaaahhhaaahhh.
,Mbak Indah merintihrintih keenakan. Mendengar rintihan Mbak Indah akupun semakin meremasremas payudaranya itu, dan juga semakin mempercepat ritme keluar masuk penisku di lubang kenikmatan Mbak Indah, dan semakin dalam kutekan penisku itu sehingga kepala penisku itu semakin sering beradu dengan dinding rahim Mbak Indah, kulihat kelentitnya Mbak Indah semakin memerah akibat semakin cepatnya gerakan keluar masuk penisku, suara kecipak yang terdengar akibat beradunya batang kemaluanku dengan dinding memeknya yang semakin basah menambah sensasi yang luar biasa.
Tak lama bers***** kudengar Mbak Indah melenguh panjang pertanda puncak kenikmatannya berhasil ia rengkuh kembali, akupun merasakan hal yang sama desakan spermaku sudah mencapaidi kepala penisku, kocokan peniskupun semakin kupercepat lagi agar puncak kenikmatanku bisa kurengkuh bersamaan, tanganku semakin ganas meremasremas kedua bukit kembar Mbak Indah.
Heeeennnnn.oooouuuggghhhaak kuuu.tidddaaaakkkt aahhhaaann.lagiiiiaku aaaahhhh.Heeenn.aaakkuuukel lluaarrrraaaahhhss shhh aaahhh..enaaakk tekaaaannn.Hen tekaaannnpeniiissskuuuuu.ituuudd aaaallaammmdaalaam oooohhhh Heeennn.aaaahhhh.memekkkuu muncraaatttt ..oooggghhhhh.,
Mbak Indah melenguh panjang.
Aaaaaggghhhh.Mbaaakk, akuuuu jugaaaMbak.aakkuuu.keluaaarrmemekmu berdeenyutt..ooooggghhhh.nikmaaattt.enaaakkaa aaahhhhh.,erangku sambil menghujamkan penisku kuatkuat kedalam lubang memeknya.
Sssrrrrr.ccreeeetttt.ssssrrr rr.ccreeeettttssss rrrr.creeeettttt.ssssrrrrrkedua kemaluan kami saling berbalas menembakkan lahar kenikmatan, membasahi serta menghangatkan
kemaluan kami.
Aku merasakan batang kemaluanku menjadi hangat oleh semburan lahar kenikmatan Mbak Indah juga kurasakan dinding memek Mbak Indah berdenyut sangat kuat, akupun dibuatnya merem melek merasakan dinding memeknya yang seolaholah memerasmeras penisku, sementara itu Mbak Indah juga merasakan dinding rahimnya menjadi hangat oleh tembakan spermaku dan iajuga merasakan kedutankedutan batang penisku yang sedangmenembakkan air mani.
Akhirnya akupun terkulai diatas tubuh Mbak Indah yang juga tergolek lemas, setelah kemaluan kami menyemburkan tetes terakhir lahar kenikmatan kami, nafas kami berdua masih memburu seolah kami baru saja berlari marathon, perlahanlahan penisku mulai menciutdan keluar dengan sendirinya dari lubang
memek Mbak Indah, kupagut bibir Mbak Indah yang sedikit terbuka dengan penuh mesra, Mbak Indahpun membalas ciumanku itu dengan malumalu, karena pertamanya dia menolak tapi akhirnya dia menikmati juga memeknya dientot olehku.
Setelah nafas kami kembali normal dan akupun membaringkan tubuhku disamping tubuh Mbak Indah, Mbak Indahpun bangun dari tidurnya dan mengambil kimononya dan langsung mengenakannya, sebelum beranjak keluar dari ruanganku, dia berbisik di telingaku mengucapkan terima kasih atas kepuasan yang telah aku berikan kepadanya, akupun tersenyum, Kulihat goyangan pantat Mbak Indah saat ia meninggalkan kamar tidurku, tak lama setelah Mbak Indah pergi, akupun bangkit dan menuju kamar mandi untuk mandi dan mencuci penisku yang basah oleh cairan lahar kami.

Ayu maniak sex

$
0
0

Cerita ini terjadi ketika aku kos dirumah sepasang suami istri yang sudah lanjut usia. Rumahnya besar, mereka tinggal dirumah utama model kuno, aku kos di paviliunnya. Cuma rumah model kuno yang ada paviliunnya. Bapak kos masi punya anak prempuan yang seragam sekolahnya biru. Anak2 laennya dah keluar rumah semuanya. anak bungsunya ini sepertinya dimanja banget, gak perna ditegur sehingga kalakuannya agak liar. Kalo malem minggu pasti ngilang dari rumah, gak tau kemana. Ya memang bukan urusanku, kan bukan keluargaku. Ayu nama tu anak abege. Manis juga orangnya, item manis gitu, toketnya baru numbuh, kliatan nonjol didadanya. pantatnya rada gede sehingga dia jalan, pinggulnya bergoyang kekiri kekanan, napsuin juga ngeliatnya.
Yang menarik, ayu ada kumis tipisnya diatas bibirnya yang tipis, yang menantang untuk dikulumkulum. Biasanya perempuan yang kumisan, jembutnya lebat. aku jadi penasaran, abg seumuran ayu kaya apa lebatnya jembutnya.
Sampe suatu malem, aku lagi dikamar, brosing situs kegemaranku pake laptopku. Tibatiba terdengar ketokan dipintu. Om, Ayu boleh masuk gak. Ayu rupanya, nekat juga dia nyamperin aku ke kamarku. Aku membuka pintu, Ayu pake tanktop ketat dan celana pendek yang ketat dan pendek banget. Kliatan sekali ayu gak pake bra, sehingga bentuk toketnya yang umut tercetak jelas dibalik tanktop ketatnya. kon tolku langusng melonjak bangun disuguhi pemandangan yang merangsang seperti itu. O Ayu, masuk deh.
Ayu masuk dan pintu kamar kututup, banyak nyamuk kalo nggak, alesanku. Ayu duduk diranjang dan aku balik duduk di mejaku yang terletak disebelah ranjang. Halaman yang lagi terbuka segera tertutup, baiknya gambar ngen tot yang lagi kunikmati sudah aku tutup sebelumnya.
Ada apa Ayu, apa yang bisa om bantu.
Kedengarannya gombal ya, tapi itu adalah ucapan standarku kalo ketemu klien, jadi kebawa deh waktu ngomong ma siapa aja, termasuk Ayu. Ayu kan bakal jadi klienku buat urusan kenikmatan he he.
Ini om, ada PR mesti buat karangan bahasa Inggris, om kan jago bahasa inggrisnya, bantuin bikinin dong om, Ayu merengek.
Upahnya apa? Om maunya apa, om minta apa juga Ayu turuti deh. Wah nantang ni anak, dasar anak liar, ya gak apa memang aku suka kok ma anak liar, palagi kalo napsunya besar. Harusnya Ayu napsunya besar, berdasar pengalamanku, prempuan kalo ada kumisnya, biasanya bulu badannya termasuk jembutnya lebat dan napsunya besar kalo lagi maen, minta nambah terus.
Sini om liat, om bantuin tapi tetep Ayu yang mesti nyelesaian sendiri, om bantu kasi idenya. Buat PR nya disini aja biar bisa selesai.
Mau om, bikin dikamar om, Ayu ganggu gak?
Buat abege secantik dan seseksi kamu apa si yang gak?
Mangnya Ayu seksi ya om.
Iyalah.
Om terangsang dong, wah to the point banget ni anak.
La iya lah, om kan lelaki normal, siapa yang nahan deket2 abege cantik dan seksi kaya kamu gini. Aku memberinya ide, Ayu nulis ideku, sembari
becanda, aku membantunya sehingga draftnya selesai.
tinggal Ayu nulis ulang ja kan, selesai deh tugas om, sekarang mana upahnya.
Aku duduk disebelahnya diranjang. Ay, om bole nanya gak?
Om mo nanya apa? Pasti mo nanya Ayu dah punya pacar belon kan?
Kok tau si Ay.
Ya tau lah, Ayu dah punya pacar om. Wah hebat baru usia segini dah punya pacar.
Kalo malming, Ayu suka gak kliatan tu lagi ditempat pacar ya.
Iya om, abis kalo Ayu bawa pacar kemari, pasti rese banget bonyok Ayu, makanya Ayu ke tempat kosnya pacar Ayu aja.
Temen sekolah kamu?
Bukan om, pacar Ayu anak kedokteran, canggih kan. Ayu tersenyum manis sekali.
Trus kamu ngapain ja ditempat pacar kamu, gak pulang lagi.
Ya ngapain lagi om, kalo lelaki dan prempuan sekamar.
Enak dong Ay.
Bukan enak lagi om, nikmat banget. Makanya Ayu jadi ketagihan.
Kamu dia yang mrawanin.
Iya om.
Kalo maen brapa ronde.
Seringnya 3 ronde, kalo dianya napsu banget 4 ronde om. Cuma ronde pertamanya Ayu emut sampe ngecret dimulut Ayu.
Kamu telen ya pejuku.
Iya om, dia bilang peju tu protein tinggi, jadi gak bahaya, malah bagus buat kesehatan. Maklum de om anak kedokteran.
Besar gak Ay dia punya.
Besar om, segini. Ayu memeragakan ukuran kon tol pacarnya dengen mempertemukan jempol dan telunjuknya.
Panjang gak.
Panjang om, segini, dia memeragakan panjangnya pake jengkalan tangannya yang mungil.
Dia ngecretnya diluar ya Ay.
enggak om didlaem, kalo diluar mana nikmat.
Kamu gak takut hamil.
Di kasi obat om, kalo ayu lagi subur, dia ajarin ayu ngitung masa subur.
wah canggih dong kamu ya, skarang lagi gak subur.
Justru lagi subur om, ayu lebi suka kalo maen lagi subur om, napsu ayu cepet banget naeknya. Gila juga ni akan pikirku, tapi masabodo lah, aku pengen banget ngerjain ayu malem ini.
Aku mencium tengkuknya. Geli om, Ayu menggelinjang.
Wangi kamu Yu, jadi merangsang banget deh, kucium sekali lagi tengkuknya.
Ooom, geli, daripada nyiumin tengkuk mending juga cium bibir Ayu ja, katanya sambil menoleh kearahku.
Aku tidak menyia2kan kesempatan yang diberikan Ayu, segera bibir mungilnya kusambar dengan bibiku dan kulumat dengan penuh napsu. ayu mengimbangi ciumanku yang ganas, dia malah menjulurkan lidahnya kedalam mulutku, kubelit dengan lidahku dan kekulum lidahnya. Sementara itu tanganku mulai memerah toketnya yang baru numbuh itu, pentilnya yang juga imut mulai mengeras.
Ooom, diremes langsung ja om, ayu pengen diemut deh pentilnya.
Segera tanktopnya kulepas, Ayu mengangkat tangannya keatas, mempermudah aku melepas tanktopnya. Toket mungilnya tampak menonjol dengan pentilnya yang juga imut dan berwarna pink. Ayu kurebahkan diranjang, segera aku menyiumi toketnya dan akhirnya pentilnya mulai kujilat2 dan akhirnya kuemut. Toketnya kumasukkan sebanyak2nya kemulutku dan kusedot dengan ganas.
Oom, ganas amat si ngemutnya, enak om, teruss om,
Ayu mulai merintih kenikmatan. Aku meraba2 perutnya, trus membuka kancing clananya dan ritsluitingnya. aku merogo kedalam ke selangkangannya. agak susah karena celananya ketat juga, teraba jembutnya yang rupanya bener, lumayan lebat.
Ay, jembut kamu lebat ya, buat abege seumur kamu segitu mah lebat Ay.
Tapi om suka kan ngeliatnya, celana Ayu dilepas sekalian om, ayu dah pengen om.
Segera celana pendeknya kulepas, Ayu gak make cd, sehingga yang pertama kulihat adalah jembutnya yang lumayan lebat itu. Ayu mengangkangkan kakinya, dibalik kerimbunan jembutnya nampak memeknya yang berwarna pink, kayanya masi rapet sekali, walaupun pacarnya pasti sudah sering mengobok2 me mek Ayu dengan kon tol yang ayu bilang besar panjang itu, dan akhirnya menumpahkan pejumya 24 kali kedalem me mek Ayu selama
mreka maen. memeknya kuraba pelan dengan jari, trus keatas kearah itilnya, kugesek itilnya pelan,
Om yang cepet geseknya om, nikmat banget om, om pinter banget ngerangsang napsunya Ayu, trus om, Ayu dah pengen om.
Pengen apaan Ay.
Pengen dimasukin kon tol om, ayo dong om, ayu dah gak tahan ni, dah pengen diobok2 pake kon tol om.
Aku gak memperdulikan rengekan ayu, malah aku mulai menjilati itil Ayu yang membuat Ayu menggelinjang makin hebat. Gila bener ni abege, walaupun baru seumur dia, tapi liarnya sama kaya abege yang lebih tua dari dia, yang sering aku *****in. Ketika itilnya kuemut2, Ayu makin menggila erangannya. aku memasukkan jari tengahku kedalam memeknya, terasa sekali cengkeraman me mek ayu ke jari tengahku. Gimana kalo kontolku yang masuk ya rasanya cengkeraman me meknya, pikirku.
Jariku menyusuri bagian dalem sebelah atas me meknya Ayu. Sampe ketemu daging yang agak menonjol, terus kugaruk2kan jariku disitu. Ini membuat Ayu gak terkendali lagi, dia menggeliat kekanan kekiri sambil berteriak2,
Om jahat ih, om jangan siksa Ayu kaya gini dong, om gak tahan lagi ni Ayu, jangan dikilik pake jari dong om, pake kon tol om aja, ayo dong om, katanya sambil mengacak2 rambutku yang sedang berasa diselangkangannya. Dia juga menarik2 bahuku, supaya segera menancapkan kontolku dimemeknya.
akhirnya Ayu gak nahan, badannya mengejang, pahanya dirapatkan sehingga kepalaku terjepit ketat diantara pahanya sampe aku sesek napas jadinya. ayu telah klimax, itu akibat garukan jariku pada g spotnya, diserang 3 in 1 gitu Ayu langsung nyerah, dia klimax.
Aduh om, pinter banget si, biasanya pacar ayu yang ngecret duluan, om bisa bikin ayu ngecret duluan.
Memang dari memeknya menyembur cairan kentel ketika dia klimax, seperti kalo lelaki ngecret.
Om ayu lemes deh, nikmat banget deh om, padahal belon di***** ya om.
Aku bangun dan melepas semua yang menempel dibadanku. ayu terbelalak melihat kontolku yang sudah maksimal kerasnya.
Om, gede banget kontolnya. Rasanya kon tol pacar Ayu dah besar, kon tol om lebi besar lagi, lebi panjang juga lagi. Ayu duduk dan segera meremes kontolku dengan gemesnya,
Ih dah keras banget om, masukin dong om, yu pengen ngerasain kon tol gede om kluar masuk me mek Ayu. Ayu segera mulai menjilati kepala kontolku, dan tak lama kemudian dimasukkan kedalam mulutnya. Terasa hangat sekali emutannya.
Om, gede amat, cuma muat kepalanya ja dimulut ayu, dia meneruskan emutannya. Batangnya dikocoknya pelan2.
Om, kluarin pejunya dimulut ayu ya, Ayu pengen minum peju om, biar om ng*****nya bisa lama. Aku diam saja menikmati emutan dan kocokannya. Kepalanya kembali dijilat2 sebentar kemudian dimasukkan lagi ke mulutnya. Dikenyot pelan2, dan kepalanya mengangguk2 memasukkan kontolku keluar masuk mulutnya. aku mengenjotkan kontolku pelan,
Ah, enak Ay, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah, erangku keenakan. Tanganku terus saja mengelus2 memeknya yang sudah basah karena napsunya sudah sangat memuncak.
Ay, kamu udah napsu banget ya, me mek kamu udah basah begini, kataku lagi. kontolku makin seru diisep2nya.
Om, mulut Ayu dah pegel, kok om belum ngecret juga ya.
Om pengen ngecretnya dimemek ayu ja.
Masukin ja ya om.
dia mencabut kontolku dari mulutnya dan aku segera menelungkup diatas badannya . kon tol kuarahkan ke memeknya, kutekannya kepalanya masuk ke memeknya. terasa banget memeknya meregang kemasukan kepala kon tol yang besar, aku mulai mengenjotkan kon tolku pelan, keluar masuk me meknya. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolku yang panjang ambles di me meknya.
Enak om, kon tol om bikin me mek Ayu sesek, dienjot yang keras om, rengeknya keenakan.
Enjotan kontolku makin cepat dan keras, ayu makin sering melenguh kenikmatan, apalagi kalo aku mengenjotkan kontolku masuk dengan keras, sampe mentok rasanya. Gak lama dienjot ayu udah merasa mau nyampe,
Om lebih cepet ngenjotnya dong, Ayu udah mau nyampe, rengeknya.
Cepat banget Yu, aku belum apa2? jawabku sambil mempercepat lagi enjotan kontolku.
Akhirnya ayu menjerit keenakan Om, Ayu nyampe om, aah, ayu menggelepar2 kenikmatan. Aku masih terus saja mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 aku mencabut kontolku dari memeknya.
Kok dicabut om, kan belum ngecret, protesnya. Aku diem saja tapi menyuruh ayu menungging di pinggir ranjang, aku mau gaya dogi. Segera
kontolku ambles lagi di memeknya dengan gaya baru ini. Aku berdiri sambil memegang pinggulnya. Karena berdiri, enjotan kontolku keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di memeknya dan masuknya rasanya lebih dalem lagi,
Om, nikmat, erangnya lagi. Jariku mengelus2 pantatnya, tiba2 salah satu jari kusodokkan ke lubang pantatnya, ayu kaget sehingga mengejan. Rupanya me meknya ikut berkontraksi meremas kon tol besar panjangku yang sedang keluar masuk,
Aah Ay, nikmat banget, empotan me mek kamu kerasa banget, erangku sambil terus saja mengenjot memeknya. Sementara itu sambil mengenjot aku agak menelungkup di punggungnya dan tangannya meremas2 toketnya, kemudian tanganku menjalar lagi ke itilnya, sambil kuenjot itilnya kukilik2. Om, nikmat banget di***** sama om, Ayu udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om, erangnya saking nikmatnya. Aku juga udah mau ngecret, segera aku memegang pinggulnya lagi dan mempercepat enjotan kontolku. Tak lama kemudian, Om Ayu mau nyampe lagi, oom, cepetan dong enjotannya, aah, akhirnya ayu mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian aku mengenjotkan kontolku dalem2 di memeknya dan pejuku ngecret.
Aah Ay, nikmat banget, akupun agak menelungkup diatas punggungnya. Karena lemas, ayu telungkup diranjang dan aku masih menindihnya, kontolku tercabut dari memeknya.
Om, nikmat deh, sekali enjot aja Ayu bisa nyampe 2 kali, katanya. Aku tak menjawab, berbaring disebelahnya diranjangku yang sempit. Aku memeluknya dan mengusap2 rambutku.
Kamu pinter banget muasin lelaki ya Ay, kataku lagi. Ayu hanya tersenyum,
Om, Ayu mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya, ayupun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi yang berasa didalam kamarku.
Selesai membersihkan diri, ayu keluar dari kamar mandi telanjang bulat, dia kaget melihat kontolku masi saja berdiri dengan kerasnya.
Om, hebat amat, dah ngecret masi ja ngaceng keras kaya gitu. Om kuat ya. Kata temen ayu yang pernah di***** ma om om yang kontolnya juga gede panjang, dia ampe lemes ngeladenin napsu si om, gak ada puasnya. Ayu juga dong ya om, Ayu pengen om *****in ampe Ayu lemes. Aku tersenyum saja dan Ayu berbaring disebelahku. Aku kembali mencium bibirnya dengan penuh napsu. kontolku dielus2nya. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tanganku juga mengarah kepahanya. Ayu segera saja mengangkangkan pahanya, sehingga aku bisa dengan mudah mengobok2 memeknya. Sambil terus mencium bibirnya, tanganku kemudian naik meremas2 toketnya. pentilnya kuplintir2,
Om enak, Ayu udah napsu lagi om, erangnya sambil mengocok kontolku yang masi keras banget.
Kemudian ciumanku beralih ke toketnya. pentilnya yang sudah mengeras segera kuemut dengan penuh napsu, Om, nikmat om, erangnya. Akupun menindihnya sambil terus menjilati pentilnya.
Jilatanku turun keperutnya, kepahanya dan akhirnya mendarat di memeknya. Aah om, enak banget om, erangnya. Ayu kembali menggeliat2 keenakan, tangannya meremas2 sprei ketika aku mulai menjilati me mek dan itilnya. pahanya tanpa sengaja mengepit kepalaku dan rambutku dijambak, ayu mengejang lagi, ayu kembali nyampe sebelum di*****. Ayu telentang terengah2, sementara aku terus menjilati memeknya yang basah berlendir itu.
Aku bangun dan kembali mencium bibirnya, aku menarik tangannya minta mengocok kontolku. Aku merebahkan dirinya, ayu bangkit menuju selangkanganku dan mulai mengemut kontolku.
Ay, kamu pinter banget sih. Cukup lama ayu mengemut kontolku. Sambil mengeluar masukkan di mulutnya, kontolku diisep kuat2. Aku jadi merem melek keenakan. Kemudian ayu kutelentangkan dan aku segera menindihnya. Ayu sudah mengangkangkan pahanya lebar2. Aku menggesek2kan kepala kontolku di bibir memeknya, lalu kuenjotkan masuk, Om, enak, erangnya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolku nancep semua di memeknya.
Ay, memekmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kon tol ya, kataku. Tapi enak kan om, abis kon tol om gede banget sampe me mek Ayu kerasa sempit, jawabnya terengah. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat, bibirnya kucium. Enak om, aah, erangnya keenakan. Enjotanku makin cepat dan keras, pinggulnya sampe bergetar karenanya. Terasa memeknya mulai berkedut2, Om lebih cepet om, enak banget, Ayu udah mau nyampe om, erangnya. Cepet banget Ay, om belum apa2?, jawabku. Abisnya kon tol om enak banget sih gesekannya, jawabnya lagi.
Enjotanku makin keras, setiap kutekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat ayu.
Terus om, enak. toketnya kuremas2 sambil terus mengenjotkan kontolku keluar masuk. Terus om, lebih cepat om, aah, enak om, jangan brenti, aakh akhirnya ayu mengejang, ayu nyampe. Ayu memeluk pinggangku dengan kakinya, sehingga rasanya makin dalem kontolku nancepnya. memeknya dikedut2kan meremas kontolku
sehingga aku melenguh, Enak Ay, empotan me mek kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Ay, erangku sambil terus mengenjot memeknya. Akhirnya bentengku jebol juga. pejuku ngecret dalam memeknya, banyak banget kerasa nyemburnya Ay, aakh, aku ngecret Ay, nikmatnya me mek kamu, erangku.
Aku menelungkup diatas badannya, bibirnya kucium. Trima kasih ya Ay, kamu bikin aku nikmat banget. Setelah
kontolku mengecil, kucabut dari memeknya dan aku berbaring disebelahnya. Ayu lemes banget walaupun nikmat sekali. Ay, kamu tu masi muda banget tapi ng*****in kamu gak kalah nikmatna ma ng*****in abege yang lebi tua dari kamu, kamu liar banget deh. Om puas gak, mana lebi nikmat, ng*****in Ayu pa abege yang biasa om *****in. Nikmat ma kamu Ay, aku baru skali ng*****in abege seumur kamu. Ayu mau kok om kalo om *****in
tiap malem, abis jauh lebi nikmat di***** om katimbang pacar Ayu. Tanpa terasa akhirnya ayu tertidur disebelahku.
Ayu terbangun karena kujilati memeknya, memeknya kujilati dengan penuh napsu. pahanya kuangkatnya keatas supaya memeknya makin terbuka. Om, nikmat banget om jilatannya, erangnya. Ayu meremas2 toketnya sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di memeknya. pentilnya kuplintir2 juga. Om, subuh2 gini sudah ngasi enak ke Ayu, lenguhnya. Kemudian itilnya kuisep2 sambil sesekali menjilati memeknya, menyebabkan memeknya sudah banjir lagi. Ayu menggelepar2 ketika itilnya kuemut. Cukup lama itilnya kuemut sampai akhirnya kakinya kuturunkan lagi keranjang, ayu mengangkangkan pahanya karena dia tau sebentar lagi pasti kontolku masuk. Om, masukin dong om, Ayu udah pengen di*****, rengeknya.
Aku langsung menindih tubuhnya, kon tol kuarahkan ke memeknya. Begitu kepala kontolku menerobos masuk, Yang dalem om, masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om, rengeknya karena napsunya yang sudah muncak. Aku langsung mengenjotkan kontolku dengan keras sehingga sebentar saja kontolku sudah nancap semuanya dimemeknya. Kakinya segera melingkari pinggangku sehingga kontolku terasa masuk lebih dalem lagi. Ayo om, dienjot dong, rengeknya lagi.
Aku mulai mengenjot memeknya dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya pagi2 gini ngen tot. enjotanku makin cepat dan keras, ini membuat ayu menggeliat2 saking nikmatnya, Om, enak om, terus om, Ayu udah mau nyampe rasanya, erangnya. Aku tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolku. toketnya kuremas2, sampe akhirnya ayu mengejang lagi, Om enak, Ayu nyampe om, aah, erangnya lemes. Kakinya yang tadinya melingkari pinggangku diturunkan ke ranjang.
Aku tidak memperdulikan keadaannya, kon tol terus saja kuenjotkan keluar masuk dengan cepat, napasku sudah mendengus2. memeknya berdenyut2 meremas kontolku. Aku meringis keenakan. Ay, terus diempot Ay, nikmat banget rasanya, Terus empotannya biar aku bisa ngecret Ay, pintaku.
Sementara itu enjotan kontolku masih terus gencar merojok memeknya. toketnya kembali kuremas2, pentilnya kuplintir2. Om, Ayu kepengin ngerasain lagi dingecretin peju om, katanya. Terus saja kon tol kuenjotkan keluar masuk memeknya dengan cepat dan keras, sampai akhirnya, Ay, aku mau ngecret Ay, aah, erang dan semburan pejuku mengisi bagian terdalam memeknya. Aku ambruk dan memeluknya erat2, Ay, nikmat banget deh ngen tot sama kamu, katanya. Setelah beristirahat sebentar, ayu segera membersihkan diri dan berpakaian dan keluar dari kamarku.Malemnya, Ayu ketagihan rupanya, dateng lagi ke kamarku. Om, Ayu jadi ketagihan kon tol om ni, ngen tot lagi yuk om.
Saat itu ayu hanya pake daster saja. Ayu langsung masuk kamar mandiku dan ketika keluar dia cuma pake daleman yang model bikini tipis. Segera dia berbaring disebelahku yang cuma mengenakan cd saja. kontolku ngaceng dengan kerasnya sehingga keluar dari bagian atas cdku yang minim. Aku merangkul dan mencium bibirnya Ay, ladeni om malem ini ya sayang, kamu napsuin sekali pake daleman bikini Ayu, om udah mau nancep nih, kataku. Segera Ayu meremas2 kontolku yang keluar CDku, keras sekali ngacengnya. makanya CDnya langsung dilepasnya. kontolku langsung tegak menjulang, besar, panjang dan keras.
Ayu segera menjilati kepala kontolku dan dimasukannya kepalanya kemulutnya. Diisep2 dan dikeluarmasukkan di mulutnya. Aku terengah2 keenakan, nikmat banget Ay isepannya, aku udah mau diisep mulut bawah kamu, kataku. Ayu segera kutelentangkan dan bra serta CDnya kuurai ikatannya. Aku menaiki ayu dan menggesekkan kepala kontolku ke memeknya yang sudah basah ketika ayu ngisep kon tolku tadi. Aku tidak langsung menancapkan kontolku ke memeknya, malah kugesekkan ke itilnya. Ayu menggeliat2 jadinya, Om masukin aja, katanya sudah mau diempot me mek Ayu, rengeknya. Akupun menekan kontolku masuk ke me meknya. Terasa banget kepala kontolku yang besar meregangkan memeknya dan mendesak masuk. Nikmat banget rasanya. Ayu mendesis2 keenakan. Aku terus menekan kontolku sehingga akhirnya nancep semuanya dimemeknya. Aah oom, enak banget kon tol om, erangnya.
Akupun mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat. Ayu hanya bisa merintih2 keenakan Om nikmat banget om, terusin enjotannya om, yang cepet, yang keras dong ngenjotnya, rengenya lagi. Makin lama enjotannya makin cepet, ayu mengejang2kan memeknya sehingga gantian aku yang mendesis2 keenakan, Ay, kerasa banget empotan me mek kamu. Ayu mau kok tiap malem empot kon tol om, katanya. Aku tidak menjawab, hanya enjotan kuterus dilakukan dengan cepat dan keras. Mau ya om, rengeknya lagi. enak banget deh di***** sama om, sssh. Napasnya mulai memburu, toketnya kuremas2, pentilnya yang udah keras kuplintir2 manambah kenikmatan buat ayu. Ayu mengejang2kan memeknya mengempot kontolku yang terus keluar masuk dengan cepat dan keras. Om, ssh, enak om, terus oom, ssh, Ayu udah mau nyampe om, ssh, erangnya.
Sebentar lagi Ay aku juga udah ngerasa mau ngecret nih, ssh, jawabku terengah. Aku setengah membungkuk dan mengemut pentilnya. Ayu makin napsu jadinya, rambutku diremas2, Om, engh, ngecretin pejuku dong oom, Ayu pengen ngerasain lagi di** peju anget, cepetan oom, Ayu udah mau nyampe, aakh, katanya menggelinjang keenakan. Enjotan kontolku makin bertubi2. Ayu merintih2 keenakan jadinya, memeknya jadi mengejang2 dengan sendirinya meremas kontolku yang terus nyodok keluar masuk. Om, enak banget, erangnya sambil menjepitkan kakinya di pinggangku, sehingga enjotannya makin terasa nancep dalem sekali di memeknya.
Ayu memeluk badannya erat2, Om, nikmat banget kon tol om, rintihnya. Akhirnya, Akh, Ayu nyampe oom, aakh, ayu kelojotan saking nikmatnya. memeknya kembali mengejang dengan keras meremas kontolku sehingga akupun gak bisa bertahan lebih lama lagi, Ay, om ngecret, aakh, erangnya. Terasa sekali semburan pejuku yang dahsyat di memeknya. Nikmat tapi lemes banget jadinya. Aduh om, nikmat banget om, boleh ya om Ayu minta di***** tiap malem, rengeknya lagi. Aku hanya memeluknya terengah2 kecapaian.
Setelah isitirahat, aku mencabut kontolku yang sudah lemes dari memeknya, kontolku berlumuran pejuku dan lendir me meknya. Ay, mandi yuk, ajakku. Ayupun bangun dan mengikutiku ke kamar mandi. Aku mengambil minuman dari lemari es dan satu diberikan ke aku. Ayu segera minum minuman itu sampe habis, sedikit menyegarkan setelah dienjot abis2an. Dikamar mandi kami saling menyabuni, toketnya menjadi sasaran remasan tanganku, ayupun gak mau kalah meremas kontolku sambil dikocok2. Hebatnya gak lama kemudian kontolku mulai keras lagi. Om kuat amat sih, baru ngecret sekarang udah mulai ngaceng lagi, abis mandi pasti Ayu di***** lagi ya om, katanya. abis tangan kamu nakal sih, jadi buat ngendorin mesti ditancep dimemek kamu lagi, jawabku tersenyum. Tambah lama makin keraslah kon tolku sehingga ngaceng sempurna.
Ayu kutunggingkan, ayu bertumpu ditembok kamar mandi, kakinya kurenggangkan dan aku jongkok dibelakangnya. memeknya kujilat dari belakang, ayu kegelian dan napsunya makin berkobar, Om, Ayu pengen ngerasain lagi kon tol om keluar masuk di me mek Ayu, erangku keenakan karena jilatannya sudah menyentuh2 itilnya. Aku berdiri lagi dan mengarahkan kepala kontolku ke memeknya dari belakang. Aku menekan kepala kontolku masuk ke memeknya dan mulai kuenjot pelan, sampai akhirnya seluruh kontolku nancep di memeknya. Aku mempercepat enjotan kontolku keluar masuk sambil tanganku memeluknya dari belakang dan mengkilik2 itilnya.
Diserang seperti itu ayu jadi kelojotan keenakan. Gak lama dienjot dengan cara seperti itu, aku menggelinjang dan mengejang2, Om, Ayu nyampe om, pinter amat om ngenjot me mek Ayu, sebentar aja Ayu sudah nyampe, katanya terengah. Ayu mulai mengejangkan memeknya untuk meremas2 kontolku, aku terus saja mengenjotkan kontolku keluar masuk mengimbangi empotan me meknya, Ay, kamu luar biasa deh, ahli banget kamu muasin omu, kataku. Makanya om, tiap malem Ayu mau kok ngempot kon tol om sampe om ngecret, jawabnya terengah karena enjotan kontolku makin cepat dan keras saja.
Aku terus mengkilik2 itilnya sambil mengenjotkan kontolku keluar masuk. Napsunya kembali naik lagi, Om terus om, enak banget dien tot sambil dikilik itilnya, aakh, erangnya lagi. Cukup lama aku mengenjot memeknya dari belakang sampai akhirnya ayu nyampe lagi, bersamaan dengan ngecretnya aku. Aduh om, kuat banget sih, Ayu sampe lemes deh, tiap ronde Ayu selalu 2 kali nyampe baru om ngecret. Nikmat banget om, rengeknya lagi setelah aku mencabut kontolku lagi. Aku menghidupkan shower lagi untuk membersihkan tubuh kami. Setelah itu, kami saling mengeringkan badan. Keluar dari kamar mandi langsung ayu merebahkan diri diranjang, sementara aku keluar, katanya untuk mengambil minuman. Ayu sudah ngantuk banget ketika aku kembali membawa 2 cangkir minuman coklat hangat, sesudah diminum ayu langsung tertidur.
Ayu terbangun sudah pagi, segar setelah semalem di***** 2 ronde, ketika Ayu bangun, aku masih tertidur disebelahnya. kontolku dielus2, diremas pelan2, sampe aku terbangun. Begitu juga kon tolku. Sarapan paginya kon tol lagi ya Ay, kataku tersenyum. kontolku yang sudah mengeras dikocok2nya biar tambah keras, ujung kontolku dijilatin, sekali2 digigit pelan2. Aku merem melek keenakan, Pagi gini udah nikmat, Ay. kontolku dimasukkan kemulutnya, cuma muat kepalanya saja saking gedenya dan diemut2 dengan keras, kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolku di mulutnya.
Aku merubah posisi menjadi 69 dan mulai menjilati pahanya bagian dalem, kemudian jilatannya mengarah kememeknya yang penuh jembut lebat itu. Ni jembut lebat ya Ay, pantes aja kamu binal banget kalo di*****, kataku sambil menjilati me meknya. Ayu gak tahan kalo itilnya mulai dijilati, apalagi diisep2, langsung aja memeknya menjadi basah. Ay, udah napsu lagi ya, me mek kamu udah basah banget. Bener kan, cewek yang jembutnya lebat napsunya besar banget, dikilik sebentar aja udah siap di*****, kataku sambil mengkilik itilnya dengan jari. Ayu menjadi kelojotan keenakan, isepan ke kontolku menjadi brenti. Om, Ayu udah pengen di***** lagi om, rengeknya.
Aku bangun, pahanya dikangkangkan, dan aku menempelkan kepala kontolku di memeknya. Kakinya kutekuk kedada dan aku mulai menancapkan kontolku ke memeknya. Masukin semuanya om, biar nikmat, erangnya terengah2. Aku mulai mengenjotkan kon tolku keluar masuk sehingga sebentar saja sudah nancep delam sekali di memeknya. Aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk. Ayu merintih2 keenakan, Om, nikmat banget om, terus om, enjot yang keras. Tiba2 aku menarik kontolku sehingga tinggal kepalanya yang terjepit dimemeknya, kontolku hanya digerakkan pelan. Ayu jadi blingsatan, Masukin lagi dong om, om nakal ih, ayo dong om dimasukin semua lagi, rengeknya.
Tiba2 aku mengenjotkan lagi kontolku sehingga nancep semua, Aakh, enak banget om. Belum hilang rasa enaknya, aku sudah menarik kontolku sehingga tinggal kepalanya saja yang nancep di memeknya, kugerak2kan pelan sampai ayu mulai merengek2 dan tiba2 kuenjotkan lagi sehingga nancep semuanya di memeknya. Berulang2 aku melakukan cara itu sehingga akhirnya ayu nyerah duluan, Om masukin semuanya oom, Ayu nyampe, aakh, ayu mengejang, memeknya terasa meremas2 kontolku. Ayu terengah2 keenakan, kakinya diletakkan diranjang, aku mulai lagi mengenjotkan kontolku keluar masuk memeknya, segera napsunya bangkit lagi. Ayu menggeliat2 keenakan, tak lupa memeknya dikejang2kan untuk mengempot kontolku.
Akupun meringis keenakan, Terus diempot Ay, nikmat banget. Tiba2 aku berhenti mengenjotkan kontolku, ayu kupeluk dan aku berguling sehingga sekarang ayu yang diatas. Segera ayu yang ambil alih komando, pantatnya dienjotkan keatas kebawah, mengocok kontolku yang masih perkasa. toketnya yang berguncang2 seirama naik turunnya pantatnya kuremas2 dengan gemas, pentilnya kuplintir2nya sekalian. Ngen tot gaya apa aja sama om, sama nikmatnya ya om, katanya sambil mempercepat enjotan pantatnya. Ay, aku udah pengen ngecret Ay, kita berbalik lagi ya, kataku sambil memeluknya kembali dan berguling sehingga sekarang aku yang diatas kembali.
Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat dan keras, ayu makin terengah2 keenakan, terus om, Ayu udah mau nyampe lagi, bareng lagi ya om, katanya. Akhirnya kembali ayu mengejang2 nyampe, sehingga memeknya kembali meremas2 kontolku. Akupun gak bisa bertahan lagi, sambil mengejotkan kontolku dalem2 aku ngecret, Ay, enak Ay, aakh. pejuku kembali berhamburan dimemeknya. Ayu heran juga kayanya stok pejuku gak ada batesnya, setiap ngecret selalu keluarnya banyak. Setelah selesai semuanya, kami kembali membersihkan diri dikamar mandi.

Ayu memang nikmat

$
0
0

Perkenalkan nama ku Ropik aku kuliah disalah satu kampus dikotaku, kau berumur 24 tahun, sekarang aku masih sendiri bisa dibilang jomblo, aku mempunyai tubuh yang kekar banyak cewek yang ingin jadi pacarku, namun aku ingin bebas tidak terikat dengan pacar.
Awal cerita saat hari senin merupakan hari yang dibenci, karena sudah memulai aktifitas kuliah, dengan mata mengantuk aku paksa untuk bangun apagi karena jadwal kuliahku dimulai pukul 07.00 WIB. Aku tinggal dikost tempat kost ku dilantai 1 sedangkan dilantai 2 diisi oleh kost cewek..
Selesai mandi aku menyempatkan diri untuk ngopi sambil merokok. Karena waktu masih ada 30 menit untuk menuju kekampus, Ketika aku sedang nongkrong didepan kamarku turun seoarang lakilaki dari lantai dua, dia tidak menegurku dan langsung lewat didepanku begitu saja..dalam hatiku berkata
sombong banget nih cowo, pasti habis ambil jatah ama Ayu.
Yang lewat tadi adalah pacarnya Ayu, cewe. yang ngekost diatas. Ayu memang cantik, tinggi, putih dan bodynya padat. Pagi itu aku gue langsung konak ingat Ayu, sempat terlintas untuk ML dengannya.
Sesampainya di kampus Erik langsung menghampiriku, erik adalah teman seperjuanganku, biasa dalam hal berburu kenikmatan sesaat. pik, gimana kalau ntar malam kita berburu lagi, udah absolutist nih nggak pernah diasah? erik berkata sambil tersenyum.
Akh aku lagi ada proyek Rik, nanti aja klu sdh selesai, baru kita berburu lagi, tempatnya terserah kamu deh. balasku sambil berlalu..
Sebenarnya aku masih kepikiran sama Ayumaka akupun menyusun rencana untuk ntar malam..
Untuk diketahui sebenarnya keinginan untuk ML itu nggak muncul begitu saja, ini karena kejadian beberapa malam yang lalu, saat itu suasana tempat kost lagi sunyi, akupun iseng naik ke lantai dua untuk minjam buku, sesampainya di depan kamar Ayu, terdengar eluhaneluhan nikmatnalurikupun segera menuntun untuk melihat yang terjadi di dalam, kebetulan sedikit ada celah di balik kaca nako jendelanya. wah ternyata si Ayu lagi dient*t ama pacarnya. Sehingga niatku untuk meminjam buku tidak jadi.
Malam harinya aku pun menyusun rencana
Malam itu kirakira pukul 9 malam suasana di kostku lagi sepi, orang disamping kamarku lagi keluar cari tugas diwarnet. Aku pun berfikir inilah saatnya untuk bercinta sama Ayu. Otakku sudah dditutupi oleh nafsu birahi yang tinggi..
Akupun naik keatas kekamar Ayu, kebetulan kamarnya terbuka, kulihat Ayu sedang mengerjakan tugas, dia terlihat seksi menggunakan sarung bali dan tanktop yang dimuat oleh agen poker.
Hi..lagi ngapain nih?? tanyaku.
Biasa kerja tugas, kenapa Pik lu mau minjam buku lagi..?
nggak..gue cuman bete dibawah kaga ada orang makanya gue naik..nggak mengganggu kan?
nggak kok, kebetulan nih gue lagi bikin tugas di corel, lu bantuin gue ya, lu kan jago corel..
beres bos..jawabku mana yang lainnya kok sepi banget?
yeny ada tuh dikamarnya sama cowonya,, kayanya lagi asyik.. jawab Ayu sambil tersenyum
eh gimana bikin lay out iklan yang bagus Pik, lu ajarin gue donk
Akupun mengambil alih komputer sehingga Ayu kini duduk dibelakangku..
Pik lu bikinin yang meriah iklannya ya. Kalo bisa ini warnanya lu rubah biar kontras sambil Ayu menujuk pada adviser sehingga toketnya menempel di punggungku..
beres bos.. konsentrasi kupun hilang..yang ada hanya nafsu sementara senjataku sudah mulai tegangakupun mulai merencanakan sesuatu..
Ayu tutup donk pintunya dingin banget nih ntar gue sakit tipes lagi garagara batuin lu.
Ga usah deh pik..ga enak masa kita berdua dalam kamar..lu kan bukan pacar gue..
makanya lu jangan berfikiran kotor terus donk seperti yang di lansir agen poker online terpercaya, masa lu ngga percaya ama gue, emangnya lu mau gue apain???
oke deh, tapi lu jangan macemmacem ya, aloof kerjain tugas gue tuh..
Ayu pun menutup pintu kamarnya, kemudian duduk kembali disampingku.
Nyali ku agak ciut karena ternyata Ayu bukan cewe gampangan baru disuruh tutup pintu aja susah banget gimana kalo gue suruh buka baju bisa teriak nanti. Aku pun berencana mengurungkan niat ku karena takut kalo nanti Ayu teriak..
Kukerjakan tugasnya sementara sesekali Ayu menunjuk monitar jika ada yang salah dan toketnya menempel dipunggungku..
Waktu sudah pukul 10 malam nampaknya Ayu sudah mulai ngantuk di pun menyandarkan kepalanya dibahuku..
pinjam bahu lu ya..leher gue pegel nih.. pik matiin lagunya udah malem nih.. akupun mematikan winamp dikomputer..
suasana dikamar kini sangat hening namun tibatiba terdengar suara rintihan nikmat dari kamar sebelah, dan kami pun saling berpandangan..
diapain tuh yeni ama pacarnya? tanyaku purapura bego
biasalu kaya kaga tau aja pik
Akupun mulai konak sementara Ayu kambali bersandar dibahuku..
Suara rintihan yeni semakin absolutist semakin terlihat nikmat dan tanpa kusadari nafas Ayu kini mulai tidak teratur..wah lagi konak nih cewe. ini kesmpatan gue pikirku dalam hati..akupun bersiapsiap menunggu waktu yang tepat..kuperhatikan Ayu duduknya mulai gelisah..aku pun berbalik dan memegang tangannya dan langsung melumat bibirnyaAyu tampak terkejut dan mendorongku namun langsung kudekap eraterat tubuhnya sehingga dia tidak bisa bergerak..
lu apaapaan sih? dia pun mendorong tubuhku dengan kuat sehingga pelukan ku pun terlepas
sory Ayugue kelepasanabiz gue konak dengar suara yeny dari sebelah
sory banget yaach? aku pun memohon sama Ayu
Ayu pun pun hanya diam menatapku dan kemudian mengangguk..
Oh..syukurlah Ayu mau maafin gue..gue takut dia melapor di ibu kost bisa diusir gue..
lu tidur aja biar tugas lu gue yang selesaikan, gue janji ga bakal ngapangapain lu..
Ayu masih terdiam nampaknya dia bingung harus ngapain
Akupun kembali mengerjakan tugasnya Ayu yang tinggal sedikit..
10 menit kemudian tugasnya Ayu udah selesai..
tugas lu udah selesai..gue turun ya..sory tadi gue khilaf banget..
Aku pun berdiri dan keluar dari kamar..tibatiba Ayu memanggilku..
pik acknowledgment ya..sory tadi gue gu dorong lu terlalu keras..
ga papa..gue cabut dulu ya..
Aku pun kembali kekamar ku menahan konak..kemudian karena terlalu konak akupun onani dikamar dibantu koleksi blur bokep ku dikomputer..setelah onani tibatiba hpku berbunyi tanda ada sms..teryata dari Ayu..akupun langsung baca isi sms itu.
pik lu kekamar donk sekarang, ada yang mau gue kasih yang di kutip oleh agen poker online
Wow pucuk dicinta ulam pun tiba pikirku dalam hati..ternyata Ayu juga konak nih..pasti dia mau ngajak gue ML. Akupun langsung naik kekamar Ayu ditangga aku berpapasan sama yeny dengan pacarnya. Kayanya pacarnya udah mau pulang, sampai didepan kamar Ayu kuketuk pintunya.
masuk aja ga dikunci kok.. jawab Ayu dari dalam.
Aku pun masuk kedalam dan kulihat Ayu sedang barbaring dikasurnya sementara sarung balinya agak terangkat sehingga pahanya yang putih terlihatkututup pintu dan langsung ku cium bibirnya Ayu..dan Ayu mendorongku..
eit sabar dulu donk..lu udah konak banget yasebenarnya tadi gue juga konak tapi garagara lu tiba tiba barbarous gue jadi takut tau.. tapi lu janji jangan bilang siapasiapa yah apalagi ama pacar gue
beres sayang dan langsung kulumat bibirnya..Ayu pun membalas dengan memainkan lidahnya,,sesekali dia menghisap lidahku..kini tangan ku mulai memainkan toketnya, dan mulai menciumi lehernya
sshhh..uhfff..terus pik..enak banget pik..
Kumasukkan tangan ku kedalam catchbasin tonktopnya dan ternyata dia sudah tidak pake bh..kuremasremas kedua bukit kembarnya..Ayu nampak sangat menikmatinya..tangannya mengeluselus kepalaku dan mulutnya mengeluarkan desahan desahan kenikmatan.
Kini kulepaskan tanktop serta sarung balinya dan kini Ayu telah bugil karena dia juga sudah tidak mngenakan cd..
Ayu pun juga melepaskan baju dan celana pendek serta cd ku
wow gede banget punya lu pik ga muat nih masuk memiaw gue Ayu pun mengelusngelus kontholku.
lebih gede backbone konthol gue atau konthol pacar mu Ayu? tanyaku
konthol lu jauh lebih gede, tapi gue takut ntar memiaw gue jadi longgar, pokoknya ini yang pertama dan terakhir pik ya, soalnya gue kasian tadi liat lu udah konak banget, pasti bawaannya ga enak kan? sementara tangannya Ayu masih mengeluselus konthol ku, ?bisa longgar memiaw gue nih kalo Ayup hari dimasukin rudal kaya gini?
oke deh gue ga bakal minta lagi tapi kalo ntar lu pengen lagi sms aja..
Ayu pun tersenyum dan langsung melumat bibir ku.aku pun membalas dengan hangat dan kumainkan klitorisnya dengan jarijariku
Shhhuhffff..
Kini kujilat puting susunya yang berwarna pink..
Shhhoh..ouchhh enak banget pik terus pik gue ga tahan nih
Kini kepalaku turun kearah perutnya dan tangannya Ayu mendorong kepalaku supaya lebih turun ke bawah. Kuturunkan kepalaku arah vaginannya, jembut nya gondrong..kayanya ngga pernah dicukur namun vaginya sangat harum sehingga birahi ku tambah meningkat dan kumudian ku mainkan klitorisnya dengan lidahku
Ouhuhff..enak banget pik lidah lu enak banget..terusin pik puasin aku malam ini suara Ayu mulai meracau
Aku pun menegurnya
jangan terlalu ribut ntar kedengeran ama anak2 disebelah
ga ada orang kok cuman yeny yang ada, yang lainnya lagi pada pulang kampung, biarin aja yeny dengar siapa suruh tadi juga ribut..
lanjutin lagi pik lidah lu enak banget..
Aku pun melanjutan memainkan klitorisnya Ayu dan jariku memainkan bibir vaginanya..
uhfff..enak banget nih pik gue ngga tahan .
Akupun semakin cheat memainkan lidah ku kadang kumasukkan kedalam lubag vaginanya.Ayu pun kadang menjambak rambut ku menahan nikmat..
pik gue ga tahan nih gue meu keluar.terus pik ouhhh..gue sampe pik.uhffffff
cairan kenikmatan keluar dari lubang vaginanya dan aku pu terus menjilatnya sampai bersih.
Gila kamu pik ternyata lu hebat bangetbisa ketagihan gue
Akun pun maju kedepan sehingga konthol ku kini berada didepan bibirnya..
ogah ah pik..gue ga mau isep konthol lu..konthol pacar gue aja ga pernah gue isepgue jijik
Namun aku tidak memperdulikkannya karena birahiku sudah memuncak..kutarik kepalanya sehingga konthol ku kini menempel dibibirnya..kupaksa masuk sehingga mulutnya Ayu kini mulai terbuka. Kudorong pelan pelan dan nampaknya kini Ayu mulai menikmatinya dia membuka mulutnya sehingga kotolku masuk setengah..
Ayu pun mengulumnya. mulutnya memompa konthol ku
Ouhhh nikmat banget Ayu,terusin isep yang kuat konthol gue.
Ayu pun melepaskan kontholku dan menuruhku berbaring
lu acknowledgment aja pik biar gue isep, ternyata konthollu enak banget
Kini Ayu asik mengulum kontholku dengan ganasnya dan tangannya memainkan biji pelirku..
ouhh..Ayu enak banget sayang.teruskocok terus konthol gue pake mulut lu
Lagi asik Ayu mengulum kontholku tibatiba pintu kamar dibuka
Kamipun terkejut..ternyata yeny
Gue boleh ikutan ngga? gua konak banget nih denger suara lu Ayupacar gue udah pulang tapi gue ngga puas abis dia cepet banget keluar
gabung aja, Ropik juga kayanya kuat kok muasin kita berdua..kunci pintunya ntar ada yang ganggu Ayu langsung menyuruh masuk yeny..
Yeny pun langsung masuk dan melepas dasternya dan langsug bugil karena tidak pake cd dan bh
Wow tubuh yenny ngga kalah baguss ama Ayu, putih, bersih n toketnya gede banget mungkin terlalu sering digunakan sama pacarnya kali.
Ayu pun melanjutkan mengulum kontholku dan yeny langsung melumat bibirku..
Gila niatnya mau mempekosa kok malah gue yang diperkosa, ama dua cewe cantik lagi..
Yeny turun ke dadaku dan menjilati puting ku..
Ouh..nikmat banget..lu berdua emang jagooo. Terus sayang i adulation it.kini yeny turun keselangkangan ku dan berganAyun mengulum kontholku sama Ayu..
Sungguh sahabat yang serasi saling berbagi konthol
Kini Ayu menghadapkan memiawnya ke mulutku.. sekarang lu makan nih memiaw gue.
Ayu pun mendorong memiawnya kemulutku dan aku pun langsung menjulurkan lidahku
Ayu pun terus memompa semetara yeny teru asyik mengulum kontholku.
Kirakira sepuluh menit kami saling beroral seks
Aku pun membaringkan Ayu di kasur semantara yeny duduk sambil memainkan jari di memiawnya
pik jangan lu tumpain didalem ya..gue lagi masa subur nih..
Tenang aja sayang
Aku pun memainkan kontholku di bibir vaginanya.
shhhh..ouhhh masukin pik gue ga tahan nih
Akupun memasukkan kontholku pelanpelanagak susah karena kontholku lumayan besar (18cm) walaupun vaginanya Ayu sudah sangat becek
dorong yang dalem pik konthollu enak banget terus pik
Bles. kontholku masuk semua kedalam memiawnya Ayu
Aku pun mulai memompa kontholku
ouh..hhshhhhuhfff..terus pik ent*t teru memiaw gue.
enak kan konthol guemana lebih enak konthol gue atau kontholnya pacar lu
konthol lu lebih enak sayanggede bangetterus sayang ent*t terus, tusuk yang dalem memiaw gue
Sementara yeny kini mulai menjilati puting susunya Ayu sambil meremas remasnya..
Ayu mulai bergerak tidak teraturr menahan nikmatsementara tangangku asyik bermain fishing feel di memiaw nya yeny
Terus sayang aku mau keluar nihh.ent*t terus memiaw gue terusssssssssouhhhhgue sampe pik..
konthol ku serasa dijepit dan kemudian terasa hangat karena cairan kenikmatannnya Ayu.. akupun terus memompa memiawnya Ayu yang sudah sangat becek
Clep..clepclep..terdengar bunyi dari memiawnya Ayu yang terus ku pompa..sementara yeny kini mengeluselus dadaku yang penuh keringat
Ayu memiaw lu enek banget gue ent*t lagi yakonthol gue rasanya ga mau lepas
ent*t terus memiaw gue pikgue seneng banget terus pik..konthol lu perkasa pik
Ayu pun mengoyangkan pingulnya mengikuti irama kontholku ku..tampaknya birahinya telah bangkit kembali.
Kuketekuk kakinya kedepan sehingga kontholku lebih leluasa menerobos memiawnya Ayu.
oh nikmat banget pik konthollu masuk dalam bangetterus pikent*t yang kuat memiaw guenikmatin sepuasmu sayangouhhhhuhfff
Kulihat yeny sedang asyik meainkan klitorisnya sendiri.nampaknya dia sudah sangat konak
pik gue mau keluar lagi nihh.terus sayangyang kenceng. konthollu enak pik
Akupun mempercepat goyangan ku dan sekali lagi tubuh Ayu kembali mengejang dan menumpahkan cairan kenikmatankucabut kontholkudan kulihat memiawnya Ayu nampak merah dan carairan kenikmatannya keluar mebasahi kasur
gue cape banget pikternyata lu hebat muasin pikita..
aku pun melumat bibirnya dengan nafsutiba tiba kontholku serasa hangat dan kulihat ternyata yeny telah asyik mengulum kontholku.
pik lu kok kuat banget sihhh..mulai tadi belum keluar..memiaw gue aja udah tiga kali..
aku pun hanya tersenyum..
aku pun duduk dan menyuruh yeny terus mengulum kontholku
terus yen..kuluman lu enak bangetisep yang kuat kontholku.
Yeny pun dengan ganas mengulum kontholku
pik ent*t gue sekarang yague ga tahan nihhhkonthol lu gede bangetmemiaw gue udah gatel nih pengen rasain konthol mu
Aku pun menyuruhnya menungging ala dogy style..kudorong pelanpelan kontholku sampai amblas kedalam
ouhnikmat banget kontholmu pik.terus pik goyang.
Ku pompa terus memiaw nya yeny..
pik enak bangetshhhh..uhff.ent*t terus pik,.ent*t yeny terus pikyeny suka dient*t ama kamu
Yeny mulai meracau tidak karuan sementara Ayu memelukku dari belakang dan dan menggesekgesekkan jembutnya di pantatku sambil menciumi leherku
Ayu terus berbisik kepadaku
aku sayang kamu pik maukan kamu puasin aku terus..
Aku hanya diam karena sedang berkonsentrasi mengent*t memiawnya yeny
pik gue mau keluar nihterus pik.ent*t terus.ouh.
Cret..cret..cret..terasa kontholku disiram oleh cairan cintanya yeny.aku pun terus memompanya karena aku belum apaapa
Yeny nampak menahan rasa sakit dan nikmatkutarik rambutnya sehingga wajahnya menghadap kebalakang melihatku.
enak yen kontholku.?
enak banget pikent*t terus memiaw gue.terus pik
Kini yeny memutarmutar pingulnya sehingga kontholku serasa terpilinpilin
terus yen..gue mau keluat nihenak banget
iya pik gue juga mau keluar lagi.ent*t yang kenceng memiaw gue pik.
gue tumpai dimana ni yen
tumpain didalam aja pikmemiaw gue pengen ngerasin sperma mu
aku pun menggenjot dengan cepat memiawnya yeny dan Ayu sedang asyik mencupang leherku
gue keluar nih pikouhaahhhh
gue jua yen..ouhhhhhhhhhh.
Cretcret.cretaku pun menumpahkan spermaku didalam memiawnya yeny sambil kupompa pelanpelan..
Sperma ku sebagian keluar lewat bibir vaginanya
enak banget di ent*t sama elu pikuhfffcape? banget gue..
Aku pun mencabut kontholku, karena tadi aku udah onani jadi kontholku langsung lemes..yeny langsung menjilati sisa2 sperma dikontholku sampai bersih
Setelah itu dia pamitan
gue udah dulu ya cape? banget nih soalnya tadi udah juga ama pacar gue..lu lanjutin aja berduakasian tuh sih Ayu, dia kayanya masih konak tuh..bye..
Yeny pun keluar kamardan kini tinggal saya sama Ayu..
Ayu sebenernya gue udah absolutist banget pengen ML ama elu tapi gue takut ngajak soalnya lu udah punya pacar
pik konthol lu enak banget..jauh lebih enak dari kontholnya pacar gue jadi kapanpun lu minta memiaw gue, bakal gua kasih..hati gue memang milik pacar gue , tapi memiaw gue boleh lu milikin selama ada kesempatan..
Akupun sangat seneng mendengarnya..wah bisa ngentot kapan aja nih..tinggal naik keatas..pikirku dalam hati
pik ent*t gue sakali lagi bell gue masih pengen nihlu masih kuat kan..tapi konthol lu kok udah lemes sih
gue tadi abis onani abis gue udah konak banget..tapi kalo lu masih mau, lu kasi bangun nih ade gue..
Ayu pun tersenyum manis dan denga lahap mengulum kontholku yang masih lemas..dia memasukkan semua kontholku sampai kemulutnya dan menghisapnya..kurasakan lidahnya bermain diujung kontholku..
ohhh nikmat banget Ayuterus ade gue mulai bangun nih.
konthol ku pun mulai tegang kembali, Ayu mengulumnya dengan lembut seperti sedang menikmati lolypop
cepet juga nih berdiri kontholmu pik..
isep terus ya..isepan lu enak banget
Ayu pun meghisap kontholku sambil lidahnya menggelitik ujung kontholku
Hampir sepuluh menit dia menhisap kontholku
masukkin ya sayang gue udah ga tahan nih liat konthol lu..
Ayu pun jongkok diatas konthol ku dan mengarahkan konthol ku kevaginanya..
Pelanpelan tapi pasti dia menurunkun pantatnya..kulihat rona mukanya yang memerah menahan sakit campur nikmat yang diberikan oleh konthol ku
ouhkonthol lu kok bisa gede banget sih pik..kayanya sampe ke rahim gue nih..
Ayu pun mulai menggoyang pinggulnya seperti inul sedang goyang ngebor.
ouhh Ayuenak banget sayangterus sayang
konthol ku serasa di pijat dari segala arah sementara tangan ku meremas toketnya dengan kuat menahan rasa nikmat
oh sayang..kontholmu enak banget remas yang kuat tete gue sayangouhh..uhff.
Aku pun meremas toketnya dengan kuat dan menggoyang pnggulku
Nikmat sayang gue mau keluarnih.terus
Dia pun meremas tanganku yang berda ditoketnya..sepertinya dia sedang menahan sesuatu yang sangat nikmat dan kepalanya mengadah keatas..
ouhhhh.gue keluar lagi sayang nikmat banget..uhffff.
Cairan cintanya pun mengalir dibantang kontholku dan membasahi jembut ku
Dia pun menunduk mencium bibir ku sementara kontholku masih berada divaginanya
thanks sayang lu udah muasin guegue cape banget nih.
Aku pun tidak memperdulikannya kubaringkan dia dan ku pompa kembali memiawnya..
ouhhh sakit sayangterussayang. .uhfff.
Aku pun memompa semakin liar
memiaw lu enak banget Ayu .terus Ayu goyang terus pinggul lugue mau keluar nih
Ayu pun menggoyang pinggulnya
sayang jangan dikeluarin didalam ya.
Aku pun mencabut konthol ku kemudian berdiri dan menyuruh Ayu mengocoknya..
Ayupun jongkok mengocok konthol ku
ayo sayang keluarin spermamu.gue pengen rasain spermamu
Ayu terus mengocok dengan semangat sambil menjilat ujung kontholku
hisap sayang pake mulutmu gue mau keluar nihhh..
Ayu pun langsung memasukkan kontholku kemulutnya dan menghisapnya semantara tanganya memainkan bijinya..
Ku ent*t terus mulutnya Ayu, terasa sangat hangat kontholku didalam mulutnya Ayu..
hisap Ayu gue keluar nih.ouhhhh achhh..
Creeetcreettcretttspe rma ku tumapah semua dimulutnya.Ayu langsung menelannya dan menjilati sperma yang masih tersisa di kontholkudiapun menjilat sperma yang disekitar bibirnya.
sperma lu enak banget..rasanya asintapi nikmat pik..
kontholku pun langsung lemas karena sudah keluar tiga kali dalam waktu beberapa jam..
Gue cape banget nih Ayu.
Ayu pun berbisikpik gue konak lagi sekarang gara gara isep konthol lu..
Gila nih cewe nafsunya tinggi banget sementara tenaga ku sudah habis terkuras
pik lu jilatain memiaw gue ya ampe keluar
Dia pun berbaring dan mengangkangaku pun mulai menjilati memiawnya yang sudah sangat becek.terasa asin namun nikmat.
pik lu balikin badan lu donk biar gue isep konthol lusoalnya gue tambah konak kalo isep konthol lu
Aku pun berbalik, kini kami bergaya 69 menyamping.kepalu ku dijepit oleh pahanya Ayu dan lidah terus memainkan lubang vaginanya dan kadang kutusuk masuk kevaginanya. Semantara jari ku kutusuk masuk kedalam lubang anusnya
enak pik tangan lukocokkin anus gue pikterus pik
Kini pinggul Ayu mulai bergoyang menekan mulutkusemantara kontholku terus dihisap dengan kuat sehingga kini kontholku telah berdiri kembali
terus sayang hisap yang kuat lubang vaginaku.ohhh aku mau keluar sayangouhhhhhachhh
Cret..crettterasa cairan asin membasahi lidahku.aku pun menjilatnya sampai habis
udah sayang kan..kamu puas kan? aku pun memeluknya
puas banget sayang kontholmu enak banget, pengen rasanya isep kontholmu terus..sayang kontholmu masih berdiri tuh garagara ku isep tadi.
Biarin aja aku udah cape banget nih ntar lemes sendiri kok
Kulihat jam telah pukul 2 pagi dan aku sangat ngantuk namun nampaknya Ayu tidak mau menyianyiakan konthol ku yang lagi ngaceng..
kamu tiduran aja ya,,biar kontholnya ku isep ampe keluar.kasian udah terlanjur berdiri nih..
Ternyata Ayu punya nafsu yang tinggi.dia pun mengulum kontholku dengan lahapnya sementara aku hanya berbaring menikmatinya
shhhuhfff terus sayang..
Sekitar setengah jam dia mehisap akhirnya aku mau keluar.
isep sayang aku mau keluar nih..
Dia pun mengulum kontholku dengan cepat dan cret..cretsperma ku kembali keluar di mulutnya dan nampaknya hanya sedikitdia pun asik menjilati nya sampi bersih dan badanku pun terasa lemas sekali
Gila kayanya gue yang diperkosa ama Ayu nihdia kok kuat banget ya pikirku dalam hati.. Kulihat Ayu terus menjilat kontholku dan aku pun memejamkan mata karena mengantuk dan akhirnya tertidur.dan Ayu pun tertidur disamping kontholku..
Kirakira pukul 10 aku terbangun..kulihat Ayu sedang menyiapakan makanan, rambutnya basah habis keramasdia hanya memakai sarung bali yang dililitkan sampai didadanya..
udah bagun pikmandi gih sana trus makan nih..pasti lu laper banget kan..?
Oke deh sayang.jawabku..
Kamar di kosku ada kamar mandinya didalam jadi ga perlu repotrepot keluar kamar..akupun mandi dan tidak menutup pintu..kulihat Ayu memandangku terus penuh nafsu
pacar lu ga datang hari ini Ayu..?tanyaku
katanya mau datang ntar siang jam 2.. balas Ayu wahgue harus balik nih kekamar gue..? ?ntar lagi aja ..baru jam 10..lu makan aja dulu..
Ayu terus memandangiku dan kini tangannya meremas toketnya sendiri..akupun memanggilnya..
Ayu pun langsung masuk ke kamar mandi dan melepaskan sarung balinya..
pik lu ent*t gue lagi sekarang yamemiaw gue gatel nih liat konthol lu
gila lu Ayuga ada cape nya
abis lu sih mandi kaga tutup pintu, ya konak deh gue liat konthol lu..
Dia pun jongkok mulai menghisap kontholku yang masih lemas
Tidak berapa absolutist kemudian konthol ku kembali berdiri tegak.
Kusuruh Ayu nungging dan tangang nya berpegang ke bak mandi
Kumasukkan kontholku kedalam memiawnya yang sudah basah..dan ku ent*t dengan brutal
achhhh sakit sayangpelanpelan bell ntar memiaw gue robek nih..
Aku Ayudak peduli dan terus menggoyang pinggulku semakin ganas
sakit sayangnikmatttt.terus perkosa akuent*t terusss..
Aku memompa memiawnya Ayu dan tanganku meremasremas toketnya yang bergelantungan..
nikmat sayang terus.konthol mu panjang banget
Ayu terus meracau dan Tidak absolutist kemudian kurasakan tubuh Ayu mengejang
ouhhh gue keluar sayangenak konthol mu sayang
Aku pun mencabut konthol ku dari memiawnya.
sini gue isep lagi ampe keluar pik..
Ngga ah gue mau ent*t lu aja ampe keluar..sekarang lu acknowledgment yah
dimana ? disini sayang?? ya iyalahsuasana pasti tambah asyik
Kemudian kubaringkan Ayu di lantai kamar mandi dan kubuka lebar lebar pahanya sehingga terlihat jelas vaginanya yang merekah
Ku tancapkan kontholku perlahan lahan dan beberapa saat kemudian kontholku sudah keluar masuk di memiawnya
ouchhh nikmat sayang ent*t terus sayang,,siram rahimku dengan sperma mu
Terus sayang..
Nampaknya gejolak birahi Ayu sudah memuncak sehingga dia meracau tidak karuan..kepalanya menggeleng kekiri dan kekanan di lantai kamar mandi sehinga terlihat sangat seksi
Aku pun memompa semakin cepat
ent*t terus sayang,, tusuk terus memiaw ku..
aku mau keluar lagiterus sayang.ouchhh..ahh uhff..aku sampe sayang..
Cairan cinta pun keluar dari vaginanya Ayu sementara itu aku juga udah mau keluar
Kemudian kucabut kontholku dari memiawnya dan kuarahkan kewajahnya
Crotcrottcrotsperma ku keluar membasahi wajah Ayukumasukkan kontholku kedalam mulutnya dan dia langsung menjilat dengan lahapnya.
kubersihkan wajah nya dari spermaku menggunakan tangan ku dan dia langsung menjilat jarijari ku yang penuh dengan sperma
Aku pun kemudian menariknya untuk berdiridan kami pun mandi bersamasama
Setelah mandi kami langsung makan..kulihat sekarang telah pukul setengah dua..
gue turun dulu ya sayang..pacar lu udah mau datang kayanya tuh
oke deh sayang, kalo lu mau ent*t gue lu sms aja truz bilang kalo mau pinjam buku..kalo gue bales lu langsung naik aja ya
oke sayang aku pun mencium bibirnya sekali lagi dan turun meninggalkan Ayu
Diluar aku ketemu yeny
gila nih..kayanya lembur yakirain lu udah turun ternyata masih didalem..
yeny pun berbisikntar kalo gue panggil lu ent*t gue lagi yague ketagihan ama konthol lu yan gede
oke deh kapan pun lu panggil gue selalu siap..
Akupun kembali kekamarkudan tidak berapa absolutist kemudian pacarnya Ayu datang dan langsung naik keatas
kasian pacarnya baru gue garap semalaman.. kata ku dalam hati
Aku pun langsung beli telur ayam kampung untuk memulihkan backbone ku..
Ketika aku mau tidur tibatiba hp ku berdering dan ternyata yeny yang telpon
pik lu naik donk ent*t gue nihgue konak nih abis Ayu lagi konthol ama pacarnya tuh..
oke deh sayang
Aku pun naik keatas dan kembali memuaskan yeny.
Begitulah kegiatanku apabila kita sedang kosong kuliah aku seperti cowok panggilan bagi Ayu dan Yenni

ayu Istri Temanku

$
0
0

Saat ini aku sedang bertugas keluar kota oleh kantorku, mungkin kali ini kurang lebih satu bulan aku bertugas di kota ini dan aku harus meninggalkan istriku juga karena tidak mungkin dia ikut sementara anak kami harus sekolah. Karena saat ini aku sudah memiliki seorang anak yang masih duduk di bangku kelas satu SD meskipun usiaku sudah menginjak 35 tahun.
Beda dengan istriku yang masih muda karena memang umur kami terpaut cukup jauh karena saat ini istriku masih berumur 22 tahun. Tapi hal itu bukan jaminan bagiku untuk tidak menyelingkuhinya meskipun istriku begitu cantik dan juga baik tapi pria mana yang tidak akan tergoda untuk melakukan adegan seperti dalam cerita seks jika harus berada jauh di luar kota tanpa istrinya.
Padahal hal itu tidak pernah terbesit sedikitpun dalam benakku, bahkan aku sering merindukan istriku juga. Tapi ketika dua hari aku berada di kota ini, akupun pergi menemui salah satu istri teman kantorku yang memang menitipkan suatu barang padaku. Dan akupun hanya bisa hari ini mengantarnya dan mencari alamat yang dia berikan padaku, karena memang belum pernah aku kerumahnya sebelumnya.
Dengan bermodalkan alamat yang aku bawa serta bertelponan dengan temanku itu akhirnya aku dapat menemui istrinyaa. Langsung saja aku di persilahkan masuk karena diapun tahu dari suaminya kalau aku akan datang hari ini ” Silahkan masuk dulu Mas….” Akupun dengan sopan duduk di ruang tamunya, tidak nampak siapapun di rumah ini tapi kenapa dia tidak ikut suaminya ke Jakarta.
Akupun mengirinkan sms nanya pada temanku kenapa rumahnya sepi dan kenapa pula istrinya tidak ikut dia ke Jakarta. Dan dari balasan aku peroleh ternyata istri temanku ini masih bekerja di sebuah perusahaan ternama juga di kota Bandung ini, pantas saja rumahnya begitu besar untuk ukuran karyawan seperti aku yang sama dengan suaminya ternyata dia juga memiliki penghasilan.
Kamipun mengobrol lama juga akhirnya aku tahu kalau dia bernama Ayu, dan sebenarnya dia asli Solo. Pantes saja orangnya begitu sopan dan terlihat begitu anggun. Sejak saat itu aku sering berhubungan dengan Ayu meskipun aku tinggal di losmen yang agak jauh dari rumahnya tapi aku sering main juga ke rumahnya begitu dia mengajakku untuk main meskipun hanya sekedar makan.
Sampai akhirnya kamipun melakukan adegan layaknya dalam cerita seks. malam itu aku berangkat dari losmenku kerumah Ayu dia bilang kalau kali ini dia sedang memasak makanan asli Solo padaku, dan akupun berangkat agak sorean dari rencana awalnya bahkan aku menggunakan parfum dan berdandan abis kali ini entah yang pasti aku ingin segera berangkat kerumah Ayu.
Sampai di sana Ayu langsung mempersilahkan aku masuk dan megajakku ke ruang makan ” Masih terlalu sore untuk makan malam Yu…. ” Kataku sambil melihat jam yang masih menunjukan setengah tujuh malam. Ayu hanya tertawa kecil ” Habisnya Masnya datang sekarang aku kira sudah jamnya makan malam…” Tanpa sadar aku bilang ” Entah kenapa aku ingin cepat-cepat datang kesini.. ” Dia menoleh ke arahku.
Mata kamipun beradu dengan mesranya tanpa membuang waktu lagi aku menghampirinya dan memeluk tubuhnya. Ayu membalasa pelukan yang aku berikan karena itu aku berani mendaratkan ciumanku pada bibirnya yang begitu merekah ” Sayang… aku.. sayang kamu…… ” Kataku dengan suara yang menggoda semakin dia melumat bibirku saat itulah aku berani melepas bajunya.
Kini terlihat tubuh mulus Ayu di depanku dan aku menatapnya dengan bernafsu karena dia begitu seksi dengan tubuh yang tinggi semampai tapi lekuknya begitu padat. Ayu terlihat malu dia mendekat lalu memeluk dan menundukan kepalanya ” Kenapa natap Ayu seperti itu mas… ” Aku memegang dagunya lalu aku angkat ‘ Kamu benar-benar seksi sayang… aku suka melihatnya… ” Kamudian aku kecup bibirnya.
Lalu aku kembali melumat bibirnya dengan lebih hot lagi, dengan tangan tetap menggerayangi tubuhnya ” Eeeeeeggghhhsssshhhh….. aaaaaggghhh….. uuuggghhh…. aaaaaggghhh…. mas… ja..ngan.. aaagggghh… ” Terdengar dia mendesah manakala tanganku mengelus area sensitifnya, ketika aku remas teteknya yang padat kembali dia menggelinjang manja.
Semakin liar aku bermain dengan teteknya sampai akhirnya aku merangkak naik ke atas tubuhnya lalu aku masukkan kontolku. Bleep terasa basah memek Ayu kala itu namun aku bersikap biasa saja walau biasanya aku menggoda istriku jika hal itu terjadi pada memek istriku. Lalu akupun menggoyang pantatku dengan lembut dan juga melambat pada awalnya.
Ayu mendesah ketika aku semakin cepat bergerak maju mundur di atas tubuhnya ” Oouuugghh…. ooooouuuggghhhh… aaaagggghhh… aaaaaaagghhhhh….. aaaaahggggghhhhhh…. aaaaaaaggghhhhhh…. aaaaagggghhh ” Desahan Ayu semakin membangkitkan gairahku dan akupun mempercepat hentakan kontolku pada lubang memeknya sampai diapun menggelinjang kelimpungan.
Saat itu juga bagai pemain dalam cerita seks aku menumpahkan spermaku dalam memek Ayu, terasa nikmat rasanya bahkan membuat kami berdua sama-sama mendesah ” Ooouugggghhhh…. oooouuuggghh… aaaaaagggghhhhh…. aaaaagggggghhhh… aaaaagggghhh… aaaaagggghh… ” Terasa hangat juga rasanya dan akupun merasa puas begitu juga dengan Ayu yang terlihat memejamkan mata menikmatinya.

Mungilnya Memek Ayu

$
0
0

Setelah aku mendapat info yang dibutuhkan, aku mencari cafe yang deket dengan rumah adikku, sehingga gak problem dengan trafik yang macet. Aku nego dengan manajer bar itu mengenai arrangement pesta hutnya Ana. Karena ini pesta abg, makan malem mah ala kadarnya saja, yang penting banyak minumannya, non alkoholik tentunya. Aku juga minta disediakan MC dari bar yang bisa memandu beberapa games untuk memeriahkan suasana. Aku minta adikku menyediakan beberapa suvenir dari kantornya sebagai hadiah untuk games itu.
“An, temen-temen kamu kece-kece gak”.
“So pasti om, ana gitu loh”. wah asik juga nih, banyk yg bisa dilihat,
“Tapi mreka datengnya bawa pasangan lo om”. Wah, kecewa juga aku mendengarnya.
Sampe dengan hari H nya. undangan dibuat jam 8 malem. Adik dan iparku dah standby di bar untuk menyambut temen-temen Ana, setelah makan malam, acara potong kue dilakukan, gak ada coreng muka pake krim kue yang sering dilakukan pada acara abg. Setelah itu adikku dan istrinya pulang karena selanjutnya adalah acara buat para abg. Ana minta aku tetap stay, dia tajut kalo ada acara yang meleset dari rencana.
“Om kan gak ada siapa-siapa dirumah, mending juga disini, ntar om turun ja ma temenku yang gak bawa pasangan”.
Memang tadi aku liat ada beberapa prempuan abg yang dateng bergerombol tanpa kawalan pasangannya. Acara games berlangsung meriah, palagi MC nya pinter banget membuat suasana jadi ceria. Setelah acara games slesai, sampailah pada acara puncak. Musik berdentam keras, ditingkahi dengan celoteh DJ yang mengajak para tetamu untuk mulai goyang.
“Om, ini Ayu, om temenin Ayu ya, dia gak punya pasangan”, Ana mengenalkan aku pada seorang abg, seumuranlah ma Ana.
Cantik, wajahnya dihiasi dengan sepasang mata uang indah, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir mungil yang merekah. Yang menarik perhatainku, Ayu punya kumis tipis diatas bibirnya yang mengundang untuk dikecup. Diruang yang temaran aku masi bisa menikmati wajah ayunya Ayu. Nama yang sangat sesuai dengan orangnya lagi. Yang lebi menarik lagi, dadanya dihiasi dengan sepasang tonjolan yang lumayan besar. Palagi Ayu mengenakan t shirt dan jin ketat, sehingga semua yang menonjol ditubuhnya menjadi nampak dengan jelas. Pinggangnya ramping dan pinggu serta pantat yang membulat sehingga badannya yang imut berpotongan seperti biola, sangat menggugah napsu.
“Om, tu apanya Ana si”, teriak Ayu ditengah bisingnya musik.
“Aku kakak bokapnya Ana”.
“Kok beda ya om”.
“apa bedanya?”
“Om kliatan lebi mudah, badan om atletis sekali, gak kaya bokapnya Ana, dah botak gendut pula”.
“Lelaki kan juga mesti jaga penampilan, gak prempuan aja kan”.
“Bener banget om, duduk yuk om”. aku mengambil 2 soft drink dan duduk dipojokan berdua Ayu, kringeten juga jingkrakan ngiktui goyangannya Ayu.
“Yu, kamu seksi banget deh, kamu yang paling seksi dari semua yang dateng, Ana ja kalah seksi ma kamu”.
“Om suka kan ngeliatnya”.
“Suka banget Yu, palagi kalo gak pake apa2″, godaku menjurus.
“Ih si om, mulai deh genitnya, ntar kalo liat Ayu gak pake apa2, gak bisa nahan diri lagi”.
“Mangnya kamu suka gak pake apa2 didepan lelaki?”
“Depan cowokku om”.
“Wah bole dong skarang depan aku ya”.
“Maunya”. Musik berganti dengan musik yang lembut.
“Om turun lagi yuk, Ayu pengen dipeluk om”. Aku turun lagi dan melantai (ngepel kale) dengan Ayu, Ayu kupeluk erat, terasa sekali toket besarnya mengganjal didadaku.
“Yu toket kamu besar ya, sering diremes ya”, bisikku.
“Iya om”. Aku mencium telinganya, Ayu menggeliat kegelian,
“om, nakal ih”.
“Tapi suka kan”. Ayu gak menjawab, kembali aku mencium lehernya sehingga Ayu menggelinjang.
Ayu mempererat pelukannya, aku seneng ja dipeluk abg seksi kaya Ayu. Sampe acara slesai Ayu nempel terus ma aku.
“Om tinggal sendiri ya”.
“Kok tau”. “ana yang bilang, napa si om tinggal sendiri”.
“aku dah cere Yu, anak2 ikut ibunya, napa kamu mo gantiin?”
“Mangnya om mau ma Ayu, Ayu kan masi abg, ntar om malu lagi jalan ma Ayu”.
“Wah malah bangga Yu, biasa jalan ma abg yang cantik dan seksi kaya kamu”. Ketika ana melihat Ayu nempel terus ma aku, dia mulai godain,
”Wah ada yang nempel terus neh kaya prangko, ayu cantik kan om, pasti om suka deh ma Ayu, aku kan tau selera om kaya apa”. Aku hanya senyum saja, Ayu cemberut jadinya,
“Udah deh loe sana ma cowok loe aja, gak bole liat orang lagi seneng ja”.
“Iya deh”, Ana meninggalkan kami sambil tertawa berderai.
Setelah acara selesai, aku membereskan administrasinya dengan pihak bar.
“Om, makasi banyak ya buat bantuannya, kalo gak ada om pasti pestaku gak semeriah ini. Yu kamu puilang ikutan om ku ja, dia searah kok sama rumah kamu. Om anterin ayu dulu ya, jangan diapa2in lo temenku yang seksi ini, dah tengah malem soalnya”, ana tersenyum sambil menjabat tanganku.
“Mau aku anter pulang Yu”, tanyaku menoleh ke ayu.
“Bole, kalo gak ngerepotin om”.
“Buat prempuan secantik dan sesekai kamu apa si yang repot”. Ayu aku gandeng menuju ke tempat parkir.
“Om, Ayu males pulang deh”.
“Lo napa”. “Dirumah gak ada siapa2 om, mending juga ma om ada yang nemenin Ayu ngobrol”.
“Mangnya ortu kemana”.
“Wah ortu mah sibuk ma urusan masing2, Ayu jarang ketemu ortu biar serumah juga. ayu ketemu ortu kalo ada keperluan ja, minta duit”.
“O gitu, kamu mo ikut aku ke apartmen?’
“Bole om”.
“Gak takut ma aku”.
“Mangnya om mo makan Ayu”.
“Mau makan bagian2 tertentu dibadan kamu”. Ih si om, bisa aja”. Sepanjang perjalanan ke apartmenku ayu curhat mengenai kondisinya, aku menjadi pendengar yang baik saja, sesekali aku kasi komentar.
“Om, ayu suka deh lelaki kaya om, mature sekali, lagian om ganteng banget, atletis lagi badannya. Om sering maen ma abg ya”.
“Sesekali ja Yu, kalo ada yg seksi kaya kamu, kamu mau kan maen ma aku”. Ayu diem saja, tapi tangannya mulai mengelus2 pahaku, aku tau itu jawabannya atas pertanyaanku.
Sesampainya di apartmen, aku langsung parkir mobil di basement di lot yang diperuntukkan buat aku. Ayu kugandeng ke lift dan lift melumcur ke lantai 40, dimana aku tinggal. Di lift ayu kupeluk dan kucium pipinya,
“Oom”, ayu hanya melenguh sambil memperat pelukannya ke aku.
Di apartment, Ayu langsung inspeksi, apartmenku kecil, ada 2 kamar tidur, ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan dan pantri. Di bagian belakang ada tempat untuk cuci pakean dan balkonnya lumayan luas untuk jemur pakean. Ayu cukup lama berdiri di alok menatap kerlap kerlip lampu kota. Aku memeluknya dari belakang sambil mencium kuduknya. Ayu mengeglinjang tapi dia membiarkan tanganku yang mulai mengelus toketnya dari luar t shirtnya.
“Ooom”, lenguhnya ketika toket montoknya mulai kuremas2.
Ayu menggeser2kan pantatnya yang membulat ke selangkanganku. Kontolku dah mengejang dengan kerasnya.
“Ih, om dah ngaceng ya”, katanya sambil terus menggeser2kan pantatnya ke kekontolku. aku makin gemes meremes2 toketnya, terasa sekali besar dan kencengnya toket abg montok ini.
“Om, ayu dah pengen om, masuk yuk”.
Di sofa Ayu langsung melepas pakean luarnya. Wah baru seumur segini dah liar banget ni anak, pikirku. Ya aku seneng ja dapet abg yang liar kaya Ayu gini, pasti nikmat banget dientotinnya. Aku mengeluarkan 2 soft drink dari lemari es. Aku melotot melihat ayu muncul dengan daleman bikini yang minim dan seksi. Toketnya seakan mau tumpah dari branya yang minim sekali. Demikian pula jembutnya berhamburan dari cd bikini yang model g string itu.
“Yu, duduk disebelahku, kamu mau gak aku pijitin”, tanyanya.
aku tinggal memakai celana panjangnya saja. Baju dah kulepas. Ayupun duduk membelakangiku. Aku mulai memijit pelan keningnya dari belakang. Dari kening turun ke kuduk. Ayu hanya terpejam saja menikmati pijitanku, turun lagi ke pundak. “Enak om”, katanya.
“Memangnya om pernah jadi tukang pijit ya”, godanya.
Aku diam saja, tapi tanganku meluncur ke toketnya. Jariku kembali menelusuri toketnya, kuelus2 dengan lembut. Ayu terdiam, napasnya mulai memburu terengah. Jari kuselipkan ke branya dan mengkilik2 pentilnya. Pentilnya langsung mengeras,
“Ooom”, lenguhnya. Aku langsung saja meremes2 toketnya dengan penuh napsu.
Ayu bersandar di dadaku yang bidang. Aku kembali menciumi lehernya sementara kedua toketnya terus saja kuremes2, sehingga napsunya makin berkobar. Kemudian aku minta ayu berbalik sehingga kami duduk berhadapan. Ayu tak menunggu lama, aku segera mengecup bibirnya. Dibalas dengan ganas. Bibirnya kukulum, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tangannya segera turun mencari kontolku. Diusap2, terasa sekali kontolku sudah ngaceng berat, keras sekali. Segera ikat pinggangku dibuka, celanaku dibuka. Aku berdiri sehingga celana panjangku meluncur ke lantai. kontolku yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CD ku yang mini. Kami segera bergelut. Aku terus meremas-remas toketnya sementara Ayu mengocok kontolku.
“om keras banget, gede lagi”, katanya sambil jongkok didepanku, melepas cdku dan menciumi kontolku dan menghisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya.
“Aah Yu, kamu pinter banget bikin aku nikmat”, erangku.
“aaaduuuuuhh. Yu..enak banget emutanmu”. kontolku dijilati seluruhnya kemudian dimasukkan ke mulutnya, dikulum dan diisep2. Kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolku di mulutnya. Akhirnya aku gak tahan lagi. Ayu kubopong ke kamar.
Ayu kubaringkan diranjang. Sambil terus meremas2 toketnya tanganku satunya nyelip ke balik cd bikininya yang g string itu. Otomatis pahanya mengangkang, sehingga aku dengan mudah mempermainkan jembutnya yang lebat.
“Om, geli”, erangnya.
“geli apa nikmat Yu”, tanyanya.
“Dua2nya om, Ayu dientot dong om, udah kepengin banget nih”, katanya to the point.
Tanganku menyusup ke punggungnya sambil mengecup bibirnya. Tali pengikat bra kutarik sehingga toketnya membusung menantang untuk diremas dan dikenyot pentilnya, tanpa penutup lagi. Ikatan CD bikini kutarik dengan mulutku sehingga lepaslah semua penutup tubuhnya yang minim.
“Yu kamu napsuin banget deh”, kataku.
Aku langsung saja menindihnya. penisku kuarahkan ke belahan memeknya yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu aku menekan kontolku sehingga kepala kontolku mulai menerobos masuk memeknya. Ayu mengerang keenakan sambil memeluk punggungku. Aku kembali menciumi bibirnya. Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. sementara itu aku terus menekan pantatku pelan2 sehinggga kepala kontolku masuk memeknya makin dalam dan bless, kontolku sudah masuk setengahnya kedalam memeknya.
“Aah, om nikmat banget om”, erangnya sambil mencengkeram punggungku.
Kedua kakinya dilingkarkan di pinggangku sehingga penisku besarku langsung ambles semuanya di memeknya.
“Om, ssh, enak om, terusin”, erangnya.
Ayu menggeliat2 ketika aku mulai mengeluarmasukkan kontolku di memeknya. Ayu mengejang2kan memeknya meremes2 kontolku yang sedang keluar masuk itu.
“Yu, nikmat banget empotan memek kamu, kamu masi muda gini dah pinter ngeladenin napsuku”, erangku.
aku memeluknya dan kembali menciumi bibirnya, dengan menggebu2 bibirnya kulumat, Ayu mengiringi permainan bibirku dengan membalas mengulum bibirku. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepat dan keras, Ayu menggeliatkan pinggulnya mengiringi keluar masuknya kontolku di memeknya. Setiap kali aku menancapkan kontolku dalam2 Ayu melenguh keenakan.
Terasa banget kontolku menyesaki seluruh memeknya sampe kedalem. Karena lenguhannya aku makin bernapsu mengenjotkan kontolku. Gak bisa cepet2 karena kakinya masih melingkar dipinggangku, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di memeknya. Kenikmatan terus berlangsung selama aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk, akhirnya Ayu gak tahan lagi. Jepitan kakinya di pinggangku terlepas dan di kangkangkan lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan kontolku keluar masuk memeknya dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian Ayu memeluk punggungku makin keras
“Om, Ayu mau nyampe om”.
“Kita bareng ya Yu”, kataku sambil mempercepat enjotanku.
“Om, gak tahan lagi om, Ayu nyampe om,aakh”, jeritnya saking nikmatnya.
Kakinya kembali melingkar di pinggangku sehingga kontolku nancep dalam sekali di memeknya. memeknya otomatis mengejang2 ketika Ayu nyampe sehingga bendungan pejuku bobol juga.
“Akh Yu, aku ngecret Yu, akh”, aku mengerang sambil mengecretkan pejuku beberapa kali di memeknya.
Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, Ayu kupeluk sementara kontolku masih tetep nancep di memeknya. Ayu menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, aku mencabut kontolku dari memeknya.kontolku berlumuran lendir memeknya dan pejuku sendiri. Aku berbaring disebelahnya.
“Yu, kamu nikmat banget deh kalo dientot. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entot”, kataku sambil mengelus2 pipiku.
“Ayu mo kok tinggal sama om, biar om gak usah repot cari abg kalo pengen *******. Udah tersedia di rumah”, katanya sambil tersenyum. Aku diam saja.
“Om, Ayu ngantuk dan cape”.
“Ya udah, tidur ja Yu, besok kita tenmpur lagi”. Aku mematikan lampu dan tak lama kemudian kami dah terlelap diranjang yang kusut bertlanjang bulet.
Hari sudah mulai terang ketika kami terbangun. Aku merasa lapar, ayu juga,
“Om, Ayu laper om”, katanya.
“Iya Yu, aku juga laper lagi nih, abis kerja keras sih”, jawabku.
“Mandi dulu yuk” ajakku.
Kami bercanda-canda di kamar mandi seperti anak kecil saling menggosok dan berebutan sabun, aku kemudian menarik tubuhnya merapat ke tubuhku. Aku duduk di toilet dan Ayu duduk dipangkuanku dan aku mengusap2 pahanya.
“Kamu cantik sekali, Yu”, rayuku.
Tanganku pindah ke bukit memeknya mempermainkan jembutnya yang lebat. Aku bisa melakukan itu karena ayu mengangkangkan pahanya. Tanganku terus menjalar ke atas ke pinggangnya.
“geli om”, katanya ketika tanganku menggelitiki pinggangnya.
Ayu menggeliat2 jadinya. Segera aku meremes2 toketnya.
”toket kamu besar ya Yu, kenceng lagi”, kataku.
“om suka kan”, jawabnya.
“ya Yu, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabku sambil terus meremes2 toketnya. Aku kemudian mencium bibirnya. Akhirnya usailah kemesraan di kamar mandi. Kami saling mengeringkan badan, dengan masih bertelanjang bulet, aku menyiapkan sarapan buat kita ber 2. Indomi rasa presiden ja ya Yu”.
“Ya abis iklannya indomi dipake ma capres kan”.
“Bisa aja si om, boleh deh, Ayu suka kok apa aja, asal om yang sediain”.
“Ih manjanya”. “Tapi om suka kan Ayu manja2 ma om”.
“Suka banget Yu”.
“ayu tinggal ma om ya, boleh ya om”.
“Nanti om dituduh melarikan anak dibawah umur lagi ma ortu kamu, kan repot kalo dilaporkan polisi sgala. Ayu bole kok kapan aja mo nginep disini”. Ayu diem saja, kulihat ada raut kekecewaan diwajahnya.
“Jangan kecewa dong sayang, aku buatin dulu ya indomi rasa presidennya”. Dia kembali tersenyum.
Cantik sekali Ayu, wajahnya yang tanpa riasan sama sekali tampak cantik segar dan muda sekali. aku langung on lagi ngeliatnya. Segera aku menyiapkan sarapan.
“Kamu mo minum apaan Yu, ada teh kopi atau susu. Kalo susu mah kamu dah punya ya, besar lagi”.
“Oom”, katanya manja.
Aku nyiapin tehm manis ja buat aku dan dia. Setelah indominya mateng, aku tambahin bawang goreng, sedikit kecap asin dan roiko penedap rasa.
“Om enak banget indomi bikinan om, kalo dirumah bikinan pembokat gak seenak bikinan om”.
“Kalo suka ya tambah lagi ya, nanti aku bikinin lagi”.
“enggak lah om, ni kan ukuran jumbo, semangkok juga ayu dah kenyang”.
“semalem kan ukuran jumbo yang masuk, dah kenyang juga”.
“O kalo yang itu masi pengen berkali2 lagi”.
“Haah, berkali2 lagi”.
“Iya om, abis nikmat banget si, abis sarapan maen lagi ya om”. Luar biasa napsunya ni abg pikirku, ya gak apalah, malah aku bisa nikmati ayu terus2an.
Di kamar, ayu sudah berbaring diranjang. kontolku yang belum diapa2in sudah ngaceng berat. Aku segera mengecup bibirnya, beralih ke lehernya dan kemudian turun ke toketnya. toketnya kuremes2, ayu terengah, napsunya berkobar lagi. pentilnya ku emut2 sambil meremas toketnya. Tanganku satunya menjalar kebawah, menerobos lebatnya jembutnya dan mengilik2 itilnya.
“aakh om, pinter banget ngerangsang Ayu”, erangnya.
Ayu mengangkangkan pahanya supaya kilikannya di itilnya makin terasa. Kilikan di itilnya membuat ayu makin liar. Tangannya mencari kontolku, diremes dan kepalanya dikocok2. Ayu bangkit. kontolku yang tegak berdiri dengan kerasnya. langsung diraih dan dijilati. Pertama cuma kepalanya yang dimasukkan ke mulutnya dan diemut2. Aku meraih pantatnya dan menarik ayu menelungkup diatasku. Aku mulai menjilati memeknya, ayu menggelinjang setiap kali aku mengecup bibir memeknya. Dengan kedua tangan, aku membuka memeknya pelan2, aku menjilati bagian dalam bibir memeknya. Ayu melepaskan emutannya di kontolku dan mengerang hebat,
“om aakh”. Pantatnya menggelinjang sehingga mulutku melekat erat di memeknya.
“Terus om aakh”, erangnya lagi.
itilnya yang menjadi sasaran berikutnya, ayu makin mengerang keenakan. memeknya makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya ayu udah napsu banget. Cukup lama aku mengemut itilnya dan akhirnya
“Om, Ayu nyampe om, aakh”, erangnya.
“om nikmat banget deh, belum dientot udah nikmat begini om”. Ayu memutar badannya kesamping dan berbaring disebelahku.
Aku mencium bibirnya. Kemudian ayu kunaiki, kutancapkan kontolku kememeknya dan kudorongnya masuk pelan2,
“Om, enak, masukin semuanya om, teken lagi om, akh”, erangnya merasakan nikmatnya kontolku nancep lagi di memeknya.
Aku mengenjotkan kontolku keluar masuk, ketika sudah nancep kira2 separonya, aku menggentakkan pantatku kebawah sehingga langsung aja kontolku ambles semuanya di memeknya.
“Om, aakh”, erangnya penuh nikmat.
aku mengenjotkan kontolku keluar masuk makin cepet, sambil menciumi bibirnya sampe akhirnya,
“Om, Ayu nyampe lagi om, ooh”, ayu mengejang2 saking nikmatnya. memeknya otomatis ikut mengejang2. Aku meringis2 keenakan karena kontolku diremes2 memeknya dengan keras, tapi aku masih perkasa.
Kemudian aku mencabut kontolku dan minta ayu nungging. Aku menciumi kedua bongkahan pantatnya, dengan gemas aku menjilati dan mengusapi pantatnya. Mulutku terus merambat ke selangkangannya. Ayu mendesis merasakan sensasi waktu lidahku menyapu naik dari memeknya ke arah pantatnya. Kedua jariku membuka bibir memeknya dan aku menjulurkan lidah menjilati bagian dalem memeknya. Ayu makin mendesah gak karuan, tubuhnya menggelinjang. Ditengah kenikmatan itu, aku dengan cepat mengganti lidah dengan kontolku. Ayu menahan napas sambil menggigit bibir ketika ****** besarku kembali nancep di memeknya.
“Om”, erangnya ketika akhirnya kontolku ambles semuanya di memeknya.
Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Ayu kembali mendesah2 saking enaknya. toketnya kuremes2 dari belakang, tapi enjotan kontolku jalan terus. Ditengah kenikmatan, aku mengganti posisi lagi, aku duduk di kursi dan ayu duduk dipangkuanku membelakangiku. kontolku sudah nancep semuanya lagi di memeknya. Ayu menolehkan kepalanya sehingga aku langsung melumat bibirnya. Ayu semakin cepat menaik turunkan badannya sambil terus ciuman dengan liar.
Aku gak bosen2nya ngeremes toketnya. Pentilnya yang sudah keras itu kuplintir2. Gerakannya makin liar saja, ayu makin tak terkendali menggerakkan badannya, digerakkannya badannya turun naik sekuat tenaga sehingga kontolku nancep dalem banget. “Om Ayu dah mau nyampe lagi om, aduh om, enak banget”, erangnya. Tau ayu udah mau nyampe, aku mengangkat badannya dari pangkuanku sehingga kontolku yang masih perkasa lepas dari memeknya. “Kok brenti om”, tanyanya protes.
Ayu kutelentangkan lagi diranjang, aku naiki dia dan kembali kutancepkannya kontolku kedalam memeknya. Dengan sekali enjot, kontolku sudah ambles semuanya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat. memeknya mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 kontolku, tandanya ayu dah hampir nyampe. Aku makin gencar mengenjotkan kontolku, dan
“Om, Ayu nyampe om, akh”, jeritnya.
Akupun merasakan remesan memeknya karena nyampe. enjotanku makin cepat saja sehingga akhirnya,
“Yu…” aku berteriak menyebut namanya dan pejuku ngecret dengan derasnya di memeknya.
“Om, nikmat banget ya, lagi ya om”, tanyanya.
“istirahat dulu ya Yu, kamu kok gak puas2 si, aku cape juga nih nggelutin kamu”, jawabku.
Aku mencabut kontolku dan terkapar disebelahnya. Tak lama kemudian aku kembali terlelap karena lemes dan nikmat.
Aku terbangun, dah ampir tengah hari. kulihat Ayu masi terkapar dengan lelapnya. Toketnya yang membusung bergerak turun naik seiring dengan tarikan napasnya. Kkinya pada posisi mengangkang sehingga memeknya terkuak diantara kerimbunan jembutnya. Memek yang barusan memberikan kenikmatan tak terhingga bagiku karena jepitan pada kontolku. Memandangi tubuhnya pada posisi menantang seperti itu, napsuku naik lagi, kontolku kembali mulai mengeras. Ayu masih terbaring di ranjang. aku mandi membersihkan diriku, selesai mandi kulihat ayu dah terbangun.
“enak banget tidurnya Yu”.
“Ayu cape banget om, om kok mandi gak ajak2 Ayu”.
“Abis bobonya pules banget, jadi aku gak bangunin kamu. Dah siang ni, mo cari makan gak, aku laper”.
“Ayu juga laper om, mi presidennya dah abis buat maen tadi pagi, kudu diisi batere baru ni, pasti om masi mau maen ma Ayu lagi kan”.
“Tau aja kamu, dah mandi sana”.
“Ayu gak bawa ganti om, masak pake baju yang semalem”.
“Mo pake bajuku, kegedean gak”. Ayu tubuhnya imut, sehingga kalo pake pakeanku pastinya lah kedodoran.
“Gini deh, abis mandi ya terpaksa kamu pake lagi baju itu. Aku anter kamu pulang buat tuker baju, baru kita pergi cari makan”.
“Ayu tapi masi mo disini om”.
“Boleh, kamu boleh ja disini selama kamu mau, tapi kan kamu gak mo pake baju yang semalem”. Ayu segera masuk kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi dia mengenakan pakean yang semalem, kulihat dalemannya cuma dimasukkan kantong plastik.
“Yu om, buruan, gatel2 ni, pake baju yang esemalem”. Rumah Ayu gak jauh dari apartmentku.
“Om, brentinya jauhan dari rumah ya, ntar keliahatan ma pembantu lagi Ayu om anter pulang”. Aku berhenti dibawah pohon rindang, Ayu segera menenteng kantong plastik yang berisi dalemannya menuju rumahnya.
Cukup lama aku menunggunya, dia keluar lagi cuma bercelana pendek dan memakai tanktop. toketnya yang membusung nampak sangat menonjol. Aku dah pengen menggemasi toketnya itu.
“Kamu tu seksi sekali deh Yu, pake apa aja tetep aja seksi dan cantik”.
“Kalo gak pake apa2?”
“Wah lebi lagi, merangsang. Kamu mo makan apa?”.
“Terserah om aja, abis makan Ayu om makan lagi kan”.
“So pasti lah, kam kata kamu kita mo isis bensin buat ronde berikutnya”. aku menuju ke mal yang terdekat dari tempat itu. Kit puter2 saja disana mencari makan.
“Yu kamu mo aku beliin pakean?”
“Gak ah om, pakean Ayu dah selemari dirumah”. Akhirnya aku mengajak Ayu makan pasta di satu resto pasta Itali. Ayu doyan banget makan pasta, dia makan semua yang aku pesan dengan lahapnya.
“Wah ngisi bensinnya banyak banget Yu”.
“Biar siap om kerjain lagi”. Pulang makan, ayu berbaring diranjang dan aku duduk disebelahnya.
“Yu, aku dah napsu lagi liat badan kamu”, kataku.
Langsung Ayu melirik daerah kontolku, kelihatan sekali sudah mulai ngaceng karena kelihatan menggelembung. Aku mengelus2 punggungnya, terus tanganku pindah mengelus pahanya, merayap makin dalam sehingga menggosok memeknya dari luar celana pendeknya.
“Gak berasa om, lepasin dong pakean Ayu”. Aku membuka kancing celana pendeknya dan kulorotkan, Ayu membantu dengan mengangkat pantatnya keatas.
Ayu mengangkangkan pahanya sehingga jariku menggosok2 belahan memeknya dari luar cd.
“Ssh om”, erangnya. terus saja aku mengelus belahan memeknya dari luar cd nya.
Aku mulai menjilati pahanya, jilatanku perlahan menjalar ketengah. Ayu hanya dapat mencengkram sprei ketika merasakan lidahku yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd nya yang kusingkirkan dengan jari, lalu menyentuh bibir memeknya. Bukan hanya bibir memeknya yang kujilati, tapi lidahku juga masuk ke liang memeknya. Aku terus mengelus paha dan pantatnya mempercepat naiknya napsunya. Sesaat kemudian, aku melepas cd nya. Kembali terpampang dengan jelas .memeknya yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi.
Aku mendekap tubuhnya dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut aku membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut yang lebat. Sementara tanganku yang satunya mulai naik ke toketnya, menyusup ke dalam tanktopnya, kemudian kebalik branya kemudian meremas toketnya dengan gemas.
“Yu, toket kamu besar dan keras. Jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu besar ya” kataku dekat telinganya sehingga deru nafasku menggelitik.
Ayu hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifnya. Aku makin getol, jari-jariku kini bukan hanya mengelus memeknya tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, tanktop dan branya dah kulepas sehingga aku dapat melihat jelas toketnya dengan pentil yang sudah mengeras. Tak lama kemudian cd nya pun menyusul kulepaskan, ayu dah tlanjang bulet siap menampung kontolku lagi didalem memeknya. Ayu merasakan ****** keras di balik celanaku yang kugesek-gesek pada pantatnya. Aku sangat bernafsu melihat toketnya yang montok itu, aku meremas-remas dan terkadang memilin-milin pentilnya.
Ketika aku menciumi lehernya, nafasku sudah memburu, bulu kuduknya merinding waktu lidahku menyapu kulit lehernya disertai kecupan. Ayu hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasanku pada toketnya mengencang atau jariku mengebor memeknya lebih dalam. Kecupanku bergerak naik menuju mulutnya meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirku akhirnya bertemu dengan bibirnya menyumbat erangannya, aku menciuminya dengan gemas. Aku bergerak lebih cepat dan melumat bibirnya. Mulutnya mulai terbuka membiarkan lidahku masuk, aku menyapu langit-langit mulutnya dan menggelitik lidahnya dengan lidahku sehingga lidahnya pun turut beradu dengan lidahku. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya.
Setelah puas berciuman, aku melepaskan dekapannya dan melepas pakeanku. Maka menyembullah kontolku yang sudah ngaceng dari tadi. Ayu tetep saja melihat takjub pada kontolku yang begitu besar dan berurat,
“Om, Ayubelum pernah melihat penis sebesar dan sepanjang penis om”. Ayupun pelan-pelan meraih kontolku, tangannya tak muat menggenggamnya.
“Ayo Yu, emutin kontolku” kataku. Kubimbing kontolku dalam genggamanku ke mulutnya. ayu terus memasukkan lebih dalam ke mulutnya lalu mulai memaju-mundurkan kepalanya.
Selain mengemut Ayu mengocok ataupun memijati biji pelirnya.
“Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah” ceracauku menikmati emutannya, sementara tanganku yang bercokol di toketnya sedang asyik memelintir dan memencet pentilnya.
Tangan kananku tetap saja mempermainkan memek dan itilnya. Ayu menggelinjang gak karuan, tapi kontolku tetap saja diemutnya. Ayu hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kontolku yang besar.
“Yu, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati memek kamu lagi”, kataku.
Aku menelentangkan Ayu, aku mengambil posisi ditengah kangkangannya, kontolku yang besar dan keras kuarahkan ke memeknya yang sudah makin basah. Ayu menggeliat2 ketika merasakan betapa besarnya penisku yang menerobos masuk memeknya pelan2. memeknya berkontraksi kemasukan penis gede itu.
“Yu, memek kamu peret banget”, kataku sambil terus menekan masuk kontolku pelan2.
“abis penis om besar sekali. Memek Ayu baru sekarang kemasukan yang sebesar penis om, masukin terus om, nikmaat banget deh rasanya”, jawabnya sambil terus menggeliat.
Setengah kontolku telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh kontolku telah ada di dalam memeknya. Ayu hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena enjotannya makin lancar. Terasa memeknya mengencang meremas kontolku, nikmat banget deh. Tangankua mulai bergerilya ke arah toketnya. toketnya kuremas perlahan, seirama dengan enjotan kontolku di memeknya. Ayu hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, Pinggulnya mengikuti goyangan pinggulku.
kontolku terus saja kukeluar masukkan mengisi seluruh relung memeknya. Sambil mengenjotkan kontolku, aku mengemut pentilnya yang keras dengan lembut.Kumainkan pentil kanan dengan lidahku, namun seluruh permukaan bibirku membentuk huruf O dan melekat di toketnya. Ini semua membuat ayu mendesah lepas, tak tertahan lagi. Aku mulai mempercepat enjotannya. Ayu makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, ayu menjambak rambutku,
“Aaahhh om, Ayu nyampee,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulutnya. Ayu udah nyampe.
Tangannya yang menjambak rambutku itu pun terkulai lemas. Aku makin intens mengenjotkan kontolku. Bibirnya yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan ayu membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap berada ditoketnya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilnya. Terasa memeknya mencengkeram penis gedeku.
“Uhhh,” aku mengejang.
Satu pelukan erat, dan sentakan keras, kontolku menghujam keras ke dalam memeknya, mengiringi muncratnya pejuku. Tepat saat itu juga ayu memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit,
“Aahhh”. Kemudian pelukannya melemas. Ayu nyampe untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejuku.
Setelah dengusan napas mereda, aku mencabut kontolku dari memeknya dan terkapar disebelahnya.
“om, penis om lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Ayu, makin gede penis yang masuk, makin nikmat rasanya”, katanya.
“memangnya penis cowok kamu kecil ya Yu”, tanyanya.
“Gede sih om, tapi gak segede penis om, tapi nikmat banget deh”, jawabnya sambil menguap.
Tak lama kemudian ayu kembali terlelap. Ayu terbangun karena hpnya bunyi, sms dari Ana rupanya, ngingetin kalo mereka akan kumpul malem ini untuk blajar bersama.
“Dari sapa Yu”.
“Ana om, ngingetin buat blajar bersama di tempat Ana malem ini. Udahan deh nikmatnya ya om, kapan Ayu ngerasain nikmat kaya gini lagi om”.
“Kapan aja kamu mau, aku siap kok Yu, aku juga nikmat banget deh ngentotin kamu. Kamu yang paling nikmat dari semua abg yang pernah aku entotin”. Ayu bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.
Gak lama kemudian dia sudah keluar dari kamar mandi dan giliranku untuk membersihkan diri. Setelah rapi berpakaian, aku mengantarkan Ayu kembali ke rumahnya, Ayu mengambil buku2 yang diperlukan untuk belajar bersama, aku mengantarkannya ke tempat Ana.
“Om, nanti jam 9an jemput Ayu lagi ya, Ayu masi pengen ngerasain nikmat ma om lagi, bole ya om”. Wah hebat banget ni akak, gak ada puasnya.
“Ya deh, nanti aku tunggu kamu disini ya, aku sms kamu deh kalo dah sampe”.
“Nanti Ayu sms om juga deh kalo dah mo selesai blajarnya, biar om gak nunggu kelamaan. Kalo dah malem kan jalannya gak macet om ke tempat Ana”.
Jam 9, aku dah standbye deket tempatnya ana, ayu dah sms aku beberapa waktu yang lalu ngasi tau bahwa dia dah selesai blajarnya. Aku mengajak ayu ke pantai, menikmati udara laut yang segar. Bosen kalo ditempatku terus.
“Kamu dah makan Yu”.
“Udah om, om dah makan”.
“Ya udah dong sayang”.
“Ih om mulai deh nggombalin Ayu, pake sayang2an segala. Kok kita kesini si om, Ayu kan pengen ngerasain nikmat lagi ma om”.
“Bosen ditempatku terus Yu, kita ke motel aja yuk, deket sini ada kok”. Aku langsung mengrahkan mobil menuju ke motel.
Mobil masuk garasi dan petugas menutup rolling doornya. Aku menggandeng Ayu naik ke lantai 2. Gak lama kemudian petugas menagih biaya kamar, aku membereskannya. Ayu heran melihay banyaknya kaca sekeliling ruang dan dilangit2.
“Buat apa kaca sebanyak ini om”.
“Kan sensasinya beda Yu, lagi maen sembari melihat kita yang lagi maen”. Ayu membuka pakaiannya dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang, akupun segera melepas pakaianku meninggalkan cd nya saja dan berbaring disebelahnya.
kemudian aku mulai meremas-remas pantatnya dengan gemas. setelah itu tanganku mulai menyusup ke dalam cdnya dan meremas kembali pantatnya dari dalam. Kemudian, aku mengangkat satu kakinya dan menahannya selagi tanganku satunya meraih memeknya.
“Ohh.. om,” rintihnya.
Jariku dengan lincah menggosok-gosok lubang memeknya yang mulai basah. Nafasnya juga mulai cepat dan berat. Aku membuka cdnya dan membuka lebar-lebar pahanya sehingga memeknya terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tanganku. dengan sigap tanganku kembali meraih memeknya dan meremasnya. Aku menjilati telinganya ketika tanganku mulai bermain diitilnya. Napsunya sudah tak tertahankan lagi. Ayu mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telinganya menambah nafsunya. Aku terus menekan-nekan itilnya dari atas ke bawah. ayu meracau tak karuan. “Ahh.. Shh.. om” desahnya bernafsu.
Jariku dengan lihai mengggosok-gosok dan menekan itilnya dengan berirama. desahannya berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, ayu nyampe.
“om, nikmat banget, belum dientot saja sudah nikmat,” desahnya, tangannya meremas tanganku yang sedang bermain di itilnya dengan bernafsu.
Aku merentangkan kedua pahanya. Kujilat bibir memeknya, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuh Ayu. Jilatanku menjalar ke itilnya, kugigit lembut itilnya yang kian merangsang napsunya. Ayu melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh aku untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksinya, aku terus menggesekan jariku di liang memeknya yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, ayu pun mendesah keras terus-menerus. Ayu meracau tidak beraturan. Kemudian memeknya mengeluarkan cairan deras bening, ayu nyampe untuk kedua kalinya.
“om, ooh”, lenguhnya.
Aku membuka branya dan meremas toketnya dengan sangat keras. Ayu melenguh sakit, kemudian pentilnya yang menjadi sasaran berikutnya, kupilin dan kucubit pelan. Napsunya kembali berkobar, memeknya kembali membasah,
“om, entotin Ayu sekarang, Ayu udah napsu banget om”, erangnya. Akupun mencopot cdku, penis besarku sudah ngaceng berat mengangguk2. Aku menggesekkan kepala kontolku ke bibir memeknya yang sudah basah. Ayu merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahku di memeknya sebelumnya hingga Ayu merintih keras saking nikmatnya.
“Ahh! om.. Ohh.. Entotin Ayu” racaunya.
Dengan perlahan aku memasukkan kepala penis ke dalam memeknya, segera aku menyodok-nyodok kontolku dengan kuat dan keras di memeknya. Rasanya nikmat sekali. Aku mendesah terus-menerus karena kerapatan dan betapa enaknya memeknya. kontolku yang panjang dan besar terasa menyodok bagian terdalam memeknya hingga membuatnya nyampe lagi. “om, Ayu nyampe om, aakh nikmatnya”, erangnya.
Kemudian aku membalikkan badannya yang telah lemas dan menusukkan kontolku ke dalam memeknya dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding memeknya yang masih sensitif. Akhirnya setelah menggenjotnya selama setengah jam, aku ngecret didalam memeknya. Pejuku terasa dengan kuat menyemprot dinding memeknya. aku menjerit-jerit nikmat dan badanku mengejang-ngejang. Aku dengan kuat meremas toketnya dan menarik-narik pentilnya. Setelah reda, aku berbaring di sebelahnya dan menjilati pentilnya. Pentilnya kusedot-sedot dengan gemas. Aku ingin membuatnya nyampe lagi.
Tanganku kembali menjelajahi memeknya, namun kali ini jariku masuk ke dalam memeknya. Aku menekan-nekan dinding memeknya. Ketika sampai pada suatu titik, badannya mengejang nikmat dan aku kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. itulah G-Spot. Ayu tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badannya mengejang dan memeknya kembali berlendir.
“om nikmat banget deh malem ini”, katanya.
“Masi mo lagi kan sayang”. “Kalo om masi kuat ya mau aja”.
Aku mencium bibirnya. ayu menyambut ciumankua dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakinya ngelingker di pinggulku supaya lebih mepet lagi. Tanganku mulai main, menjalari pahanya. Tanganku terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahanya. memeknya kugelitik-gelitik. Ayu menggelepar merasakan jari-jariku yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya.
“Hmmhhh…enak, om.” jeritnya. jari-jariku tambah nakal, menusuk lubang memeknya yang sudah berlendir dan mengocoknya. Ayu tambah menjerit-jerit.
“om…hhh…masukkin penisnya om, Ayu udah nggak tahan..hhhh…hhh…” Aku segera memposisikan diatasmya yang sudah telentang mengangkang. kontolku ditancapkan ke memeknya, ayu melenguh keenakan,
“om penis om nikmat banget deh”. penis kudorong lagi sampai mentok.
“Om..oohhh..nikmatnya” jeritnya. penisku kukocok keluar masuk memeknya.
ayu mulai mengejang-ngejang lagi dan bibirnya tak henti-henti menyuarakan kenikmatan. Kurang lebih dua puluh menitan akhirnya aku ngecret. Ugh, rasanya enak bener. pejuku berhamburan keluar, bermuncratan dan menembak-nembak didalam memeknya. Ayu sendiri sudah beberapa kali nyampe sampe memeknya mengejang-ngejang keenakan. Lendir dari memeknya membanjir…meleber di paha, betis dan pantatnya. Ayu menggeletak lemas. Aku dan dia sama-sama mandi keringat. Nafasnya terengah-engah tak beraturan. dia merebahkan badannya di sampingku.
“Om, dah waktunya pulang, sedih ya, tapi Ayu besok mesti sekolah lagi, pengen nangis deh om”.
“Jangan nangis sayang, masi banyak waktu laen kok buat kita berdua”, aku menenangkan diri.
Setelah bebersih, kita meninggalkan motel dan aku mengantarkan Ayu pulang. Luar biasa hari ini, lemes rasanya aku nggelutin Ayu seharian, tapi nikmatnya top markotop.

Viewing all 76 articles
Browse latest View live